Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

BAB II METODE PENELITIAN

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 17, No. 1, 2012, halaman ISSN :

Aktivitas Analgetik Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum Gnemon L.) Pada Mencit Putih (Mus musculus L.) Jantan

ABSTRAK. EFEK ANALGESIK INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI RANGSANG TERMIK

ABSTRAK. EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO (Andrographis paniculata, (Burm f) Nees) PADA MENCIT BETINA GALUR Swiss-Webster

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

ABSTRAK. EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK AIR BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK RIMPANG JAHE (Zingiberis rhizoma) SEBAGAI ANALGETIK PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS-WEBSTER

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) PADA MENCIT (Mus musculus) Muhammad Isrul 1*, Usmar 2, Subehan 2

IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No ijmsbm.org

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus mucculus)

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

EFEK ANALGESIK INFUS DAUN TEKI (Cyperus rotundus L.) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.)

Uji Daya Analgetik Ekstrak Etanol Daun Jinten (Coleus Amboinicus L.) Pada Mencit Dengan Metode Rangsang Kimia

UJI EFEK ANALGETIK INFUSA DAUN BINAHONG [Anredera cordifolia (Ten.)Steenis] DENGAN METODE GELIAT

ABSTRAK. EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL HERBA JOMBANG (Taraxacum officinale Weber et Wiggers) TERHADAP MENCIT BETINA GALUR Swiss Webster

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) SEBAGAI ANALGETIK PADA MENCIT BETINA GALUR Swiss Webster

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap. a. Kelompok I (kontrol normal) : 0 ± 0

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

UJI EFEK ANALGETIKA EKSTRAK BUAH KAKTUS (Opuntia elatior Mill.) PADA MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT

UJI ANTIDIARE JAMU DNR PADA MENCIT PUTIH JANTAN NETTY FEBRIYANTI SUGIARTO

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Pembimbing II: Lusiana Darsono, dr., M.Kes

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN GEDI (Abelmoschus manihot (L.) Medik) PADA MENCIT (Mus musculus)

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

UJI EFEK ANALGETIKA EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB IV PROSEDUR KERJA

ABSTRAK. EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH ( Zingiberis rhizoma) TERHADAP MENCIT GALUR SWISS-WEBSTER

Uji Efektivitas Analgetika Ekstrak Etanol 95% Pelepah Pisang Uli (Musa X Paradisiaca L) Pada Mencit Jantan (Mus Musculus)

PERBANDINGAN EFEK FRAKSI

ABSTRAK. Ardelia Emily, Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K) Pembimbing II: Endang Evacuasiany, Dra, Apt., MS.

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. analgesik dari senyawa AEW1 terhadap mencit. Metode yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

Kata kunci : brotowali, daun pepaya, induksi termik, analgesik

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

EFEK ANALGETIK EKSTRAK AIR TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) PADA MENCIT DENGAN METODE GELIAT SKRIPSI

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

BAB II METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK HIPNOTIK EKSTRAK ETANOL KANGKUNG (Ipomoea aquatica FORSK.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN YANG DIINDUKSI FENOBARBITAL

III. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA

ABSTRAK EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL KUNYIT

OLEH: VEROS ALVARIS YUSTAKI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

EFEK CENDAWAN ULAT CINA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI PALA (Myristica fragan Houtt) TERHADAP JUMLAH GELIATAN MENCIT BALB/C YANG DIINJEKSI ASAM ASETAT 0,1 % ARTIKEL ILMIAH

ABSTRACT. Key words : Bay leaves, Uric acids, Potassium oxonate, Rattus norvegius L. ABSTRAK

ABSTRAK. Rhenata Dylan, Pembimbing I : Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes Pembimbing II: Dr. Slamet Santosa, dr., M.Kes

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa Boerl.) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) SECARA ORAL TERHADAP MENCIT (Mus musculus).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK DAUN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) PADA MENCIT (Mus musculus)

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

UJI EFEKTIVITAS INFUSA AKAR SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus).

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN DEKLARASI... KATA PENGANTAR...

