Journal of Nonformal Education

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA

Indonesian Journal of History Education

Journal of Nonformal Education

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH SALESMANSHIP MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS

Unnes Physics Education Journal

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP

Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies

Indonesian Journal of History Education

PENGEMBANGAN KURIKULUM

MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN MATERI EKPONEN KELAS X

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

*Keperluan korespondensi, HP: ,

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A

ISSN Imam Hadi Mulyono Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

Kata Kunci: Remedial teaching

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

Unnes Physics Education Journal

BAB III METODE PENELITIAN

Konsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENGARUH MEDIA PERMAINAN TRUTH AND DARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA DENGAN VISI SETS

Economic Education Analysis Journal

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

Problematika Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Scientific Pada Kurikulum 2013 di SMP

UPAYA PENINGKATAN KREATIF-PRODUKTIF MAHASISWA BERBASIS INFORMASI WEB PADA MATA KULIAH RISET OPERASI

ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

ANALISIS KECENDERUNGAN METODOE PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR DAN PENILAIAN PORTOFOLIO

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

Multin Arabi, Salma Bowtha, Radia Hafid 1. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak

Journal of Non Formal Education and Community Empowerment

BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Analisis kebutuhan siswa terhadap pembelajaran fisika berbasis inkuiri di sekolah menengah atas

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.


BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

Journal of Mechanical Engineering Learning

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

PENERAPAN SMALL GROUP DISCUSSION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN MAHASISWA PGSD UAD

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik Untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KORELASI KEHADIRAN DAN PENYELESAIAN TUGAS TERHADAP NILAI AKHIR MAHASISWA PENDIDIKAN GEOGRAFI IKIP PGRI PONTIANAK TAHUN 2017

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING INDEX CARD MATCH

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Economic Education Analysis Journal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

PROSIDING: METABOOK ISBN: Penerbit: Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Bekerja sama dengan Penerbit Metabook.

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Seni Tari di SMA Negeri 2 Semarang

Unnes Physics Education Journal

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GAME

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Automotive Science and Education Journal

Joyful Learning Journal

BAB V PENUTUP. 1. Dengan menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model. pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dapat

BAB III METODE PENELITIAN. analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN ASESMEN KINERJA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR IPA TENTANG SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN TEHNIK PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah. mendapatkan persetujuan dari tim pembina mata kuliah seminar Ilmu

MENGEMBANGKAN LEARNING COMMUNITY PADA PERKULIAHAN TAKSONOMI TUMBUHAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDAYA BAGI GURU-GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Sistemik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa pada Kuliah Kimia Dasar I

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Dr. Muwardi No. 84 Sukoharjo. SMA Veteran 1 Sukoharjo

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

Transkripsi:

JNE 2 (1) (2016) Journal of Nonformal Education http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jne MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF MELALUI TEKNIK PENDAMPINGAN TERHADAP TUGAS DISKUSI KELOMPOK MAHASISWA DALAM MEMBENTUK KARAKTER SANTUN BERDISKUSI Bagus Kisworo, Ilyas & Hendra Dedi Kriswanto Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UNNES Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Desember 2015 Disetujui Januari 2016 Dipublikasikan Februari 2016 Kata Kunci: Pembelajaran Partisipatif; Diskusi Kelompok; Karakter Santun Berdiskusi; Teknik Pendampingan Abstrak Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, berusaha mendapatkan informasi selengkap mungkin mengenai model pembelajaran partisipatif melalui teknik pendampingan tugas diskusi kelompok dalam membentuk karakter santun berdiskusi. Informasi digali melalui wawancara mendalam terhadap informan (mahasiswa). Selain untuk mengetahui hasil aplikasi model pembelajaran partisipatif melalui teknik pendampingan tugas diskusi kelompok dalam membentuk karakter santun berdiskusi, juga untuk membuat rumusan pedoman model pembelajaran tersebut sehingga bermanfaat bagi kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian bahwa dengan model pembelajaran partisipatif melalui teknik pendampingan kelompok diskusi, mahasiswa dapat mempersiapkan dan menciptakan diskusi yang akan dilaksanakan dalam kelas, serta mereka memiliki strategi yang akan digunakan dalam menciptakan diskusi santun dalam kelas, dan peran dosen dalam implementasi pembelajaran partisipatif melalui teknik pendampingan kelompok diskusi, sangat dibutuhkan oleh mahasiswa karena sangat membantu mereka dalam mewujudkan diskusi kelas yang menarik serta sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model pembelajaran partisipatif dengan teknik pendampingan tugas diskusi kelompok sangat berdampak positif bagi mahasiswa. Pembelajaran partisipatif tidak hanya mengacu pada bagaimana meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran tetapi juga pada kemampuan dosen untuk kreatif dalam meningkatkan partisipasinya dalam proses pembelajaran. 2015 PNF FIP UNNES Alamat korespondensi: Gedung A2 Lantai 2 Jurusan PLS FIP UNNES Kampus Sekaran Gunungpati Semarang E-mail: baguskisworo@gmail.com ISSN 2442-532X

