UJI BEBERAPA JENIS KOMPOS PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) STUM MINI

dokumen-dokumen yang mirip
UJI PEMBERIAN KOMPOS Azolla microphylla PADA PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MINI

UJI BERBAGAI DOSIS KOMPOS LCC (Legum Cover Crop) DENGAN BIOAKTIFATOR ORGADEC PADA PERTUMBUHAN BIBIT OKULASI KARET (Hevea brasiliensis)

UJI BERBAGAI DOSIS KOMPOS LIMBAH TATAL KARET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET(Hevea brasiliensis) ASAL OKULASI

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell Erg) KLON UNGGUL PENGHASIL LATEKS-KAYU PADA MEDIUM YANG MENGGUNAKAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA DAN AIR CUCIAN BERAS PADA BIBIT KARET

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK CAIR BIOGAS TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) PADA STUM MINI KLON PB 260

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MATA TIDUR DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN AMPAS TEH

APLIKASI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO PADA BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.)

APLIKASI KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DI PEMBIBITAN UTAMA

Givo Alzeri 1, Sampurno 2, Murniati 2 Departement of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

PERTUMBUHAN BEBERAPA KLON BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA TANAH GAMBUT DAN PODSOLIK MERAH KUNING

PENGARUH PEMBERIAN SLUDGE PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ElaeisguineensisJacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA

PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH AUKSIN DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PADA BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MATA TIDUR KLON PB 260

PEMBERIAN BEBERAPA JENIS KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET(Hevea brasiliensis) PADA STUM MINI KLON PB260 DAN AVROS 2037

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

Pemanfaatan Kompos Kulit Buah Kakao Pada Pertumbuhan Bibit Kakao Hibrida (Theobroma cacao L)

PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT DI MAIN NURSERY

PENGARUH PUPUK NPK DAN KASCING TERHADAP PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) FASE MAIN NURSERY

PEMBERIAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) DAN NPK TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS ABU BOILER PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PEMBIBITAN UTAMA (Main Nursery)

PENGARUH PEMBERIAN NIGHSOIL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAK CHOY (Brassica chinensis L)

INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 12, No. 2, Oktober 2013

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN APLIKASI TRICHODERMA sp DAN PUPUK MAJEMUK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor L.) DENGAN PEMBERIAN BEBERAPA KOMBINASI KOMPOS DAN PUPUK P

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SELADA (Lactuca sativa) PADA TANAH INCEPTISOL DENGAN APLIKASI ABU CANGKANG KELAPA SAWIT

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian

APLIKASI SOLID PADA MEDIUM BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MAIN NURSERY

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEH DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

HASIL DAN PEMBAHASAN

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU Hp

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI PUPUK NPK TABLET DAN PUPUK ORGANIK PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT MAIN NURSERY DI MEDIUM SUBSOIL TANAH ULTISOL

PEMBERIAN KOMPOS TKKS DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA

PENGARUH KOMPOS LIMBAH SAYUR-SAYURAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L) PADA INCEPTISOL DENGAN APLIKASI KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PENGARUH VOLUME MEDIA DALAM POLYBAG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

Effect Of Giving Composted Contains Cow Rumen and NPK Fertilizer On The Palm Oil Seed Growth (Elaeis guineensis Jacq.

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS NUTRIFARM AG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI HIJAUAN DAN KOMPOS Mucuna bracteata PADA TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.)

