Karakteristik Air Limbah

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Karakteristik Limbah Ternak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN KUALITAS AIR

: Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

TARIF LINGKUP AKREDITASI


GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Dan Pembagian Limbah Secara Umum. kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

TINJAUAN PUSTAKA. pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

MAKALAH KIMIA ANALITIK

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

Disampaikan pada PELATIHAN PENGELOLAAN DAS (25 November 2013) KERJASAMA :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

Y. Heryanto, A. Muda, A. Bestari, I. Hermawan/MITL Vol. 1 No. 1 Tahun 2016:

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

TES PRESTASI BELAJAR. Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pencemaran Air. lingkungan global, dan sangat berhubungan erat dengan pencemaran udara

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

1 Security Printing merupakan bidang industri percetakan yang berhubungan dengan pencetakan beberapa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 3 DASAR-DASAR BPAL

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

STRATEGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT DI PT. AMP PLANTATION JORONG TAPIAN KANDIH NAGARI SALAREH AIA KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci,

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

Transkripsi:

Karakteristik Air Limbah Prof. Tjandra Setiadi, Ph.D. Program Studi Teknik Kimia FTI Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Institut Teknologi Bandung Email: tjandra@che.itb.ac.id

Fisik Karakteristik Air Limbah Biologis Kimiawi

Karakteristik Fisik Karakteristik Fisik Padatan total Padatan terendapkan Distribusi ukuran partikel Turbiditas Warna Transmitansi Bau Temperatur Densitas Konduktivitas Kegunaan Menilai potensi penggunaan kembali air limbah dan menentukan tipe unit pengolahan yang cocok Menentukan apakah padatan dapat mengendap secara gravitasi pada waktu tertentu Meniliai Kinerja unit proses pengolahan Menilai kualitas dari air limbah yang telah diolah Menentukan kondisi dari air limbah (aestetik) Menilai kecocokan efluen untuk disinfektan UV Menentukan apakah ada gangguan bau Penting sebagai parameter perancangan unit proses biologis Menilai kecocokan efluen untuk penggunaan pertanian (Sumber: Metcalf and Eddy, 2004)

Karakteristik Kimiawi (Anorganik) Karakteristik Anorganik Nitrogen total Fosfor total ph Alkalinitas Klorida (Cl - ) Sulfat Logam Unsur/senyawa anorganik spesifik Berbagai gas (O 2, CO 2, NH 3, H 2 S, CH 4 ) Kegunaan Mengukur konsentrasi nutrisi dan derajat dekomposisi di dalam air limbah Mengukur tingkat keasaman/kebasaan di dalam air limbah Mengukur tingkat buffer di dalam air limbah Menilai kecocokan air limbah untuk penggunaan kembali di bidang pertanian Mengukur potensi bau dan berdampak pada pengolahan lumpur yang dihasilkan Menilai penggunaan kembali air limbah dan efek racun selama pengolahan. Melihat keberadaan unsur tertentu di dalam air limbah Melihat keberadaan gas tertentu di dalam air limbah (Sumber: Metcalf and Eddy, 2004)

Karakteristik Kimiawi (Organik) Karakteristik Anorganik BOD COD NOD TOC Senyawa spesifik Kegunaan Mengukur kebutuhan oksigen untuk mengolah air limbah secara biologis Dapat digunakan untuk menggantikan tes BOD Mengukur kebutuhan oksigen untuk mengolah komponen nitrogen di dalam air limbah menjadi nitrat Dapat digunakan untuk menggantikan tes BOD Menentukan keberadaan senyawa organik tertentu dan menilai apakah perancangan tertentu perlu dilakukan untuk menghilangkan senyawa tersebut (Sumber: Metcalf and Eddy, 2004)

Karakteristik Biologis Karakteristik Bakteri Coliform Mikroorganisme spesifik Kegunaan Melihat keberadaan bakteri patogen Melihat organisme tertentu untuk melihat penggunaan kembali (Sumber: Metcalf and Eddy, 2004)

Batasan Air Limbah untuk Industri di Indonesia Parameter Konsentrasi (mg/l) COD 100-300 BOD 50-150 Minyak Nabati 5-10 Minyak Mineral 10-50 Zat Padatan Tersuspensi (TSS) 200-400 ph 6.0-9.0 Temperatur 38-40 o C Amonia bebas (NH 3 ) 1.0-5.0 Nitrat (NO 3 -N) 20-30 Senyawa aktif biru metilen 5-10 Sulfida (H 2 S) 0.05-0.10 Fenol 0.5-1.0 Sianida (CN) 0.05-0.50 (Sumber: Lampiran C Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995)

Padatan Klasifikasi padatan (Metcalf and Eddy, 2004)

Padatan Air limbah mengandung berbagai jenis padatan. Berdasarkan ukuran partikel, Padatan itu dapat diklasifikasikan: Padatan tersuspensi (suspended solid) Padatan tersuspensi merupakan padatan yang tersaring di dalam filter. Ukuran pori filter dapat bervariasi antara 0.45 µm 2.0 µm. Padatan terlarut (dissolved solid) Padatan terlarut merupakan padatan yang lolos saring dari filter yang digunakan.

