ANALISIS KUALITAS LAYANAN VIDEO CALL MENGGUNAKAN CODEC H.263 DAN H.264 TERHADAP LEBAR PITA JARINGAN YANG TERSEDIA

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

ANALISIS KUALITAS VIDEO CALL MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXI PACKET RADIO

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK

TUGAS AKHIR ANALISA KUALITAS VIDEO CALL MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXI PACKET RADIO MUKHLIS HADI LUBIS

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi dan broadcasting. Saat ini

BAB II DASAR TEORI. Teknologi komunikasi berbasis IP (Internet Protocol) berkembang pesat

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA. BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA CODEC H.264 DAN CODEC DIRAC UNTUK KOMPRESI LIVE STREAMING PADA PERANGKAT NSN FLEXI PACKET RADIO

Bab 2. Tinjauan Pustaka

PERANCANGAN JARINGAN LAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS LAYANAN SISTEM TELEPON VoIP MEMANFAATKAN JARINGAN WiFi USU

PEMANFAATAN JARINGAN Wi-FiDI LINGKUNGAN USU UNTUK KOMUNIKASI VoIPMENGGUNAKAN TERMINAL TELEPON GENGGAM

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ANALISIS KINERJA TRAFIK WEB BROWSER DENGAN WIRESHARK NETWORK PROTOCOL ANALYZER PADA SISTEM CLIENT-SERVER

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah studi

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN (INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK) DENGAN BERBAGAI LAJU KANAL

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

TUGAS AKHIR STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXIPACKET RADIO AULIYA FADLY

Unjuk Kerja QoS (Quality of Services) Jaringan Voice over Internet Protocol Berbasis SIP yang Diimplementasikan pada Jaringan Ethernet Gedung FEB-UKSW

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol

PERANCANGAN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) UNTUK LAYANAN VIDEO CONFERENCE DENGAN STANDAR WIFI G

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN (INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK) Oleh MAISARAH HARAHAP

ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) JARINGAN INTERNET DI SMK TELKOM MEDAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Voice over Internet Protocol Kuliah 6. Disusun oleh : Bambang Sugiarto

Analisis Perbandingan QoS Pada IP Camera dan Webcam Untuk Melakukan Video Conference Artikel Ilmiah

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB II DASAR TEORI. komunikasi dan hiburan. Awal mulanya video berbentuk analog, sesuai

komunikasi suara yang murah. jauh melalui jaringan IP. [1] Data suara yang berupa sinyal analog diubah menjad

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server

ANALISA KINERJA TEKNIK KOMPRESI VIDEO PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV)

ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING

TUGAS AKHIR APLIKASI VOIP PADA USUNET UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SAMUEL ML. TOBING

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

PENGUKURAN QoS (Quality of Service) pada STREAMING SERVER

MODUL 9 PENGUKURAN QoS STREAMING SERVER

7.1 Karakterisasi Trafik IP

PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

JARINGAN MULTIMEDIA. Muhammad Riza Hilmi, ST.

ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET OLEH: APRIAL UMARDI

Seminar NasionalInovasidan AplikasiTeknologidi Industri 2018 ISSN Tema A -Penelitian ITN Malang, 3 Pebruari 2018

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

PEMANFAATAN APLIKASI RED5 SEBAGAI STREAMING SERVER DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

TUGAS AKHIR. ANALISIS PACKET DELAY VoIP (Voice over Internet Protocol ) PADA JARINGAN AD-HOC WIRELESS LAN ( IEEE )

PENGARUH QUALITY OF SERVICE (QoS) TERHADAP PERFORMANSI JARINGAN VIDEO CONFERENCE PROTOKOL H. 323 PADA JARINGAN IPv6

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN CODEC TERHADAP QUALITY OF SERVICE VOIP PADA JARINGAN UMTS

ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV)

QoS & PROTOKOL JARINGAN MULTIMEDIA

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

3. Metode Perancangan

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

6/26/2010. Rancang bangun sistem. Pengukuran. Sintesis dan Penarikan kesimpulan. Oleh : Hafid Amrulloh ( )

UJI KEAMANAN SISTEM KOMUNIKASI VOIP DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS ENKRIPSI VPN PADA MIKROTIK PROPOSAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PERANGKAT TELEMETRI RADIO 433 MHZ UNTUK TRANSMISI DATA GAMBAR. Oleh. Rhobby Maulana NIM :

