LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI (P)

EFISIENSI REPRODUKSI SAPI POTONG DI KABUPATEN MOJOKERTO. Oleh : Donny Wahyu, SPt*

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. indicus yang berasal dari India, Bos taurus yang merupakan ternak keturunan

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dibagikan. Menurut Alim dan Nurlina ( 2011) penerimaan peternak terhadap

Pembibitan dan Budidaya ternak dapat diartikan ternak yang digunakan sebagai tetua bagi anaknya tanpa atau sedikit memperhatikan potensi genetiknya. B

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KAWIN SUNTIK/INSEMINASI BUATAN (IB) SAPI

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

Contak person: ABSTRACT. Keywords: Service per Conception, Days Open, Calving Interval, Conception Rate and Index Fertility

PENAMPILAN REPRODUKSI SAPI PERANAKAN ONGOLE DAN PERANAKAN LIMOUSIN DI KABUPATEN MALANG

STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT BERBAGAI BANGSA SAPI DI DESA SRIWEDARI, KECAMATAN TEGINENENG, KABUPATEN PESAWARAN

penampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat

BAB III MATERI DAN METODE. Ongole (PO) dan sapi Simmental-PO (SIMPO) dilaksanakan pada tanggal 25 Maret

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI PERFORMAN SAPI POTONG TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

PERFORMANS REPRODUKSI SAPI BALI DAN SAPI PO DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR

PENAMPILAN REPRODUKSI SAPI POTONG DI KABUPATEN BOJONEGORO. Moh. Nur Ihsan dan Sri Wahjuningsih Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

INDEK FERTILITAS SAPI PO DAN PERSILANGANNYA DENGAN LIMOUSIN

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

PEMBIBITAN SAPI BRAHMAN CROSS EX IMPORT DIPETERNAKAN RAKYAT APA MUNGKIN DAPAT BERHASIL?

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

I. PENDAHULUAN. Propinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. khususnya daging sapi dari tahun ke tahun di Indonesia mengalami peningkatan

Pengembangan Sistem Manajemen Breeding Sapi Bali

UMUR SAPIH OPTIMAL PADA SAPI POTONG

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

DINAMIKA POPULASI SAPI POTONG DI KECAMATAN PAMONA UTARA KABUPATEN POSO

TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONSEPSI DAN SERVICE PER CONCEPTION. Dewi Hastuti

Edisi Agustus 2013 No.3520 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

I. PENDAHULUAN. jika ditinjau dari program swasembada daging sapi dengan target tahun 2009 dan

CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB).

PENGARUH BANGSA PEJANTAN TERHADAP PERTUMBUHAN PEDET HASIL IB DI WILAYAH KECAMATAN BANTUR KABUPATEN MALANG

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

BIRTH WEIGHT AND MORPHOMETRIC OF 3 5 DAYS AGES OF THE SIMMENTAL SIMPO AND LIMOUSINE SIMPO CROSSBREED PRODUCED BY ARTIFICIAL INSEMINATION (AI) ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

WILAYAH KERJA KRADENAN III, KECAMATAN KRADENAN, KABUPATEN GROBOGAN, JAWA TENGAH SKRIPSI

PERFORMANS REPRODUKSI SAPI SILANGAN SIMPO dan LIMPO YANG DIPELIHARA DI KONDISI LAHAN KERING


NATURAL INCRESAE SAPI BALI DI WILAYAH INSTALASI POPULASI DASAR PROPINSI BALI

POTENSI DAN KERAGAMAN SUMBERDAYA GENETIK SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO)