Padatan Padatan tersuspensi (suspended solid) Padatan tersuspensi dapat berupa tanah liat, lumpur, bakteri, alga, dan buangan industri. Konsentrasi SS yang tinggi dapat mempengaruhi kehidupan akuatik karena menurunkan DO, mengurangi proses fotosintesis karena terhalangi padatan, meningkatkan turbiditas, menghambat pernapasan, memusnahkan spawning bed Padatan terlarut (dissolved solid) Padatan terlarut dapat berupa garam-garam anorganik. Padatan terlarut seperti senyawa besi dapat memberi warna di air, senyawa karbonat membuat kerak di boiler.

Padatan Alat filter untuk menyaring padatan (http://biology.clc.uc.edu/fankhauser/labs/microbiology/drinking _Water/jpgs/Drinking_water.html)

Padatan Berdasarkan tingkat volatilitas, Padatan itu dapat diklasifikasikan: Padatan volatil (volatile solid) Padatan volatil merupakan padatan yang menguap dan terbakar pada temperatur 500 ± 50 o C. Padatan tetap (fixed solid) Padatan tetap merupakan sisa padatan yang masih tertinggal saat padatan dipanaskan pada temperatur 500 ± 50 o C.

Padatan Terendapkan Padatan terendapkan dapat diukur dengan alat Imhoff cone dengan cara melihat endapan di dalam air limbah yang dimasukkan ke dalam alat tersebut selama 30 menit. Imhoff cone (http://www.aquaculturehub.org/photo/imho ff-cone?context=popular)

ph ph yang sesuai dengan kehidupan makhluk hidup berada pada rentang 6-9. Perairan yang baik memiliki rentang ph antara 6-8 (air tawar) dan 8.1-8.4 (air laut). Asam seperti asam sulfat dapat menyebabkan iritasi bagi mata, korosi. Basa seperti soda kaustik pada konsentrasi 25 ppm dapat membuat ikan mati, kerapuhan, mengganggu pembentukan flok, merusak vegetasi. Perubahan ph dapat mempengaruhi kelarutan logam-logam beracun.

Nitrogen Nitrogen merupakan salah satu kebutuhan nutrien yang diperlukan oleh makhluk hidup. Apabila kandungan nitrogen di dalam air berlebih, eutrofikasi akan terjadi. Bentuk Nitrogen di alam dapat bervariasi sesuai dengan tingkat oksidasinya : -III 0 I II III IV V NH 3 N 2 N 2 O NO N 2 O 3 NO 2 N 2 O 5

Nitrogen Amonia di dalam air dengan konsentrasi 1 mg/l dapat menjadi racun bagi ikan dan organisme air. Konsentrasi nitrat yang tinggi di dalam air dapat mengakibatkan methemoglobinemia, kelainan darah bagi anak di bawah 3 bulan. Bentuk nitrogen yang umum ditemui di dalam air limbah adalah : amonia (NH 3 ; -III), ion amonium (NH 4+ ; -III), ion nitrit (NO 2- ; +III) dan ion nitrat (NO 3- ; +V) Kandungan nitrogen diukur dengan berbagai metoda, lihat Tabel berikutnya

Nitrogen Bentuk-bentuk nitrogen didefinisikan dalam berbagai bentuk: Bentuk Nitrogen Singkatan Definisi Gas amonia NH 3 NH 3 Ion amonium NH + 4 NH + 4 Total amonia nitrogen TAN a NH 3 + NH + 4 Nitrit NO - 2 NO - 2 Nitrat NO - 3 NO - 3 Total anorganik nitrogen TIN a NH 3 + NH + 4 + NO - 2 + NO - 3 Total Kjeldahl nitrogen TKN a N organik + NH 3 + NH + 4 Nitrogen organik N organik a TKN- (NH 3 + NH 4+ ) Total nitrogen TN a N organik + NH 3 + NH + 4 + NO - 2 + NO - 3 a Semua bentuk diukur sebagai N (Sumber: Metcalf and Eddy, 2004)

Fosfor Fosfor juga merupakan nutrien yang penting bagi makhluk hidup. Apabila kosentrasi fosfor juga terlalu tinggi, fosfor juga dapat menyebabkan eutrofikasi di lingkungan. Bentuk fosfor yang umum ditemukan di perairan adalah orthofosfat, polifosfat, dan fosfat organik. Orthofosfat dapat berbentuk dalam : PO 4 3-, HPO 4 2-, H 2 PO 4-, H 3 PO 4. Polifosfat berbentuk molekul dengan dua atau lebih atom P, O dan H. Polifosfat perlu dihidrolisis terlebih dahulu dan membentuk senyawa orthofosfat.

Sulfur Sulfur di dalam air limbah umumnya berbentuk dalam ion sulfat. Sulfat direduksi secara anaerobik menjadi H 2 S dengan reaksi sebagai berikut: H 2 S ini dapat dioksidasi lebih lanjut secara biologis menjadi asam sulfat yang bersifat korosif.