Bagus Kisworo, Ilyas & Hendra Dedi Kriswanto / Journal of Nonformal Education, Vol. 2 No 1, Tahun 2016 PENDAHULUAN Model pembelajaran adalah Serangkaian kesatuan kegiatan pembelajaran dalam implementasi pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran dengan metode pembelajaran partisipasi atau participatory learning sering digunakan oleh para pendidik dalam mengajar. Penerapan partisipatory learning menurut peneliti merupakan salah satu metode pembelajaran yang tepat dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut, sebab dengan penerapan partisipatory learning semua dapat terlibat, baik itu pihak Universitas, dosen maupun mahasiswa itu sendiri, namun dalam pelaksanaannya terkadang hanya pada bertujuan untuk mencapai tingkat keberhasilan pemahaman pada mata kuliah yang diajarkan. Berdasarkan kegiatan awal observasi, pengamatan kegiatan dan kebutuhan belajar pada mahasiswa saat ini, mereka membutuhkan berbagai tindakan untuk meningkatkan animo mereka dalam belajar. Strategi pembentukan kelompok belajar berupa membuat makalah untuk presentasi dan didiskusikan di kelas sering digunakan oleh kebanyakan dosen. Strategi ini dirasa memiliki keefektifan dalam memenuhi kegiatan proses pembelajaran yang berbasis pada metode andragogi, dimana keterlibatan serta kemandirian mahasiswa, dalam proses pembelajarannya akan semakin terlihat. Namun hal itu tidak diimbangi atau kurangnya keterlibatan dosen dalam mempersiapkan kelompok diskusi, yang berdampak pada kegiatan diskusi kelas yang kurang memadai. Beberapa masalah yang ada dalam diskusi kelompok di kelas diantarnya; (1) diawali oleh presentasi yang kurang menarik dari kelompok yang bertugas, (2) kurangnya penguasaan materi sehingga tidak siap dengan pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan materi, (3) makalah yang tidak mengarah pada substansi diskusi, (4) interaksi dibangun secara kaku, (5) tidak ada pengaturan tugas masing-masing individu dalam kelompok saat mempresentasikan makalah untuk diskusi, (6) kalaupun sudah ada tugas, pada masing-masing individu tidak bisa memahami atau memaknai perannya, (7) komunikasi menggunakan Bahasa Indonesia yang masih campur dengan bahasa keseharian sserta jauh dari karakter santun dalam berdiskusi. Diskusi merupakan pembahasan sebuah wacana atau materi, yang mana hal ini dilakukan oleh dua orang atau lebih bahkan, diskusi merupakan salah satu cara untuk memecahkan masalah dan mencari kesepakatannya. Dalam diskusi terkadang selalu ada perdebatan dan perbedaan pendapat, sehingga wacana yang diperdebatkan akan dikaji secara mendalam oleh berbagai pihak untuk mencari esensi kesepahaman. Kesalahan-kesalahan ataupun diskusi yang jauh dari karakter santun tidak lain berawal dari beberapa masalah yang telah peneliti tulis, diantaranya presentasi yang tidak menarik, penguasaan materi yang kurang, sehingga terkadang mahasiswa menutupi kesalahan dengan cara-cara kurang etis dalam berkomunikasi, yang berpengaruh pada kelompok diskusi yang lain, sehingga berpengaruh juga pada jalannya diskusi itu sendiri. Oleh karena itu dalam menciptakan diskusi yang santun dalam kelas model pembelajaran partisipasi dosen melalui pendampingan perlu dilakukan, karena penyebab tidak berjalannya diskusi dengan baik disebabkan oleh banyak hal. Model pembelajaran partisipatif yang akan dilakukan dan diteliti adalah menggunakan teknik pendampingan, yang mana cara seperti ini sering dilakukan oleh para pendidik di lingkungan pendidikan nonformal seperti halnya kursus atau pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Fokus penelitian selain mengetahui hasil aplikasi model pembelajaran partisipatif melalui teknik pendampingan tugas diskusi kelompok dalam membentuk karakter santun berdiskusi, juga untuk membuat rumusan pedoman model pembelajaran tersebut sehingga bermanfaat bagi kegiatan pembelajaran. Pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara dalam FGD, observasi dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, metode dan teori. Teknik analisis data yang dipakai adalah 100