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 File Trace Input

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Implementasi Aplikasi Video Call pada Sinkronisasi Learning Management System berbasis Moodle sebagai Metode Distance Learning

BAB III. server, merupakan media yang digunakan untuk mendistribusikan live stream

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

BAB II LANDASAN TEORI

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

Transkripsi:

ANALISIS KUALITAS LAYANAN VIDEO CALL MENGGUNAKAN CODEC H.263 DAN H.264 TERHADAP LEBAR PITA JARINGAN YANG TERSEDIA Nuzul Luthfihadi (1), Arman Sani (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA Email: nuzul.luthfihadi@gmail.com Abstrak Sistem komunikasi Video Call menjadi alternatif komunikasi jarak jauh. Video Call menyalurkan gambar serta suara dalam bentuk video sehingga terlihat seperti nyata (real-time). Tulisan ini menganalisis kualitas layanan Video Call menggunakan codec H.263 dan H.264 pada perangkat NSN FlexiPacket Radio. Kualitas diamati dengan software Ekiga dengan mengubah-ubah codec dan bandwidth. Parameter kualitas layanan video yang diamati adalah jitter, packet loss, delay dan throughput. Dengan mengacu pada standar ITU- T G.1010 tentang parameter QoS, dan setelah melakukan pengujian dengan variasi bandwidth 128 Kbps, 256 Kbps, 512 Kbps, dan 1024 Kbps diperoleh bahwa untuk codec H.263 dan H.264 pada resolusi 704 x 576 video call dapat berjalan dengan baik pada minimum bandwidth 1024 Kbps. Untuk codec H.263 pada resolusi 352 x 288 video call dapat berjalan dengan baik pada minimum bandwidth 1024 Kbps, dan untuk codec H.264 pada resolusi 352 x 288 video call dapat berjalan dengan baik pada minimum bandwidth 512 Kbps. Kata kunci: Video Call, QoS, Codec 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, termasuk juga perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi. Saat ini sistem komunikasi dengan mengunakan Video Call seringkali menjadi pilihan dalam melakukan komunikasi jarak jauh. Video call adalah panggilan dengan layar video dan mampu menangkap video (gambar) serta suara yang ditransmisikan. File video dan audio dialirkan secara real-time melalui jaringan internet. Kualitas layanan (Quality of Service, QoS) dapat dilihat sebagai mekanisme untuk mencapai tingkat kinerja layanan pada jaringan. QoS dapat juga dipahami sebagai kemampuan jaringan untuk menangani trafik sehingga jaringan tersebut dapat mencapai tingkat layanan yang dibutuhkan. Berbagai cara dicoba agar layanan Video Call dapat dimanfaatkan secara maksimal. Mulai dari pemilihan codec sampai dengan penyediaan bandwidth yang besar. H.263 dan H.264 merupakan codec yang pupuler digunakan saat ini. Fungsi codec ini adalah mengecilkan (compress) file video, gambar dan audio ke dalam ukuran yang mudah diatur kemudian mengembalikannya keukuran semula (decompress) agar dapat menghemat bandwidth. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Video Call Video Call merupakan suatu layanan yang dapat digunakan untuk mentransmisikan gambar serta suara dalam bentuk video sehingga terlihat seperti nyata (real-time). Hal ini bisa sama sederhananya dengan percakapan yang dilakukan oleh dua orang di tempat yang sama. Saat ini video call sangat berguna bagi orang tuli dan bisu karena mereka tetap dapat melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat [1]. 2.2 Faktor Pendukung Aplikasi Video Call Faktor-faktor pendukung keberhasilan jaringan aplikasi video call antara lain Video, Audio, Resolusi dan Bandwidth. Berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor pendukung aplikasi video call. -138- copyright @ DTE FT USU