I. PENDAHULUAN. tentang pentingnya protein hewani untuk kesehatan tubuh berdampak pada

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

PENELITIAN MUTU GENETIK SAPI ONGOLE DAN BRAHMAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR

SISTEM PEMULIAAN INTI TERBUKA UPAYA PENINGKATAN MUTU GENETIK SAPI POTONG. Rikhanah

PERFORMANS REPRODUKSI SAPI PERANAKAN ONGOLE DAN PERANAKAN LIMOUSIN DI KECAMATAN PADANG KABUPATEN LUMAJANG

PENAMPILAN REPRODUKSI SAPI PERANAKAN SIMMENTAL DI KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Kinali dan Luhak Nan Duomerupakandua wilayah kecamatan dari. sebelaskecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat. Kedua kecamatan ini

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan penyediaan protein hewani dan untuk

TANTANGAN DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG MELALUI TEKNOLOGI REPRODUKSI

Perkawinan Sapi Potong di Indonesia

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI

ANALISIS POTENSI SAPI POTONG BAKALAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SERVICE PER CONCEPTION (S/C) DAN CONCEPTION RATE (CR) SAPI PERANAKAN SIMMENTAL PADA PARITAS YANG BERBEDA DI KECAMATAN SANANKULON KABUPATEN BLITAR

REPRODUCTION PERFORMANCE OF LIMOUSIN CROSSBREED IN TANGGUNGGUNUNG DISTRICT TULUNGAGUNG REGENCY

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

PENGARUH BANGSA PEJANTAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PEDET SAPI POTONG HASIL INSEMINASI BUATAN

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

ANALISIS EFISIENSI REPRODUKSI SAPI BRAHMAN CROSS PT. LBS (LEMBU BETINA SUBUR) KOTA SAWAHLUNTO TESIS. Oleh MAIYONTONI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. kebutuhan sehingga sebagian masih harus diimpor (Suryana, 2009). Pemenuhan

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE (BCS),SUHU RECTAL DAN KETEBALAN VULVA TERHADAP NON RETURN RATE (NR) DAN CONCEPTION RATE (CR) PADA SAPI POTONG

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

ICASEPS WORKING PAPER No. 98

Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Pagi, Salam Sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN DIREKTUR PERBIBITAN DAN PRODUKSI TERNAK

Simulasi Uji Zuriat pada Sifat Pertumbuhan Sapi Aceh (Progeny Test Simulation for Growth Traits in Aceh Cattle)

PERBEDAAN FENOTIPE PANJANG BADAN DAN LINGKAR DADA SAPI F1 PERANAKAN ONGOLE (PO) DAN SAPI FI SIMPO DI KECAMATAN SUBAH KABUPATEN SAMBAS

MUNGKINKAH SWASEMBADA DAGING TERWUJUD?

EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI POTONG DI KECAMATAN KLABANG KABUPATEN BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR TUGAS AKHIR.

menghasilkan keturunan (melahirkan) yang sehat dan dapat tumbuh secara normal. Ternak yang mempunyai kesanggupan menghasilkan keturunan atau dapat

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

PERBEDAAN PERFORMAN REPRODUKSI SAPI PO DAN BRAHMAN CROSS DI BERBAGAI LOKASI DI JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

JURNAL TERNAK Vol. 06 No.01 Juni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Sebagai ternak potong, pertumbuhan sapi Bali tergantung pada kualitas

PREFERENSI DAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK TENTANG TEKNOLOGI IB DI KABUPATEN BARRU. Syahdar Baba 1 dan M. Risal 2 ABSTRAK

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

Kinerja Reproduksi Induk Sapi Potong pada Usaha Peternakan Rakyat di Kecamatan Mojogedang

Agros Vol. 16 No. 1, Januari 2014: ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEBUNTINGAN (CONCEPTION RATE) PADA SAPI POTONG SETELAH DILAKUKAN SINKRONISASI ESTRUS DI KABUPATEN PRINGSEWU

PENAMPILAN REPRODUKSI SAPI ACEH DENGAN SAPI BRAHMAN DAN DENGAN SAPI SIMENTAL MELALUI INSEMINASI BUATAN DI KECAMATAN PADANG TIJI