ABSTRACT. Key words : ethanol extract of salak seeds, diuretic effect, Wistar white male mice (Rattus novergicus) ABSTRAK

ABSTRAK. EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH (Caryophylli flos) PADA MENCIT BETINA GALUR Swiss-Webster

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2015, hal 1-6 Vol. 12 No. 1 ISSN: EISSN : Online :

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica pepaya (L.)) PADA MENCIT (Mus musculus)

Kata Kunci: Analgesik, Perbedaan Ekstrak Daun dan Ekstrak Kulit Batang Turi Merah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR

UJI EFEK ANALGESIK INFUSA DAUN KAYU PUTIH (Melaleuca trichostachya Lindl.) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.)

ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) PADA MENCIT (Mus musculus)

Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi ( Roxb.) terhadap Mencit dengan Metode

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN INFUSA Musa paradisiaca.linn (Musaceae) TERHADAP TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ASETOSAL

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus Linn.) PADA MENCIT SWISS (Mus musculus)

PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI METANOL AIR HERBA SAMBILOTO

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica pepaya (L.)) PADA MENCIT (Mus musculus)

UJI ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

AKTIVITAS ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK KULIT MANGGIS

UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SANGITAN (SAMBUCUS JAVANICA REINW.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN

ARTIKEL PENELITIAN. Ria Afrianti, Revi Yenti, & Dewi Meustika

Transkripsi:

SCIENTIA SCIENTIA Jurnal Farmasi dan Kesehatan Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website : http://www.jurnalscientia.org/index.php/scientia 7 (2) ; 83 88, 2017 UJI AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN INDUKSI TERMIK SECARA IN VIVO Fatma Sari Siharis Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Email : siharis.fatma@gmail.com ABSTRAK Daun dewandaru (Eugenia uniflora L.) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional dan telah lama digunakan oleh masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun dewandaru (Eugenia uniflora L.) sebagai analgesik. Dalam penelitian inidigunakan metode induksi termik (metode panas) pada 25 ekor mencit jantan yang telah lulus uji kepekaan, dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan CMC 0,5 %, kelompok II sebagai kontrol positif diberikan asetosal, kelompok III, IV dan V diberikan ekstrak daun dewandaru berturut-turut sebesar 5,6; 11,2; 22,4 mg/20 g BB mencit. Masing-masing kelompok diberikan bahan uji secara oral, satu jam sebelum diinduksi dengan panas. Pengamatan dilakukan satu menit setelah induksi selam satu jam dengan interval lima menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dosis II (11,2 mg/20 g bb mencit) dan dosis III (22,4 mg/20 g bb) memberikan persentase inhibisi berturut-turut (69,50 % dan 76,13 %) dan persen efektivitas (84,25 % dan 92,29 %). Kata Kunci : Dewandaru, Eugenia uniflora L., analgesik, panas. ABSTRACT Dewandaru (Eugenia uniflora L.) is one of plants that use as traditional medicine and has been used by public empirically. This research was conducted in order to determine the effect of dewandaru leaves extract as analgetic. Determination method used was thermal or hot method on twenty five male mice. This mice were divided into five groups: negative control group which was administrated with 0.5 % CMC, positive control groups which was administrated with aspirin and dosage group which was administrated with dewandaru extract leaves at dose of 5.6 mg/20 g BB, 11.2 mg/20 g BB, 22.4 mg/20 g BB, all materials were administrated orally, one hour before induced by heat inductor. The observation was done one minute after heat induction with time interval was five minute for one hour. The result showed that dose of 11.2 mg/20 g BB and 22.4 mg/20 g BB gave inhibition percentation of 69.50% and 76.3 % respectively, while efectivity percentation were 84,25 % and 92,29 % respectively. Keywords: Dewandaru, Eugenia uniflora L., analgesic, heat. p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 83

