V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat jarang ditemui keberadaannya. Kemudian di era globalisasi saat ini banyak hunian rumah modern yang bergaya minimalis dengan keterbatasannya lahan kamar tidur untuk menempatkan sebuah meja belajar. Maka dari itu, penulis menciptakan meja belajar multifungsi ini dengan mengaplikasikan unsur mainan tradisional era 90 an egrang yang saat ini sudah mulai langka keberadaannya karena hadirnya mainan-mainan modern. pada furniture tersebut penulis berupaya agar masyarakat bisa mengenang mainan mainan tradisional Indonesia yang memiliki nilai histori tinggi yang kini hampir punah karena tergerus perkembangan jaman. Sebuah konsep sangat dibutuhkan untuk kekuatan identitas furniture meja belajar multifungsi ini. Konsep pembuatan bentuk furniture dengan pendekatan estetis merupakan gagasan utama dari perancangan ini. Untuk mendapatkan nilai estetis pada produk ini, eksplorasi bentuk merupakan sebuah jalan keluar perwujudannya namun hal itu tidak terlepas pada fungsi dari tempat tidur. Untuk mendapatkan sebuah tempat tidur yang memiliki nilai estetis maka tidak terlepas dari aturan-aturan yang menentukan keindahan dari proporsi, keseimbangan, penekanan dan kesatuan. Untuk merealisasikan perancangan kursi tersebut maka harus memahami tentang kualitas struktural, media dan teknik penyambungan. 34
B. Proses dan Strategi Perancangan Fokus utama dari eksplorasi bentuk dan struktur yang dilakukan ini adalah untuk mendapatkan inovasi yang mampu mengangkat citra dan nilai jual produk furniture multifungsi dengan desain yang diadaptasi dari mainan tradisional permainan egrang. Pendekatan desain yang mengacu pada empat faktor utama, yaitu: kenyamanan, efisiensi, estetis dan fungsional. Konsep desain yang dikembangkan dalam eksplorasi ini dibuat dengan mempertimbangkan batasan batasan desain dan segi karakteristik permainan taplak gunung itu sendiri. Dalam strategi desain perencanaan ini aplikasi pengembangan desain dari mainan egrang menjadi gagasan utama dalam perancangan meja belajar multifungsi ini. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan beberapa metode penelitian, yakni: eksperimen terhadap bentuk dan struktur, studi literatur terkait, dan survey lapangan serta wawancara pada pelaku industri. Dengan melakukan metode tersebut maka dapat dilakukan analisis terhadap data data yang dihasilkan untuk mendapatkan peluang pengembangan desain sesuai tujuan yang diharapkan. Kombinasi Konstruksi Konstruksi modular yang Estetis dan Perakitan dapat dan Fungsional Melibatkan Diagram 5.1. Proses dan Strategi Perancangan 35
C. Sketsa Desain \ Gambar 5.1 Sketsa Awal 1 Gambar 5.2 Sketsa Awal 2 36
Gambar 5.3 Sketsa Awal 3 Gambar 5.4 Sketsa Awal 4 37
Gambar 5.5 Sketsa Awal 5 Gambar 5.6 Mind Mapping 38
D. Desain Alternatif Gambar :5.7 Desain Dalam 3D 39
E. Desain meja belajar Gambar :5.8 Tampak Serong Gambar :5.9 Tampak Belakang 40
Gambar :5.10 Tampak Depan F. Ulasan Teknis Berikut adalah ulasan teknis berkenaan dengan desain meja belajar yang terinspirasi dari permainan egrang. Ulasan meliputi dimensi, teknik pembuatan, perangkat pendukung dan bahan finishing. 1. Perhitungan Antropometris Data perhitungan antropometri yang digunakan dalam proses perancangan didapat dari buku karangan Woodson dengan judul Human Factors Design Handbook. 2. Ukuran dan Teknik Sambung Modul Kayu 41
Pada perancangan ini media meja belajar ini memiliki spesifikasi ukuran sebagai berikut : Untuk teknik sambung kayu menggunakan teknik pressing sekrup, dimana setiap kotak persegi dan sudut segitiga disusun sesuai ukuran dan desain kemudian di sekrup. Agar kerekatannya kuat dan kokoh. 3. Multiplek Dalam membuat rangka konstruksi lemari dengan menggunakan multiplek dengan ukuran ketebalan 12 mili. Finishing dilapisi oleh HPL dipilih agar memunculkan kesan eksklusif. Gambar : 5.11 Gambar :5.11 Multiplek Sumber : http://gresthinterior.com/?p=1679 4. Material Finishing Setelah komponen meja belajar selesai dibuat, selanjutnya dilakukan proses pelapisan material finishing. Material finishing yang digunakan oleh meja belajar ini adalah takon atau biasa di sebut decosit adalah bahan pelapis yang digunakan sebagai lapisan paling atas (paling depan) furniture kayu. Penggunaannya langsung ditempel ke permukaan kayu. Dengan memakai lem Fox karena sudah pas dengan tingkat kekentalannya. 42
Yang perlu diperhatikan dalam proses aplikasi takon adalah di bagian sudut furniture. Bisa menggunakan lapisan edging, atau bisa juga menggunakan takon tersebut. Gambar : 5.12 Tekstur Serat Kayu Sumber : Bagus Adila Pratama 2015 Keunggulan takon/decosit: Furniture yang menggunakan finishing decosit tidak memerlukan tukang khusus Warna dan motif furniture akan sama, tidak beresiko belang-belang seperti jika menggunakan finishing cat duco. 43
Memiliki banyak sekali jenis, mulai dari motif kayu, warna solid, metalik, hingga motif seperti marmer dan granit. Saya dan konsumen bisa bebas berkreasi ingin seperti apa tampilan furniturenya. Pemakaian takon lebih cepat selesai dibanding dengan finishing spray. Cocok untuk furniture dengan tampilan yang modern dan minimalis. G. Tataran lingkungan Pertimbangan saat membuat meja belar tentu soal keamanan baik untuk anakanak maupun dewasa agar esensi dari meja belajar itu sendiripun tidak hilang. Meja belajar yang di buat ujung mejanya di buat tidak runcing tapi membulat agar pengguna mejapun tidak tergores ataupun lecet Pemilihan bahan kayupun di lapisi oleh takon tidak dilapisi dengan cat agar awet dan aman bisa di gunakan untuk anak-anak maupun dewasa. warna yang cerahpun menjadi pertimbangan disebabkan sangat netral dipakai karena ruangan bisa terlihat lebih luas dan terang. Tips untuk meletakkan meja belajar : - Perhatikan apa yang di butuhkan pengguna ataupun anak dan sesuaikan dengan aktifitas belajarnya - Sesuaikan meja belajar dengan ukuran ruang (dimensi) dan jarak untuk ruang gerak - Jangan lupakan zoning suasana dan pencahayaan di ruang belajar. 44
H. Proses produksi perancangan TA 45
Gambar 5.13 Tahap Pembuatan Meja Belajar Sumber : Bagus Adila Pratama 2015 46
- memotong ukuran yang sudah di tentukan ke multiplek dan triplek yang akan di gunakan - menyambungkan potongan-potongan tersebut menggunakan skrup - penggunaan teknik pada cat duco untuk belakang meja belajar dengan cara di semprot menggunakan kompresor - setelah itu lakukan penambahan pelapis takon yang akan di pasang di setiap bahan multiplek yang mempunyai sifat minimalis untuk keindahan meja belajar. - penempatan kaca pada tatakan meja yang terletak di bawah rak buku di lem dengan lem kaca. 47