Model Pembelajaran Partisipatif melalui Teknik Pendampingan terhadap Tugas Diskusi Kelompok Mahasiswa... model interaktif. Sampel yang digunakan adalah teknik stratified random sampel. Sehingga diperoleh subjek penelitian terdiri dari mahasiswa Jurusan PLS Unnes dari beberapa angkatan, yaitu angkatan tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Sekolah (PLS) berada di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dengan Nomor SK Pendirian 56/DIKTI /KEP.84 bertanggal 31 Juli 1984. Bidang keahlian lulusan prodi ini meliputi pemberdayaan masyarakat, pengembangan sumber daya manusia, dan pengembangan/pengelolaan pendidikan anak usia dini (PAUD). Keunggulan prodi ini menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi dalam bidang pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Pendidikan Luar Sekolah juga memberikan nilai tambah bagi lulusan dengan mengembangkan kemampuan untuk berwirausaha. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah menghasilkan tenaga kependidikan akademikprofesional yang memiliki kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam pengelolaan lembaga dan program pendidikan, serta memberdayakan masyarakat di luar sistem pendidikan persekolahan, baik dalam kualitas maupun relevansinya dengan kebutuhan pembangunan. Adapun kompetensi yang dimiliki Jurusan PLS adalah; 1) Pengelola Program pendidikan nonformal (PNF): merencanakan Program PNF, melaksanakan program PNF, mengevaluasi program PNF, menguasai substansi keilmuan yang terkait PNF, menguasai pengelolaan lembaga pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. 2) Pendidik PNF: memahami karakteristik dan kebutuhan warga belajar dalam menyelenggarakan program pembelajaran pada PNF, memahami modelmodel merancang pembelajaran PNF dan menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik pada PNF 3) Pengembang PNF: menguasai penelitian dan pengembangan untuk mengkaji serta mengembangkan satuan program dan pembelajaran PNF. Subyek penelitian terdiri dari mahasiswa PLS angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013. Input mahasiswa PLS berbeda dengan jurusan lain yang notabene dalam segi nama jurusan sudah dikenal oleh masyarakat luas. Dari hasil wawancara dan forum grup diskusi dapat dinyatakan hampir 80% mahasiswa memilih jurusan PLS tidak berdasarkan keinginan sendiri, tetapi lebih pada ajakan dari kakak kelas yang telah sukses dalam dunia PLS, perintah orang tua supaya mengambil jurusan PLS karena dalih memiliki prospek luas, keinginan menjadi mahasiswa UNNES berdasarkan strategi pendaftaran kuota, serta keinginan untuk memiliki status mahasiswa tanpa melihat jurusan. Pendidikan adalah sebuah sistem dimana input proses dan ouput saling ada keterkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan, sesuai dengan kondisi input mahasiswa PLS perlu ada strategi dan metode yang dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Selain observasi dan teknik dokumentasi sebagai pengumpulan data pada penelitian ini, dilakukan dengan teknik wawancara dalam FGD Berdasarkan hasil wawancara dalam forum grup diskusi dari pernyataan beberapa mahasiswa menunjukkan ada model pembelajaran partisipatif yang dilakukan oleh dosen di jurusan PLS tetapi tidak semua dirasakan secara nyata oleh mahasiswa, karena cara dan teknik pembelajaran dosen yang berbeda-beda. Berkaitan dengan dosen memotivasi terhadap mahasiswa supaya berpartisipasi aktif dalam pembelajaran Dari beberapa pernyataan mahasiswa dapat diambil kesimpulan bahwa hampir semua dosen memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas. Tetapi tergantung pada pemaknaan dan implementasi mahasiswa terhadap pemberian motivasi dosen kepada mahasiswa. Sedangkan Keterlibatan mahasiswa dalam perencanaan pembelajaran yang di akomodasi oleh dosen. Mahasiswa kurang terlibat dalam perencanaan pembelajaran dari awal hingga akhir. Tugas diskusi kelompok dan partisipasi dosen dalam diskusi kelompok dari pernyataan subyek penelitian hampir semua dosen 101