PENDAHULUAN Tanaman obat sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun yang lalu. Di Indonesia, penggunaan obat alami yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya, tanaman berkhasiat obat yang digunakan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kesehatan (promotif), memulihkan kesehatan (rehabilitatif), pencegahan penyakit (preventif) dan penyembuhan (kuratif). Persentase penduduk Indonesia yang menggunakan obat tradisional dalam pengobatan terus meningkat selama kurun waktu enam tahun dari 15.2% menjadi 38.30% (Sudibyo, 2007). Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati. Di dalam hutan tropis Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 9.600 jenis diketahui berkhasiat sebagai obat dan 200 jenis diantaranya merupakan tumbuhan obat penting bagi industri obat tradisional (Sriningsih et al., 2006). Diantara sekian banyak tanaman obat yang terdapat di Indonesia, ada beberapa jenis tanaman yang difungsikan untuk menghilangkan rasa nyeri. Salah satunya adalah tanaman dewandaru (Eugenia uniflora L.). Dari beberapa pustaka diketahui bahwa daun dewandaru mempunyai kandungan kimia diantaranya saponin, tannin, vitamin C, senyawa atsiri seperti sineol, sitronela, sesquiterpen, flavonoid, dan antosianin (Yeyen, 2010). Daun dewandaru diketahui mengandung flavonoid tinggi. Flavonoid berperan sebagai analgetik yang mekanisme kerjanya menghambat kerja enzim siklooksigenase (Arista I. 2008). Obat analgetik merupakan kelompok obat yang memiliki aktivitas mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Daya kerja analgetik dinilai pada hewan dengan mengukur besarnya peningkatan stimulus nyeri yang harus diberikan sampai ada respon nyeri atau jangka waktu ketahanan hewan terhadap stimulus nyeri. Pemberian stimulus nyeri yang berupa panas membutuhkan waktu sampai terjadinya suatu respon disebut waktu reaksi. Obatobat analgetik dapat memperpanjang waktu reaksi ini (Sirait dkk., 1993). METODE PENELITIAN Ekstrak etanol daun dewandaru diperoleh secara maserasi menggunakan pelarut etanol. Ekstrak cair yang diperoleh kemudian dberi perlakuan menggunakan rotary evaporator untuk menarik pelarut etanol pada ekstrak dengan suhu 40 o C. Setelah itu, ekstrak kental yang diperoleh kemudian diuapkan diatas waterbath sampai dengan berat konstan. Ekstrak ini kemudian dibuat dalam beberapa variasi dosis untuk dilakukan pengujian. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih jantan (Mus musculus) galur DDY (Deutschland, Danken Yoken) sebanyak 25 ekor, yang berumur lebih kurang 5-7 minggu dengan berat badan antara 20-30 gram. Hewan ini dibagi dalam lima kelompok, dimana setiap kelompok terdiri atas lima ekor mencit, yaitu kelompok kontrol negatif diberikan larutan CMC 0,5 %, kelompok kontrol positif diberikan suspensi asetosal (1,96 mg/20 g BB), kelompok eksperimen diberikan sampel uji yaitu ekstrak etanol daun dewandaru yang terbagi menjadi tiga dosis yaitu dosis I (5,6 mg/20 g bb), dosis II (11,2 mg/20 g bb), dosis III (22,4 mg/20 g bb). Pengamatan dilakukan selama 60 menit dengan interval waktu 5 menit untuk setiap pengamatan. Metode eksperimental yang digunakan adalah metode induksi nyeri secara termik yaitu dengan menggunakan rangsangan panas. Rangsangan panas dilakukan dengan cara meletakkan gelas kaca dengan permukaan lebar diatas waterbath dengan suhu yang dapat dipantau. Suhu yang digunakan adalah 30 o C. Mencit kemudian diletakkan diatas gelas kaca tersebut selama 1 menit, sambil dihitung respon yang ditimbulkan. Pengujian ini dilakukan dengan interval waktu 5 menit selama 60 menit. Parameter yang diamati adalah respon menjilat kaki belakang atau loncatan yang dilakukan mencit. p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 84

Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yaitu kandang mencit, alat-alat gelas, timbangan hewan, timbangan analitik, penangas air, squit 0,5 ml, sonde lambung, stropwacth, kawat, lumpang dan alu. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu daun dewandaru yang masih muda dan segar, aquadest, obat analgesik (asetosal) dan alkohol 70 %. Ada beberapa hal yang harus disiapkan dan dilakukan dalam penelitian ini, seperti pembuatan ekstrak daun dewandaru, penyiapan hewan uji, penyiapan larutan ekstrak dan larutan pembanding, pengujian efek analgesik dan lain-lain. Penyajian Analisis data Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Saphiro-Wilk untuk melihat distribusi data. Jika data terdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji analisis varians (ANOVA) satu arah dengan taraf kepercayaan 95 %, kemudian dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk mengetahui perbedaan yang diperoleh bermakna atau tidak. Jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan pengujian Least Significant Difference (LSD) hasil (p < 0,005). HASIL DAN PEMBAHASAN Induksi nyeri cara termik Jumlah geliat rata-rata pada mencit putih jantan yang diberi ekstrak daun dewandaru dan diinduksi panas dengan selang waktu 5 menit pada setiap kelompok yang berbeda. Hasil selengkapnya dari penelitian ini terlihat pada Tabel I dan digambarkan dalam bentuk grafik pada Gambar 1. Tabel I. Rata-Rata Jumlah Geliat Mencit yang Diberi Ekstrak Etanol Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L) selama 60 menit pengamatan dengan selang waktu 5 menit Rata-Rata Jumlah Geliat Perlakuan (Menit ke-) X Geliat 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 Asetosal 3 2.6 1.4 1.4 0.6 0.4 0.8 1 0.8 0.6 0.4 13.2 ± 0.88 Dosis I 6.8 7 6.6 6.6 5 4.8 4.6 5 5.2 4 4.2 59.2 ± 1.05 Dosis II 3.8 3.6 2.8 2.8 2 2.4 1.8 0.6 1 0.4 0.8 23 ± 1.29 Dosis III 2.8 3 2 2 1.6 1.8 1 1.6 0.6 0.8 0.6 18 ± 0.88 CMC 8 8.2 7.4 7.4 6.8 7 6.8 6.2 6 5.6 5.8 75.4 ± 0.89 Tabel I. dan gambar Grafik 1. menunjukkan adanya pengurangan jumlah geliat yang dilihat berdasarkan jumlah geliat seluruhnya dan gambar pada grafik yang terus menurun dengan dosis yang meningkat. Kelompok asetosal mempunyai rata-rata jumlah geliat terendah dibanding kelompok bahan uji lainnya. Adanya aktivitas analgetik dalam bahan uji ditunjukkan dengan jumlah geliat yang lebih sedikit sampai lebih dari 50% dibanding kelompok kontrol. ±SD p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 85

Gambar 1 : Perbandingan rata-rata respon mencit tiap kelompok Rata-Rata Jumlah Geliat Mencit yang Diberi Ekstrak Etanol Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L) selama 60 menit pengamatan dengan selang waktu 5 menit Gambar 2. Grafik persentase (%) inhibisi dan persentase (%) efektivitas terhadap bahan uji dan kontrol positif. Persentase inhibisi bertujuan untuk mengetahui besarnya kemampuan dari ekstrak daun dewandaru dalam mengurangi rasa nyeri kelompok kontrol. Persentase inhibisi ini selanjutnya dapat dijadikan dasar untuk perhitungan persentase efektivitas analgesik. Dari hasil persentase inhibisi terlihat bahwa makin besar dosis ekstrak daun dewandaru yang diberikan, maka makin besar persen inhibisinya. Kontrol positif (asetosal) mempunyai persentase inhibisi tertinggi. Ekstrak daun dewandaru dosis III (22,4 mg/20 g bb) mempunyai persentase daya analgetik lebih tinggi dibandingkan dengan dosis dosis I (5,6 mg/20 g bb) dan dosis II (11,2 mg/20 g bb), namun hasil persentasenya masih dibawah kontrol positif (asetosal), hal ini didukung berdasarkan hasil uji ANOVA yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 86

