BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Persoalan identitas, baik itu yang bersifat kolektif atau personal, telah menjadi isu penting dalam perdebatan yang dimunculkan oleh teori posmodern. Ideologi-ideologi modern tentang narasi besar (grand narrative) perlahan ditanggalkan berganti dengan narasi kecil bersifat personal. Keinginan-keinginan manusia untuk mengidentifikasi dirinya guna mencari makna kedirian merujuk pada refleksi diri atas pengakuan keberadaan. Pengidentifikasian tersebut menggiring individu untuk membentuk identitas pribadinya masing-masing sehingga tidak akan sama dengan identitas orang lain. Pengaruh budaya juga turut mempengaruhi identitas pribadi seseorang. Individu yang berasal dari budaya individualitas berusaha menunjukkan perbedaan dirinya dengan orang lain, sementara itu individu yang berasal dari budaya kolektif cenderung menonjolkan keanggotaan mereka kepada orang lain. Identitas pribadi juga bisa diartikan sebagai aturan moral pribadi atau prinsip moral yang digunakan seseorang sebagai kerangka normatif dan panduan dalam bertindak. Proses terbentuknya identitas merupakan restrukturisasi segala identifikasi dan gambaran diri masa lalu yang diolah dalam perspektif masa depan. Identitas pribadi adalah sebuah kelanjutan dari masa kanak-kanak, pengertian diri yang sekarang, dan menjadi petunjuk di masa depan. Pencarian identitas inilah membentuk kepribadian seseorang menjadi beraneka ragam yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Hal baik atau buruk pada diri seorang di sini adalah permasalahan yang sebenarnya tidak harus dipermasalahkan, manusia adalah makhluk sosial, di mana toleransi dalam kehidupan harus dijaga. Penulis melihat beberapa bentuk identitas yang sering dipermasalahkan dari individu satu ke lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut acap kali menciptakan kesenggangan di antara individu maupun kelompok dalam menjalani aktivitasnya. 1
Pengalaman penulis dikala remaja sebagai individu yang kerap memberi jarak kepada individu lain disekelilingnya, membawa pemahaman akan proses pencarian identitas itu sendiri. Di mana pada masa remaja penulis muncul rasa ingin menilai, membandingkan,dan memilah-milah hal yang baik untuk diri sendiri dengan tujuan agar lingkungan menerima dan memberikan penilaian yang baik. Penulis berasumsi bahwa umumnya remaja mempunyai pemikiran yang serupa dalam hal pembentukan diri di dalam masyarakat. Beranjak dari masa remaja, setiap individu akan menghadapi proses pendewasaan diri yang sering kali memunculkan perasaan gelisah dan meledak-ledak. Proses tersebut membawa individu merasakan sebuah krisis dalam dirinya, yang umunya disebut krisis identitas. Krisis identitas adalah suatu keadaan dimana identitas dari individu yang tidak jelas, dimana pada masa ini dipengaruhi faktor hormonal yang biasa disebut masa gejolak. Pada masa ini remaja ingin terlepas bebas dan hal tersebut bisa terjadi karena adanya identitas yang lebih menonjol yang disandangnya memberikan nilai yang negatif buatnya. Tak jarang individu yang merasa dikucilkan, akan merubah perilakunya untuk menjadi dominan atau minimal sama dengan individu disekelilingnya untuk pengakuan dirinya di dalam kelompok. Krisis yang dialami pada masa remaja berfungsi untuk menetapkan suatu identitas yang lebih stabil. Pendekatan masalah perihal identitas yang pernah dialami penulis secara khusus dan individu lain secara umum akan melatar belakangi rentetan karya Tugas Akhir yang akan dieksekusi dengan medium plat besi dengan efek korosi. Penulis merasa medium inilah yang paling cocok dalam merepresentasikan persoalan proyeksi identitas yang bersifat mengalir, spontan, dan alami. Oleh karena itu nantinya pada proses berkarya penulis berharap aspek-aspek tersebut bisa tersampaikan secara tepat. 1.2 Masalah Penciptaan 1.2.1 Identifikasi Masalah 2
