LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) PT. SILVIA ERY TIMBER DI DESA PLAJU KECAMATAN SEMBAKUNG KABUPATEN NUNUKAN. Oleh : IRWANSYAH NIM.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI)

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (TPTJ)

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG HABIS PENANAMAN BUATAN (THPB)

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG RUMPANG (TR)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kenapa Perlu Menggunakan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Teknik Silvikultur Intensif (Silin) pada IUPHHK HA /HPH. Oleh : PT.

BAB I PENDAHULUAN. Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi

GUBERNUR PAPUA. 4. Undang-Undang.../2

KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. RIMBA MAKMUR SENTOSA KABUPATEN MALINAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Baharinawati W.Hastanti 2

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA. Oleh : MUHAMMAD NUR NIM.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Silvilkultur. Hasil Hutan Kayu. Pemanfaatan. Pengendalian. Areal.

2 dilakukan adalah redesign manajemen hutan. Redesign manajemen hutan mengarah pada pencapaian kelestarian hutan pada masing-masing fungsi hutan, teru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. INHUTANI I WILAYAH TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA. Oleh : WAHYUDINUR NIM.

STUDI TENTANG LAMA WAKTU PERAKITAN LOG PADA KANAL UTAMA DI PT. SYLVIA ERY TIMBER KABUPATEN NUNUKAN. Oleh IRWANSYAH NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WANA ADIPRIMA MANDIRI KECAMATAN MALINAU UTARA KABUPATEN MALINAU PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI SIDANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan

LAPORAN PERHITUNGAN RD, RS, PERSEN PWH, JARAK SARAD RATA RATA DI PETA BERDASARKAN METODE SACHS (1968)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

Hutan. Padang, 20 September Peneliti pada Balai Litbang Kehutanan Sumatera, Aek Nauli

IV. HASIL EVALUASI SISTEM SILVIKULTUR DI HUTAN RAWA GAMBUT BERDASARKAN KAJIAN LAPANGAN DAN WAWANCARA

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

Sistem Tebang Parsial & Tebang Habis

BAB I PENDAHULUAN. dengan tepat. Sumber daya hutan dapat menghasilkan hasil hutan yang merupakan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT PROPOSAL TEKNIS PENAWARAN DALAM PELELANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN ALAM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INHUTANI II (PERSERO) SUB UNIT MALINAU KABUPATEN MALINAU KALIMANTAN UTARA.

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2002 TENTANG DANA REBOISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH)


BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI

1 BAB I. PENDAHULUAN. tingginya tingkat deforestasi dan sistem pengelolan hutan masih perlu untuk

SINTESA HASIL PENELITIAN PENGELOLAAN HUTAN ALAM PRODUKSI LESTARI KOORDINATOR: DARWO

BAB IX ANGGARAN PENDAPATAN PERUSAHAAN HUTAN

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN RAKYAT (RKUPHHK-HTR)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INDOWANA ARGA TIMBER KABUPATEN PASER DAN KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 744/Kpts-II/1990 TANGGAL : 13 Desember 1990

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.343/MENHUT-II/2004 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2004

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 08.1/Kpts-II/2000 TENTANG KRITERIA DAN STANDAR PEMANFAATAN HASIL HUTAN DALAM HUTAN PRODUKSI SECARA LESTARI

PEMBELAJARAN PENERAPAN RIL-C DI PERUSAHAAN (PENERAPAN PRAKTEK PENGELOLAAN RENDAH EMISI DI HUTAN PRODUKSI DI AREAL PT. NARKATA RIMBA DAN PT.

PERANCANGAN JALAN SAARAD UNTUK MEMINIMALKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

KISI KISI SOAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN TEKNIK PRODUKSI HASIL HUTAN

E ROUP PUROBli\1 .IURUSAN TEKNOLOGI BASIL HUTAN E C\KULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Oleh :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2006 TENTANG INVENTARISASI HUTAN PRODUKSI TINGKAT UNIT PENGELOLAAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul

B. BIDANG PEMANFAATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

DINAMIKA PERMUDAAN ALAM AKIBAT PEMANENAN KAYU DENGAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) MUHDI, S.HUT., M.SI NIP.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Suginingsih (2008), hutan adalah asosiasi tumbuhan dimana pohonpohon

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.30/Menhut-II/2014 TENTANG

PUP (Petak Ukur Permanen) sebagai Perangkat Pengelolaan Hutan Produksi di Indonesia

STANDARD DAN PEDOMAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU DARI HUTAN NEGARA YANG DIKELOLA OLEH MASYARAKAT (IUPHHK-HTR, IUPHHK-HKM)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan.

LAPORAN PERHITUNGAN FAKTOR KOREKSI VCORR DAN TCORR

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.352/Menhut-II/2004

BAB III METODE PENELITIAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PERMUDAAN ALAM dan PERMUDAAN BUATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BHINEKA WANA SUB UNIT SEPARI TENGGARONG. Oleh : JAILAN WALI NIM.