Minyak dan Lemak Minyak dan lemak (oil and grease) merupakan parameter yang meliputi lemak, minyak, lilin, dan senyawa-senyawa yang terkait. Jika senyawa minyak dan lemak tidak dihilangkan dari air limbah, senyawa ini dapat mengganggu dengan cara (1) membentuk lapisan di permukaan air, (2) mencegah penetrasi sinar, (3) menjadi racun bagi beberapa ikan tertentu, (4) bahaya kebakaran.

Bahan Berbahaya dan Beracun Bahan B3 meliputi logam berat (ferrous dan non-ferrous) dan zat kimia Logam berat mencakup Al, Sb, As, Ba, Be, Cr, Co, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, Mo, Ni, Se, Ag, Ti, V, Zn. Logam berat ini bersifat racun dalam konsentrasi rendah terhadap makhluk hidup. Senyawa kimia yang beracun meliputi: pestisida, sianida, sulfida, fenol, dsb.

BOD BOD atau Biochemical Oxygen Demand merupakan parameter yang dapat mengukur konsentrasi senyawa organik di dalam air limbah. Secara umum BOD adalah pengukuran tak langsung terhadap banyaknya oksigen yang digunakan mikroorganisme untuk mendekomposisi materi organik. BOD dilakukan dengan menguji sampel air dengan membiarkan pada suhu konstan 20 o C selama 5 hari. Perairan yang baik memiliki nilai BOD 1-2 ppm.

BOD Keuntungan tes BOD 1. Menentukan kebutuhan oksigen yang akurat yang diperlukan untuk pengolahan biologis 2. Menentukan ukuran unit IPAL 3. Menentukan efisiensi beberapa proses pengolahan 4. Menentukan batas baku mutu air pengolahan limbah Prosedur tes BOD (Henze, dkk. 1995)

BOD Keterbatasan tes BOD 1. Waktu yang diperlukan untuk tes ini cukup panjang (5 hari, 20 hari) 2. Membutuhkan pretreatment apabila limbahnya mengandung senyawa racun 3. Hanya mengukur senyawa organik yang biodegradabel 4. Uji ini tidak memiliki validitas stokiometrik

BOD Kurva BOD (http://www.bre.umd.edu/agtopics/topics-julyaug-20.html)

COD COD atau Chemical Oxygen Demand merupakan ukuran tak langsung terhadap banyaknya oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi materi organik limbah dengan menggunakan senyawa kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) atau kalium permanganat (KMnO 4 ) dalam pelarut asam. Nilai COD selalu lebih tinggi dari BOD karena banyak bahan organik yang dapat dioksidasi secara kimiawi tetapi tidak secara biologis. COD tidak dapat mengoksidasi senyawa amonia Analisis COD dapat dilakukan dengan cepat selama 2 jam.

COD (a) (b) Peralatan analitis COD (a) dan vial reagen COD (b) (http://www.idswater.com/water/us/chemical_oxygen_demand_analyzer/529/products.html) (http://www.camlabworld.com/cod-vials-standards-for-chemical-oxygen-demand-c2866.aspx)

TOD TOD atau Total Oxygen Demand merupakan parameter lain selain BOD dan COD yang mampu mengukur kebutuhan oksigen total yang diperlukan untuk mengoksidasi senyawa organik. Analisis TOD dilakukan dengan menggunakan katalis tertentu (platinum) dan dioksidasi dengan temperatur tinggi (900 o C) Hasil dari TOD lebih tinggi dibandingkan COD dan BOD.

TOC Analisis TOC atau Total Organic Carbon dilakukan dengan mengoksidasi senyawa organik menjadi CO 2 dengan pemanasan. Teknik ini sangat cepat dan hasilnya akurat. TOC berbeda baik dengan BOD, COD, maupun TOD karena analisis TOC menentukan banyaknya atom karbon dan tidak memberikan kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk oksidasi. Analisis TOC membutuhkan peralatan yang mahal dan teknisi khusus. Selain itu data perbandingan untuk TOC sangat terbatas.

Karakteristik Biologis Tes coliform (http://www.waterresearch.net/watershed/fecalba cteria.htm) Di dalam air limbah terdapat berbagai jenis mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, nematoda, dll. Tujuan dari pengujian mikrobial adalah untuk mendeteksi bakteri-bakteri patogen yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Namun, bakteri pembuat penyakit ini tidak mudah diidentifikasi. Tes yang digunakan untuk menentukan kontaminasi umumnya menggunakan mikroorganisme coliform.

Daftar Pustaka Davis, M.L. 2010. Water and Wastewater Engineering : Design Principles and Practice. McGrawHill: New York Henze, M.; Harremoes, P.; Jansen, J.C.; Arvin, E. 1995. Wastewater Treatment: Biological and Chemical Processes. Springer-Verlag: Berlin Metcalf dan Eddy. 2004. Wastewater Engineering: Treatment and Reuse. McGrawHill: New York