1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain yang biasa disingkat Narkoba, merupakan masalah global yang krusial hampir di setiap negara tidak terkecuali di Indonesia, sehingga perlu disikapi dengan serius. Khususnya Indonesia, sejak tahun 1971 telah mencuat isu-isu nasional tersebut yang berpotensi cenderung kecil jika dibandingkan dengan kejahatan narkotika pada pertengahan tahun 1997 dan bahkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Seperti yang diungkap oleh Bapak Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia menyatakan perang terhadap tiga kejahatan yang sangat fundamental dan luar biasa yaitu narkoba, korupsi dan terorisme. 1 Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakaian dalam kadar tertentu serta berlebih. Orang yang menggunakan atau menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada narkotika baik secara fisik maupun psikis disebut sebagai pecandu. Penyalahgunaan dimaksudkan bahwa orang yang menggunakan narkotika tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. Sedangkan ketergantungan narkotika dimaksudkan sebagai gejala dorongan untuk 1 Media Informasi dan Komunikasi, Sinar, Badan Narkotika Nasional, Edisi-8 2010 1
2 menggunakan narkotika secara terus-menerus, toleransi dan gejala putus narkotika apabila penggunaan dihentikan. 2 Kecenderungan penyalahgunaan narkoba sangat berisiko baik terhadap kelangsungan hidup pemakai maupun orang lain (keluarga, lingkungan, masyarakat luas) baik secara fisik, psiko sosial, maupun ekonomi. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 64 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba, dinyatakan bahwa dalam rangka Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba dan Prekursor Narkoba, pemerintah membentuk sebuah lembaga pemerintah non kementerian, yaitu Badan Narkoba Nasional atau disingkat BNN yang berada di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden. 3 Survei BNN pada tahun 2008 mencatat bahwa jumlah pecandu narkoba di Indonesia mencapai 3,3 juta orang atau 1,99 persen dari jumlah penduduk, sekitar 32 persen atau sekurangnya1,3 dari jumlah pecandu tersebut berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa, sedangkan dua juta sisanya adalah kalangan non pelajar dan mahasiswa. 4 Menurut data pada bulan Maret 2009, tercatat jumlah tersangka remaja usia 16 tahun sebanyak 703 orang atau 0,5 persen, usia 16-19 tahun sebanyak 9.996 orang atau 6,4 persen, serta usia 20-24 tahun, menginjak angka 39.256 orang sejak tahun 2003-2008, atau sebesar 25,1 persen. 5 Data kasar menunjukkan bahwa korban penyalahgunaan Narkoba di Indonesia meningkat 2 Narkoba dan Jenis-jenis Narkoba (2010, 29 Agustus). Website BNN (on-line). Diakses pada tanggal 29 Agustus 2010 dari http://www.bnn.go.id/puscegah/pengertian_narkoba/narkotika 3 Press Release BNN Akhir Tahun 2010 (2011, 18 Februari) 4 Pecandu Narkotika tidak Dikriminalkan (2010, 29 Agustus). AntaraNews (on-line). Diakses pada tanggal 29 Agustus 2010 dari http://www.antaranews.com/berita/1277529994/bnn-pecandunarkotika-tidak-dikriminalkan 5 Jumlah Tersangka Berdasarkan Usia, Direktorat IV/TP Narkoba KT Bareskrim Polri, Maret 2009
