BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN FLAT SLAB ATAU DROP PANEL 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja shop drawing. Pada tahap pelaksanaan ada bagian-bagian pekerjaan yang harus dikerjakan secara bertahap dan ada juga yang dapat dikerjakan secara bersamaan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut disesuaikan dengan waktu perencanaan yang telah ditetapkan dalam time schedule. Pada proyek Apartemen South Hills, tahap pembangunan sudah mencapai pekerjaan struktur atas seperti pekerjaan kolom, balok, pelat lantai, tangga dan shear wall. Konstruksi ini memiliki Flat Slab atau Drop Panel sebagai pengganti struktur balok. Pada proyek Apartemen South Hills, penggunaan Flat Slab atau Drop Panel hanya pada lantai basement 1, basement 2, basement 3 dan basement 4, sedangkan untuk ground floor sampai dengan lantai 38 menggunakan struktur balok seperti pada umumnya. Pada bab ini penulis hanya terfokus kepada pelaksanaan pekerjaan Flat Slab atau Drop Panel. Sehingga pada bab ini, penulis akan membahas metode pelaksanaan yang meliputi: VII-1
1. Landasan Teori. 2. Kelebihan dan Kekurangan Flat Slab 3. Bahan yang digunakan. 4. Alat-alat yang digunakan. 5. Metode Pelaksanaan 7.2 Landasan Teori Flat slab atau drop panel ini merupakan sistem struktur dengan pelat beton bertulang yang diperkuat dua arah langsung ditunjang oleh kolom, dengan adanya drop panel / pembesaran dimensi diujung kolom. Sehingga otomatis hal ini akan mengurangi ketinggian bangunan dan memperbesar tinggi bebas antar lantai (Edward G. Nawy, 1990 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Sasmoko Adi). Sedangkan menurut Jack C. McCormac dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Sasmoko Adi, Flat Slab adalah konstruksi beton dua arah (two way slab with drops) yang hanya memiliki unsur horizontal berupa pelat tanpa balok dan ditahan oleh kolom. Sistem flat slab ini mempunyai ciri khusus yaitu, tidak adanya balok sepanjang garis kolom atau (interior), sementara balok-balok tepi sepanjang garis kolom luar bisa menggunakan balok bisa juga tidak. Hal ini membuat struktur Flat Slab menjadi efisien dan ekonomis dari segi material dan pelaksanaan serta lebih indah jika ditinjau dari segi estetikanya sehingga menjadi salah satu alternatif paling disukai dan banyak digunakan oleh para perancang di negaranegara maju serta mulai dikembangkan dan dicoba oleh negara-negara berkembang. VII-2
Kemampuan Flat Slab atau Drop Panel untuk menahan gaya geser diperoleh dari salah satu atau kedua hal berikut (John Scott., 2001 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Sasmoko Adi): 1. Flat Slab atau Drop Panel, yaitu penambahan tebal pelat di dalam daerah kolom untuk mengurangi tekanan pada bagian pelat. 2. Kepala Kolom (Column Head) adalah pembesaran (penebalan) dari kolomnya yang bertemu dengan pelat diatasnya. Gambar 7.1 Konstruksi Flat Slab sumber: Wang, C.G.; hariandja, B., 1989: 19 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Samsoko Adi Dengan adanya salah satu atau kedua hal diatas, Flat Slab atau Drop Panel ini menurut beberapa sumber relatif lebih sesuai dipakai untuk ukuran pelat yang lebih besar atau pembebanan yang lebih berat bila dibandingkan dengan pelat rata (Flat Plate) yang tidak dilengkapi oleh salah satu atau kedua hal diatas. Pertambahan tebal pelat didalam daerah kolom bermaksud mengurangi geser pons (kuat geser dua arah). Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 15 butir 15.3.7.1 dan butir 15.3.7.2, ukuran penurunan panel adalah sebagai berikut: VII-3
