DESCRIPTION OF KNOWLEDGE AND MOTIVATION OF TB PATIENTS TOWARDS PREVENTION OF TB TRANSMISSION IN REGION PUSKESMAS KEBUN HANDIL IN JAMBI CITY 2015

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

BAB 1 : PENDAHULUAN. tertinggi di antara negara-negara di Asia. HIV dinyatakan sebagai epidemik

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014

Mutiara Ayu Rahma Fitriana, Heni Hirawati P.,S.SiT.,M.Kes, Sundari,S.SiT ABSTRAK

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bakteri Mycobacterium Tuberculosis atau tubercel bacillus dan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

ABSTRAK. Sri Ariany P, 2009, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II: J. Teguh Widjaja, dr., Sp.P., FCCP

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI PUBLIKASI ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru,

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menyebabkan masalah kesehatan yang buruk di antara jutaan orang setiap

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. TB Paru

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi di seluruh dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, WHO melaporkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

6. Umur Responden :...Tahun

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PENDERITA TB PARU TENTANG PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN 2015 Dewi Riastawaty STIKes Prima Program Studi D III Kebidanan Korespondesi penulis : dewiriastawaty@stikesprima-jambi.ac.id ABSTRAK Data Cakupan Case Detection Rate (CDR) TB Paru BTA (+) di Provinsi Jambi Tahun 2012 sebesar 72,04% dengan perkiraan penderita TB paru sebanyak 5.108 dan megalami penurunan ditahun 2013 sebesar 63,72%. Peneiltian merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan motivasi penderita TB Paru tentang pencegahan penularan TB, dengan menggunakan lembar kuesioner. Populasi penelitian ini adalah penderita TB Paru yang berjumlah 55 orang, dengan sampel 35 responden. Penelitian ini menggunakan analisa univariat. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi pada tanggal 7 14 Agustus 2015. Hasil penelitian menunjukan 37,1% penderita TB Paru berpengetahuan baik dan 28,6% penderita TB Paru memiliki motivasi tinggi tentang pencegahan penularan penyakit TB. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan masukan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat luas terutama bagi penderita TB Paru untuk meningkatkan pengetahuan dengan mencari informasi dari berbagai media atau pelayanan kesehatan untuk menanyakan tentang penyakit TB serta menerapkan apa yang diketahui tentang pencegahan penularan penyakit TB dalam kehidupan sehari-hari dan tidak perlu malu untuk mengatakan dirinya menderita TB. Penanggulangannya perlu dilakukan segera melalui kerja sama Dinas Kesehatan dengan petugas pelayanan kesehatan. Kata kunci : Pengetahuan, Motivasi, Penderita TB paru DESCRIPTION OF KNOWLEDGE AND MOTIVATION OF TB PATIENTS TOWARDS PREVENTION OF TB TRANSMISSION IN REGION PUSKESMAS KEBUN HANDIL IN JAMBI CITY 2015 ABSTRACT According to data Case Detection Rate (CDR) pulmonary tuberculosis (TB) with BTA (+) in Jambi Province in 2012 was about 72.04% with estimated about 5,108 people get infected by TB and this was decreasing in 2013 to 63.72%. This research is using descriptive method which aim to describe of knowledge and motivation of TB patients towards prevention of TB transmission, by using a questionnaire. Population in this study were patients with TB disease with total 55 people, and the sample are 35 respondents. The analysis of the research was using univariate. This research conducted in region Puskesmas Kebun Handil in Jambi City from 7 14 of August 2015. As the result shows, 37.1% patients who have TB disease have good knowledge and 28.6% patients with TB disease have high motivation to do prevention of TB transmission. Therefore this research can be use as a input and information for the health care facility and specially for community who have TB disease. However, to give this information it might help by using media such as leaflet and posters about prevention of TB transmission and cooperate with the health care center. Keywords : Knowledge, Motivation, TB Patients 376

