BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN FLAT SLAB ATAU DROP PANEL. yang dapat dikerjakan secara bersamaan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB I PENDAHULUAN. Pelat yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut pelat satu-arah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

TUGAS AKHIR RC Denny Ervianto

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

MODIFIKASI GEDUNG FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE FLAT SLAB TUGAS AKHIR

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL

Kinerja Hubungan Pelat-Kolom Struktur Flat Plate Bertulangan Geser Stud Rail dan Sengkang Dalam Menahan Beban Lateral Siklis

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR PENUNJANG MEDIS RSUD BOJONEGORO DENGAN SISTEM FLAT-SLAB

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN THE BELLEZZEA OFFICE JAKARTA SELATAN MENGGUNAKAN FLAT SLAB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan pelat dapat digunakan untuk berbagai keadaan. memungkinkan bertulang satu arah atau dua arah, tergantung system

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

PERENCANAAN BANGUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE CORE WALL

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 3

Perhitungan Struktur Bab IV

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

menggunakan ketebalan 300 mm.

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT BEBAN GONDOLA DAN ROOF TANK

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini penulis memaparkan dua penelitian terdahulu yang relevan

Jl. Banyumas Wonosobo

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

OPTIMASI STRUKTUR FLAT-PLATE BETON BERTULANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan struktur yang kuat, aman dan murah. Baja adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR PELAT SLAB BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dibidang pembangunan gedung bertingkat semakin

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah dilakukan analisis dan perancangan pada Struktur Atas Gedung

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB II DASAR DASAR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS. Secara umum struktur atas adalah elemen-elemen struktur bangunan yang

BAB I. penting. efek yang. tekan beton. lebih besar. Diilustrasikan I-1.

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

Moch. Chairul Munawar. Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Abstrak

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Gedung yang dibangun dengan sistem rangka pemikul momen (SRPM) dengan balok masih mempunyai kekurangan bila ditinjau dari segi tinggi gedung dan

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Balok

Transkripsi:

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN FLAT SLAB ATAU DROP PANEL 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja shop drawing. Pada tahap pelaksanaan ada bagian-bagian pekerjaan yang harus dikerjakan secara bertahap dan ada juga yang dapat dikerjakan secara bersamaan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut disesuaikan dengan waktu perencanaan yang telah ditetapkan dalam time schedule. Pada proyek Apartemen South Hills, tahap pembangunan sudah mencapai pekerjaan struktur atas seperti pekerjaan kolom, balok, pelat lantai, tangga dan shear wall. Konstruksi ini memiliki Flat Slab atau Drop Panel sebagai pengganti struktur balok. Pada proyek Apartemen South Hills, penggunaan Flat Slab atau Drop Panel hanya pada lantai basement 1, basement 2, basement 3 dan basement 4, sedangkan untuk ground floor sampai dengan lantai 38 menggunakan struktur balok seperti pada umumnya. Pada bab ini penulis hanya terfokus kepada pelaksanaan pekerjaan Flat Slab atau Drop Panel. Sehingga pada bab ini, penulis akan membahas metode pelaksanaan yang meliputi: VII-1

1. Landasan Teori. 2. Kelebihan dan Kekurangan Flat Slab 3. Bahan yang digunakan. 4. Alat-alat yang digunakan. 5. Metode Pelaksanaan 7.2 Landasan Teori Flat slab atau drop panel ini merupakan sistem struktur dengan pelat beton bertulang yang diperkuat dua arah langsung ditunjang oleh kolom, dengan adanya drop panel / pembesaran dimensi diujung kolom. Sehingga otomatis hal ini akan mengurangi ketinggian bangunan dan memperbesar tinggi bebas antar lantai (Edward G. Nawy, 1990 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Sasmoko Adi). Sedangkan menurut Jack C. McCormac dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Sasmoko Adi, Flat Slab adalah konstruksi beton dua arah (two way slab with drops) yang hanya memiliki unsur horizontal berupa pelat tanpa balok dan ditahan oleh kolom. Sistem flat slab ini mempunyai ciri khusus yaitu, tidak adanya balok sepanjang garis kolom atau (interior), sementara balok-balok tepi sepanjang garis kolom luar bisa menggunakan balok bisa juga tidak. Hal ini membuat struktur Flat Slab menjadi efisien dan ekonomis dari segi material dan pelaksanaan serta lebih indah jika ditinjau dari segi estetikanya sehingga menjadi salah satu alternatif paling disukai dan banyak digunakan oleh para perancang di negaranegara maju serta mulai dikembangkan dan dicoba oleh negara-negara berkembang. VII-2