Pada setiap arah, penebalan panel harus menjorok dari garis sumbu perletakan sejarak tidak kurang dari seperenam panjang bentang diukur dari sumbu ke sumbu perletakan dalam arah tersebut. Proyeksi penebalan panel di bawah pelat paling tidak harus berukuran seperempat dari tebal pelat yang berada di luar penurunan panel tersebut. Dalam menghitung tulangan pelat yang diperlukan, tebal panel tidak boleh diasumsikan lebih besar dari seperempat jarak antara tepi penebalan panel sampai tepi kolom atau kepala kolom. Gambar 7.2 Dimensi Flat Slab atau Drop Panel sumber: SNI, 2002 Gambar 7.3 Flat Slab atau Drop Panel sumber: proyek, 2017 VII-4
Tujuan penggunaan kepala kolom (Column Head) adalah untuk mendapatkan pertambahan keliling sekitar kolom untuk memindahkan geser dari lantai. Bidangnya berorientasi dalam batas 45 0 terhadap kolom, dan garis tengahnya sekitar 20% sampai 25% dari bentang rata-rata di antara kolom. Gambar 7.4 Dimensi Kepala Kolom dan Flat Slab atau Drop Panel sumber: Wang, C.G.; Salmon, C.G.: 1989: 137 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Samsoko Adi Penerapan faktor keamanan dalam suatu bangunan salah satunya bertujuan untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya runtuh yang membahayakan bagi penghuni. Dalam penerapan faktor keamanan juga diperlukan perhitungan yang sangat detail agar bangunan dapat berdiri kokoh sesuai dengan apa yang diinginkan. Dikenal dua macam kekuatan dalam struktur bangunan, yaitu kuat perlu atau required Strenght dan kuat rancang atau design strenght. Definisi kedua macam tersebut yaitu: VII-5
1. Kuat Perlu (Required Strenght) Kuat perlu adalah beban rencana ataupun momen, gaya geser dan gaya yang lain yang berhubungan dengan beban rencana. Beban rencana atau beban terfaktor didapatkan dari mengalikan beban kerja dengan faktor beban, dan kemudian digunakan subskrip (U) sebagai penunjuknya. 2. Kuat Rancang (Design Strenght) Menurut jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Samsoko Adi, kuat rancang adalah kekuatan struktur yang diandalkan dalam menahan beban, yang merupakan produk perkalian nominal strenght (kekuatan normal) dengan faktor kekuatan reduksi. Gambar 7.5 Flat Slab atau Drop Panel sebelum pembesian sumber: proyek, 2017 Untuk menjamin keamanan dalam komponen struktur, maka diterapkan faktor beban (U) yang memperhitungkan kelebihan beban (tabel 7.1) dan faktor reduksi (ϕ), yang memperhitungkan kemungkinan kurang sempurnanya dalam pelaksanaan di lapangan (table 7.2) VII-6
No Kombinasi Faktor Pembebanan 1 D, L 1,2 D + 1,6 L 2 D, L, W 0,75 3 D, L, E 1,05 (D + LR + E) Tabel 7.1 Tabel Faktor Beban (U) sumber: SNI, 2002 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Samsoko Adi Keterangan: D L LR W E : Dead Load (Beban Mati) : Live Load (Beban Hidup) : Beban Hidup yang sudah direduksi : Wind (Beban Angin) : Earthquake (Beban Gempa) No Gaya Faktor Reduksi 1 Lentur tanpa aksial 0,8 2 Lentur dengan tarik aksial 0,8 3 Lentur dengan tekan aksial 0,7 4 Geser dan torsi 0,6 Tabel 7.2 Faktor Kekuatan Reduksi sumber: Istimawan Dipohusodo: 1999, hal 4 dan SNI 2002 dalam jurnal Hendrik Sulistio dan Ari Samsoko Adi VII-7
7.3 Kelebihan dan Kekurangan Flat Slab Dalam penggunaan setiap metode konstruksi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Penggunaan suatu metode pasti diperhitungkan dari segi kondisi lapangan atau keuangan sehingga metode yang digunakan lebih efektif dan efisien Penggunaan sistem Flat Slab atau Drop panel struktur bangunan mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan sistem Flat Plate dan balok konvensionil biasa, kelebihan-kelebihannya yaitu: 1. Fleksibilitas terhadap tata ruang. 2. Tidak adanya balok-balok disepanjang garis kolom. 3. Kemudahan dalam pemasangan instalasi mechanical dan electrical. 4. Menghemat tinggi bangunan. Tinggi ruang bebas lebih besar dikarenakan tidak adanya penerangan akibat balok dan komponen pendukung struktur lainnya. 5. Pemakaian tulangan plat bisa dengan tulangan fabrikasi. 6. Waktu pengerjaan yang relatif lebih pendek dari penggunaan balok konvensionil biasa, karena hal ini dapat dilihat dari proses pembuatan dimana pengecoran plat dapat langsung dilakukan tanpa mengecor balok terlebih dahulu. 7. Secara arsitektural lebih bagus. Adapun kelemahan Flat Slab atau Drop Panel yang menyebabkan perencana keberatan menggunakan metode ini, yaitu: VII-8