PENDAHULUAN Indonesia adalah negara pertama di antara negara-negara beban tinggi (HBC) di wilayah WHO Asia Tenggara yang berhasil mencapai target TB global untuk deteksi kasus dan keberhasilan pengobatan sejak tahun 2006. Pada tahun 2010, sebanyak 302.861 kasus TB yang diberitahu dan diobati dan 183.366 kasus BTA positif. Oleh karena itu, Pemberitahuan nilai kasus untuk TB BTA positif adalah 78/100, 000 (Case Detection Rate 78,3%). Ditingkat keberhasilan pengobatan rata-rata selama empat tahun terakhir adalah 90% dan untuk kelompok 2009, tingkat keberhasilan pengobatan adalah 91%. Pencapaian ini target global adalah tonggak penting dalam program pengendalian TB nasional (Kemenkes RI, 2012). Hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia dalam hal jumlah penderita tuberkulosis (TB). Dalam laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 hingga saat ini menempati peringkat keempat terbanyak penderita TB setelah negara cina, India, dan Afrika Selatan. Estimasi prevalensi semua jenis kasus TB adalah 690.000 dan kejadian diperkirakan adalah 450.000 kasus baru per tahun (WHO, 2011). Perkiraan jumlah kematian akibat TB adalah 64.000 kematian per tahun (WHO, 2011). Di antara negaranegara Asia, Indonesia memiliki kenaikan tertinggi jumlah epidemi HIV. Epidemi HIV terkonsentrasi, kecuali di Papua dimana prevalensi HIV telah mencapai 2,5% (generalized epidemic). Estimasi nasional prevalensi HIV di antara populasi orang dewasa adalah 0,2% (Kemenkes RI, 2012). Pada tahun 2013 muncul usulan dari beberapa negara anggota WHO yang mengusulkan adanya strategi baru untuk mengendalikan TB yang mampu menahan laju infeksi baru, mencegah kematian TB, mengurangi dampak ekonomi akibat TB dan mampu meletakkan landasan ke arah eliminasi TB. Pada sidang WHO yang ke 67 tahun 2014 ditetapkan resolusi mengenai strategi pengendalian TB global pasca 2015 yang bertujuan menghentikan epidemi global TB pada tahun 2015 yang ditandai dengan penurunan angka kematian akibat TB sebesar 95% dari angka tahun 2015 dan penurunan angka insidensi TB sebesar 90% (menjadi 10/100.000 penduduk) (Kemenkes RI, 2014). Meskipun pelaksanaan program pengendalian TB di tingkat nasional menunjukkan kemajuan positif dalam deteksi kasus dan keberhasilan pengobatan, prestasi di tingkat provinsi menggambarkan kesenjangan antar daerah. Berdasarkan pencapaian pada tahun 2010, 25 (dua puluh lima) provinsi di Indonesia belum mencapai 70% CDR dan hanya 8 provinsi yang mampu memenuhi target CDR 70% dan keberhasilan pengobatan 85%. Saat ini masalah yang dihadapi cukup besar mengingat setiap tahunnya masih terdapat 450.000 kasus baru dan masih tingginya angka kematian akibat TB yaitu 64.000 per tahun atau 175 orang perhari. Strategi nasional sejalan dengan petunjuk internasional (WHO dan strategi baru Stop TB), serta konsisten dengan Rencana Global Pengendalian TB yang diarahkan untuk mencapai Target Global TB 2015 dan Tujuan Pembangunan Millenium 2015 (Kemenkes RI, 2012). Penyakit TB paru merupakan masalah yang besar bagi negara berkembang termasuk Indonesia. Sebagaimana dikebanyakan negara sedang berkembang lainnya. Hampir semua penduduk dewasa sudah pernah mengalami infeksi oleh Basil TB pada masa mudanya, karena sebagian besar penyakit TB paru pada negara ini ditimbulkan oleh Basil yang mengalami reaktivasi (Danusantoso, 2013). Permasalahannya prevalensi dan insiden tuberculosis paru masih sangat tinggi dan sulit diturunkan. Hal ini disebabkan karena adanya masalah medik dan non medik. Yang termasuk masalah nonmedik yaitu, kemiskinan masyarakat yang menyebabkan keadaan gizi rendah, higiene yang rendah, dan kesulitan membeli obat. Serta pendidikan yang rendah tidak menimbulkan kesadaran tentang perlunya berobat dan keterlambatan dalam mendapatkan diagnosa. Salah satu masalah medik yaitu, pasien sering berada didalam keadaan imunodepresi sehingga sistem 377