3 tajam dan terus bertambah. Buktinya, jumlah pasien di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (disingkat RSKO) meningkat enam (6) kali lipat dalam lima (5) tahun terakhir dan dua (2) kali lipat dalam dua (2) tahun terakhir, di mana sebagian besar pasiennya berusia 15-25 tahun. 6 Badan Narkotika Nasional sebagai institusi yang diberikan tanggung jawab untuk mengkoordinasikan strategi dan implementasi penanggulangan permasalahan narkotika di Indonesia, secara konsisten berkesinambungan melaksanakan program-program kegiatan dalam rangka upaya Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika atau disingkat P4GN yang didasari oleh kebijakan dan strategi nasional P4GN. 7 Adapun kebijakan nasional P4GN diantaranya adalah: Menjadikan masyarakat imun terhadap penyalahgunaan Narkotika; Menyembuhkan korban penyalahgunaan Narkotika melalui program terapi dan rehabilitasi, serta; Terus-menerus memberantas jaringan sindikat Narkotika. Sementara itu, strategi nasional P4GN mengacu pada: Peningkatan kampanye anti Narkotika di lingkungan kerja, sekolah dan keluarga, untuk mengurangi tingkat prevalensi penyalahgunaan Narkotika yang saat ini berjumlah 1,99% dari total populasi penduduk Indonesia; Mengupayakan agar korban yang sembuh meningkat dan korban yang relapse berkurang, serta; Pengungkapan jaringan sindikat meningkat. 8 6 Badan Narkotika Nasional, op.cit., 7 Sejarah BNN (2010, 25 Agustus). Website BNN (on-line). Diakses pada tanggal 25 Agustus 2010 dari http://www.bnn.go.id/sejarah_bnn. 8 Press Release Akhir Tahun, Badan Narkotika Nasional, Jakarta, 2009
4 Semua organisasi yang efektif membangun dan mempertahankan hubungan yang dianggap penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi. Begitu pula peranan Humas di lingkungan pemerintahan sangat vital dalam membangun citra positif bangsa dan negara, serta sebisa mungkin melakukan peran dan fungsinya membangun citra diri lembaganya. Sadar bahwa Humas memiliki peran vital nan strategis, maka diharapkan agar aparatur kehumasan mampu menjalankan konsistensi fungsi dan perannya yang memang bukan pekerjaan ringan, apalagi reputasi, keberhasilan dan eksistensi lembaga yang dinaunginya sangat bergantung dari kinerja Humas yang diterapkannya. Pada Hakikatnya, Humas (singkatan dari Hubungan Masyarakat) adalah aktivitas komunikasi. Di kalangan pemerintahan, istilah Public Relations belum terlalu popular dibandingkan dengan istilah Humas, sehingga istilah yang seringkali dipakai di dalam instansi pemerintahan adalah Humas (Hubungan Masyarakat). Humas berperan sebagai komandan komunikasi yang melakukan aktivitas komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two ways traffic communication) dengan publik (perusahaan/organisasi), yang bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian (mutual understanding), saling percaya (mutual confidence), dan saling membantu/kerja sama, saling menghargai (mutual appreciation), mencitakan kemauan baik (good will), memperoleh dukungan publik (public support) sesuai visi dan misinya demi terciptanya citra yang positif bagi suatu lembaga/perusahaan (good corporate image). Scott M. Cutlip and Allen H. Centre (1982), dalam bukunya Effenctive Public Relations, mengungkapkan bahwa: Public Relations adalah fungsi
5 manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara organisasi demi kepentingan publiknya, serta merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan dukungan publiknya. 9 Hal tersebut dapat diuraikan bahwa dalam organisasi memerlukan aktivitas yang utama yaitu komunikasi. Orang-orang yang ada di balik bergulirnya sistem informasi baik ke dalam maupun ke luar diantara organisasi dengan publiknya adalah Hubungan Masyarakat/Public Relations. Humas atau Public Relations merupakan komandan komunikasi dalam mengintegrasikan informasi dan kegiatan komunikasi diantara publik dan organisasi. Seperti halnya Badan Narkotika Nasional yang mengimplementasikannya di setiap programnya. Melihat bahwa saat ini, kesungguhan masyarakat untuk merespon ajakan pemerintah tentang bahaya narkoba