1. Tanpa adanya balok-balok disepanjang garis kolom, maka kemampuan menahan beban jadi berkurang. 2. Besarnya tegangan geser pons yang terjadi pada pelat di sekitar kolom dapat menyebabkan keruntuhan pons, terlebih dengan adanya momen unbalance akibat gaya lateral. 3. Konstruksi Flat Slab atau Drop Panel mempunyai kekakuan relatif rendah, sehingga untuk menerima gaya lateral menjadi berkurang. 7.6 Gambar Flat Slab atau Drop Panel dengan bekisting balok sumber; proyek, 2017 7.4 Bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan Flat Slab atau Drop panel adalah Sebagai berikut 1. Betonmix Instan dengan mutu beton 40 Mpa. 2. Kawat Beton. 3. Plywood Phenolic 18mm. 4. Beton Decking 40mm. 5. Tulangan D-13 dan D-10 VII-9
7.5 Alat-alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan Flat Slab atau Drop Panel adalah sebagai berikut: 1. Concrete Vibrator 2. Concrete Pump 3. Bar Bender dan Cutting Wall 4. Bekisting dengan Aluma 7.6 Metode Pelaksanaan Dalam melaksanakan setiap pekerjaan pasti memiliki tahap-tahap untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Adapun langkah-langkah dalam mengerjakan Flat Slab atau Drop Panel di Apartemen South Hills Kuningan, Jakarta Selatan, yaitu: 1. Pemasangan Aluma di sekitar kolom Pemasangan ini berguna untuk menahan bekisting agar dapat dilaksanakanya pengecoran, sehingga pemasangan aluma harus benar-benar presisi. 7.7 Gambar Aluma untuk Flat Slab atau Drop Panel sumber: proyek, 2017 VII-10
2. Pengukuran dan Pemasangan Bekisting Pengukuran lebar dan panjang dari as kolom ke tepi Flat Slab atau Drop Panel. Pengukuran ini tergantung dari beban yang akan ditopang sehingga setiap ukuran Flat Slab atau Drop Panel berbeda-beda. Pemasangan bekisting dengan Plywood Phenolic 18mm dilakukan bersamaan dengan pengukuran. 7.8 Gambar Flat Slab atau Drop Panel yang berbentuk persegi panjang sumber: proyek, 2017 3. Pemasangan Besi Pemasangan besi Flat Slab atau Drop panel dilaksanakan bersamaan dengan pemasangan besi pada pelat. Ukuran besi di Flat Slab atau Drop Panel adalah 10mm yang dikaitkan pada kolom. 7.9 Gambar Pembesian Flat Slab atau Drop Panel sumber: proyek, 2017 VII-11
4. Pengecoran Pengecoran Flat Slab atau Drop Panel dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran pelat, sehingga waktu pekerjaan menjadi efisien. Selain Pelaksanaan Flat Slab atau Drop Panel ada juga Slab satu arah, dua arah dan Flate Slab. Slab satu arah yaitu slab yang hanya didukung oleh dua balok di masingmasing tepinya. 7.10 Gambar Slab satu arah sumber: internet, 2017 Slab dua arah yaitu slab yang didukung oleh empat balok di tepinya 7.11 Gambar Slab dua arah sumber: internet, 2017 Flate Plate Slab hanya didukung oleh kolom yang tidak memiliki balok 7.12 Gambar Flate Plate Slab sumber: internet, 2017 Dari masing-masing Slab diatas dapat disimpulkan bahwa Slab dua arah yang paling kuat menahan beban karena memiliki ketebalan di setiap sisinya. VII-12
Dari hasil wawancara proyek, bahwa dalam pengerjaan Flat Slab atau Drop Panel lebih efisien dan efektif dari segi waktu dan biaya, karena pekerjaan Flat Slab atau Drop Panel tidak membutuhkan besi dan concrete yang banyak seperti balok dan pengerjaanya juga lebih cepat. VII-13