2.2.1 Video Video merupakan suatu teknologi untuk menangkap, memproses, dan mentransmisikan dalam bentuk sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. Untuk melakukan video call, webcam digunakan sebagai input [2]. 2.2.2 Audio Untuk melakukan video call, sebuah microphone digunakan untuk input audio. Sama halnya dengan data video terdapat faktor yang dapat mempengaruhi ukuran data yang dikirimkan, misalnya sampling rate (dalam satuan khz) dan jumlah channel. Pada umumnya ukuran data audio yang dikirimkan lebih kecil dibandingkan dengan data video. Gambar 1 memperlihatkan proses konversi gelombang analog ke digital [2]. transfer data dan kualitas gambar video yang sedang berlangsung juga buruk [4]. 2.3 Prinsip Video Call Sinyal suara yang masuk melalui microphone dan sinyal gambar yang direkam melalui kamera/webcam dikonversikan menjadi sinyal digital. Kemudian kedua sinyal tersebut dikompresi menggunakan perangkat yang disebut codec. Sinyal yang sudah dikompresi tersebut ditransmisikan melalui jaringan internet dalam hal ini menggunakan IP. Setelah informasi yang berbentuk video dan audio tersebut sampai pada alamat yang dituju, sinyal dari internet dapat didekompresikan kembali menjadi sinyal suara dan gambar. Setelah itu pada receiver, video dapat ditampilkan di layar monitor dan audio dapat diputar pada speaker [5]. Proses konversi sinyal analog menjadi digital dari pengirim ke penerima dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 1. Konversi analog ke digital 2.2.3 Resolusi Resolusi adalah ukuran yang digunakan untuk memperlihatkan banyaknya jumlah pixel yang terdapat pada suatu layar. Resolusi sering digunakan sebagai jumlah pixel dalam pencitraan gambar digital [3]. Semakin besar resolusi yang dipakai maka semakin besar bandwidth yang dipakai, hal ini diperlihatkan Gambar 2. Gambar 3. Proses konversi sinyal 2.4 Kompresi Video Kompresi dilakukan untuk menghemat bandwidth. ITU-T membuat beberapa standar yang direkomendasikan untuk Video Call. Beberapa standar yang dikenal antara lain: 2.4.1 H.261 Gambar 2. Diagram Bandwidth dengan Resolusi 2.2.4 Bandwidth Bandwidth adalah lebar atau jarak rentang frekuensi dari frekuensi yang rendah sampai frekuensi yang tinggi dalam sebuah transmisi atau pengiriman data. Dalam kasus video call, semakin kecil bandwidth yang disediakan untuk komunikasi, semakin rendah pula kecepatan Standar video coding ini diresmikan pada tahun 1990. Pada awalnya didesain untuk transmisi di atas ISDN. Algoritma video coding ini didesain untuk dapat beroperasi pada bitrate antara 40 kbit/s sampai 2 Mbit/s. Standar ini mendukung dua ukuran video frame: CIF (352 x 288) dan QCIF (176 x 144) [6]. 2.4.2 H.263 H.263 merupakan standar yang didesain oleh ITU-T pada tahun 1995/1996 sebagai format kompresi dengan bitrate rendah (biasanya 20-30 Kbps dan tentu di atasnya) untuk video conference. H.263 merupakan hasil perkembangan dari H.261, MPEG-1 dan MPEG- 2. Standar ini mendukung lima ukuran video -139- copyright @ DTE FT USU