MODEL PEMBIBITAN SAPI BALI DI KABUPATEN BARRU PROPINSI SULAWESI SELATAN

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

ALTERNATIF KEBIJAKAN PERBIBITAN SAPI POTONG DALAM ERA OTONOMI DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

SELEKSI PEJANTAN BERDASARKAN NILAI PEMULIAAN PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) DI LOKA PENELITIAN SAPI POTONG GRATI PASURUAN

PERFORMANS REPRODUKSI INDUK SAPI LOKAL PERANAKAN ONGOLE YANG DIKAWINKAN DENGAN TEKNIK INSEMINASI BUATAN DI KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI OPTIMALISASI REPRODUKSI SAPI BETINA LOKAL (un identified bred) DENGAN TIGA SUMBER GENETIK UNGGUL MELALUI INTENSIFIKASI IB Ir. Agus Budiarto, MS NIDN : 0025085711 Prof DR.Ir.Luqman Hakim,MS NIDN : 0013125003 Dibiayai oleh : Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Melalui DIPA Universitas Brawijaya Nomor : DIPA-023.04.2.414989/2014, Tanggal 5 Desember 2013, dan berdasarkan SK Rektor Universitas Brawijaya Nomor : 157 Tahun 2014 tanggal 10 April 2014 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Nopember, 2014

HALAMAN PENGESAHAN JudulPenelitian : OPTIMALISASI REPRODUKSI SAPI BETINA LOKAL (un identified bred) DENGAN TIGA SUMBER GENETIK UNGGUL MELALUI INTENSIFIKASI IB 1.KetuaPeneliti a. NamaLengkap : Ir. Agus Budiarto, MS. b. NIDN : 0025085711 c. JabatanFungsional : LektorKepala d. Program Studi : Peternakan e. No HP : 08123351057 f. Surel (e-mail) : agusfpt@yahoo.co.id 2. AnggotaPeneliti (1) a. Namaanggota : Prof Dr Ir LuqmanHakim,MS b. NIDN : 0013125003 c. PerguruanTinggi : UniversitasBrawijaya 3.Tahunpelaksanaan : Tahunke 2 dari rencana 2 tahun 4. Biayatahun berjalanan : Rp. 50.000.000,00 Malang, 10 November 2014

RINGKASAN OPTIMALISASI REPRODUKSI SAPI BETINA LOKAL (un identified bred) DENGAN TIGA SUMBER GENETIK UNGGUL MELALUI INTENSIFIKASI IB Abstrak Salah satu cara perkawinan pada sapi daging yang populer adalah dengan cara Inseminasi Buatan (IB). Induk sapi daging hasil perkawinan IB yang ada sekarang ini proporsi darahnya sulit diduga karena tidak diikuti dengan rekording yang jelas. Kondisi seperti ini berdampak pada efisiensi reproduksi rendah ( S/C tinggi, CI panjang,c/r rendah), hal ini diduga telah terjadi inbreeding. Efisiensi reproduksi sapi Simpo (S/C=1,98 ± 0,76; CI=14,47 ± 3.92) dan Limpo ( S/C=1,95 ± 0,81 ; C I= 14,64 ± 6,40 bulan). Fakta lapang 97 % induk dengan ciri-ciri seperti Limousin di IB dengan semen Limousine memerlukan 2-4 kali IB. Sebanyak 85% induk dengan ciri-ciri seperti Simental di IB dengan semen Simental memerlukan 2-4 kali IB. Persilangan silang antar jenis 78,57 % memberikan nilai S/C 1 dan 21,43 % memberikan nilai S/C 2. Dari penelitian ini dapat disimpulkan aplikasi program persilangan yang terencana terhindar terjadinya inbreeding, dan diharapkan calving intervalnya mendekati ideal. Kata kunci : Sapi betina un identified bred, tiga sumber genetik unggul, IB Pendahuluan Produktivitas seekor ternak merupakan gabungan sifat produksi dan reproduksi ternak dalam kurun waktu tertentu. Data koefisien teknis tentang perbandingan produktivitas dari berbagai bangsa sapi sangat penting untuk perencanaan suatu program yang efisien dalam meningkatkan produksi ternak. Namun informasi tentang produktivitas ternak sapi silangan khususnya sapi Simpo dan Limpo masih sedikit, demikikian juga struktur populasi sapi daging di pulau Jawa yang ada sekarang sapi PO, Simpo, Limpo, dan sapi Madura belum banyak diketahui secara pasti. Padahal data dasar populasi sapi daging dan struktur populasinya sangat penting dan diperlukan untuk kebijakan peningkatan produktifitas sapi potong. Permasalahan dasar di lapang adalah rendahnya produktivitas sapi PO dan persilangannya (Simpo, Limpo, Brapo) bertitik tolak pada : Sapi daging tersebut sudah lama dibudidayakan dipelihara secara tradisional, pola pemeliharaan sapi potong betina induk tersebut sulit ditingkatkan produktivitasnya karena dimungkinkan masih banyak sapi betina produktif dipekerjakan sebagai tenaga penggarap sawah.