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1990 TENTANG HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI. Presiden Republik Indonesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 201/KPTS-II/1998. Tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 1990 TENTANG HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM SILVIKULTUR DI INDONESIA 1. Oleh: Prof. Dr. Ir. Andry Indrawan 2

LAPORAN PERSEN PWH : JONIGIUS DONUATA NIM : : KETEKNIKAN KEHUTANAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN

Struktur Dan Komposisi Tegakan Sebelum Dan Sesudah Pemanenan Kayu Di Hutan Alam. Muhdi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG(PKL) DI PT. INDOWANA ARGA TIMBER KABUPATEN PASER DAN KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

KEPUTUSAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR: 08 TAHUN 2002 T E N T A N G

kepemilikan lahan. Status lahan tidak jelas yang ditunjukkan oleh tidak adanya dokumen

IV. METODE PENELITIAN

KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI

MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN (IPHH) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

2 ekonomi biaya tinggi sebagaimana hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu pengaturan kembali mengenai Inventarisasi Hutan Menyelu

PENDAHULUAN. Hutan rawa gambut adalah salah satu komunitas hutan tropika yang terdapat di

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.33/Menhut-II/2014 TENTANG

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) PT. SILVIA ERY TIMBER DI DESA PLAJU KECAMATAN SEMBAKUNG KABUPATEN NUNUKAN Oleh : IRWANSYAH NIM. 070 500 013 PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTANPOLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2010

HALAMAN PENGESAHAN Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) yang telah dilaksanakan di PT. Silvia Ery Timber Desa Plaju Kecamatan Sembakung Kabupaten Nunukan sejak tanggal 15 Maret 2010 sampai dengan 30 April 2010 Menyetujui Dosen Pembimbing Dosen Penguji I, Dwinita Aquastini, S. Hut, MP Ir. M. Fadjeri, MP NIP. 19700214 199703 2 002 NIP. 19610812 198803 1 003 Dosen Penguji II, Ir. Fatiah, MP NIP. 19590802 199203 2 001 Mengesahkan Direktur, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir.Wartomo, MP NIP. 19631028 198803 1 003

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-nya laporan ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Kegiatan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) merupakan kegiatan akademik yang wajib diikuti oleh mahasisiwa semester akhir demi memperoleh gelar Ahli Madya. Demikian laporan ini disusun berdasarkan pengalaman penulis yang telah melaksanakan Praktek Kerja Lapang di perusahaan PT. Sylvia Ery Timber Desa Plaju Kecamatan Sembakung Kabupaten Nunukan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Hasanudin, MP. Selaku Ketua JurusanManajemen Hutan 2. Ibu Ir. Emi Malaysia, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan 3. Ibu Dwinita Aquastini, S. Hut, MP selaku Dosen Pembimbing PKL 4. Bapak Ir. Wartomo, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 5. Bapak Ir. M. Fadjeri, MP selaku Dosen Penguji PKL 6. Ibu Ir. Fathiah, MP selaku Dosen Penguji PKL 7. Teristimewa bagi orang tua yang telah banyak memberika do a, dorongan,material sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik 8. Bapak Pimpinan PT. Sylvia Ery Timber beserta seluruh staf, karyawan dan selaku Pembimbing di lapangan 9. Serta rekan- rekan yang tergabung dalam PKL di PT. Sylvia Ery Timber di desa Plaju Kec, Sembakung Kabupaten Nunukan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan yang tentunya butuh kritikan dan saran yang sifatnya membangun. Semoga apa yang tertulis dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membutuhkannya Samarinda, Mei 2010 Penulis

DAFTAR ISI Halaman Halaman Pengesahan...i Kata Pengantar...ii Daftar isi...iv Daftar Tabel...v Daftar Lampiran...v Daftar Gambar...vii I. PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Tujuan...2 C. Hasil yang diharapkan...2 II. Tinjauan Pustaka...3 A. Keadaan umum Perusnahaan...3 B. Keadaan umum TPTI...6 III. Metode Kerja...16 A. Waktu dan Tempat...16 B. Alat dan Bahan...17 IV. Hasil dan Pembahasan...23 A. Hasil...23 B. Pembahasan...24 V. Kesimpulan dan Saran...27 Daftar Pustaka...28 Lampiran...29

DAFTAR TABEL Tubuh Utama Nomor Halaman 1. Penutupan Lahan pada PT. Sylvia Ery Timber...5 2. Tahapan Kegiatan TPTI dan Tata Pelaksanaan...8 3... Kegiatan yang Dillaksanaakan Selama Praktek Kerja Lapang ( PKL ) Di PT. Sylvia Ery Timber Kampung Tagang Desa Plaju Kecamatan Sembakung Kabupaten Nunukan...16 4. Hasil yang Dicapai Pada Kegiatan PKL di PT. Sylvia Ery Timber...26 DAFTAR LAMPIRAN 5. Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyrakat Di Sekitar Areal IUPHHK PT. Sylvia Ery Timber...29