Bagus Kisworo, Ilyas & Hendra Dedi Kriswanto / Journal of Nonformal Education, Vol. 2 No 1, Tahun 2016 memberikan tugas diskusi kelompok kepada mahasiswanya tetapi tanpa ada petunjuk yang jelas ataupun pendampingan, sehingga adanya proses diskusi kelompok cenderung sebagai kegiatan rutinitas yang dilakukan mahasiswa tanpa arah yang jelas dan kalaupun ada petunjuk dari dosen dalam pelaksanaan diskusi kelompok tetapi tidak berdasarkan keilmuan yang lebih mendalam mengenai apa itu diskusi kelompok dan bagaimana cara mempresentasikan materi yang akan digunakan Model pembelajaran partisipatif melalui teknik pendampingan kelompok diskusi, mahasiswa dapat mempersiapkan dan menciptakan diskusi yang akan dilaksanakan dalam kelas, serta mereka memiliki strategi yang akan digunakan dalam mencipatakan diskusi santun dalam kelas. Peran dosen dalam mengimplementasikan model pembelajaran partisipatif melalui pendampingan kelompok diskusi dibutuhkan mahasiswa karena sangat membantu mereka dalam mewujudkan diskusi kelas yang menarik serta sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran partisipasi dosen melalui teknik pendampingan tugas diskusi kelompok diantaranya dalam mengatur waktu yang tepat untuk membuat kesepakatan pendampingan diluar jam kuliah, karena pengambilan rencana studi yang berbeda di antara mahasiswa, kemudian kurangnya ruang diskusi dengan standart fasilitas yang ada di fakultas atau jurusan, di luar ruang kuliah dan yang terakhir pada motivasi mahasiswa dalam menindaklanjuti hasil dari pendampingan. Pelaksanaan model pembelajaran partisipatif oleh dosen, pada umumnya memiliki perbedaan dan keunikan dalam teknik yang digunakan masing-masing dosen, hal ini tentunya disesuaikan dengan materi kuliah yang diajarkan, karena isi materi dari perkuliahan sangat berpengaruh pada metode dan teknik apa yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Sudrajat (2008: 3) bahwa teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, dosen pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Pemberian motivasi dari pendidik ke peserta didik menjadi sesuatu yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena dapat membantu kelancarannya. Motivasi perlu ditumbuhkan kepada mahasiswa, karena pada dasarnya usia mahasiswa merupakan usia tranisisi dari masa remaja ke dewasa, tentunya masa peralihan yang penuh dengan permasalahan yang terkadang bisa sangat mengganggu, yang akhirnya berpengaruh pada semangat belajar mereka. Ciri-ciri pembelajaran partisipatif salah satunya seorang pendidik mampu berpartisipasi dalam memberikan motivasi kepada siswanya sehingga mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Menurut Sudjana (2005: 180), proses kegiatan pembelajaran partisipatif ditandai dengan interaksi antara pendidik dan peserta didik dengan ciri-ciri sebagai berikut; pendidik memainkan peran untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran, Pendidik melakukan motivasi terhadap peserta didik supaya berpartisipasi dalam menyusun tujuan belajar,bahan belajar dan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam kegiatan pembelajaran, Pendidik bersama peserta didik melakukan kegiatan saling belajar dengan cara bertukar pikiran. Hal ini menegaskan kepada dosen agar dapat meningkatkan partisipasi atau peran dalam menumbuhkan dan meningkatkan motivasi mahasiswa agar bersemangat dalam belajar sehingga sangat berpengaruh pada partisipasi mereka dalam pembelajaran. Aplikasi yang nyata dalam pembelajaran partisipatif adalah dengan menggunakan metode 102