Pencatatan penggunaan pejantan baik pada peternak maupun inseminator tidak ada. Sehingga setiap inseminasi sapi betina kemungkinan besar tanpa ada pergantian pejantan dan berujung pada rendahnya prestasi reproduksi dan produksi pedet. Tingginya tekanan inbreeding, yang mungkin terjadi akibat dari tidak ada kejelasan rekord silsilah betina, sehingga bibit yang diinseminasikan dimungkinkan masih sejenis atau masih mempunyai hubungan kerabat yang dekat dengan akseptor. Peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal dapat dilakukan optimalisasi Inseminasi Buatan, penambahan jumlah akseptor IB, upaya pencegahan pemotongan sapi betina produktif, maka usaha yang dilakukan oleh semua pihak adalah meningkatkan daya reproduksi sapi betina dengan perbaikan dan penyempurnaan pola breeding dan sistim pemeliharaannya (Anonimous, 2010) Berdasarkan tantangan dan permasalahan pada sapi potong seperti tersebut di atas, perlu diketahui komposisi genetic yang ideal sesuai agroklimat dan digemari masyarakat. Upaya yang harus dilakukan dengan mengoptimalkan daya reproduksi sapi betina lokal melalui intensifikasi IB, sehingga dapat memanfaatkan efek heterosis dari bangsa sapi yang mempunyai sumber genetic unggul, dan penelitian ini terbatas untuk mengarah ke komersiil stock dan bukan untuk pembentukan bangsa baru. Maksud dari kegiatan yang tertuang dalam proposal penelitian ini adalah memperbaiki dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen reproduksi sapi betina di peternakan rakyat berdasarkan konsep breeding yang benar, dengan menyempurnakan managemen perkawinanannya. Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah: (1) untuk menghindari terjadinya inbreeding dengan menentukan jenis bibit pejantan dan sapi betina un identified bred di peternakan rakyat dengan tepat ; (2) menerapkan manajemen persilangan yang benar sesuai prinsip-prinsip persilangan ternak. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini (tahap inventarisasi plasma nutfah dan bibit unggul ternak), bertujuan menghasilkan paket teknologi berupa sinkronisasi estrus dan uji performans/prestasi reproduksi sapi potong betina hasil crossing dan potensi genetik, dalam rangka menunjang manajemen breeding yang lebih efisien dan lebih efektif guna menghasilkan bibit unggul serta dapat meningkatkan produktivitas ternak melalui peningkatan mutu genetiknya. Lebih lanjut, hasil penelitian ini nantinya akan dapat dimanfaatkan oleh perguruan tinggi dalam menerapkan inovasi teknologi yang berkaitan dengan perbaikan mutu genetik sapi potong hasil criss crossing; bukan hanya terbatas pada teknologi yang saat ini sedang dikerjakan, namun juga beberapa teknologi lain yang akan dikembangkan. Luaran yang dihasilkan melalui penelitian ini adalah: (1) Produk ipteks berupa metode sinkronisasi estrus, penggunaan sumber genetic yang mempunyai potensi genetik unggul sesuai bangsa sapi betina yang dimilikinya. ; (2) Artikel ilmiah tentang peningkatan mutu genetic ternak melalui peningkatan daya reproduksi sapi betina local. Bahan acuan pemecahan masalah penggunaan keturunan generasi ketiga hasil silang sebagai bibit sapi potong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dan survei sebagai data pendukung. Tiga bibit unggul yang digunakan ( Brahman, Simental dan Limousine) masing-masing disilangkan secara criss cross dengan 6 ekor sapi betina local yang tidak diketahui jelas bangsanya (un identified bred).