pertahanan tubuh tidak berhasil mengeradikasi kuman tuberkulosis (Djojodibroto, 2012). Penyakit TB paru menyerang lebih dari 75% penduduk usia produktif, 20-30% pendapatan keluarga hilang pertahunnya akibat penyakit TB paru. Selain itu, seorang penderita aktif TB Paru akan menularkan kepada 10-15 orang sekitarnya pertahun, dan tanpa pengobatan yang efektif, 50-60% penderita TB paru akan meninggal dunia (laban, 2008). Penyakit TB paru ditularkan melalui udara secara langsung dari penderita TB paru kepada orang lain. Dengan demikian, penularan penyakit TB paru terjadi melalui hubungan dekat antara penderita dan orang yang tertular (terinfeksi), misalnya berada di dalam ruangan tidur atau ruangan kerja yang sama (Djojodibroto, 2012). Penderita TB paru sangat rentan terhadap resiko terjadinya penularan kepada orang di sekitar penderita. Untuk itu perlu adanya tindakan pencegahan yang harus diketahui oleh penderita TB paru seperti tidak membuang dahak sembarangan, memakai masker jika diperlukan, dan memisahkan peralatan makan dari anggota keluarga lainnya (Laban, 2008). Pengobatan TB Paru dilakukan secara bertahap dan teratur, tahapan pengobatan TB Paru diantaranya tahap intensif dan tahap lanjutan. Untuk itu para penderita harus mengenal, memahami, bagaimana cara pencegahan, tanda gejala dan penatalaksanaan dari TB Paru. Regimen Terapeutik TB Paru merupakan pengobatan yang bertahap dan di lakukan secara teratur, dan di lakukan sesuai dengan penjelasan yang standar (Misnadiarly, 2006). Pelaksanaan survei dilaksanakan langsung ke puskesmas Kebun Handil dan mendapatkan data Penderita TB Paru yang sudah mendapatkan pengobatan dari tahun 2012-2015 yaitu, pada tahun 2012 sebanyak 17 orang, pada tahun 2013 sebanyak 23 orang, pada tahun 2014 sebanyak 29 orang, dan pada tahun 2015 bulan januari-april sebanyak 5 orang, kemudian penulis melakukan wawancara langsung terhadap 4 penderita tentang pencegahan penularan TB paru, dengan menanyakan apakah saat berbicara menggunakan masker penutup mulut? dan apakah saat batuk membuang dahak di tempat khusus?, hasilnya penderita tidak pernah membuang dahak saat batuk di tempat khusus (di sembarang tempat), tidak pernah menggunakan masker penutup mulut dalam kesehariannya, artinya masih kurangnya pengetahuan penderita TB tentang pencegahan terhadap resiko penularan penyakit TB dari penderita TB ke orang sekitar dan juga kurangnya motivasi penderita TB mencari informasi tentang pencegahan terhadap resiko penularan penyakit TB (Puskesmas Kebun Handil, 2015). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk diketahuinya gambaran pengetahuan dan motivasi pada penderita Tuberkulosis (TB) paru tentang pencegahan penularan penyakit TB paru di wilayah kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain survei yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena yang terjadi mengenai gambaran pengetahuan dan motivasi pada penderita Tuberculosis (TB) paru tentang pencegahan pada penyakit TB paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015. Penelitian ini bertempat di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2015. Populasi menurut Riyanto (2011) merupakan keseluruhan subjek yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang ditentukan. Berdasarkan pengertian di atas populasi dalam penelitian ini yaitu berjumlah penderita TB paru pada tahun 2014 sebanyak 55 orang yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi. Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini meggunakan total sampling yaitu seluruh populasi menjadi sampel. Dengan kriteria inklusi sampel responden dapat membaca dan menulis dan berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi. 378