frame, yaitu sub-qcif (82x72), QCIF (176x144), CIF (352x288), 4CIF (704x576), dan 16CIF (1408x1152). Bukan mustahil, standar H.263 akan menggantikan standar H.261 pada banyak aplikasi [6]. 2.4.3 H.264 H.264 merupakan standar terbaru codec yang dikembangkan oleh ITU-T dan Moving Picture Group (MPEG) yang merupakan upaya kemitraan yang dikenal sebagai Joint Video Team (JVT). Tujuan dari standar H.264 adalah memberikan kualitas video yang bagus harga sedikit lebih rendah daripada standar sebelumnya tanpa meningkatkan kompeksitas desain yang banyak sehingga akan menjadi tidak praktis dan terlalu mahal untuk diterapkan. Selain itu codec ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas untuk diterapkan pada berbagai aplikasi diberbagai jaringan dan sistem, termasuk laju bit rendah dan tinggi, video resolusi rendah dan tinggi, RTP/IP paket jaringan, dan multimedia ITU-T sistem telepon. Sebagian besar produk video conferencing mengikut sertakan standar video H.264, H.263 dan H.261 [7]. 2.5 QoS Pada Layanan Video Call Quality of Service (QoS) merupakan metode pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari suatu servis. QoS didesain untuk membatu user menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan kinerja yang handal dari aplikasiaplikasi berbasis jaringan [8]. Terdapat banyak hal yang bisa terjadi pada paket ketika melakukan perjalanan dari asal ke tujuan, yang mengakibatkan masalah-masalah dan sering disebut parameter-parameter QoS. Parameter-parameter tersebut, yaitu waktu tunda (delay), variasi waktu tunda (jitter), paket hilang (packet loss), dan throughput. Berikut akan dijelaskan parameter-parameter tersebut. 2.5.1 Delay Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. = (1) Keterangan: Duration : total waktu pengiriman paket Total packet : total paket yang dikirim ITU G.1010 membagi karakteristik waktu tunda berdasarkan tingkat kenyamanan user, seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Pengelompokan Waktu Tunda Waktu Kualitas Tunda 0 150 ms Baik Cukup, masih dapat 150 300 ms diterima > 300 ms Buruk 2.5.2 Jitter Jitter merupakan perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan. Jitter dapat disebabkan oleh terjadinya kongesti, kurangnya kapasitas jaringan, variasi ukuran paket, serta ketidakurutan paket. Tabel 2 menjelaskan mengenai standar nilai jitter yang mempengaruhi kualitas layanan Video Call. Tabel 2 Standar Jitter Jitter Kualitas 0 20 ms Baik 20 50 ms Cukup >50 ms Buruk Rumus yang digunakan untuk menghitung jitter adalah: = (2) 2.5.3 Packet Loss Packet Loss merupakan total paket yang hilang dalam jaringan. Packet loss dapat disebabkan oleh penurunan sinyal dalam media jaringan. Tabel 3 memperlihatkan standar tingkat paket hilang pada jaringan. Tabel 3 Standar Tingkat Paket Hilang Tingkat Paket Hilang Kualitas 0 5 % Baik 5 10 % Cukup > 10 % Buruk Rumus yang digunakan untuk menghitung packet loss adalah: -140- copyright @ DTE FT USU

= 100% (3) Keterangan : Paket terkirim : total paket yang terkirim. Paket diterima : paket yang berhasil diterima. 2.5.4 Throughput Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu. Throughput merupakan jumlah bit yang berhasil dikirim pada suatu jaringan. h h = (4) Keterangan: Jumlah bit yang dikirim : Total Byte Total waktu pengiriman paket : Duration 3. Metode Penelitian Video Call dijalankan dengan memanfaatkan teknologi jaringan LAN yang diakses melalui perangkat NSN FlexiPacket Radio. Uji coba video Call dan pengukuran dilakukan di Laboratorium Telkom I Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara. Pengukuran dilakukan dengan cara mengcapture transmisi paket-paket video Call dari komputer server ke komputer client/user menggunakan software WireShark. Diagram alur kerja (flowchart) dalam analisa kualitas layanan video call ditunjukkan pada Gambar 4. Proses pengujian Video Call dilakukan sebanyak 16 (enam belas) kali. Pengujian dilakukan dengan mengubah Codec yaitu H.263 dan H.264, lalu mengubah jenis resolusi yaitu 352x288 dan 704x576, kemudian memvariasikan bandwidth nya mulai dari 128 Kbps, 256 Kbps, 512 Kbps, dan 1024 Kbps. 4. Data dan Analisis a. Pengukuran dan Analisa Kualitas Layanan Video Call Menggunakan Codec H.263 pada Resolusi 352 x 288 dan 704x576 Hasil pengukuran QoS pada Video Call menggunakan Codec H.263 pada resolusi 352x288 dan 704x576 dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4. Hasil pengukuran QoS pada resolusi 352x288 menggunakan codec H.263 Pada Tabel 4 dapat terlihat bahwa hasil Tabel 5. Hasil pengukuran QoS pada resolusi 704x576 menggunakan codec H.263 Pada Tabel 5 dapat terlihat bahwa hasil Gambar 4. Flowchart Pengujian dan Pengukuran Gambar 5. Hasil pengukuran Delay -141- copyright @ DTE FT USU