sampai sekarang ini dapat dikatakan masih minim. Hal ini dikarenakan pemahaman masyarakat tentang bahaya narkoba masih diatas bayang-bayang antara paham atau tidak tahu. Pada dasarnya masyarakat mengetahui narkoba adalah barang terlarang, namun untuk hal pencegahan mereka masih perlu diberikan pemahaman. Karena kondisi yang demikian, maka berbagai upaya yang ditujukan untuk menyadarkan, memberdayakan, atau secara umum memengaruhi masyarakat dengan cara-cara paksaan menjadi tidak relevan lagi. Di sini, kampanye dilakukan sebagai salah satu instrumen terpenting masyarakat yang mempengaruhi masyarakat secara persuasif dilandasi kesadaran dan kesukarelaan. 9 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi:Konsepsi dan Aplikasi, Edisi Rivisi, Cetakan. 7, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal.25
6 Kampanye dimanfaatkan oleh organisasi atau perusahaan sebagai medium dalam mengkomunikasikan pesan organisasi atau perusahaannya. Kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dan berjalan terorganisasi secara sistematis dengan tujuan menyebarkan informasi, pengetahuan, gagasan, maupun ide untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak sasarannya melalui teknik komunikasi yang dirancang secara berkesinambungan dan teratur dalam kurun waktu tertentu. Efek yang diharapkan di sini adalah dampak positif akan perubahan pengetahuan, kesadaran, pemahaman maupun perilaku sasaran pada tingkat individu, komunitas maupun sistem secara nyata. Apapun ragam dan tujuannya, upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait dengan aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavioral). Ketiga aspek tersebut bersifat saling terkait, dan merupakan sasaran pengaruh (target of influences) yang harus dicapai secara bertahap agar kondisi perubahan dapat tercipta. Kampanye merupakan salah satu upaya pemahaman bersifat preventif yang digiatkan oleh BNN sejak berdirinya BNN di tahun 2002. Humas juga mengupayakan pencegahan seperti kampanye dalam bentuk pameran informasi narkoba, penyuluhan, expo, pembagian produk-produk informasi dan sebagainya yang diharapkan bisa menjangkau masyarakat luas. 10 Intensitas kampanye yang dikoordinir oleh Humas di tahun 2010,untuk wilayah Jakarta kurang lebih 10 kali, seperti dalam ketentuan yang ada dalam program, namun pada kenyataanny, 10 Hasil Wawancara dengan Kasubbag Humas Ro Um Settama BNN, Khrisna Anggara, SH.,M.Si, Ruang Humas Lt. 1 BNN, Jakarta, 18 Februari 2011, pukul 14.45-18.01 WIB
7 kampanye tersebut bisa lebih dari 10 kali. Untuk wilayah daerah, pengadaan sosialisasi kampanye dianggarkan 6 kali kegiatan, contoh di Aceh, Bali, Surabaya. 11 Sebagai fondasi ketataperencanaan, semua penyelenggaraan aktivitas komunikasi baik ke dalam maupun ke luar antara organisasi dan publiknya, Humas berpacu pada program-program kerja ke-humasan yang disesuaikan dengan tujuan daripada organisasi yang dinaunginya. Tahapan kerja (work programmes) menjadikan Humas dapat melakukan setiap kegiatan secara lebih terarah dan seefektif mungkin. Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelola berbagai aktivitas PR/Humas tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajemen Humas yang dikelola secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya. Dalam prosedur perencanaan program ke-humasan BNN, semua program kegiatan dibuat dan disusun satu tahun sebelumnya dan dianggarkan dalam DIPA (Daftar Isian Penggunaan Anggaran). Jika telah disetujui oleh Dirjen anggaran, akan dituangkan dalam bentuk PO (Petunjuk Operasional) untuk kegiatan apa saja yang Humas akan laksanakan. 12 Lalu bagaimana jika kegiatan tidak terprogram sebelumnya? Salah satu program Humas di luar mata anggaran yang ditetapkan dalam perincian anggaran kegiatan Humas BNN tahun 2010, adalah kampanye yang terselenggara atas kerjasama antara Mal Ciputra Jakarta, Badan Narkotika Nasional (BNN), Yayasan Aids Indonesia (YAI), serta Yayasan Cinta Anak 11 Ibid 12 Khrisna Anggara, op.cit.,