Model Pembelajaran Partisipatif melalui Teknik Pendampingan terhadap Tugas Diskusi Kelompok Mahasiswa... diskusi, yang menjadi masalah adalah ketika metode ini dijadikan sebuah strategi oleh dosen untuk meringankan tugas dosen dalam mengajar, maka tugas diskusi kelompok yang diberikan kemahasiswa tidak akan berdampak positif, tetapi akan lebih menjadi beban bagi mahasiswa. Tugas diskusi kelompok cenderung akan menjadi semacam kegiatan rutinitas biasa mahasiswa dalam pembelajaran, tanpa petunjuk dan arah yang jelas. Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode diskusi Menurut Muhaimin dkk (2002: 83-84) Ada tiga langkah dalam metode diskusi; (1) Penyajian, yaitu pengenalan terhadap masalah atau topik yang meminta pendapat, evaluasi dan pemecahan dari murid. (2) Bimbingan, yaitu pengarahan yang terus menerus dan secara bertujuan yang diberikan guru selama proses diskusi. Pengarahan ini diharapkan dapat menyatukan pikiran-pikiran yang telah dikemukakan. (3) Pengikhtisaran, yaitu rekapitulasi pokok-pokok pikiran penting dalam diskusi. Pendapat Muhaimin menyatakan bahwa metode diskusi sebuah metode yang memiliki mekanisme yang harus dilalui oleh setiap pendidik dalam menggunakannya, agar metode berjalan dengan baik. Pemberian tugas diskusi kelompok terhadap mahasiswa tidak hanya sebatas bagaimana mahasiswa menyelesaikan masalah dalam materi kuliah melalui diskusi di dalam kelas, tetapi ada beberapa hal yang harus dilalui oleh mahasiswa bagaimana diskusi dalam kelas itu dapat berjalan dengan baik. Diantaranya bagaimana membentuk kelompok yang baik, bagaimana membuat karya ilmiah dalam bentuk makalah dengan baik, bagaimana mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka ke dalam diskusi kelas, kemudian lebih pada bagaimana menciptakan diskusi yang baik dan santun di dalam kelas. Hal ini menjadikan Pendampingan terhadap tugas diskusi kelompok menjadi sangat penting oleh dosen kepada mahasiswa. Pendampingan terhadap tugas diskusi kelompok guna membentuk karakter diskusi yang santun bagi mahasiswa mutlak harus dilakukan, karena banyak proses yang harus dilalui oleh mahasiswa dalam mengaplikasikan tugas diskusi kelompok. Menurut Suharno (2010: 1) Pendampingan dalam proses belajar mengajar adalah menyertai siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dalam rangka membantu memahami, melaksanakan dan menyimpulkan dari materi yang diberikan guru sehingga siswa merasa terbimbing, terarah sesuai tujuan pembelajaran yang dikehendaki dalam suasana yang bebas dari ketertekanan dan menyenangkan. Dalam hal ini dosen diharapkan bisa menyertai dalam bentuk pendampingan terhadap mahasiswanya guna menyelesaikan tugastugasnya, mendampingi mahasiswa bagaimana membuat kelompok yang baik, mendampingi mahasiswa bagaimana membuat makalah dengan baik, mendampingi bagaimana mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka ke dalam diskusi kelas, kemudian mendampingi mahasiswa bagaimana menciptakan diskusi yang baik dan santun di dalam kelas. Pendampingan yang dilakukan oleh peneliti memberikan dampak yang positif bagi mahasiswa. Mahasiswa sangat terbantu dengan adanya proses pendampingan dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam membuat kelompok yang baik mahasiswa dibimbing agar tidak membatasi kelompok diskusi dengan pembagian tugas yang mengacu pada mengurangi beban individu dalam kelompok tetapi lebih bagaimana menyatukan pemikiran dan kekompakan mereka dalam menyelesaikan tugas kelompok. Pendampingan terhadap pembuatan resume bagi mahasiswa semester III dan makalah bagi mahasiswa semester V sebagai bahan diskusi berdasar pada kaidah penulisan karya ilmiah, dalam resume peneliti menekankan perbedaan cara membuat ringkasan dan resume, sedangkan dalam pembuatan makalah peneliti menekankan kepada mahasiswa untuk tidak melakukan tindakan plagiat, sehingga pemahaman terhadap bagaimana cara mengutip referensi atau tulisan orang lain dilakukan secara intensif. Pendampingan terhadap bagaimana melaksanakan presentasi yang baik peneliti menekankan bagaimana cara mahasiswa menjadi 103