APLIKASI PUPUK N,P,K DAN MINERAL ZEOLIT PADA MEDIUM TUMBUH TANAMAN ROSELLA (Hibisccus sabdariffa, L) By Oki Riandi, Armaini and Edison Anom

Pertumbuhan Bibit Stum Mini Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT 1 Pada Berbagai Media Tanam Dan Pemberian Konsentrasi Rootone-F

PEMBERIAN PUPUK VERMIKOMPOS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBERIAN LIMBAH CAIR BIOGAS PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) GIVING BIOSLURRY ON THE OF MUSTARD PLANT

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

Keywords: Palm Oil Mill Effluent, Zeolit and Oil Palm

Arizal Muhammad Bagus 1, Armaini 2, Fetmi Silvina 2 Departement of Agroteknologi, Faculty of Agriculture, University of Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

UJI PEMBERIAN VOLUME AIR MELALUI SISTEM IRIGASI TETES PADA PEMBIBITAN UTAMA (Main nursery) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMANSELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

APLIKASI PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) YANG DITANAM DIANTARA KELAPA SAWIT

Pemberian Kompos Azolla microphylla pada Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis) Okulasi

Pertambahan luas areal pertanaman kelapa sawit dari tahun ke tahun di karenakan

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

OPTIMALISASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAKCOY (Brassicca rapa L) MELALUI APLIKASI BEBERAPA DOSIS PUPUK BOKASHI

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DENGAN APLIKASI TINGGI MUKA AIR TANAH PADA TANAH INSEPTISOL

TEST SOME DOSE OF Mycorrhizal BIOFERTILIZER ON THE GROWTH OF RUBBER (Hevea brasiliensis) MINI STUMP

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

Pertumbuhan Bibit Stum Mini Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Erg) Klon GT 1 Pada Berbagai Media Tanam Dan Pemberian Konsentrasi Rootone-F

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

APLIKASI TRICHOKOMPOS DAN PUPUK NPK PADA BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DI MEDIUM GAMBUT

TEKNIK PEMBERIAN DAN DOSIS PAKET PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

Eka Hepi Nurwijayanti, Gunawan Tabrani, Idwar JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

(g/ kg gambut) D0(0) DI (10) D2 (20) D3 (30)

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

III. METODE PENELITIAN

Penggunaan Kompos Blotong dan Pupuk Nitrogen pada Pembibitan Kakao (Theobroma cacao L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FORMULASI KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR PADA KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP BIBIT KELAPA SAWIT

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

Transkripsi:

UJI BEBERAPA JENIS KOMPOS PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) STUM MINI TEST OF SOME COMPOST TYPES ON RUBBER SEEDLINGS GROWTH (Hevea brasiliensis Muell Arg.) MINI STUMP Suhariyono 1, Sampurno 2, M. Amrul Khoiri 2 Departemen of Agroteknologi, Faculty of Agriculture, University of Riau AdressBinaWidya, Pekanbaru, Riau, 28293 Email: hmircle@yahoo.com ABSTRACT The research was carried out at the experimental garden of Agriculture Faculty, University of Riau starting from January to April 2014 with aim to determine the effect of compost type on the growth of rubber seedlings mini stump and to determine the type of compost that gives the best effect for mini stump rubber seedlings. This research was carried out using a Randomized Design Completely (RDC), which consist of 6 treatments and 4 replications. The treatments in this research are: K1: without treatment, K2: TKKS compost 100 g/polybag(20 tonnes/ha), K3: Rice straw compost 100 g/polybag(20 tonnes/ha), K4: Water Hyacinth Compost 100 g/polybag(20 tonnes/ha), K5: Compost BJKS 100 g/polybag(20 tonnes/ha), K6: Compost Legume Cover Crop (LCC) 100 g/polybag(20 tonnes/ha). Data were analyzed statistically using Duncan's test New Multiple Range Test (DNMRT) at 5% level. Parameters measured are high accretion of shoot (cm), number of leaves (blade), increased diameter of shoot (cm), crown root ratio (g). The result of research shown, water hyacinth and BJKS compost types (100 g/polybag) effected on high increase of shoots and crown roots ratio. From some treatments, BJKS compost shown the best results are on increased number of leaves, increased diameter of shoot tunas and crown root ratio, while that at high gain the best results in the treatment plant water hyacinth compost. Keywords: mini stump, TKKS compost, rice straw compost, water hyacinth compost, BJKS compost and LCC compost. PENDAHULUAN Pengembangan perkebunan karet di Indonesia memberikan peranan penting bagi perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahan baku industri, sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pengembangan pusat-pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus berperan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sejak lima tahun terakhir, minat petani untuk meremajakan tanaman karet sangat meningkat. Tetapi karena ketersediaan bibit unggul bermutu sulit didapat, sering kali kita jumpai bibit palsu beredar di lapangan. Produktivitas perkebunan karet di Indonesia yang rendah disebabkan oleh kecenderungan masyarakat menanam tanaman karet 1 Mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau. 2 Staf Pengajar Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau

2 yang sebagian besar bukan berasal dari klon unggul. Penyebab lain rendahnya produktivitas karet Indonesia adalah akibat umur tanaman yang sudah tua. Kebanyakan perkebunan karet rakyat yang ada pada saat ini telah berumur puluhan tahun sehingga telah melewati umur produktif tanaman karet itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan peremajaan tanaman dengan menggunakan bibit unggul. Langkah utama dalam penanganan masalah rendahnya produktivitas tanaman karet adalah dengan melakukan perbaikan teknik budidaya tanaman karet yang ada di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan serta meningkatkan produktivitas tanaman karet yaitu dengan melakukan kegiatan pembibitan dengan klon unggul. Penggunaan bahan okulasi sangat baik dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman yang bermutu. Dibandingkan dengan bibit semaian, penggunaan bahan tanam secara okulasi sangat menguntungkan karena mempunyai produktifitas lebih tinggi dan tanaman lebih seragam, sehingga produksi pada tahun sadap pertama lebih banyak dan memiliki sifat sekunder yang diinginkan seperti tahan terhadap penyakit tertentu, batang tegap, responsif terhadap pupuk serta volume kayu perpohon tinggi (Sagala, 2009). Selanjutnya, upaya peningkatan kualitas dan kuantitas karet yang optimal, juga harus ditunjang oleh ketersediaan bibit yang berkualitas dari klon-klon unggul (Chatib, 2007). Maka pemupukan pada saat pembibitan tanaman karet sangat perlu dilakukan agar dapat memenuhi unsur hara sehingga bibit tanaman karet dapat tumbuh dengan baik. Pupuk yang dapat diberikan pada bibit tanaman karet salah satunya ialah pupuk organik.pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan hasil penguraian atau perubahan bagian-bagian sisa tanaman dan hewan. Menurut Wididana (1992), kandungan bahan organik dalam tanah masih relatif sedikit, yaitu kurang dari 3-5 % dari berat tanah mineral topsoil, akan tetapi besar pengaruhnya terhadap sifat dan pertumbuhan tanaman. Penambahan bahan organik melalui pupuk organik di pembibitan merupakan alternatif untuk menutupi kekurangan bahan organik yang masih sedikit tersedia dalam tanah. Salah satu jenis pupuk organik yang dapat digunakan yaitu kompos. Kompos adalah hasil penguraian dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab dan aerob atau anaerob. Tujuan penggunaan kompos sebagai pupuk organik yaitu karena peranannya yang sangat optimal pada medium tanah, seperti dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara, meningkatkan daya serap tanah terhadap air, memperbaiki struktur tanah serta memperbaiki aktivitas kehidupan mikroorganisme menguntungkan di dalam tanah dengan cara menyediakan bahan makanan bagi mikroorganisme tersebut(lingga dan Marsono, 2006).Pemberian kompos ke dalam tanah khususnya pada media pembibitan karet memberikan dampak yang baik terhadap proses perkembangan tanaman. Tanaman akan memberikan respon yang positif apabila tempat tanaman tersebut

