BAB I PENDAHULUAN. juga terdapat gambaran secara umum maksud dan arah penelitian yang akan dilakukan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Argyris (1957) (dikutip dari Brownell dan McInnes (1983). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi, efisiensi, peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja. Kondisi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif mendorong perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dimasa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. (2004), Setiap entitas pencari laba ataupun nirlaba bisa mendapatkan manfaat dari

Rina Ismawati B

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB II LANDASAN TEORI. Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, perusahaan profit oriented maupun non-profit

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget pada tahun Piaget

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan perlu untuk menyusun

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk mengkomunikasikan rencana-rencana manajemen, peranan dalam hal merencanakan pembiayaan dan pendapatan pada suatu

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan segala aktivitas yang ada dalam organisasi untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pasti membutuhkan alat yang disebut pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja

BAB II BAHAN RUJUKAN

Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut (Hansen dan Mowen [1997]). Proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

BAB II BAHAN RUJUKAN

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN. penugasan pemerintah dibidang ketenaga listrikan dalam rangka menunjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Panin Sekuritas merupakan salah satu Perusahaan Efek terkemuka yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KLATEN

PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur penilaian kinerja manajemen. penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara top down (imposed budget),

Pratama Ilham Safitrie B

BAB I PENDAHULUAN. anggaran merupakan komponen utama dalam perencanaan.

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipimpin oleh satu hierarki manajer, dengan chief exeutive officer (CEO) pada

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha bersaing dengan ketat. Bagi perusahaan, hal itu merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian akhir-akhir ini membuat setiap perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Perdagangan dunia menuntut perusahaan-perusahaan yang sudah ada

BAB I PENDAHULUAN. disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Schief dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja organisasi yang optimal tergantung dari bagaimana perusahaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 32 tahun 2004 Pasal 1 ayat (5) tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kinerja karyawan meningkat. Menurut Wirawan (2005) dalam Potu

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, dimana mereka sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. kompetetif yang mengharuskan perusahaan-perusahaan menjalankan usaha. manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumsi listrik khususnya di daerah-daerah terpencil yang jauh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

I. PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur atau jasa pada umumnya melakukan. penyusunan budget (anggaran perusahaan) untuk melakukan pengontrolan

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban dan pengendali biaya (Iswahyudi, 2007).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, lingkup penelitian, dan manfaat penelitian. Dalam bab ini juga terdapat gambaran secara umum maksud dan arah penelitian yang akan dilakukan. I.1. Latar Belakang Perusahaan menemukan tuntutan yang semakin kompleks di kurun waktu terakhir ini. Beberapa harus berjuang mengikuti perkembangan kebutuhan konsumen dan masyarakat sekitar. Perusahaan dianggap memiliki kesan dan reputasi yang baik apabila perusahaan dapat memahami serta memenuhi kebutuhan pasar maupun stakeholder. Setiap perusahaan yang tengah menjalankan bisnis memiliki target dalam empat perspektif, tidak hanya perspektif keuangan, namun juga perspektif konsumen, perspektif proses dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Mulyadi, 2007). Dalam perjalanan bisnis, perusahaaan dihadapkan dengan berbagai pilihan yang mungkin dapat diambil. Perusahaan memiliki hak untuk memilih pengambilan keputusan strategis terbaik untuk mereka melalui proses pemilihan berbagai alternatif strategi yang ada dengan memilih strategi yang cocok dan masuk akal untuk memberikan jaminan akan adanya pertumbuhan masa depan dan kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan. Tahapan awal dari munculnya sebuah perusahaan adalah dengan pembuatan visi, misi, nilai inti (core value) dan strategi yang akan ditempuh untuk dapat meraih cita-cita perusahaan yang telah disepakati. Visi adalah keinginan maupun harapan yang dimiliki perusahaan untuk masa depan sedangkan misi adalah suatu kalimat penjelas mengenai 1