8 Bangsa (YCAB) dalam rangka menyambut masa liburan sekolah dan peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2010 bertajuk Next Creative Generation. Dengan berbagai pertimbangan strategis dan pendekatan, maka program ini dapat dilaksanakan dan cukup berhasil. Kampanye dengan konsep yang berbeda dengan mengangkat ragam kegiatan positif yang berjiwa muda dalam sebuah ajang Next Creative Generation berlangsung dari 23 Juni hingga 11 Juli 2010. Next Creative Generation adalah ajang kreatifitas anak muda terbesar yang mengkampanyekan gerakan 'Anti Narkoba dan Peduli Aids', didedikasikan untuk remaja Indonesia sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat membangun Indonesia ke arah yang lebih baik. Program ini lebih mengarah kepada jenis kampanye ideology or cause oriented campaigns, dimana kampanye yang dilakukan merupakan upaya dalam tujuan khusus yang mengharapkan adanya perubahan sikap dan pengetahuan publik sasarannya yaitu masyarakat (eksternal publik) akan bahaya narkotika dan obat-obatan terlarang. Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan segala elemen dengan menjadikan Mal Ciputra sebagai sarana untuk menyelenggarakan kegiatan positif namun tetap atraktif bagi para remaja. Acara ini mengajak para remaja untuk terlibat di dalamnya dan diharapkan pula dapat membantu pemerintah menciptakan generasi muda yang aktif, berkualitas, bebas dari narkoba, pergaulan bebas, tidak terjangkit HIV & AIDS. Hal tersebut sepenuhnya sejalan dengan pendapat yang menegaskan bahwa keberhasilan mencapai tujuan kampanye
9 banyak ditentukan oleh kemampuan kita dalam merancang, menerapkan dan mengevaluasi program kampanye secara sistematis dan strategis. Kampanye ini merupakan salah satu aktualisasi giat bersifat preventif yang mendorong partisipasi masyarakat melalui generasi muda sebagai sasaran utama dalam menekan penyalahgunaan narkotika. Mengingat kegiatan alternatif yang bersifat positif sangat diperlukan untuk menunjukkan eksistensi dan jati diri seorang remaja sehingga dapat terbentuk suatu kepercayaan diri yang kuat dalam menolak godaan narkoba. Lingkungan yang positif juga perlu diciptakan sehingga setiap remaja dapat terhindar dari bahaya narkoba serta segala efek buruk yang ditimbulkannya, yang bukan hanya membahayakan diri sendiri, namun juga keluarga dan masyarakat. Dipilihnya BNN sebagai objek penelitian di sini adalah karena citra dan reputasi BNN yang baik sebagai Lembaga Non Kementerian yang memiliki jam terbang terhadap penanganan kasus narkotika yang tiada habisnya. Fakta demikian dapat dibuktikan berdasarkan data BNN, periode bulan Januari hingga November 2009, tercatat tindak pidana narkotika adalah sebagai berikut: 13 1. Jumlah kasus Narkotika yang berhasil diungkap sebanyak 28.382 kasus, dengan rincian untuk narkotika sejumlah 9.661 kasus, psikotropika 8.698 kasus, dan bahan berbahaya 10.023 kasus. 2. Jumlah tersangka yang ditangkap sebanyak 35.299 orang, dengan rincian kasus narkotika sejumlah 13.051 orang, psikotropika 11.601 orang, dan bahan berbahaya sebanyak 10.647 orang. 13 Press Release BNN Akhir Tahun (2010, 20 Agustus). Website BNN (on-line). Diakses pada tanggal 20 Agustus 2010 dari http://www.bnn.go.id/detail-press-release-press-release-bnn-akhirtahun.
