PRODUKTIFITAS DAN KADAR ANDROGRAPHOLID SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) PADA NAUNGAN DAN PENAMBAHAN GIBERELIN B2P2TO2T

dokumen-dokumen yang mirip
Tradisional Bagian Daun dan Buah

RESPON TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata, NESS) AKIBAT NAUNGAN DAN SELANG PENYIRAMAN AIR

BAD I PENDAHULUAN Latar Belakang

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan kurangnya nafsu makan adalah Curcuma xanthorrhiza atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah et

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

ion dari dua zat atau lebih. Pelarut etanol akan melarutkan senyawa polar yang

Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan

BAB III METODOLOGI PENELITAN. Medan Area jalan Kolam No1 Medan, Sumatera Utara, dengan ketinggian 20 m

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Keragaman mutu tiga jenis jahe (dalam %, pada lokasi 450 mdpl) Oleoresin Gingerol Pati Serat Air Abu Sari dalam air

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ini Penyebab Mengapa Daun Yakon Digunakan Sebagai Obat Anti Diabetes

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

Gambar 4. A=N0K0; B=N0K1; C=N0K2

Percobaan 2: Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan komoditas yang menjadi salah

Anda Perlu Tahu Jenis-Jenis Obat Buah Diabetes Ini

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. Arang Sekam (C)

BAB I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serta meningkatkan daya tahan tubuh. Tingginya permintaan obat herbal

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai tumbuhan, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Alfalfa termasuk tanaman kelompok leguminose yang berkhasiat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. operasi pedagang makanan disekolah-sekolah. Operasi tersebut salah satunya

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan radang atau degenerasi pada jaringan yang

BAB I PENDAHULUAN. Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk. atau Pimpinella alpine Molk.

HASIL. E0N1P2: tanpa endofit + kompos + penyiraman dua minggu sekali E0N2P1: tanpa endofit + NPK + penyiraman

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERNYATAAN... iv

I. PENDAHULUAN. obat, sehingga keberadaan tanaman ini menjadi lebih diminati. Tanaman sirih

HASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

PENGARUH TINGKAT NAUNGAN DAN DOSIS PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAMBILOTO (Andrographis paniculata NEES.)

BAB I PENDAHULUAN. telah sangat berkembang, salah satunya adalah sediaan transdermal. Dimana sediaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

KAJIAN PEMUPUKAN UREA TERHADAP PRODUKSI DAN KANDUNGAN ASIATIKOSIDA PADA TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban.)

I. PENDAHULUAN. berkurang disebabkan oleh adanya kelainan genetik dan metabolik. Selain

BAB I PENDAHULUAN. lebih elektron tidak berpasangan sehingga, sangat reaktif. Radikal bebas dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif). Berbagai cara

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kopi merupakan produk tanaman perkebunan yang dibutuhkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

berdasarkan kriteria Gleason dengan LD mg kg BB -1 dan tidak ditemukan gejala klinis ketoksikan yang nyata pada mencit sebagai hewan

PENGARUH CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU SIMPLISIA SAMBILOTO

LAMPIRAN. R-kuadrat Koefisien Keragaman Akar MSE Rata-Rata Data

BAB I PENDAHULUAN. berjuang menekan tingginya angka infeksi yang masih terjadi sampai pada saat

BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sebagai salah satu sumber protein hewani untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Bahkan saat ini banyak industri

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA DARI EKSTRAK DAN FRAKSI DAGING BUAH Momordica charantia (CUCURBITACEAE) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. daunnya digunakan untuk membuat teh yang sebelumnya mengalami

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. adalah bakteri. Penyakit karena bakteri sering terjadi di lingkungan sekitar, salah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PRODUKTIFITAS DAN KADAR ANDROGRAPHOLID SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) PADA NAUNGAN DAN PENAMBAHAN GIBERELIN B2P2TO2T

PENDAHULUAN Pemanfaatan obat tradisional meningkat karena pergeseran pola penyakit yaitu dari infeksi ke penyakit degeneratif serta gangguan metabolisme. Penyakit degeneratif membutuhkan pengobatan jangka panjang yang menyebabkan efek samping serius bagi kesehatan. Img_1617.jpg Pemanfaatan suatu jenis tanaman atau bahan obat berhubungan dengan kandungan senyawa kimia yang memiliki aktifitas biologi tertentu dan merupakan senyawa hasil metabolit sekunder. Produksi metabolit sekunder dapat meningkat akibat cekaman lingkungan pada tanaman, seperti kekeringan, salinitas dan intensitas cahaya