pendefinisian bisnis perusahaan (Jones dan Hill, 2010). Satu hal yang tidak kalah penting setelah penciptaan visi dan misi adalah menjalankan strategi perusahaan salah satunya dengan pembuatan budget atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai anggaran. Anggaran merupakan gambaran akan rencana masa depan perusahaan yang berbentuk kuantitatif. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan perencanaan penciptaan nilai (value creation), sehingga sistem penyusunan anggaran harus menjanjikan dihasilkannya laba memadai selama jangka waktu anggaran, agar organisasi mampu memenuhi tujuannya yakni menciptakan kekayaan (Mulyadi, 2007). Menurut Weygant, Kieso dan Kimmel (2007) anggaran (budget) adalah tulisan pernyataan formal dari rencana manajemen untuk periode masa depan yang spesifik dihasilkan pada jangka waktu finansial. Sedangkan capital budgeting adalah proses pembuatan keputusan rencana jangka panjang untuk investasi dan pendanaan perusahaan (Horngren dan Foster, 1987). Keputusan dalam capital budgeting sangat kompleks karena keputusan pembuatan anggaran harus dibuat dengan melakukan estimasi dan melibatkan derajat ketidakpastian. Capital budgeting biasanya dilakukan dengan pertimbangan finansial maupun non-finansial. Pertimbangan finansial perusahaan lebih menekankan pada proyeksi total pemasukan, kos dan pengeluaran dalam hal pembelian modal maupun investasi perusahaan di masa mendatang. Sedangkan pertimbangan non-financial cenderung melihat perkiraan ekspektasi keinginan konsumen, inovasi dan proses perusahaan. Informasi akuntansi berperan tidak kalah penting dalam proses penganggaran. Melalui catatan akuntansi tahun lalu, perusahaan dapat mengetahui jumlah pengeluaran, pemasukan perusahaan pada tahun ini kemudian memprediksi pengeluaran serta pemasukan tahun depan dengan membaca trend tahun lalu. 2

Alasan terbesar mengapa sebuah perusahaan perlu membuat anggaran (budget) adalah sebagai instrumen pengontrolan yang digunakan untuk mengendalikan aktifitas perusahaan agar tetap sejalan dan tidak menyimpang dari kesepakatan awal. Berikut ini adalah hubungan antara anggaran, perencanaan dan pengendalian (Hansen dan Mowen, 2009) : Perencanaan Rencana strategis Pengendalian Pengawasan aktivitas aktual Tujuan jangka panjang Tujuan jangka pendek Rencana jangka pendek Anggaran Perbandingan antara aktual dengan yang direncanakan Umpan balik Investigation Corrective Action Gambar I.1 Sumber: Hansen dan Mowen (2009) 3

Pengelolaan bisnis sebaiknya melakukan penganggaran yang tepat karena anggaran memiliki manfaat berupa perencanaan yang matang dan merupakan elemen pengendalian perusahaan. Melalui anggaran, perencanaan dan pengendalian benar-benar saling terhubung. Anggaran menjembatani hubungan antara perencanaan perusahaan untuk masa depan dan pengendalian yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan sesuai prosedur yang berlaku. Hansen dan Mowen (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan tertentu sedangkan pengendalian adalah melihat ke belakang, menentukan apakah yang sebenarnya telah terjadi, membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya. Kemudian, perbandingan tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk menyesuaikan anggaran yakni melihat ke masa depan sekali lagi. Anggaran juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi kinerja karyawan. Pertama adalah dengan membandingkan jumlah yang dianggarkan dengan hasil yang sebenarnya terjadi (aktual). Kedua adalah dengan melihat dampak anggaran atas perilaku manusia (Hansen dan Mowen, 2009). Melalui adanya penganggaran, perusahaan dapat menilai kinerja dengan memberikan kenaikan gaji, bonus, insentif, maupun promosi apabila karyawan dinilai telah melakukan kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan standard operating procedures perusahaan. Tentu saja hal ini dapat mendongkrak kinerja karyawan, karena dengan kenaikan gaji, bonus dan insentif tersebut mereka dapat memperoleh kepuasan dalam pekerjaannya (job satisfaction). Kepuasan dalam pekerjaan (job satisfaction) adalah perasaan positif atau negatif yang dimiliki seorang individu terhadap pekerjaan mereka (Greenberg dan Baron, 2008). Sistem anggaran yang ideal menurut Hansen dan Mowen (2009) adalah sistem anggaran yang mencapai kesesuaian tujuan secara utuh dan simultan, serta menciptakan suatu penggerak bagi manajer untuk mencapai tujuan organisasi secara etis. Terdapat tiga 4

pendekatan dalam penyusunan anggaran yang mungkin dapat digunakan oleh suatu organisasi maupun perusahaan, yaitu: 1) Pendekatan top down yaitu proses penganggaran yang dilakukan oleh pihak manajemen atas (top management) perusahaan untuk manajemen tingkat bawah (lower level management). Pendekatan ini mengharuskan anak buah untuk melaksanakan keputusan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen atas (top management). 2) Pendekatan bottom up, yaitu proses penganggaran yang dibuat oleh manajer tingkat bawah (bottom level manager) berdasarkan pada rencana jangka panjang dan aturan tambahan kemudian anggaran tersebut diajukan ke pihak manajer tingkat atas (upper level manager) untuk mendapatkan persetujuan mengenai anggaran yang akan dieksekusi atau dijalankan oleh pihak manajer tingkat bawah (bottom level manager). 3) Pendekatan partisipatif, yaitu proses penganggaran yang melibatkan pihak manajer atas (top level manager) dan manajer tingkat bawah (lower level manager) bersama-sama melakukan negosiasi untuk mencapai kesepakatan dalam anggaran. Keterlibatan para karyawan dalam pembuatan capital budget sebenarnya diperlukan. Partisipasi ini harus diapresiasi karena menunjukan adanya perasaan saling memiliki (sense of belonging) antara karyawan dan perusahaan tempat mereka bekerja. Apabila karyawan sudah terhubung dengan perusahaan secara emosional maka mereka akan membantu perusahaan dengan upaya maksimal guna meraih visi misi perusahaan mereka. Keterlibatan karyawan juga dapat memperlancar komunikasi karena tiap karyawan memiliki andil dalam pemberian saran maupun masukan terhadap perusahaannya agar semakin unggul dan berkembang. 5

Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta merupakan salah satu contoh perusahaan yang telah menggunakan metode penganggaran yang melibatkan partisipasi para karyawannya. Pada penganggaran partisipatif ini para karyawan maupun manajer tingkat bawah Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta memiliki andil dalam pembuatan anggaran. Melalui anggaran partisipatif ini diharapkan menambah intensitas komunikasi antar karyawan, mempertebal rasa tanggung jawab karyawan tingkat bawah serta mengembangkan daya kreatifitas karyawan. Lembaga Pendidikan Perkebunan dalam website resminya (www.lpp.ac.id) mendefinisikan lembaganya sebagai Pusat Pengembangan SDM dan Manajemen Agribisnis Perkebunan yang beranggotakan (konsorsium) BUMN Perkebunan (PTP Nusantara I sampai dengan XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia). Lembaga ini didirikan oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 38/Kpts/Org/2/1970 tanggal 3 Februari 1970. Lembaga Pendidikan Perkebunan atau yang biasa disingkat LPP ini memiliki dua kampus yakni kampus Yogyakarta dan kampus Medan. Kantor pusat LPP berlokasi di LPP Jalan. LPP No. 1 Yogyakarta. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan membahas LPP kampus Yogyakarta dengan pertimbangan bahwa LPP kampus Yogyakarta sudah mampu mewakili LPP kampus Medan karena budaya dan nilai organisasinya sama. Lembaga Pendidikan Perkebunan telah menggunakan metode capital budget participation dalam penyusunan anggarannya sejak tahun 1986. Organisasi ini beranggapan bahwa penggunaan partisipasi dalam penganggaran adalah metode yang cocok dan sesuai dengan mereka. Akan tetapi, selama ini belum ada penelitian empiris yang membuktikan bahwa penerapan metode ini benar-benar menunjukkan hasil yang positif bagi Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta. 6

I.2. Rumusan Masalah Partisipasi dalam penganggaran menjadi isu penting dalam perusahaan maupun organisasi yang telah mengadopsi metode ini sebagai salah satu cara penentuan besaran anggaran perusahaan. Pada kasus Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta yang telah menggunakan metode ini belum pernah ada penelitian mengenai dampak keterlibatan dan partisipasi anggota tim karyawan pada penyusunan capital budgeting terhadap kinerja karyawan Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta. Selain itu beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi dan penganggaran terhadap kinerja menunjukkan hasil yang tidak selalu konsisten (Lau dan Tan, 2006 dalam Lau dan Moser, 2008; Nouri dan Parker, 1998). Sebagian peneliti menemukan adanya hubungan negatif antara partisipasi penganggaran dan kinerja (Bryan dan Locke, 1967 dalam Nouri dan Parker 1998) akan tetapi ada juga peneliti yang menemukan hubungan positif antara partisipasi penganggaran dan kinerja karyawan (Becker dan Green, 1962). Adapula beberapa peneliti yang membuktikan bahwa pengaruh dua variabel tersebut tidak signifikan (Merchant, 1981 dalam Nouri dan Parker 1998). Partisipasi penganggaran dengan beberapa variabel mediasi seperti pertukaran informasi (information sharing) dan budget emphasis memiliki hubungan positif terhadap kinerja karyawan (Chalos dan Poon, 2000). Berdasarkan temuan yang telah ada, peneliti beranggapan bahwa terdapat dua variabel mediasi yang bisa memperjelas hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kinerja, yakni pertukaran informasi dan budget emphasis. Chalos dan Poon (2000) melakukan penelitian mengenai hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kinerja dimediasi oleh pertukaran informasi (information sharing) dan budget emphasis. 7