10 Untuk Humas sendiri, sebagai contoh prestasi-prestasi yang dicapai Humas telah membuktikan bahwa memang apresiasi selayaknya diberikan untuk kinerja sebagai bukti keaktifan instansi dalam berbagai bidang kegiatan yang terselenggara. Antara lain dalam lomba Anugerah Media Humas yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah Pusat atau Bakohumas, majalah internal BNN berhasil meraih Juara II untuk kategori kementerian dan lembaga negara. Di bidang informasi dan teknologi, BNN telah menyediakan layanan kepada masyarakat melalui website www.bnn.go.id dan pembangunan perpustakaan online. Hal ini ternyata mendapat penghargaan dari Bakohumas sebagai Juara II website terbaik untuk kategori Kementerian dan Lembaga Negara. 14 Berangkat dari beberapa hal yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik memilih judul penelitian ini, karena jelas dapat dilihat bahwa terdapat keterkaitan erat antara perencanaan dengan giat kampanye yang dilakukan oleh Humas BNN secara matang di setiap tahapnya agar dapat mencapai tujuan yang efektif dan efisien yang diselaraskan dengan misi serta tujuan lembaga. Ini unik, karena program kegiatan Next Creative Generation ini tidak direncanakan dan dianggarkan di tahun sebelumnya, namun konsep yang dibuat sedemikian rupa, mengadakan kampanye dengan target market remaja di masa liburan sekolah anak-anak yang notabene pada masa liburan idealnya event-event yang diselenggarakan berbau holiday, anak-anak dan back to school. Pada kampanye 14 Press release Akhir Tahun 2010, ibid
11 ini mencoba sesuatu yang berbeda dan di luar jalur pada umumnya, dan ini cukup berhasil. Keberhasilan suatu program kegiatan apapun bentuknya, tidak akan terlepas dari kerangka yang menyusun setiap tahap dalam suatu perencanaan yang tertulis. Sebuah kampanye yang dikonstruksi dengan baik akan memberikan efek yang luar biasa terhadap khalayak sasarannya. Keberhasilan sebuah kampanye, juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan pelaku kampanye dalam merancang program dan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. Para pejabat Humas atau praktisi PR selalu mempertimbangkan dengan seksama bagaimana suatu program akan dimulai, dan melanjutkannya secara terstruktur sehingga bermanfaat bagi organisasi dan publik yang berinteraksi dengan organisasi tersebut. Hal itu haruslah direncanakan melalui proses yang dipikirkan secara matang dan hati-hati. Karena bekerja berdasarkan suatu kerangka akan menyediakan struktur dan koherensi. Pada akhirnya, perencanaan merupakan alat bantu untuk bekerja secara efektif dan dibuat untuk memastikan praktisi Humas selalu terfokus pada apa yang diperlukan dan mencapai apa yang diinginkan. Namun demikian, proses perencanaan memberikan manfaat yang baik, bahkan jika program yang telah disusun harus disesuaikan kemudian. Sehubungan dengan pemaparan yang telah diuraikan di atas, maka penulis memilih judul penelitian sebagai berikut : Perencanaan Kampanye Humas Next Creative Generation Badan Narkotika Nasional (BNN) di Mal Ciputra (Periode April-Juli 2010).
12 1.2 Perumusan Masalah Adapun masalah yang diangkat oleh peneliti berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas adalah Bagaimana Perencanaan Kampanye Humas Next Creative Generation Badan Narkotika Nasional (BNN) di Mal Ciputra pada Periode April-Juli 2010? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran bagaimana perencanaan kampanye Humas Next Creative Generation Badan Narkotika Nasional (BNN) di Mal Ciputra (Periode April-Juli 2010). 1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai gambaran perencanaan kampanye dan ilmu komunikasi pada umumnya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan serta memperkaya wawasan pembaca juga para sivitas akademi di bidang ilmu kehumasan. 1.4.2 Signifikansi Praktis Dari hasil penelitian, secara praktis diharapkan dapat menambah bahan masukan (sumbang saran) dan referensi bagi fungsi Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam melakukan perencanaan kampanye Next Creative Generation di Mal Ciputra, sebagai bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan kampanye selanjutnya.