Bagus Kisworo, Ilyas & Hendra Dedi Kriswanto / Journal of Nonformal Education, Vol. 2 No 1, Tahun 2016 presenter yang baik, dan kemudian bagaimana mahasiswa mampu bekerja sama dengan media pembelajaran yang digunakan khususnya power point untuk menyampaikan materi diskusi. Pendampingan terhadap penciptaan karakter diskusi yang santun peneliti menekankan bahwa santun berdiskusi tidak terbatas pada kemampuan olah verbalistis tetapi juga kemampuan dalam mengolah bahasa tubuh. Pendampingan juga diberikan secara intensif kepada mahasiswa yang menjalankan tugas sebagai moderator dalam kelompok agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dalam diskusi. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendampingan adalah mengatur kesepakatan waktu dengan dosen, banyak mahasiswa dalam satu kelompok yang berbeda dalam pengambilan rencana studi, sehingga terkadang pendampingan tidak dihadiri anggota penuh dalam kelompok, sehingga pelaksanaan pendampingan dilakukan diluar jam kuliah dimana peserta pendampingan dan dosen benar-benar tidak ada tugas akademik. Ruang laboratorium konstruknya ruangan yang harus menggunakan AC tetapi tidak berjalan dengan baik, solusinya tiap kali ada pendampingan mahasiswa meminjam kipas angin yang ada di fakultas. Motivasi mahasiswa juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pendampingan oleh karena itu pemberian motivasi kepada mahasiswa tidak terbatas pada saat jam kuliah, dimanapun ketemu mahasiswa dosen diharapkan untuk tidak lelah dalam memberikan mereka motivasi agar mereka semangat dalam menjalankan tugasnya menjadi mahasiswa. Dengan adanya proses pendampingan yang tersistematis maka hal ini akan membantu mahasiswa dalam menciptakan diskusi yang baik di dalam kelas, mampu mengkondisikan diskusi kelas dengan karakter santun, serta memotivasi mahasiswa dalam belajar dan menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai mahasiswa, seperti apa yang disampaikan oleh Payne (Suharto, 2005: 93) bahwa pendampingan merupakan strategi yang lebih mengutamakan making the best of the client s resources yang artinya bahwa pendampingan merupakan strategi dalam upaya untuk membuat yang terbaik bagi sumber daya yang terdampingi, dalam hal ini mahasiswa. Rumusan model pembelajaran partisipatif melalui pendampingan tugas diskusi kelompok mahasiswa dalam membentuk karakter santun berdiskusi diantaranya, a) Pembentukan kelompok diskusi tidak berdasarkan undian atau pemilihan random, tetapi diawali dengan pemilihan ketua kelompok berdasarkan inisiatif mahasiswa sendiri, dosen hanya menawarkan siapa yang mau menjadi ketua kelompok 1, 2 dan seterusnya. b) Setelah mahasiswa yang bersedia menjadi ketua kelompok atas inisiatif sendiri, kemudian dosen menawarkan kepada mahasiswa yang lain, untuk siapa yang mau menjadi anggota kelompok 1, 2 dan seterusnya dan ketua kelompok berhak memilih anggotanya berdasar pada mahasiswa yang angkat tangan, meskipun yang angkat tangan banyak dalam satu kelompok hanya dibatasi 5 orang. c) Setelah kelompok terbentuk mahasiswa dan dosen menentukan kesepakatan untuk waktu pendampingan. d) Pendampingan dalam tugas diskusi kelompok mengacu pada; (1) Soliditas kelompok belajar, (2) membuat karya ilmiah, untuk semester I-III pendampingan dalam membuat resume buku utama dalam kuliah sebagai bahan diskusi, untuk semester IV-VI pendampingan membuat makalah, (3) pendampingan membuat media presentasi dan bagaimana presentasi yang baik diantaranya tidak melakukan blocking saat melakukan presentasi, mampu memanfaatkan setting ruang saat berbicara di depan audience, dan mampu bekerja sama dengan media yang digunakan. e) Pendampingan dalam menciptakan diskusi yang santun melalui penguatan tugas masing-masing individu dalam kelompok, sebagai penyaji, sebagai operator dan moderator. 104