Kemampuan Flat Slab atau Drop Panel untuk menahan gaya geser diperoleh dari salah satu atau kedua hal berikut (John Scott., 2001 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Sasmoko Adi): 1. Flat Slab atau Drop Panel, yaitu penambahan tebal pelat di dalam daerah kolom untuk mengurangi tekanan pada bagian pelat. 2. Kepala Kolom (Column Head) adalah pembesaran (penebalan) dari kolomnya yang bertemu dengan pelat diatasnya. Gambar 7.1 Konstruksi Flat Slab sumber: Wang, C.G.; hariandja, B., 1989: 19 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Samsoko Adi Dengan adanya salah satu atau kedua hal diatas, Flat Slab atau Drop Panel ini menurut beberapa sumber relatif lebih sesuai dipakai untuk ukuran pelat yang lebih besar atau pembebanan yang lebih berat bila dibandingkan dengan pelat rata (Flat Plate) yang tidak dilengkapi oleh salah satu atau kedua hal diatas. Pertambahan tebal pelat didalam daerah kolom bermaksud mengurangi geser pons (kuat geser dua arah). Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 15 butir 15.3.7.1 dan butir 15.3.7.2, ukuran penurunan panel adalah sebagai berikut: VII-3

Pada setiap arah, penebalan panel harus menjorok dari garis sumbu perletakan sejarak tidak kurang dari seperenam panjang bentang diukur dari sumbu ke sumbu perletakan dalam arah tersebut. Proyeksi penebalan panel di bawah pelat paling tidak harus berukuran seperempat dari tebal pelat yang berada di luar penurunan panel tersebut. Dalam menghitung tulangan pelat yang diperlukan, tebal panel tidak boleh diasumsikan lebih besar dari seperempat jarak antara tepi penebalan panel sampai tepi kolom atau kepala kolom. Gambar 7.2 Dimensi Flat Slab atau Drop Panel sumber: SNI, 2002 Gambar 7.3 Flat Slab atau Drop Panel sumber: proyek, 2017 VII-4

Tujuan penggunaan kepala kolom (Column Head) adalah untuk mendapatkan pertambahan keliling sekitar kolom untuk memindahkan geser dari lantai. Bidangnya berorientasi dalam batas 45 0 terhadap kolom, dan garis tengahnya sekitar 20% sampai 25% dari bentang rata-rata di antara kolom. Gambar 7.4 Dimensi Kepala Kolom dan Flat Slab atau Drop Panel sumber: Wang, C.G.; Salmon, C.G.: 1989: 137 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Samsoko Adi Penerapan faktor keamanan dalam suatu bangunan salah satunya bertujuan untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya runtuh yang membahayakan bagi penghuni. Dalam penerapan faktor keamanan juga diperlukan perhitungan yang sangat detail agar bangunan dapat berdiri kokoh sesuai dengan apa yang diinginkan. Dikenal dua macam kekuatan dalam struktur bangunan, yaitu kuat perlu atau required Strenght dan kuat rancang atau design strenght. Definisi kedua macam tersebut yaitu: VII-5

1. Kuat Perlu (Required Strenght) Kuat perlu adalah beban rencana ataupun momen, gaya geser dan gaya yang lain yang berhubungan dengan beban rencana. Beban rencana atau beban terfaktor didapatkan dari mengalikan beban kerja dengan faktor beban, dan kemudian digunakan subskrip (U) sebagai penunjuknya. 2. Kuat Rancang (Design Strenght) Menurut jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Samsoko Adi, kuat rancang adalah kekuatan struktur yang diandalkan dalam menahan beban, yang merupakan produk perkalian nominal strenght (kekuatan normal) dengan faktor kekuatan reduksi. Gambar 7.5 Flat Slab atau Drop Panel sebelum pembesian sumber: proyek, 2017 Untuk menjamin keamanan dalam komponen struktur, maka diterapkan faktor beban (U) yang memperhitungkan kelebihan beban (tabel 7.1) dan faktor reduksi (ϕ), yang memperhitungkan kemungkinan kurang sempurnanya dalam pelaksanaan di lapangan (table 7.2) VII-6

No Kombinasi Faktor Pembebanan 1 D, L 1,2 D + 1,6 L 2 D, L, W 0,75 3 D, L, E 1,05 (D + LR + E) Tabel 7.1 Tabel Faktor Beban (U) sumber: SNI, 2002 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Samsoko Adi Keterangan: D L LR W E : Dead Load (Beban Mati) : Live Load (Beban Hidup) : Beban Hidup yang sudah direduksi : Wind (Beban Angin) : Earthquake (Beban Gempa) No Gaya Faktor Reduksi 1 Lentur tanpa aksial 0,8 2 Lentur dengan tarik aksial 0,8 3 Lentur dengan tekan aksial 0,7 4 Geser dan torsi 0,6 Tabel 7.2 Faktor Kekuatan Reduksi sumber: Istimawan Dipohusodo: 1999, hal 4 dan SNI 2002 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Samsoko Adi VII-7