3 tumbuh memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal ini perkembangan perakaran tanaman akan menjadi baik yang kemudian diikuti dengan pertumbuhan tanaman. Selain itu, kompos juga belum dimanfaatkan secara efisien oleh petani untuk digunakan sebagai pupuk. Padahal untuk mendapatkan bahan tersebut tidak sulit, karena bayak tersedia sebagai limbah pertanian yang apabila digunakan secara baik banyak sekali manfaatnya. Penggunaan kompos juga ditujukan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang relatif lebih mahal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis kompos terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet stum mini dan menentukan jenis kompos terbaik terhadap bibit tanaman karet stum mini. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Riau, Kampus Bina Widya km 12,5 Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama4 bulan dimulai dari Januari sampai April 2014. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit karet okulasi Stum Mini jenis PB 260 hasil okulasi yang berumur ±3 bulan, topsoil inseptisol, kompos TKKS, kompos jerami padi, kompos enceng gondok, kompos BJKS dan kompos LCC, polybag hitam ukuran 50 cm x 40 cm dan Dithane-45. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah paranet, parang, cangkul, kayu, timbangan analitik, handsprayer, ayakan, ember, jangka sorong, meteran, oven, amplop kertas padi, kertas label dan alat tulis. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Masing-masing unit percobaan terdiri dari 2 bibit sekaligus sebagai sampel, sehingga keseluruhan berjumlah 48 bibit. Adapun perlakuan pada penelitian ini yaitu: K 1 : Tanpa perlakuan K 2 : Kompos TKKS (100 g/polybag) 20 ton/ha K 3 : Kompos Jerami padi (100 g/polybag) 20 ton/ha K 4 : Kompos Eceng Gondok (100 g/polybag) 20 ton/ha K 5 : Kompos BJKS (100 g/polybag) 20 ton/ha K 6 : Kompos LCC (100 g/polybag) 20 ton/ha. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan analisis ragam kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Range Test pada taraf 5%. Pengamatan Pertambahan tinggitunas (cm), pertambahan jumlah daun (helai), pertambahan diameter batang (cm), rasio tajuk akar (g). HASIL DAN PEMBAHASAN Pertambahan Tinggi Tunas (cm) Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian beberapa jenis kompos memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tunas bibit tanaman karet stum mini. Hasil uji lanjut disajikan pada Tabel 1.

1 Tabel 1. Rerata pertambahan tinggi tunas (cm) pada uji beberapa jenis kompos terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet. Perlakuan Pertambahan Tinggi Tunas (cm) Kompos Eceng Gondok 12,675 a Kompos BJKS 12,625 a Kompos Jerami Padi 11,875 a Kompos TKKS 8,850 ab Kompos LCC 7,225 ab Tanpa Kompos 5,700b Keterangan :Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf kecil yang sama adalah berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DNMRT. Tabel 1 menunjukkan bahwa rerata pertambahan tinggi tunas dari perlakuan beberapa jenis kompos memberikan hasil yang berbeda nyata. Pemberian kompos eceng gondok 100 g/polybag menunjukkan pertambahan tinggi tunas tertinggi yaitu 12,675 cm sedangkan yang terendah pada perlakuan tanpa kompos yaitu 5,700 cm. Pemberian kompos eceng gondok, BJKS dan jerami padi berbeda nyata dengan tanpa kompos, namun tidak berbeda nyata dengan pemberian kompos TKKS dan LCC. Hal ini didugabahwa pemberian kompos pada dosis 100 g/polybag mampu memenuhi unsur hara pada tanaman terutama N. N yang terdapat pada kompos digunakan tanaman sebagai bahan penyusun klorofil yang akan digunakan dalam proses fotosintesis dan menghasilkan fotosintat. Translokasi hasil fotosintat yang meningkat akan memacu peningkatan pertambahan tinggi tunas. Menurut Lakitan (2000) N merupakan penyusun klorofil, sehingga bila klorofil meningkat maka fotosintesis akan meningkat pula. N juga merupakan bahan dasar yang diperlukan untuk membentuk asam amino dan protein yang akan dimanfaatkan untuk proses metabolisme tanaman yang akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan organ-organ seperti batang, daun dan akar menjadi lebih baik. Selain itu N juga merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Menurut Sarief (1986) proses pembelahan sel akan berjalan dengan cepat dengan tersedianya N yang cukup. N mempunyai peran utama untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan dan khususnya pertumbuhan batang yang memacu pertambahan tinggi tunas. Proses pertambahan tinggi tunas didahului dengan terjadinya pembelahan dan peningkatan jumlah sel serta pembesaran ukuran sel. Pertambahan tinggi tanaman disebabkan oleh pembelahan sel dan perkembangan sel pada meristem epitel serta sangat dipengaruhi oleh suplai hara dari media tumbuh tanaman (Gardner, dkk, 1991). Suriatna (2002); Lingga dan Marsono (2005) menambahkan bahwa disamping berperan sebagai pembentuk protein, N juga mempercepat pertumbuhan bagian tanaman seperti batang. Selanjutnya, penambahan unsur hara N dapat merangsang pertumbuhan vegetatif yakni cabang, batang dan daun yang merupakan komponen penyusun asam amino, protein dan pembentuk protoplasma sel yang dapat berfungsi dalam merangsang pertambahan