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan sebagai salah satu kekayaan alam dan penyangga kehidupan perlu terus dikelola dan dilestarikan sehingga dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Di Indonesia sumber daya alamnya sangat beranekaragam. Sumber daya alam yang dikelola secara optimal akan mempengaruhi berlangsungnya kehidupan masa sekarang atau masa yang akan dating. Dalam pengelolaan sumber daya alam itu diperlukan tenaga manusia. Sumber daya manusia berhubungan dengan keahlian seseorang dalam mengelola sumber daya alam, keahlian seseorang dapat ditempuh dengan cara formal atau non formal (HASANUDDIN Dkk, 2002). Dalam rangka memperdalam pengetahuan mahasiswa dalam pengelolaan hutan maka dilaksanakan Pengalaman Kerja Lapang (PKL). Kegiatan ini merupakan salah satu kurikulum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sebagai persyaratan kelulusan Mahasiswa, sehingga seluruh Mahasiswa Semester VI diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ini. Di dalam kenyataannya menunjukan bahwa ilmu pengetahuan tidak mudah dikuasai dengan mantap tanpa adanya kegiatan praktek secara langsung di lapangan, maka dari itu selama pelaksanaan kegiatan Pengalaman Kerja Lapang (PKL) Mahasiswa dapat menambah ilmu sebanyak-banyaknya baik mengenai teori maupun praktek langsung di lapangan.

Berdasarkan dari kenyataan tersebut di atas, maka kegiatan PKL ini dilakukan karena sangat penting dan mendukung bagi Mahasiswa guna mengembangkan wawasan ilmu pengetahuannya. B. Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan PKL ini adalah : 1. Untuk memperluas wawasan dan meningkatkan keterampilan mahasiswa. 2. Mendidik mahasiswa agar dapat mematangkan pribadinya dalam berfikir dan bertindak secara dewasa dan dapat menyesuaikan diri di masyarakat. 3. Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja di lapangan pada kondisi yang sesungguhnya terjadi di tengah lingkungan kerja. C. Hasil Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari kegiatan PKL adalah agar dapat menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan Mahasiswa dalam kegiatan Pengelolaan Hutan.

B. Tinjauan Umum TPTI Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) adalah salah-satu sisitem silvikultur yang diterapkan pada hutan-hutan alam yang tidak seumur di Indonesia. Sebagai salah satu subsistem dari sistem pengelolaan hutan, system silvikultur dan kompoisisi yang dikehendaki. Pelaksanaan suatu system silvikultur yang sesuai dengan lingkungan setempat telah menjadi tuntutan demi terwujudnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan (ANONIM, 1993). Sejarah system Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) secara resmi ditandai dengan diumumkannya surat keputusan Direktorat Jenderal kehutanan no 35/kpts/DD/1972 tentang pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI), Tebang Habis Permudaan Alam (THPA), Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB), dan pedoman-pedoman pengawasan. Selama pelaksanaan dijumpai beberapa kesulitan, sehingga pada tahun 1989 diterbitkan SK Mentri Kehutanan No 485/kpts-II/1989 tentang system-sistem silvikultur pengelolaan hutan produksi. Sk ini kemudian ditindak lanjuti dengan pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) yang berada didalam SK Dirjen Pengusahaan Hutan No 564/kpts/IV-BPHH/1989 tanggal 30 Nopember 1989 (ANONIM, 1993). Untuk mempermudah pelaksanaan dan pengawasan TPTI maka dipandang perlu oleh Dirjen Pengusahaan Hutan untuk mengadakan revisi pedoman TPTI dengan menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan No. 51/kpts/IV-BPHH/1993, dimana criteria akhir yang diterapkan ini adalah realisasi dalam menciptakan kelestarian hutan, mempunyai kesederhanaan teknik

pelaksanan, perlindungan lingkungan, pembinaan social ekonomi masyarakat setempat dan meningkatkan adanya pengendalian yang efektif (ANONIM, 1993). Dalam penerapannya system silvikultur TPTI harus memperhatikan azas kelestarian hutan, penyelamatan air, komposisi dan struktur hutan, dimana sisitem TPTI ini telah diatur cara penebangan dan permudaan yang diterapkan pada hutan alam produksi di Indonesia (ANONIM, 1993). Tujuan TPTI adalah terbentuknya struktur dan komposisi tegakan hutan alam tak seumur yang optimal dan lestari sesuai dengan sifat-sifat biologi dan keadan tempat tumbuh aslinya (ANONIM, 1993). Sasaran system TPTI adalah tegakan hutan alam produksi tidak seumur dengan keanekaragaman hayati tinggi. Unit kegiatan elemen TPTI persatuan waktu (tahun) adalah petak kerja (ANONIM, 1993). ANONIM (1993) menggunakan system silvikultur tebang pilih, TPTI mempunyai unsur-unsur pokok sebagai berikut : a. Inventarisasi tegakan mengenal struktur permudaan sampai dengan pohon dan komposisi jenis b. Pembatasan diameter, jumlah dan jenis pohon yang akan dipanen agar tegakan tinggal mempunyai produktifitas yang tinggi untuk dikembangkan menjadi tegakan yang pembukaan wilayah, peta pohon, keadan pohon induk, pohonpohon muda dan permudaan. c. Jaringan jalan/pembukaan wilayah diseluruh kawasan harus memperoleh pemeliharaan terus-menerus.