Kerangka konsep penelitian merupakan konsep-konsep yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan. Karena konsep tidak dapat langsung diamati maka konsep dapat diukur melalui variabel (Riyanto, 2011). HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Pengetahuan Penderita TB Paru Tentang Pencegahan Penularan Penyakit TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari 35 responden sesuai dengan pertanyaan kusesioner. Variabel pertanyaan responden menggunakan 10 item pertanyaan positif. Hasil penelitian berdasarkan pengetahuan penderita TB paru untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini berdasarkan pertanyaan sehingga dapat memberikan gambaran lebih jelas, sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Gambaran Pengetahuan Penderita TB Paru Tentang Pencegahan Penularan Penyakit TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015 Benar Salah Pertanyaan Pengertian Penyakit TB yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dan bakteri 33 94,3 2 5,7 Penularan Penyakit TB melalui udara 8 22,9 27 77,1 Salah satu gejala khas penyakit TB Paru adalah batuk berdahak lebih dari 2 minggu 35 100 0 0 Yang termasuk Pencegahan terhadap penderita TB adalah dengan memakai masker penutup mulut 12 34,3 23 65,7 Lingkungan yang baik untuk penderita TB paru adalah lingkungan yang bersih dan mendapatkan cahaya matahari 17 48,6 18 51,4 Tindakan pencegahan pada keluarga penderita TB paru dapat dilakukan dengan cara membuka jendela setiap hari 15 42,9 20 57,1 Yang termasuk cara penularan penyakit TB paru adalah dari percikan air liur 29 82,9 6 17,1 Cara melakukan pencegahan pada balita agar tidak tertular penyakit TB paru ialah dengan memberikan imuisasi dasar 32 91,4 3 8,6 lengkap terutama vaksin BCG Memisahkan peralatan makanan penderita TB dari anggota keluarga lainnya merupakan salah satu bentuk pencegahan 35 100 0 0 penularan penyakit TB Dampak dari penyakit TB paru ialah kematian 22 62,9 13 37,1 Dari data tabel diatas didapatkan bahwa responden yang berpengetahuan baik mayoritas mengetahui jika batuk berdahak lebih dari 2 minggu termasuk salah satu gejala khas penyakit TB paru yaitu sebanyak 100%, responden juga mayoritas mengetahui jika memisahkan peralatan makanan penderita TB dari anggota keluarga lainnya merupakan salah satu bentuk pencegahan penularan penyakit TB paru yaitu sebanyak 100%, responden juga mayoritas mengetahui pengertian dari penyakit TB paru yaitu sebanyak 94.3%, dan responden juga mengetahui cara melakukan pencegahan pada balita agar tidak tertular penyakit TB paru dengan memberikan imunisasi dasar lengkap dan vaksin BCG sebanyak 91.4%. Namun masih ada responden yang masih menjawab salah dari pertanyaan pengetahuan tersebut yaitu 77.1% responden belum mengetahui kalau penularan penyakit TB melalui udara, kemudian 65.7% responden belum mengetahui jika dengan memakai masker penutup mulut termasuk pencegahan terhadap penyakit TB paru, dan 57.1% 379

responden tidak melilih ataupun tidak mengetahui jika dengan membuka jendela setiap hari termasuk tindakan pencegahan pada keluarga penderita TB paru. Penghitungan pengetahuan dibagi menjadi 2 yaitu pengetahuan baik dan pengetahuan kurang baik berdasarkan cut of point 76% untuk pengetahuan baik dan < 76% untuk pengetahuan kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini : Diagram 1. Distribusi Responden Tentang Gambaran Pengetahuan Penderita TB Paru Tentang Pencegahan Penularan Penyakit TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015 BAIK KURANG BAIK Dari diagram diatas diketahui bahwa dari 35 penderita TB Paru yang menjadi respoden dalam penelitian ini, 37,1% memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan penularan penyakit TB dan 62,9% memiliki pengetahuan kurang baik tentang pencegahan penularan penyakit TB. Gambaran Motivasi Penderita TB Paru Tentang Pencegahan Penularan Penyakit TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari 35 responden sesuai dengan pertanyaan di kuesinoner. Variabel motivasi menggunakan 10 item pertanyaan dengan 9 pertanyaan positif dan 1 pertanyaan negatif. Hasil penelitian berdasarkan motivasi responden ada 2 kategori yaitu motivasi tinggi dan motivasi rendah. Kategori motivasi tinggi diperoleh bila point mean dan dikategorikan motivasi rendah bila point < mean dengan hasil nilai mean adalah (6,50). 380