5 tinggi tanaman. Selain unsur N, fosfor (P) yang terkandung pada kompos juga berperan dalam merangsang pertumbuhan akar tanaman. Apabila perakaran tanaman tumbuh dengan baik, maka pertumbuhan bagian tanaman lainnya akan baik pula seperti adanya pertambahan tinggi tanaman. Pertambahan Jumlah Daun (helai) Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian beberapa jenis kompos memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pertambahan jumlah daun bibit tanaman karet stum mini. Namun menunjukkan hasil yang berbeda nyata setelah di uji lanjut dengan Duncan. Hasil uji lanjut disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rerata pertambahan jumlah daun (helai) pada uji beberapa jenis kompos terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet. Perlakuan Pertambahan Jumlah Daun (helai) Kompos BJKS 15,750 a Kompos LCC 14,500 ab Kompos TKKS 14,500 ab Kompos Jerami Padi 13,750 ab Kompos Eceng Gondok 13,500 ab Tanpa Kompos 8,750 b Keterangan :Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf kecil yang sama adalah berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DNMRT. Tabel 2 menunjukkan bahwa rerata pertambahan jumlah daun dari perlakuan beberapa jenis kompos memberikan hasil berbeda nyata. Pemberian kompos BJKS 100 g/polybagmenunjukkan pertambahan jumlah daun terbanyak yaitu 15,750 helai, tidak berbeda dengan pemberian kompos yang lain. Namun berbeda nyata dengan perlakuan tanpa kompos yaitu 8,750 helai. Hal ini diduga pemberian kompos100 g/polybag pada media tumbuh dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman terutama unsur N dan P yang dibutuhkan tanaman untuk pembentukan daun. Hal ini sesuai dengan pendapat (Nyakpa, dkk, 1988) yang menyatakan bahwa ketersediaan unsur N dan P akan dapat mempengaruhi daun dalam hal bentuk dan jumlah. Selanjutnya, C/N yang terdapat pada kompos menunjukan proses dekomposisi yang hampir sempurna yaitu di bawah anjuran C/N < 20, dimana apabila C/N rendah maka akan semakin cepat proses dekomposisi yang kemudian ketersediaan unsur hara cepat terpenuhi bagi tanaman. Sehingga menunjukan hasil tidak berbeda nyata pada pertambahan jumlah daun. Peningkatan jumlah daun bukan hanya dipengaruhi oleh unsur hara yang diberikan, tetapi dipengaruhi oleh faktor genetik seperti adanya hormon sitokinin yang terbentuk pada system perakaran. Hormin ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, mempercepat pelebaran daun, merangsang pertumbuhan tanaman ke arah samping dan pucuk serta merangsang aktivitas pembelahan sel. Faktor genetik sangat menentukan jumlah daun yang akan terbentuk. Oleh karena itu sangat penting dalam