Replikasi pada model Chalos dan Poon (2000) akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti memiliki beberapa alasan mengapa studi ini penting dilakukan: 1) Lingkungan pada penelitian sebelumnya berada di luar negeri, sedangkan lingkungan penelitian yang hendak diteliti oleh peneliti berada di Indonesia yang memungkinkan adanya perbedaan dalam hal budaya dan sudut pandangnya. 2) Objek yang digunakan oleh penelitian sebelumnya adalah perusahaan multinasional luar negeri sedangkan pada penelitian ini peneliti memakai objek sebuah perusahaan swasta dalam negeri. 3) Dengan meneliti perusahaan swasta dalam negeri yakni Lembaga Pendidikan Perkebunan, peneliti ingin menganalisis mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja yang selama ini belum pernah diteliti. I.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) Pengaruh partisipasi anggota tim karyawan dalam penyusunan capital budgeting terhadap kinerja (performance) mereka pada Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta 2) Pengaruh partisipasi anggota tim dalam penyusunan capital budgeting dengan pertukaran informasi (information sharing) antar anggota tim Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta 3) Pengaruh pertukaran informasi (information sharing) antar anggota tim pada kinerja (performance) Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta 8

4) Pengaruh partisipasi anggota tim dalam penyusunan capital budgeting dengan budget performance emphasis 5) Pengaruh budget performance emphasis terhadap kinerja (performance) anggota tim Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta 6) Pengaruh tingkatan pada hirarki vertikal (vertical hierarchy) terhadap kinerja (performance) anggota tim 7) Pengaruh dari capital budget participation terhadap kinerja dan information sharing sebagai variabel mediator dalam hubungan capital budget participation dengan kinerja 8) Pengaruh dari capital budget participation terhadap kinerja dan budget emphasis sebagai variabel mediator dalam hubungan capital budget participation dengan kinerja. I.4. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh partisipasi anggota tim karyawan dalam penyusunan capital budgeting terhadap kinerja (performance) mereka pada Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta? 2) Bagaimana pengaruh partisipasi anggota tim dalam penyusunan capital budgeting dengan pertukaran informasi (information sharing) antar anggota tim Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta? 3) Bagaimana pertukaran informasi (information sharing) antar anggota tim dapat berpengaruh pada kinerja (performance) tim pada perusahaan Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta? 9

4) Bagaimana pengaruh partisipasi anggota tim dalam penyusunan capital budgeting dengan budget performance emphasis? 5) Bagaimana budget performance emphasis mempengaruhi kinerja (performance) anggota tim Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta? 6) Bagaimana hirarki vertikal (vertical hierarchy) berpengaruh pada kinerja (performance) anggota tim? 7) Bagaimana capital budget participation berpengaruh terhadap kinerja dan information sharing sebagai variabel mediator dalam hubungan capital budget participation dengan kinerja? 8) Bagaimana capital budget participation berpengaruh terhadap kinerja dan budget emphasis sebagai variabel mediator dalam hubungan capital budget participation dengan kinerja? I.5. Manfaat Penelitian Dalam penulisan tesis ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada : 1) Bagi Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta, hasil penelitian ini dapat memberikan saran dan informasi dalam meningkatkan sistem perencanaan dan pengendalian. Selain itu untuk menunjukan bukti adanya pengaruh partisipasi dalam anggaran, pertukaran informasi (information sharing), budget performance emphasis, vertical hierarchy terhadap kinerja (performance) pada Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta. 2) Menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak manajer untuk menyusun anggaran dengan efektif dan efisien dengan keterlibatan karyawan dalam proses penyusunan anggaran. 10

3) Sebagai bahan kajian apakah perusahaan perlu menerapkan partisipasi dalam anggaran untuk jangka waktu ke depan. 4) Bagi civitas akademika, penelitian ini diharapkan mampu memperbanyak penelitian mengenai akuntansi manajemen dan dapat dijadikan sebagai bahan kajian secara institusi maupun individu, menambah wawasan serta sebagai rujukan referensi dunia pendidikan. I.6. Sistematika Penulisan BAB I: Pendahuluan Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, lingkup penelitian, dan manfaat penelitian. Dalam bab ini juga terdapat gambaran secara umum maksud dan arah penelitian yang akan dilakukan. BAB II: Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Bab ini menyajikan teori yang mendukung penelitian. Selain itu, dalam bab ini akan dijelaskan hubungan antar variabel dalam hipotesis. Dalam bab ini pula terdapat model teoritikal dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini. BAB III: Metode Penelitian Bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian. Dalam bab ini juga terdapat penjelasan tentang bagaimana informasi dan data yang mendukung penelitian dikumpulkan dengan penjelasan mengenai bagaimana data dan informasi dianalisis secara lebih mendalam. 11

BAB IV: Analisis Data Bab keempat ini berisi beberapa langkah yang dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh lalu menarik gambaran tentang hasil penelitian yang telah dilakukan. BAB V: Kesimpulan Bab terakhir ini digunakan untuk menyimpulkan seluruh informasi yang dihasilkan penelitian ini dan mengulas hasil penelitian sehingga memberikan penjelasan atau gambaran tentang penelitian yang dilakukan. Pada akhir tulisan akan diberikan beberapa saran dan kelemahan pada penelitian ini. 12