7.3 Kelebihan dan Kekurangan Flat Slab Dalam penggunaan setiap metode konstruksi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Penggunaan suatu metode pasti diperhitungkan dari segi kondisi lapangan atau keuangan sehingga metode yang digunakan lebih efektif dan efisien Penggunaan sistem Flat Slab atau Drop panel struktur bangunan mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan sistem Flat Plate dan balok konvensionil biasa, kelebihan-kelebihannya yaitu: 1. Fleksibilitas terhadap tata ruang. 2. Tidak adanya balok-balok disepanjang garis kolom. 3. Kemudahan dalam pemasangan instalasi mechanical dan electrical. 4. Menghemat tinggi bangunan. Tinggi ruang bebas lebih besar dikarenakan tidak adanya penerangan akibat balok dan komponen pendukung struktur lainnya. 5. Pemakaian tulangan plat bisa dengan tulangan fabrikasi. 6. Waktu pengerjaan yang relatif lebih pendek dari penggunaan balok konvensionil biasa, karena hal ini dapat dilihat dari proses pembuatan dimana pengecoran plat dapat langsung dilakukan tanpa mengecor balok terlebih dahulu. 7. Secara arsitektural lebih bagus. Adapun kelemahan Flat Slab atau Drop Panel yang menyebabkan perencana keberatan menggunakan metode ini, yaitu: VII-8

1. Tanpa adanya balok-balok disepanjang garis kolom, maka kemampuan menahan beban jadi berkurang. 2. Besarnya tegangan geser pons yang terjadi pada pelat di sekitar kolom dapat menyebabkan keruntuhan pons, terlebih dengan adanya momen unbalance akibat gaya lateral. 3. Konstruksi Flat Slab atau Drop Panel mempunyai kekakuan relatif rendah, sehingga untuk menerima gaya lateral menjadi berkurang. 7.6 Gambar Flat Slab atau Drop Panel dengan bekisting balok sumber; proyek, 2017 7.4 Bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan Flat Slab atau Drop panel adalah Sebagai berikut 1. Betonmix Instan dengan mutu beton 40 Mpa. 2. Kawat Beton. 3. Plywood Phenolic 18mm. 4. Beton Decking 40mm. 5. Tulangan D-13 dan D-10 VII-9

7.5 Alat-alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan Flat Slab atau Drop Panel adalah sebagai berikut: 1. Concrete Vibrator 2. Concrete Pump 3. Bar Bender dan Cutting Wall 4. Bekisting dengan Aluma 7.6 Metode Pelaksanaan Dalam melaksanakan setiap pekerjaan pasti memiliki tahap-tahap untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Adapun langkah-langkah dalam mengerjakan Flat Slab atau Drop Panel di Apartemen South Hills Kuningan, Jakarta Selatan, yaitu: 1. Pemasangan Aluma di sekitar kolom Pemasangan ini berguna untuk menahan bekisting agar dapat dilaksanakanya pengecoran, sehingga pemasangan aluma harus benar-benar presisi. 7.7 Gambar Aluma untuk Flat Slab atau Drop Panel sumber: proyek, 2017 VII-10

2. Pengukuran dan Pemasangan Bekisting Pengukuran lebar dan panjang dari as kolom ke tepi Flat Slab atau Drop Panel. Pengukuran ini tergantung dari beban yang akan ditopang sehingga setiap ukuran Flat Slab atau Drop Panel berbeda-beda. Pemasangan bekisting dengan Plywood Phenolic 18mm dilakukan bersamaan dengan pengukuran. 7.8 Gambar Flat Slab atau Drop Panel yang berbentuk persegi panjang sumber: proyek, 2017 3. Pemasangan Besi Pemasangan besi Flat Slab atau Drop panel dilaksanakan bersamaan dengan pemasangan besi pada pelat. Ukuran besi di Flat Slab atau Drop Panel adalah 10mm yang dikaitkan pada kolom. 7.9 Gambar Pembesian Flat Slab atau Drop Panel sumber: proyek, 2017 VII-11

4. Pengecoran Pengecoran Flat Slab atau Drop Panel dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran pelat, sehingga waktu pekerjaan menjadi efisien. Selain Pelaksanaan Flat Slab atau Drop Panel ada juga Slab satu arah, dua arah dan Flate Slab. Slab satu arah yaitu slab yang hanya didukung oleh dua balok di masingmasing tepinya. 7.10 Gambar Slab satu arah sumber: internet, 2017 Slab dua arah yaitu slab yang didukung oleh empat balok di tepinya 7.11 Gambar Slab dua arah sumber: internet, 2017 Flate Plate Slab hanya didukung oleh kolom yang tidak memiliki balok 7.12 Gambar Flate Plate Slab sumber: internet, 2017 Dari masing-masing Slab diatas dapat disimpulkan bahwa Slab dua arah yang paling kuat menahan beban karena memiliki ketebalan di setiap sisinya. VII-12

Dari hasil wawancara proyek, bahwa dalam pengerjaan Flat Slab atau Drop Panel lebih efisien dan efektif dari segi waktu dan biaya, karena pekerjaan Flat Slab atau Drop Panel tidak membutuhkan besi dan concrete yang banyak seperti balok dan pengerjaanya juga lebih cepat. VII-13