d. Subsistem pemantau telah disiapkan secara efektif register pelaksanaan TPTI disusun, diisi, dikonfirmasikan, disimpan dan secara periodic dianalisis sehingga kemajuan pekerja dan perkembangan tegakan dapat dikendalikan. e. Petak-petak pengamatan pertumbuhan harus ditetapkan dan dibuat untuk setiap tipe hutan dengan pengamatan teratur. Adapun Tahapan Kegiatan TPTI dan tata Waktunya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 : Tahapan Kegiatan TPTI dan Tata Waktunya NO TAHAPAN KEGIATAN Waktu 1 Penataan Areal Kerja (PAK) Et-3 2 Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) Et-2 3 Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) Et-1 4 Pebangan Et 5 Perapihan ET+1 6 Inventarisasi Tegakan Tinggal (ITT) Et+2 7 Pembebasan Tahap Pertama Et+2 8 Pengadaan Bibit Et+2 9 Pengayaan/Rehabilitasi Et+3 10 Pemeliharaan Tanaman Pengayaan/Rehabilitasi Et+3,4,5 11 Pembebasan Tahap kedua dan Tahap Ketiga Et+4,6 12 penjarangan tegakan tinggal Et+10,15,20

1. Penatan Areal Kerja (Et-3) Penatan Areal Kerja (PAK) adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatur blok kerja tahunan dan petak kerja guna perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengawasan kegiatan Unit Pengelolaan Hutan. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah : a. Member tanta batas yang nyata di lapangan pada unit pengelolaan Hutan,blok kerja tahunan dan petak kerja segingga pelaksanaan kegiatanperusahaan hutan dapat di laksanakan dengan baik. b. Memudahkan pelaksanaan kegiatan pemantauan,pengendalian dan pengawasan dalam hubungannya dengan pelaksanaan kegiatan hutan pada areal HPH tersebut. 2. Inventarisasi tegakan sebelum penebangan (Et-2) Inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) adalah kegiatn pencatatan pengukuran dan penandaan pohon daqlam areal blok kerja tahunan untuk mengetahui jumlah jenis dan diameter data pohon inti dan pohon yang dilindungi. Maksud dari kegiatan ITSP ini adlah: a. Untuk mengetahui keadaan penyebaran pohon dalam kegiatan yang meliputi jumlah dan komposisi jenisnya serta pohon yang akan di tebang. b. Untuk mengetahui jumlah dan jenis pohon inti dan pohon yang di lindungi yang akan di pelihara sampai denga rotasi berikutnya. Tujuan dari kegiatan (ITSP) adalah:

a. Data penyebaran pohon yang akan di tebang yang antara lain meliputi komposisi senis,jumlah dan volume pohon.digunakan untuk menetapkan target produksi tahunan pada blok kerja tahunan yang bersangkutan,jumlah dan kapasitas mesin / tenag kerja yang harus disiapkan. b. Data jumlah dan komposisi pohon yang ada,khususnya untuk pohon inti dan pohon yang dilindungi untuk merancanakan jumlah dan komposisi pohon yang akan ditinggal dilapangan untuk dipelihara sampai rotasi tebang berikutnya. Kegiatan ITSP ini dilakukan dengan intensitas 100% dengan menggunakan jalur coba yang lebarnya 20 meter (jarak datar) secar garis besar kegiatan ITSP meliputi pengukuran, pendataan dan penandaan pohon yang akan ditebang dan pohon yang dilindungi.memetakan seluruh pohon yang akan ditebang, pohon inti dan pohon yang dilindungi kadalam peta skala 1 : 10.000.menghitung volume pohon yang akan ditebang berdasarkan jenis pohon dan diameter.menghitung rata-rata volume perhektar dari setiap jenis pohon yang meliputi jumlah dan volumenya. 3. Pembukaan wilayahn hutan (Et-1) Pembukaan wilayah hutan (PWH) adalah kegiatan penyediaan prasarana wilayah bagi kegiatan produksi kayu, pembinaan hutan, inspeksi kerja, transportasi sarana kerja, dan komunikasi antar pusat kegiatan. Maksud Pembukaan Wilayah Hutan adalah untuk merencanakan pembuatan jalan angkutan dan prasarana lainnya yang berkaitan erat dengan kegiatan pengusahaan.