signifikan antara kontrol positif yaitu asetosal dengan kelompok bahan uji lainnya. Persentase efektivitas analgetik berguna untuk mengetahui keefektifan suatu bahan (sampel uji) yang dibandingkan dengan asetosal. Pada Gambar 2. menunjukkan bahwa semakin besar dosis ekstrak daun dewandaru yang diberikan, maka makin tinggi pula efektifitas analgetiknya. Dosis 22,4 mg/20 g bb memiliki efektifitas analgetik tertinggi dibandingkan dengan kelompok dosis ekstrak etanol daun dewandaru lainnya, hal ini didukung berdasarkan data hasil perhitungan ANOVA yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara dosis 22,4 mg/20 g bb dengan dosis I (5,6 mg/20 g bb) dan II (11,2 mg/20 g bb). Jumlah geliat yang kecil pada hewan uji kelompok asetosal menunjukkan adanya efek analgetik yang besar. Pada kelompok ekstrak daun dewandaru mempunyai efek analgetik dibawah asetosal. Ekstrak daun dewandaru 22,4 mg/20 g bb lebih baik potensinya dalam mengurangi jumlah geliat kelompok kontrol dibanding kedua dosis ekstrak daun dewandaru lainnya. Pada kelompok ekstrak daun dewandaru 22,4 mg/20 g bb dan asetosal 1,95 mg/20 g bb memperlihatkan grafik yang hampir sama. Hasil pengujian jumlah geliat rata-rata mencit dilihat dari tabel dan grafiknya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun dewandaru dengan berbagai dosis dan asetosal (kontrol positif) dapat mengurangi terjadinya geliat pada mencit. Untuk melihat adanya perbedaan efek analgesik diantara kelompok secara statistik digunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Dari hasil statistik diperoleh bahwa kelompok perlakuan kontrol positif dan kelompok dosis II dan III menunjukkan efek analgesik yang berbeda bermakna (p < 0,05) terhadap kelompok negatif, sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok tersebut memiliki efek analgesik. Pada kelompok dosis I menunjukkan tidak berbeda bermakna (p > 0,05) terhadap kelompok negatif, sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok dosis I tidak memiliki efek analgesik. Kelompok dosis II dan III tidak berbeda bermakna (p > 0,05) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol positif, sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok dosis II dan III memiliki efek analgesik yang setara dengan dosis asetosal sekali pemberian. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun dewandaru dapat mengurangi jumlah geliat dan loncatan pada mencit setelah diinduksi panas. Ekstrak daun dewandaru dapat memperpanjang waktu reaksi mencit setelah induksi nyeri cara termik. Ekstrak dengan dosis 22,4 mg/ 20 g bb mempunyai efek analgetik yang paling efektif (rata-rata jumlah geliat dan loncatan = 18 kali) yaitu tak berbeda dengan asetosal 1,95 mg/20 gbb (rata-rata jumlah geliat dan loncatan = 13.2 kali). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek analgesik daun dewandaru dengan menggunakan fraksi lainnya untuk melakukan uji senyawa aktif lainnya yang berperan sebagai analgesik. DAFTAR PUSTAKA Arista I., 2008, Optimasi Pembuataan Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L) Menggunakan Metode Maserasi dengan Parameter Kadar Total Senyawa Fenolik dan Flavonoid, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Sirait, M.D., D.Hargono, J.R. Warrimena, M. Husin, R.S. Sumadilaga, dan S.O. Santoso, 1993, Pedoman Pengujian Dan Pengembangan Fitofarmaka, Penapisan Farmakologi dan Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phytomedica, Jakarta. Sriningsih dan Agung EW., 2006, Efek Protektif Pemberian Ekstrak Etanol Herba Meniran (Phyllanthus niruri p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 87

L.) Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Makrofag Peritoneum Tikus. Dalam: Artocarpus Media Pharmaceutica Indonesia. Vol. 6. Ed. 2, h. 91-96, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, Surabaya. Sudibyo S & Andi L., 2010, Penggunaan Obat Tradisional Dalam Upaya Pengobatan Sendiri di Indonesia (Data Analysis of Susenas 2007). Bul. Penellit. Kesehat., Vol. 38. Ed 2, h. 80-89, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Kebijakan Kesehatan Jakarta: Jakarta Yeyen Apriyanthi, Wiwi Winarti, 2010, Penapisan Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Daun dan Buah Dewandaru Dengan Metode DPPH, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta p-issn : 2087-5045 e-issn : 2502-1834 88