6 pembibitan menggunakan bibit yang berkualitas (Lakitan, 1996). Pertambahan Diameter Tunas (cm) Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian beberapa jenis kompos memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pertambahan diameter tunas bibit tanaman karet stum mini. Hasil uji lanjut disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rerata pertambahan diameter tunas (cm) pada uji beberapa jenis kompos terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet. Perlakuan Pertambahan Diameter Tunas (cm) Kompos BJKS 2,8250 a Kompos TKKS 2,6750 a Kompos Eceng gondok 2,4500 a Kompos LCC 2,3750 a Kompos Jerami padi 2,1250 a Tanpa Kompos 1,4500 a Keterangan :Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf kecil yang sama adalah berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DNMRT. Tabel 3 menunjukkan bahwa rerata pertambahan diameter tunas dari perlakuan beberapa jenis kompos memberikan hasil berbeda tidak nyata. Namun cenderung meningkat pada pemberian kompos BJKS 100 g/polybagyang menunjukkan pertambahan diameter tunas terbesar yaitu 2,8250 cm bila dibandingkan dengan pemberian kompos yang lain serta tanpa kompos yang menunjukkan hasil terendah yaitu 1,4500 cm. Hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan dalam waktu yang singkat sedangkan pertumbuhan diameter batang tanaman perkebunan akan menunjukkan pengaruh pada waktu yang lama, karena pada tanaman perkebunan untuk pertumbuhannya membutuhkan waktu bertahun-tahun. Sesuai dengan pernyataan Lizawati (2002) bahwa pada tanaman perkebunan mengalami pertumbuhan yang lama ke arah horizontal, sehingga untuk pertambahan diameter batang pada tanaman perkebunan membutuhkan waktu yang relatif lama. Didukung dengan pendapat Setyamidjaja (1993) yang menyatakan sejak berkecambah pada tahun pertama tidak tampak pertumbuhan diameter batang yang aktif. Selain itu, tersedianya unsur hara dalam kompos BJKS terutama N menyebabkan metabolisme dari tanaman akan meningkat sehingga terjadi pembesaran pada bagian batang. Ketersediaan unsur hara dibutuhkan untuk proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tanaman seperti pembelahan sel dan diferensiasi sel. Menurut Harjadi (1991), apabila laju pembelahan sel berjalan cepat maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti akar, batang dan daun semakin meningkat. Rasio Tajuk Akar (g) Hasil sidik ragammenunjukkan bahwa pemberian beberapa jenis kompos memberikan pengaruh nyata terhadap rasio tajuk akar bibit

7 tanaman karet stum mini. Hasil uji lanjut disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rerata rasio tajuk akar (g) pada uji beberapa jenis kompos terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet. Perlakuan Ratio Tajuk Akar (g) Kompos BJKS 1,1100 a Kompos LCC 0,6450 b Kompos Eceng gondok 0,5800 b Kompos Jerami padi 0,5325 b Kompos TKKS 0,5250 b Tanpa Kompos 0,4800 b Keterangan :Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf kecil yang sama adalah berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DNMRT. Tabel 4 menunjukkan bahwa rerata rasio tajuk akar dari perlakuan beberapa jenis kompos memberikan hasil berbeda nyata dengan perlakuanpemberian kompos LCC, eceng gondok, jerami padi dan TKKS serta tanpa kompos. Pemberian kompos BJKS 100 g/polybag menunjukkan rasio tajuk akar tertinggi yaitu 1,1100 g bila dibandingkan dengan pemberian kompos yang lain. Hal ini diduga pada pemberian kompos BJKS mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dwijosapoetro(1985), menyatakan bahwa suatu tanaman akan tumbuh dengan baik bila hara yang dibutuhkan cukup tersedia dalam bentuk yang mudah diserap oleh perakaran tanaman. Semakin membaiknya pertumbuhan tanaman maka akan dapat meningkatkan bobot tanaman. Menurut Wadidana(1993), dengan pemberian bahan organik ke dalam tanah dapat meningkatkan berat basah dan berat kering dan secara otomatis akan meningkatkan nilai RTA pada tanaman. Pertumbuhantajuk yang besarbiladibandingkandenganpertum buhanakarmenunjukkannilairasiotaju kakar yang tinggi.nilairasiotajukakar yang tinggimenyebabkan proses transpirasimeningkatpadabagiantajuk danmenjaditidakadakeseimbanganant arapertumbuhanbagiantajukdenganpe nyerapanunsurharaolehakar, haltersebutdapatmengakibatkanbibitt anamantidakmampuuntukhidup di lapangan. Sementarapadakondisikurangtersedia unsurharapertumbuhanakarakanlebih ditingkatkankarenauntukmengefesien sikanpenyerapanunsurharaolehakaru ntukmemacupertumbuhanpadabagian tajuk, halinibertujuanuntukmenghasilkannil airasiotujukakar yang kecil. Menurut Gardner dkk,(1991)rasiotajukakardapatdigam barkansebagaisalahsatutipetoleransite rhadapkondisikekeringan.pertumbuh antajuklebihditingkatkanapabilaterse diaunsur N dan air yang banyakdanpertumbuhanakarlebihditi ngkatkanapabilafaktor-faktor N dan air terbatas. Pemberian kompos BJKS 100 g/polybag pada media tanah telah mampu memberikan keseimbangan bagi pertumbuhan bibit tanaman karet. Hal tersebut dikarenakan, akar menyerap unsur hara yang tersedia dan dipergunakan untuk proses fotosintesis, dari proses fotosintesis hasilnya akan digunakan untuk