Tujuannya adalah untuk menyiapkan jalan angkut dan prasarana lain (jembatan,gorong-gorong dll)dalam upaya untuk kelancaran angkutan produksi hasil hutan dari masing-masing blok tebangan. 4. Pnebangan (Et 1) Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam tegakan yang berdiameter sama dengan atau lebih besar dari diameter batas yang ditetapkan. Maksud kegiatan penebangan adalah melaksanakan memamfaatan kayu secara optimal dari blok tebangan yang disyahkan atas pohon-pohon yang berdiameter sama atau lebih besar dari batas diameter yang telah ditetapkan dan meminimalkan kerusakan terhadap tegakan tinggal. Tujuan kegiatan penebangan adalah untuk mendapatkan hasil keuntungan perusahaan berupa kayu dengan jumlah yang cukup dan mutu yang memenuhi persyaratan. 5. Perapihan (Et + 1) Perapihan adalah kegiatan pada areal bekas penebangan agarn tegakan tinggal tersebut mudah diinventarisasi, diperbaiki dan ditingkatkan produktivitasnya. Maksud kegiatan ini adalah: a. Memudahkan kegiatan silvikultur berikutnya, seperti inventarisasi, pembebasan, penentuan pohon binaan dan seterusnya. b. Mempertahankan permudaan dalam jumlah yang cukupdan bahkan menyiapkan kehadiran permudaan pada bidang-bidang hutan yang kosong. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:

a. Meningkatkan mutu tegakan untuk dipersiapkan menjadi tegakan yang memiliki produktivitas tinggi. b. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan bekerja di dalam tegakan. 6. Inventarisasi tegakan tinggal (Et+2) Inventarisasi Tegakan Tinggal (ITT) adalah kegiatan pencatatan,pengukuran pohon dan permudaan alam pada areal tegakan tinggal mengetahui komposisi jenis, penyebaran, kerapataan pohon, permudaan serta jumlah dan tingkat kerusakan. Maksud dari kegiatan ini adalah: a. Untuk mengetahui jumlah jenis dan mutu pohon inti, permudaan untuk mengetahui jenis dan jumlah pohon inti yang rusak dan tingkat kerusakan masing-masing petak kerja setelah diadakan kegiatan penebangan dan perapihan. b. Untuk mengetahui lokasi dan luas tempat-tempat yang terbuka dan kurang permudaan. Adapun tujuan kegiatan ini untuk menentukan perlakuan silvikultur selanjutnya antara lain untuk mengetahui perlu tidaknya di lakukan pengayaan dan beberapa luas penanaman rehabilitasi yang harus di laksanakan. 7. Pembebasan Tahap I (Et+2) Pembebasan TahapI adalah kegiatan pemeliharaan tegakan tinggal yang berupa pekerjaan pembebasantajuk dari 200 batang pohon jenis niagawi (pohon inti dan permudaan) per hektar, dari desakan dan naungan pohon atau tumbuhan penyaing.

Maksud dari kegiatan ini adalah mengadakan ruang tumbuh yang optimal bagi pohon binaan. Adapun tujuannya adalah meningkatkan riap pohon binaan untuk memperbesar produktivitas tegakan tinggal yang akan memaksimumkan keuntungan perusahaan. 8. Pengadaan Bibit (Et+2) tempat pembibitan Pengadaan bibit adalah kegiatan yang meliputi penyiapan, pengadaan sarana dan prasana serta kegiatan lain yang berhubungan dengan pengadaan bibit. Adapun maksud dan tujuan kegiatan ini adalah : a. Untuk memperoleh benih atau bibit yang bermutu tinggi dalam jumlah yang memadai dan tata waktu yang tepat. b. Untuk meningkatkan produktivitas maupun kualitas hasil hutan berupa pohon/ kayu sesuai dengan kondisi tempat tumbuh dan dengan menggunakan bibit yang berkualitas tinggi dari jenis-jenis yang dikehendaki. 9. Pengayaan dan Rehabilitasi (Et+3) Pengayaan adalah kegiatan penanaman pada areal bekas tebang yang kurang cukup mengandung permudaan jenis niagawi, dengan tujuan untuk memperbaiki komposisi jenis, penyebaran pohon dan nilai tegakan. Rehabilitasi adalah kegitan penanaman bidang-bidang kosong dalam di dalam kawasan hutan agar setiap bidang hutan memiliki produktivitas dan nilai maksimum. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menambah jumlah anakan semai dengan cara penanaman pada bagian areal bekas tebang yang tidak atau kurang

memiliki permudaan jenis niagawi sebanyak yang di persyaratkan dan permudaan pada areal seperti tempat pengumpulan kayu (Tpn), tempat penimbunan kayu (Tpk) yang tidak berfungsi lagi serta areal terbuka lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk: a. Memperbaiki komposisi jenis dan penyebaran permudaan jenis niagawi. b. Menyupayakan peningkatan dan produktivitas tegakan tinggal. 10. Pemeliharaan Tanaman Pengayaan/Rehabilitasi (Et+3) Pemeliharaan Tanaman Pengayaan/Rehabilitasi adalah pekerjaan perawatan tanaman dengan cara membersihkan jalur penanaman,membunuh gulma dan pohon penaung,menebas rumput sepanjang jalur penanaman dan menyulam tanaman yang mati. Maksud dari tujuan ini adalah membebaskan tanaman baru hasil pengayaan/rehabiltasi dari berbagai gangguan dan penyulaman tanaman-tanaman yang mati ndengan bibit sehat. Adapun tujuannya adalah mempertahankan jumlah tanaman pohon niagawi dan memacu pertumbuhan/ produktivitas. 11. Pembebasan Tahap II dan III (Et+ 4,6) Pembebasan Tahap II dan III adalah pengulangan seperlunya pembebasan I, agar tajuk pohon binaan selalu menerima cahaya matahari langsung dari atas atau samping atas dan memiliki ruang tumbuh tajuk secukupnya kesamping dan atas. Maksud dari kegiatan ini adalah memelihara kebebasan sinar dan ruang dari tajuk -tajuk pohon binaan agar riap pohon binaan tumbuh maksimum.