PENDAHULUAN Herba sambiloto juga digunakan sebagai komponen jamu pahitan yang berguna menyembuhkan gatal-gatal, keputihan dan beberapa penyakit degeneratif seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan rematik Andrographolid adalah senyawa diterpen lakton merupakan kandungan utama sambiloto. kandungan andographolid pada tanaman sambiloto kurang dari 1% ( Winarto et al.,2003). Penelitian budidaya tanaman sambiloto belum banyak dilakukan. Untuk meningkatkan kualitas tanaman sambiloto dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan pengurangan intensitas cahaya dan pemberian zat pengatur tumbuh tanaman. Oleh karena itu diharapkan dengan perlakuan naungan dan giberelin akan meningkatkan hasil dan kandungan senyawa aktif tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees).

METODE PENELITIAN 1. Penelitian dilaksanakan di lahan Balai Besar Penelitian dan Pengambangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu dengan ketinggian tempat 1.200 m dpl. 2. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap yang disusun secara faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah naungan terdiri 3 taraf yaitu tanpa naungan, naungan 55 % dan 75 %. Faktor kedua konsentrasi GA 3 terdiri 4 taraf yaitu tanpa pemberian GA 3, konsentrasi 25 ppm, 50 ppm dan 75 ppm 3. Pengamatan meliputi jumlah klorofil, luas daun, tinggi tanaman, panjang akar, berat basah, berat kering, rendemen ekstrak total dan kadar andrographolid.

HASIL 1. Jumlah Klorofil 70 60 50 40 30 20 Jumlah klorofil (cm2) 45 HST Jumlah klorofil (cm2) 60 HST Jumlah klorofil (cm2) 75 HST 10 0 0 55 75 Naungan

HASIL 1. Jumlah Klorofil 70 60 50 40 30 20 10 Jumlah klorofil (cm2) 45 HST Jumlah klorofil (cm2) 60 HST Jumlah klorofil (cm2) 75 HST 0 0 25 50 75 Giberelin

2. Luas daun 60 50 40 30 20 Luas daun 45 HST Luas daun 60 HST Luas daun 75 HST 10 0 0 55 75 Naungan

Luas daun 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 25 50 75 Giberelin Luas daun 45 HST Luas daun 60 HST Luas daun 75 HST

3. Tinggi tanaman dan panjang akar 60 50 40 30 20 10 0 Panjang akar (cm) Tinggi tanaman (cm) Tinggi tanaman (cm) Panjang akar (cm) 0 55 75 Naungan

Tinggi tanaman dan panjang akar 60 50 40 30 20 10 0 Panjang akar (cm) Tinggi tanaman (cm) Tinggi tanaman (cm) Panjang akar (cm) 0 25 50 75 Giberelin

A0K0 A0k1 A0k2 A0K3 A1k0 A1k1 A1K2 A1k3 A2k0 A2K1 A2k2 A2k3 4. Berat basah dan berat kering 700 600 500 400 300 200 Berat basah (g) Berat kering (g) 100 0

5. Rendemen ekstrak total 25.4 25.2 25 24.8 Rendemen ekstrak total 24.6 0 55 Naungan 75 Rendemen ekstrak total

Rendemen ekstrak total 26 25.5 25 24.5 Rendemen ekstrak total 24 Rendemen ekstrak total 0 25 50 75 Giberelin

A0K0 A0k1 A0k2 A0K3 A1k0 A1k1 A1K2 A1k3 A2k0 A2K1 A2k2 A2k3 6. Kadar Andrographolid Kadar Andrograpfolid 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Kadar Andrograpfolid

KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan : Naungan hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah klorofil dan panjang akar. Tanaman tanpa naungan menghasilkan jumlah klorofil lebih banyak yaitu 60,60 /cm 2 dan akar terpanjang yaitu 20,4 cm. Konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap jumlah klorofil dan panjang akar. Konsentrasi giberelin 75 ppm dihasilkan jumlah klorofil terbanyak (59,01 cm 2 ) dan akar terpanjang (21,6 cm). Tingkat naungan 75% dengan konsentrasi giberelin 25 ppm menghasilkan kadar andrographolid tertinggi 1,64 %, bobot basah terberat 66,67 g dan bobot kering terberat 20,96 g. Disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang mengarah pada peningkatan kandungan senyawa aktifnya melalui upaya budidaya yang tepat

Kondisi penelitian dilahan Tanpa naungan dan giberelin 75 ppm

Perlakuan naungan 55% dengan giberelin 75 ppm Perlakuan naungan 75% dengan giberelin 75 ppm