8 pertumbuhan pada bagian tajuk. Pertumbuhan tanamanyang seimbang menghasilkan bibit yang berkualitas, sehingga pertumbuhan bibit tanaman karet akan terjamin hidupnya ketika dipindahkan ke lingkungan baru. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian uji beberapa jenis kompos pada pertumbuhan bibit tanaman karet stum mini dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Perlakuan pemberian kompos eceng gondok dan BJKS (100 g/polibag) berpengaruh terhadap partambahan tinggi tunas dan ratio tajuk akar. 2. Dari beberapa perlakuan, kompos BJKS menunjukkan pengaruh yang terbaik, yaitu pada pertambahan jumlah daun, pertambahan diameter tunas dan rasio tajuk akar. Sedangkan pada pertambahan tinggi tunas, hasil terbaik pada perlakuan kompos eceng gondok. Saran Disarankan menggunakan kompos BJKS dengan dosis 100 g/polybag pada pembibitan tanaman karet stum mini. DAFTAR PUSTAKA Chatib H.S.2007. Budidaya Tanaman Karet. Palembang: Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Selatan. Dwijosapoetro D. 1985. Pengantar Fisiologi Tanaman. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Gardner F. P, R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Physiologi of Crop Plant. Diterjemahkan oleh Herawati Susilo. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI. Press. Jakarta. Harjadi S.S. 1991. Pengantar Agronomi. Gramedia Jakarta. Lakitan B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Lingga P. dan Marsono, 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi Penebar Swadaya, Jakarta. Hal : 89. Lizawati 2002. Analisis Interaksi Batang Bawah dan Batang Atas pada Okulasi Tanaman Karet. Tesis. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Nyakpa M. Y. A. M. Lubis., M. A. Pulung., G. Amrah., A. Munawar., G.B. Hong dan N. Hakim 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung Press. Sagala A. D. 2009. Teknis budidaya tanaman karet. Balai Penelitian Sungei Putih. Pusat Penelitian Karet. Galang. Sarief S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanaman Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. Setyamidjaja D. 1993. Karet Budidaya dan

9 Pengolahan.Kanisius.Yogya karta. Wididana G. N. 1992. Penerapan Teknologi EM-4 Dalam Bidang Pertanian di Indonesia.IKNFS. Bogor. 1993.Peranan Effective microorganism 4 (EM 4 ) dalampeningkatan kesuburan dan produktifitas tanah.buletin Kyusei Nature Farming no. 2/IKNFS/1993. Jakarta.