Adapun tujuannya adalah memusatkan riap tegakan kepada pohon-pohon binaan yang merupakan pohon-pohon niagawi terbaik dalam tegakan tinggal dan letaknya tersebar merata. 12.Penjarangan Tegakan Tinggal (Et+5,10,15) Penjarangan adalah kegiatan penyingkiran penyaing pohon binaan bila pohon binaan telah berupa tingkat tiang dan pohon, atau berdiameter lebih besar dari 10 cm. Penjarangan tegakan tinggal dilakukan pada tahun ke 10, ke 15 dan ke 20 setelah pemanenan terdahulu (Et + 10, Et + 15, Et + 20), yang masing-masing disebut Penjarangan I, Penjarangan II, dan penjarangan III. Maksud Penjarangan adalah untuk mempertahankan riap yang tinggi dari pohon binaan dalam tegakan tinggal. Tujuan Penjarangan adalah untuk memusatkan riap tegakan tinggal kepada pohonpohonbinaan yang merupakan pohon-pohon terbaik dalam tegakan tinggal.

III.METODE KERJA A.WAKTU DAN LOKASI Waktu dan Lokasi yang kami ikuti selama kegiatan Peraktek Lapang (PKL) di PT.Sylvia Ery Timber.Dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 2.Jadwal dan Lokasi Kegiatan Peraktek Lapang (PKL ) NO KEGIATAN TAGGAL LOKASI 1 2 3 4 5 Penataan areal kerja (PAK)? Tata Batas Areal Kerja ( ITSP )? Pemetaan Penyebaran Pohon? PHQA (Preharvesting Quality Assesmen) Pembukaan wilayah Hutan (PWH)? Pembuatan Jalur kanal (Angkutan kayu)? Survey jalur Kanal Penebangan? Pengukuran Kayu Bulat? Penyaradan Pengankutan? Perakitan dan Pengangkutan PT.Sylvia Ery Timber PT.Sylvia Ery Timber PT.Sylvia Ery Timber PT.Sylvia Ery Timber PT.Sylvia Ery Timber 6 Penanaman PT.Sylvia Ery Timber 7 Pemeliharaan tanaman PT.Sylvia Ery Timber

B. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Penataan Areal Kerja (PAK) 1. Tata Batas Areal Kerja a. Prosedur kerja? Pengenalan alat? Penentuan tenaga kerja? Pembuatan jalur batas-batas Tpn? Pemasangan patok pada sudut Tpn? Pamasangan patok dan label pelastik tepat di titik Tpn b. Alat dan Bahan Alat:? Kompas? Gps? Parang? Staples? Spidol permanen? Alat tulis menulis Bahan:? Label? Paku staples

2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) 1. Pemetaan Penyebaran Pohon a. Prosedur kerja? Pengenalan alat? Penentuan tenaga kerja? Me mark satu per satu pohon yang siap di tebang? Mencatat nama jenis pohon yang sudah di mark b. Alat dan Bahan Alat:? Gps? Kompas? parang? Alat tulis menulis Bahan:? Pohon yang siap tebang 2. PHQA (Preharvesting Quality Assement) a. Prosedur kerja:? Pengenalan alat? Penentuan tenaga kerja? Me mark semua pohon yang siap tebang di areal produksi yang tpn nya blum di tetap kan? Mencatat nama jenis pohon yang siap di produksi

b. Alat dan bahan Alat :? Kompas? Gps? parang? Alat tulis menulis Bahan:? Pohon yang siap di produksi 3. Pembukaan Wilawyah Hutan (PWH) 1. Pembuatan Jalur Kanal a. Prosedur kerja:? Pengenalan alat? Penentuan titik Tpn? Perintisan semak belukar? Pamasangan patok dan label b. Alat dan Bahan Alat:? Gps? Kompas? Parang

Bahan:? Label? Kaos tangan? Kayu (patok) 2. Survey Jalur Kanal a. Prosedur kerja:? Mengawasi pekerja pembuat jalur kanal? Memperbaiki jalur kanal? Merintis kembali semak-semak belukar b. Alat dan Bahan Alat:? Gps? Kompas? Parang Bahan:? Label? Kaos tangan? Kayu (patok) 4. Penebangan 1. Pengukuran Kayu Bulat a. Prosedur kerja:? Pengenalan alat? Penentuan tenaga kerja