Model Pembelajaran Partisipatif melalui Teknik Pendampingan terhadap Tugas Diskusi Kelompok Mahasiswa... PENUTUP Simpulan Model pembelajaran partisipatif dengan teknik pendampingan tugas diskusi kelompok sangat berdampak positif bagi mahasiswa karena mahasiswa dapat mempersiapkan dan menciptakan diskusi yang akan dilaksanakan dalam kelas, serta mereka memiliki strategi yang akan digunakan dalam mencipatakan diskusi santun dalam kelas. Pendampingan sangat dibutuhkan mahasiswa dalam menciptakan diskusi kelompok yang baik dan menarik serta mencipatakan diskusi yang santun di dalam kelas. Pembelajaran partisipatif tidak hanya mengacu pada bagaimana meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran tetapi juga pada kemampuan dosen untuk kreatif dalam meningkatkan partisipasinya dalam proses pembelajaran. Kendala pelaksanaan pendampingan berkutat pada masalah kesepakatan waktu, tempat dan motivasi mahasiswa dalam mengikuti pendampingan dan tindak lanjut dari pendampingan. Saran Model pembelajaran dengan teknik pendampingan dalam tugas diskusi kelompok dijadikan komitmen bersama oleh seluruh dosen jurusan PLS. Pihak jurusan mewajibkan dan memfasilitasi kreativitas dosen dalam menciptakan dan mengembangkan model-model pembelajaran partisipatif. Dalam model pembelajaran partisipatif dosen jangan hanya konsentrasi terhadap partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran, tetapi juga lebih kreatif untuk meningkatkan partisipasi dosen dalam meningkatkan partisipasi mahasiswa Dosen diharapkan mampu mengatur jadwal atau pihak jurusan mewajibkan agar dosen memiliki waktu tertentu untuk melayani mahasiswa diluar kegiatan perkuliahan. DAFTAR PUSTAKA Gunter, M. A., Estes, T. H., & Schwab, J. H. 1990. Instruction: A models approach. Boston: Allyn and Bacon. Suharno, http://www.docstoc.com/docs/22058488 /program-bimbingan-belajar-melaluipendampingan-pada-proses-belajar diakses tanggal: 5 Maret 2014 (http://kel4latbang.wordpress.com/2011/05/30/ definisi-pendidikan-pelatihanpengembangan-dan-pendampingan/ diakses tanggal 29 Febuari 2013) Subagyo, Joko. 2004. Metode Penelitian, dalam teori dan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Joyce, B., & Weil, M. 1980. Model of teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Kuhn, T. S. 2002. The structure of scientific revolution. Diterjemahkan oleh: Tjun Surjaman. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Leech, Geoffrey N. 1983. Principles of pragmatics (Prinsip-prinsip Pragmatik). New York: Longman Inc. Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press. Silalahi, U. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenanada Media.. Daradjat, Zakiah dkk. 2004. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. 105

Bagus Kisworo, Ilyas & Hendra Dedi Kriswanto / Journal of Nonformal Education, Vol. 2 No 1, Tahun 2016 106