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Gambaran Motivasi Penderita TB Paru Tentang Pencegahan Penularan Penyakit TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015 Pertanyaan Jika batuk berdahak, saya meludah atau membuang dahaknya pada tempat khusus yang sudah saya siapkan seperti di lubang wc/lubang tanah dan ditimbun Jika beraktivitas diluar rumah / berkomunikasi dengan orang lain, saya selalu menutup mulut atau menggunakan penutup mulut (masker)? Saat batuk atau bersin saya menutup mulut dengan tisu atau sapu tangan Alat-alat makan (piring, gelas, sendok) sama dengan keluarga lainnya dan tidak ada pemisahan Saya rutin menjemur kasur setiap 2 minggu sekali atau setiap bulannya Saya melakukan pemeriksaan dahak setiap 6 bulan untuk memastikan ada atau tidaknya bakteri TB guna untuk mengantisipasi penularan Saya mencuci tangan dengan sabun setelah tangan digunakan untuk menutup hidung/mulut pada saat batuk/bersin Untuk menjaga daya tahan tubuh saya mengkonsumsi makanan bergizi (seperti sayuran,buah-buahan,daging tanpa lemak, biji-bijian) Saya membuka pintu dan jendela rumah pada setiap pagi agar cahaya matahari masuk kedalam Saya mencari informasi seputar penyakit Tuberkulosis (TB Paru) dari media massa dan pelayanan kesehatan Ya Tidak N % N % 16 45,7 19 54,3 24 68,6 11 31,4 32 91,4 3 8,6 32 91,4 3 8,6 22 62,9 13 37,1 17 48,6 18 51,4 29 82,9 6 17,1 28 80,0 7 20,0 25 71,4 10 28,6 19 54,3 16 45,7 Dari tabel diatas dapat dilihat mayoritas responden yang memiliki motivasi menjawab Ya pada pertanyaan saat batuk atau bersin responden menutup mulut dengan tisu atau saputangan sebanyak 32 responden (91.4%), kemudian 82.9% responden ada motivasi untuk mencuci tangan dengan sabun setelah tangan digunakan untuk menutup hidung/mulut pada saat batuk/bersin, dan 80% responden juga ada motivasi untuk menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi (seperti sayuran, buah-buahan, daging tanpa lemak, biji-bijian). Masih ada responden yang menjawab ya pada pertanyaan negatif yaitu sebanyak 91.4% responden tidak memisahkan alat-alat makan (seperti piring, gelas, sendok,dll). Untuk melihat kategori gambaran Motivasi Penderita TB Paru Tentang Pencegahan Penularan Penyakit TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015 ada 2 kategori yaitu Motivasi Rendah dan Motivasi Tinggi. Kategori Motivasi tinggi diperoleh bila skor jawaban mean dan dikategorikan motivasi rendah bila skor jawaban < mean. Hasil mean adalah (6.50). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut : 381

Diagram 2. Distribusi Responden Tentang Gambaran Motivasi Penderita TB Paru Tentang Pencegahan Penularan Penyakit TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015 TINGGI RENDAH Dari diagram diatas diketahui bahwa dari 35 penderita TB Paru yang menjadi respoden dalam penelitian ini dapat disimpulkan 71.4% memiliki motivasi rendah tentang pencegahan penularan penyakit TB dan 28.6% memiliki motivasi tinggi tentang pencegahan penularan penyakit TB. SIMPULAN Sebanyak 37.1% responden mempunyai pengetahuan baik tentang pencegahan penularan penyakit TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015; Sebanyak 62.9% responden mempunyai pengetahuan kurang baik tentang pencegahan penularan penyakit TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015; Sebanyak 28.6% responden mempunyai motivasi tinggi tentang pencegahan penularan penyakit Tb di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015; Sebanyak 71.4% responden mempunyai motivasi rendah tentang pencegahan penularan penyakit Tb di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2015. Djojodibroto, Darmanto. 2012. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC. Kemenkes RI, 2012. Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia. Kemenkes RI, 2014. Pediman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Laban, Yoanes. 2008. TBC. Yogyakarta : Kanisis. Misnadiarly. 2006. Pemeriksaan Laboratorium Tuberkulosis dan Mikobakterium Atipik. Jakarta : Dian Rakyat. Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. DAFTAR PUSTAKA Danusantoso, Halim. 2013. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : EGC. 382