? Penentuan lokasi pengukuran? Pengenalan nama jenis pohon yang sudah di tebang? Pengukuran rata-rata diametr pangkal batang dan rata-rata diametr ujung batang? Pemngukuran panjang batang? Pemasangan label? Menghitung volume M3? Mencatat hasil pengukuran dan nama jenis pohon b. Alat dan Bahan Alat:? Gps? Meteran ukuran 25 meter? Meteran ukuran 10 meter? Kalkulator? Staples? Parang? Spidol permanen? Alat tulis menulis 2. Penyaradan a. Prosedur:? Penentuan tenaga kerja? Pemantauan lokasi pohon yang selesai di tebang? Menghitung jumlah jenis pohon yang selesai di tebang

? Mencatat nama jenis pohon yang selesai di tebang? Mengikat batang dengan tali slank untuk penarikan batang tersebut dan mengumpulkan batang dekat dari titik Tpn? Memengal pangkal batang dan ujung batang b. Alat dan Bahan Alat:? Sensaw? Parang? Mesin gerbox? Gps? Alat tulis menulis Bahan:? Tali slank? Oli? bensin? Kaos tangan? Batang pohon yang selesai di tebang 5. Pengangkutan 1. Perakitan dan Pengangkutan a. Prosedur kerja:? Pengenalan alat? Penurunan batang ke kanal

? Pembuatan rakit? Penyusunan rakit? Penyambungan rakit? Penarikan rakit mulai dari Tpn ke Tpk b. Alat dan bahan Alat:? Hamer? Parang? Perahu mesin? Excavator Bahan:? Akar? Paku U? Batang produksi 6. Penanaman 1. Penanaman a. Prosedur kerja:? Penentuan tenaga kerja? Penentuan lokasi penanaman? Pengenalan nama jenis anakan/bibit? Penyiapan bibit? Pembuatan lubang penanaman bibit

b. Alat dan bahan Alat:? Parang? Linggis? Cangkul Bahan:? Bibit/Anakan? Ajir? karung 7. Pemeliharaan 1. Pemeliharaan Tanaman a. Prosedur kerja:? Penbasan/pemberantasan ilalang dan tanaman pengganggu pertumbuhan tanaman yang di lindungi? Pemberian pupuk b. Alat dan bahan Alat:? Parang? Cangkul? Linggis Bahan:? Tanaman anakan? Pupuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil pelaksanaan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) + 2 bulan di PT. Sylvia Ery Timber Desa Plaju Kecamatan Sembakung Kabupaten Nunukan dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Hasil yang Dicapai pada Kegiatan PKL di PT. Sylvia Ery Timber No Jenis kegiatan 1. 2. 3. 4. 5. Lama Kegiatan Hasil Yang Dicapai Ket. Penataan Areal kerja (PAK)? Tata batas areal kerja 7 Hari 35 Tpn 8 Orang Inventarisasi Tegakan Sebelum penebangan 7 Hari 14 Tpn 5 Orang? Pemetaan penyebaran pohon Pembukaan Wilayah Hutan? Pembukaan Jalur Kanal 7 Hari 21 Jalur 2 Orang Penebangan 525? Pengukuran Kayu Bulat 7 Hari Batang 3 Orang? Penyaradan 280 7 Hari Batang 4 Orang Pengangkutan? Perakitan dan Pengangkutan 7 Hari 25 Rakit 3 Orang 6. Penanaman 2 Hari 250 Bibit 4 Orang HOK 4,375 Tpn 2,8 Tpn 10,5 Jalur 175 Batang 70 Batang 8,3 Rakit 62,5 Bibit

B. Pembahasan 1. Penataan areal kerja (PAK) Tata Batas Areal Kerja Dalam kegiatan ini penentuan arah kompas harus benar yaitu 90 ke timur setiap 200 m dibuat patok sebagai landasan tata batas. Pada kegiatan ini hanya merintis satu arah ke timur sepanjang-panjangnya dan mencari titik Tpn yang sudah ditentukan oleh manajer lapangan setelah ketemu dipasang pita label warna orange atau merah yang tertulis nomer Tpn. Setiap tenaga kerja mampu bekerja sesuai aturan dan bekerja sama. Dalam penggunaan kompas dan Gps Harus tepat dan teliti. Kayu yang digunakan sebagai pal batas adalah jenis kayu yang seadanya saja yang penting bisa dijadikan pal batas. 2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan Pemetaan Penyebaran pohon Kegiatan pemetaan penyebaran pohon ini dapat membantu perusahaan untuk mengetahui posisi dan jumlah pohon produksi di areal 1 Tpn yang dilakukan dengan cara mensave data kedalam Gps dan mengetahui nama jenis kayunya. Jenis kayu yang dijumpai yaitu meranti (shorea sp), geronggang (kayu adat), kayu mentibu (asam-asam) Dan dalam penggunaan alat di kegiatan ini harus cermat dan teliti agar datanya sesuai yang diambil dilapangan. 3. Pembukaan Wilayah Hutan Pembuatan Jalur Kanal Dalam kegiatan pembuatan jalur kanal tersebut penentuan titik ikatnya harus cermat dan teliti dan pas mencapai titik tengah Tpn agar pembuatan jalur