Jarak yang diberikan oleh individu (remaja) terhadap individu lainnya dalam mengklaim keakuan pada dirinya yang membuat perbedaan identitas diri yang didapat. Permasalahan timbul dalam realitanya dimana penulis melihat perbedaan ini memberikan jarak perbedaan pemikiran dalam identitas yang baik atau tidak baik sesuai dengan pemikiran masing-masing individu. Remaja akan mendapatkan masa, dimana mereka ingin mendapatkan pengakuan oleh lingkungan sekitar. Pada proses ini yang dimana penulis juga pernah mengalami krisis identitas bahwa remaja pada umumnya akan melakukan kegiatan yang menonjol untuk diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya agar mendapatkan pengakuan, dimana pengakuan ini bertujuan untuk perubahan identitas diri dari individu tersebut. Dalam realitanya, rasa yang bergejolak dalam diri remaja membuat keegoisan remaja lebih terlihat. Remaja kerap membandingkan apa yang dialami dirinya dan menilai kejadian yang dialaminya menjadi lebih baik dibanding individu lainnya. Dimana membanding-bandingkan identitas yang dipunyainya bertujuan untuk menyudutkan apa yang dimiliki individu lain sehingga dia beranggapan lingkungan sekitar menilai dia yang lebih baik. 1.2.2 Pembatasan Masalah Adapun batasan masalah pada proses penciptaan sebagai berikut : 1. Tubuh sebagai objek eksplorasi visual. 2. Menggunakan plat besi dan kaca sebagai medium utama. 3. Pengalaman penulis dengan realita nyata pada proses pencarian identitas. 1.2.3 Perumusan Masalah Berikut rumusan masalah pada proses penciptaan : 3
1. Visual seperti apa yang akan secara optimal dapat menyampaikan ide dan gagasan melalui kesan dari karya? 2. Bagaimana mengoptimalkan sifat dan prinsip plat besi serta kaca sebagai medium utama berkaitan dengan konsep yang ingin disampaikan? 1.3 Tujuan Penciptaan 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum tujuan dari proses penciptaan ini ialah : 1 Mengaplikasikan keilmuan. 2 Mengaplikasikan pandangan penulis terhadap fenomena yang diangkat menjadi tema dalam sebuah karya rupa. 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus tujuan dari proses penciptaan ini ialah : 1. Melatih kepekaan penulis terhadap fenomena yang ada terkait proses pencarian identitas diri. 2. Memenuhi syarat kesarjanaan. 1.4 Manfaat Penciptaan Berikut poin-poin manfaat penciptaan : 1. Menambah keberagaman persepsi dalam lingkup seni rupa dan bidang ilmu lainnya yang terkait. 2. Menjadi bahan evaluasi terhadap pandangan masyarakat terkait tema yang diangkat. 1.5 Metode Penciptaan Langkah pertama penulis melakukan study literatur dimana penulis mencari referensi data untuk memulai penulisan agar dapat mempermudah isi 4
tulisan yang didapat mulai dari buku, jurnal, makalah, maupun artikel dari berbagai sumber yang ada sehingga nantinya tulisan yang dibuat dapat dipertanggung jawabankan kevalidannya. Setelah data teori maupun tehnik sudah didapatkan penulis mencoba melakukan eksplorasi terlebih dahulu guna memastikan karakter-karakter dan potensi apa saja yang akan didapat dari material yang dipilih. Setelah ekplorasi selesai dan mendapatkan efek yang akan membuat visual memenuhi keinginan penulis maka pada proses selanjutnya adalah mengkontruksikan ide serta gagasan dasar yang sudah disusun oleh penulis sehingga menjadi karya yang baik. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang penciptaan, masalah penciptaan berupa identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan penciptaan, manfaat penciptaan, metode penciptaan, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN PENCIPTAAN Pada Bab II berisi kajian pustaka (teoritik), kajian factual (empirik), dan gagasan dasar penciptaan. BAB III KONSEP, PROSES PENCIPTAAN DAN VISUALISASI KARYA karya. Pada Bab III berisi konsep penciptaan, proses penciptaan, dan visualisasi BAB IV KESIMPULAN Pada bab IV berisi uraian hasil pembahasan dari mual pendahuluan hingga visualisasi karya yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan singkat dan padat 5
yang mengacu/menjawab masalah penciptaan, sekaligus sebagai upaya pencapaian tujuan penciptaan. DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka berisi daftar dari pustaka yang dijadikan rujukan dalam teks yang sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah, kemutakhiran, dan kandungan materi yang relevan dengan topik. 6