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi bandwidth yang diberikan maka nilai delay semakin rendah. 352x288 dan 704x576 dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6. Hasil pengukuran QoS pada resolusi 352x288 menggunakan codec H.264 Gambar 6. Hasil pengukuran Throughput Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa semakin tinggi bandwidth yang diberikan dalam jaringan maka semakin tinggi pula nilai throughput. Pada Tabel 6 dapat terlihat bahwa hasil Tabel 7. Hasil pengukuran QoS pada resolusi 704x576 menggunakan codec H.264 Gambar 7. Hasil pengukuran Packet Loss Pada Tabel 7 dapat terlihat bahwa hasil Dari Gambar 7 dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi bandwidth maka packet loss akan semakin kecil. Gambar 9. Hasil pengukuran Delay Gambar 8. Hasil pengukuran Jitter Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa semakin tinggi bandwidth yang diberikan maka nilai delay semakin rendah. Pada Gambar 8 terlihat penurunan jitter mengikuti besarnya bandwidth yang diujikan. b. Pengukuran dan Analisa Kualitas Layanan Video Call Menggunakan Codec H.264 pada Resolusi 352 x 288 dan 704x576 Hasil pengukuran QoS pada Video Call menggunakan Codec H.263 pada resolusi Gambar 10. Hasil pengukuran Throughput -142- copyright @ DTE FT USU

Dari Gambar 10 dapat dilihat bahwa semakin tinggi bandwidth yang diberikan dalam jaringan maka semakin tinggi pula nilai throughput. Gambar 11. Hasil pengukuran Packet Loss Dari Gambar 7 dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi bandwidth maka packet loss akan semakin kecil. Gambar 12. Hasil pengukuran Jitter Pada Gambar 12 terlihat penurunan jitter mengikuti besarnya bandwidth yang diujikan. 5. Kesimpulan Dari hasil analisa data yang telah dilakukan pada implementasi aplikasi video call mengunakan Flexi Packet Radio dengan variasi bandwidth 128 Kbps, 256 Kbps, 512 Kbps, 1 Mbps maka diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan acuan: 1. Pengujian video call untuk codec H.263 pada resolusi 352 x 288 dapat berjalan dengan baik pada minimum bandwidth 1024 Kbps dengan acuan dari ITU-T. 2. Pengujian video call untuk codec H.264 pada resolusi 352 x 288 dapat berjalan dengan baik pada minimum bandwidth 512 Kbps dengan acuan dari ITU-T. 3. Pengujian video call untuk codec H.263 pada resolusi 704 x 576 dapat berjalan dengan baik pada minimum bandwidth 1024 Kbps dengan acuan dari ITU-T. 4. Pengujian video call untuk codec H.264 pada resolusi 704 x 576 dapat berjalan dengan baik pada minimum bandwidth 1024 Kbps dengan acuan dari ITU-T. 6. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terimakasih pada Ayahanda (Zulfikar Zakaria) Ibunda (Nurna Fauziah) selaku orang tua penulis, Ir. Arman Sani, M.T. selaku dosen pembimbing, juga Suherman, S.T.,M.Comp., Ph.D dan Rahmad Fauzi, S.T, M.T. selaku dosen penguji penulis yang sudah membantu dalam mengelesaikan paper ini, serta teman-teman penulis yang sudah memberikan dukungan doa selama pembuatan paper ini. 7. Daftar Pustaka 1. Telepon Video, http://id. wikipedia. org/ wiki/telepon_video, Februari 2014. 2. Handojo, Andreas dan justinus andjarwirawan. 2009. Aplikasi video conference dengan kemampuan beroperasi pada IPV4 dan IPV6. Jurusan teknik informatika universitas Kristen petra. Hal 2-3. 3. Screen Resolution, http://android_ magz.com/2013/09.html, Maret 2014. 4. Agung. 26 April 2013. Video Over IP - Video Conference. http://agungborn91. wordpress.com/2013/04/26/video-over- ipvideo-conference, Januari 2014. 5. Ardiansyah. 2010. Implementasi dan analisa perbandingan QoS pada PPTP dan L2TP/IPSEC Remote Access VPN untuk layanan secured mobile IP based Video Thelephony. Jurusan teknik komputer. Hal 11-15. 6. Nanang. April 2010. H.264 / MPEG-4 / AVC. http://anangss.blogspot.com/ 2010/ 04/h264-mpeg-4-avc.html. 7. Herryawan, kusti. 2009. Modul pelatihan teknisi jardiknas dan sim keuangan, video conference. Hal 6-9, 10. 8. Riadi, Imam dan Wahyu Prio Wicaksono. 2011. Impelementasi Quality of Service menggunakan metode Hierarchical Token Bucket. Hal 2. -143- copyright @ DTE FT USU