kanal dapat lurus dan terlihat rapi. Dalam pembuatan kanal menggunakan alat Excavator untuk menggali kanal 4. Penebangan Pengukuran Kayu Bulat Kegiatan pengukuran kayu bulat ini dimasukan kedalam pencatatan dan pembukuan adalah jenis meranti yang berdiameter 30 cm UP. Pengukuran kayu log dilakukan di areal lokasi Tpn dengan meteran 25 m dan 10 m dan untuk menghitung volume m3 perbatang adalah rumus Brereton yaitu panjang ratarata diameter pangkal kali rata-rata diameter ujung 0,7854 dibagi 10.000. Penyaradan Kegiatan penyaradan adalah kegiatan yang memindahan kayu dari tunggak tempat penebangan ke tempat pemuatan dengan menggunakan alat penarikan yaitu mesin gerbox. Jaraknya sekitar mencapai 25 meter dari jarak titik Tpn. Produktivitas penyaradan tergantung pada ketersediaan bahan bakar karena bahan bakar tidak selalu tersedia, terbatas dan harus terbagi dengan alat pengangkutan. 5. Pengangkutan Perakitan dan pengangkutan Alam kegiatan ini harus teliti agar pembuatan rakit disesuai dengan luas kanal yang mana luas kanal ranting sekitar 3,5 m banyaknya log yang disusun 3-4 batang memanjang kebelakang sedangkan kanal utama 5,2m banyaknya kayu yang disusun sekitar 5-8 batang memanjang kebelakang. Pada saat pengangkutan log ke bendungan digunakan alat penarik berupa perahu mesin ketinting. Alat pengangkutan tidak mempunyai kendala

seperti tersangkutnya rakit di pinggir kanal dan waktu yang digunakan relativ sedikit. 6. Penanaman Dalam melakukan suatu kegiatan penanaman yang perlu diperhatikan adalah menentukan lokasi yang akan ditanam, membuat ajir, membuat lubang untuk tanaman, dan menentukan jarak tanam agar terhindar dari persaingan dan dapat tumbuh dengan baik. Jenis yang ditanam berupa jenis meranti dan geronggang dengan jarak tanam sekitar 3 m.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1 Pengelolaan hutan meliputi berbagai hal, oleh karena itu selalu dituntut menguasai ilmu pada bidangnya, para rimbawan juga dituntut untuk menguasai permasalahan yang sering terjadi di lapangan. 2 Dengan adanya Pengalaman Kerja Lapang (PKL), penulis mendapatkan pengalaman baru tentang kondisi sesungguhnya di lapangan yang sebelumnya hanya merupakan gambaran umum saja. B. Saran 1 Untuk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Pengelolaan Hutan kiranya waktu pelaksanaan PKL lebih diperpanjang lagi agar mahasiswa dapat mengikuti sebagian besar kegiatan-kegiatan yang ada di perusahaan guna mendapatkan ilmu dan keterampilan yang berguna bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah. 2 Untuk Perusahaan diharapkan dikemudian hari Mahasiswa dapat diberikan kegiatan praktek TPTI secara keseluruhan, agar Mahasiswa dapat memahami kegiatan praktek TPTI secara lengkap.

DAFTAR PUSTAKA ANONIM. 1993, Pedoman Dan Petunjuk Teknis TPTI Pada Hutan Alam Daratan. Direktorat Jendral Pengusahaan Hutan. ANONIM, 2002. RKUPHHK PT.Sylvia Ery Timber, Kalimantan Timur. HASANUDIN, DKK, 2002, Silvikultur Tropika Smester V, Jurusan Manajemen Hutan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Kondisi social ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar areal IUPHHK PT.Sylvia Ery Timber. No Uraian Satuan Desa Tagul Desa Palaju 1 Jumlah Penduduk? Total Orang 425 142? Anak-Anak = 17 Tahun o Laki-Laki Orang 84 25 o Perempuan Orang 82 24? Angkatan Kerja = 17 Tahun : o Laki-Laki Orang 115 41 o Perempuan Orang 113 41? Angkatan Tidak Produktif = 55 Tahun : o Laki-laki Orang 16 7 o Perempuan Orang 15 6 2 Agama dan Aliran Kepercayaan? Islam? Katholik / Protestan? Lain-lain 3 Mata Pencaharian? Bertani? Berdagang? Lain-lain 4 Fasilitas Pendidikan? SD? SLTP / SMP? SLTA / SMA 5 Tempat Ibadah? Masjid? Gereja 6 Pendapatan Masyarakat? Bertani? Berdagang? Lain-lain (%) (%)\ (%) (%) (%) (%) Unit Unit Unit Unit Unit (Rp/th) (Rp/th) (Rp/th) 83,40 14,16 2,44 78,07 1,75 20.18 1 - - 1-3.950.000 4.800.000 5.600.000 87,94 11,30 0,76 80,49 1,22 18,29 1 - - 1-4.700.000 6.400.000 6.100.000 Ket.