Dari pengamatan dilapang juga didapatkan sejumlah sapi betina lokal dengan ciri-ciri mendekati Limosin 67 ekor yang dikawinkan (IB) dengan pejantan Limousin masih sebanyak 65 ekor (97%) memang bisa bunting namun dengan S/C 2-4 kali. Demikian juga sapi betina lokal dengan ciri-ciri mendekati Simental sebanyak 27 ekor yang dikawinkan (IB) dengan pejantan Simental masih sebanyak 23 ekor (85%) memang bisa bunting namun dengan S/C 2-4 kali. Sehingga petani ternak yang masih mengawinkan sapi betina silangan tanpa memperhatikan ciri-ciri induk dan semen beku yang akan di inseminasikan secara keseluruhan mencapai 94,68%. Upaya meningkatkan produktivitas sapi silangan melalui perbaikan aktivitas reproduksi merupakan kiat yang penting untuk ditindak lanjuti, karena dapat melakukan penghematan biaya produksi yang tidak kecil. Keterlambatan satu kali kesempatan sapi betina bunting akan menambah biaya produksi berupa perawatan dan pakan selama satu siklus berahi (21 hari). Seperti fakta lapang S/C 2-4 kali berarti akan tertunda 42-84 hari, kondisi seperti ini apabila dalam populasi yang besar akan menghambat peningkatan populasi sapi. Hasil penelitian sementara yang bisa disimpulkan adalah: 1. Jenis sapi di wilayah penelitian masih variatif, kurang lebih 93-96 persen merupakan hasil persilangan Simental dengan PO (Simpo) atau Limousin dengan PO (Limpo). 2. Pola warna sapi betina di wilayah penelitian mengikuti pola warna Simental atau Limousine, namun klasifikasi ukuran tubuh masuk kategori small (> 110 %) 3. Untuk menanggulangi sistim rekording IB yang belum sempurna dan meghindari inbreeding, sistim perkawinan silang beda jenis dapat menghasilkan S/C yang ideal.

Desember 2013, dan berdasarkan SK Rektor Universitas Brawijaya Nomor : 157 Tahun 2014 tanggal 10 April 2014 DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2010. Program Swasembada daging sapi 2014. Blue Print Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan. Jakarta Rahmad, D. 2010.Model Pola Pemuliaan (Breeding Scheme) Ternak Berkelanjutan. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor Sugiyono. 2009. Metode Penelitian kuantitatif,kualitatif dan R&D. Sitasi Research Methods for Business oleh Roscoe, 1982:253. Penerbit Alfabeta Bandung. Sumadi, A.Budiarto, Aryogi. (2008). Pengaruh Bangsa sapi Potong terhadap Kinerja induk di Peternakan rakyat. Laporan Akhir Rusnas Pengembangan Industri Sapi. Kementerian Ristek dan Universitas Brawijaya. Malang Sumadi, 1985. Beberapa Sifat Produksi dan Reproduksi dari Berbagai Bangsa Sapi Potong di Ladang Ternak. Tesis Pasca Sarjana, IPB, Bogor. Warwick, E,J,, J,M, Astuti dan W, Hardjosubroto, 1995, Pemuliaan Ternak, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,