BAB 1 PENDAHULUAN. 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

EFEKTIFITAS LINGKUNGAN TERAPETIK TERHADAP REAKSI HOSPITALISASI PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit KAB./KOTA ADMINISTRASI KAB ADMINISTRATIF

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

PERSEPSI PERAWAT TENTANG TERAPI BERMAIN DIRUANG ANAK RSUP DOKTER KARIADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, adalah orang yang berada di bawah usia 18 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memperkecil distres psikologis dan fisik yang diderita oleh anak-anak dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIFITAS LINGKUNGAN TERAPETIK TERHADAP REAKSI HOSPITALISASI PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

BAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat anak dirawat di rumah sakit, dampak. hospitalisasi pada anak dan keluarga tidak dapat dihindarkan.

BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. stress yang mungkin ia sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN SIKAP KOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH SELAMA PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA DI RSUD PROF. DR.

PENGARUH PROGRAM BERMAIN TERHADAP RESPON PENERIMAAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Atraumatic Care

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan,

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

KONSEP PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai dengan lima tahun. Pada anak dalam usia tiga sampai dengan lima tahun

TINGKAT NYERI ANAK USIA 7-13 TAHUN SAAT DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD KOTA SEMARANG

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

HOSPITALISASI. NS. Apriyani Puji Hastuti, S.Kep

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. kecemasan di ruang Parikesit di RSUD Kota Semarang.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Hospitalisasi sering kali menjadi krisis pertama yang harus dihadapi anak. Anak- anak, terutama selama tahun-tahun awal, sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia, seperti yang disampaikan oleh UNICEF sebagai salah. anak, perlindungan dan pengembangan anak (James, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan perawat

Hubungan Antara Peran Orang Tua 1

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri, lingkungan yang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hospitalisasi dapat menyebabkan kejadian yang traumatik dan stres yang dialami oleh anak dan orang tua, dimana anak harus tinggal di rumah sakit untuk mendapatkan terapi dan perawatan sampai dapat kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak, dimana anak akan mengalami stresor akibat perubahan dari keadaan sehat ke sakit dan jumlah mekanisme koping yang terbatas seperti perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh, dan nyeri. Reaksi anak tersebut dipengaruhi oleh usia perkembangan mereka, pengalaman mereka sebelumnya dengan penyakit, keterampilan koping, keparahan diagnosa dan sistem pendukung yang ada (Wong, 2008). Hal tersebut dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak sehingga diperlukan perawatan yang lebih kompeten dan sensitif untuk meminimalkan efek negatif dari hospitalisasi dan mengembangkan efek positifnya (Nursalam, Susilaningrum & Utami, 2005). Reaksi hospitalisasi pada anak dapat diminimalkan dengan keadaan lingkungan terapeutik (Solikhah, 2013). Lingkungan terapeutik dapat di gambarkan sebagai keseluruhan lingkungan (baik fisik maupun non fisik) yang

diciptakan untuk membantu proses penyembuhan. Lingkungan terapeutik dipengaruhi oleh faktor internal seperti: keselamatan, warna atau desain ruangan, karya seni, terapi musik dan sikap perawat dalam melakukan asuhan keperawatan, dan faktor eksternal seperti: peran alam dan penciptaan terapi bermain di taman rumah sakit itu sendiri (Ghazali & Abbas, 2011). Solikhah (2013) mengemukakan bahwa dengan menciptakan lingkungan terapeutik yang efektif akan meminimalkan reaksi hospitalisasi pada anak. Dalam penelitiannya, reaksi hospitalisasi negatif meliputi kecemasan, ketidak kooperatifan, respon terhadap orang lain, mood dan penerimaan pada petugas akan minimal jika ada dukungan penuh terhadap perlakuan untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik pada pelayanan keperawatan anak di ruang rawat anak. Perlakuan yang dilaksanakan meliputi komunikasi terapeutik saat melakukan tindakan, permainan terapeutik, pencitraan lingkungan tempat tidur (memasang stiker bergambar di kamar, sprei bergambar, penggunaan infus bergambar dan pemakaian rompi bergambar saat melakukan tindakan keperawatan). Kombinasi musik dan seni juga dapat diterapkan. Reaksi hospitalisasi pada anak sangat dipengaruhi oleh perilaku perawat, dalam hal ini perawat harus dapat memberikan pelayanan keperawatan dan mampu menfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan keperawatan langsung maupun pendidikan kesehatan pada anak. Perawat dapat memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua anak atau dengan menolong orang tua/anak dalam memahami pengobatan dan perawatan anaknya. Ketika anak dan keluarganya mempunyai

kebutuhan psikologis berupa dukungan atau motivasi maka perawat sebagai konselor, dapat memberikan konseling keperawatan ketika anak dan orang tuanya membutuhkan, dengan cara mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan, dan hadir secara fisik, perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua anak tentang masalah anak dan keluarganya, dan membantu mencari alternatif pemecahannya (Supartini, 2004). Survey awal yang telah dilakukan khususnya di ruang rawat anak Hijir Ismail Rumah Sakit Umum Haji Medan, untuk desain ruangan sudah melingkupi lingkungan yang terapeutik seperti adanya lukisan ditiap ruangan, sprei yang bergambar, serta adanya perpustakaan buku. Hanya saja setelah berbicara dengan anak dan orang tua mereka mengatakan bahwa kurangnya pendekatan selama anak dirawat. Hal tersebut didukung setelah mendapat informasi dari kepala ruangan bahwa perawat pelaksana yang ada di ruang rawat anak Hijir Ismail tidak pernah mendapatkan pelatihan khususnya dalam meminimalkan reaksi hospitalisasi pada anak di rumah sakit, sehingga perawat belum dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang penerapan lingkungan terapeutik oleh perawat untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi negatif pada anak di ruang rawat anak Hijir Ismail Rumah Sakit Umum Haji Medan.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah yaitu: Bagaimana penerapan lingkungan terapeutik oleh perawat untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi negatif pada anak di ruang rawat anak Hijir Ismail Rumah Sakit Umum Haji Medan. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: Mengetahui penerapan lingkungan terapeutik oleh perawat untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi negatif pada anak di ruang rawat anak Hijir Ismail Rumah Sakit Umum Haji Medan. 1.4. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1.4.1. Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan di bagian keperawatan anak. 1.4.2. Praktik Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan pada perawat khususnya yang ada di Ruang Rawat Anak Hijir Ismail Rumah Sakit Umum Haji Medan mengenai penerapan lingkungan terapeutik oleh perawat untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi negatif pada anak di ruang rawat anak Hijir Ismail Rumah Sakit Umum Haji Medan.

1.4.3. Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evidence dan data dasar bagi peneliti selanjutnya terkait perawatan hospitalisasi pada anak.