Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik Untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik Untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi"

Transkripsi

1 Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik Untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi Putu Sukma Kurniawan a, Edy Sujana b a,buniversitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia *(putusukma1989@gmail.com) ABSTRAK Mahasiswa yang berada dalam lingkungan akademik haruslah mampu menyampaikan ide dan gagasan serta pengembangan ilmu pengetahuan melalui tulisan atau karya ilmiah yang nantinya dapat pula dipublikasikan. Publikasi dan penalaran karya ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa perlu mendapatkan perhatian yang serius karena publikasi dan penalaran karya ilmiah merupakan bentuk pertanggungjawaban moral mahasiswa terhadap ilmu yang telah dimiliki. Inkubator akademik memiliki peran kunci untuk membantu meningkatkan publikasi mahasiswa yang merupakan salah satu karya akademik mahasiswa. Penelitian ini mencoba untuk mengembangkan strategi pemanfaatan inkubator akademik untuk meningkatkan karya akademik mahasiswa di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi semester 2, semester 4, dan semester 6. Tujuan dari penelitian ini adalah adanya rumusan strategi dalam memanfaatkan inkubator akademik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan budaya akademik di lingkungan Fakultas Ekonomi. Kata kunci: inkubator akademik, strategi, prosedur, publikasi mahasiswa, penalaran karya ilmiah mahasiswa PENDAHULUAN Pembinaan mahasiswa mutlak dilakukan sebagai kewajiban dari sebuah institusi perguruan tinggi. Perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk mendidik mahasiswa melalui pendidikan formal berdasarkan kaidah-kaidah akademik. Pembinaan mahasiswa sebagai insan akademik dan profesional adalah bertujuan untuk membina mahasiswa menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi dan keseimbangan emosional. Diharapkan dari semua hal ini mahasiswa nantinya akan menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan memiliki kontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa. 445

2 Kurniawan dan Sujana Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Berbagai kegiatan dalam bidang kemahasiswaan dapat dijadikan sarana untuk pembinaan mahasiswa dalam ranah spiritualitas, ranah intelektual, ranah profesionalitas, dan ranah sosial dan budaya. Pengembangan kemahasiswaan merupakan tanggung jawab atau tugas yang penting karena mahasiswa merupakan sumber daya manusia yang penting dan strategis. Pengembangan dalama bidang kemahasiswaan harus memperhatikan seluruh komponen yang mendukung bidang kemahasiswaan tersebut. Salah satu pengembangan dalam bidang akademik dan kemahasiswaan untuk mahasiswa adalah mengenai publikasi karya ilmiah dan penalaran karya ilmiah mahasiswa. Mahasiswa dalam proses pembelajaran akademik di kelas akan dapat memahami mengenai teori-teori dan praktekpraktek yang berlandaskan nilai-nilai akademik. Salah satu bentuk pertanggungjawaban moral mahasiswa terhadap ilmu yang telah diperoleh adalah mampu mengamalkan ilmu pengetahuan tersebut dan menyebarluaskannya kepada masyarakat. Dalam konteks ini maka eksistensi mahasiswa tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Masyarakat akan merasakan dampak secara langsung dengan adanya eksistensi mahasiswa. Mahasiswa pun akan semakin mengukuhkan dirinya sebagai agen perubahan yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Dalam konteks ini maka peran sebuah inkubator akademik mutlak untuk diperlukan. Inkubator akademik merupakan sebuah wadah yang memfasilitasi mahasiswa untuk belajar dalam membuat karya akademik atau karya ilmiah. Kajian mengenai inkubator akademik menjelaskan bahwa inkubator akademik merupakan sebuah kelompok mahasiswa yang berfokus pada kegiatan-kegiatan akademik dan kegiatan-kegiatan penalaran karya ilmiah. Karya-karya akademik mahasiswa misalnya, proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), proposal Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), artikel-artikel penelitian, majalah akademik, dan bentuk karya akademik lainnya. Mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam inkubator akademik akan saling bertukar pikiran dan bertukar gagasan mengenai topiktopik karya akademik yang akan dibuat. Inkubator karya akademik ini juga merupakan sarana bagi pelatihan mahasiswa yang akan mengikuti lomba-lomba akademik, misalnya lomba debat dan lomba 446

3 karya tulis illmiah. Penelitian ini didasarkan pula pada motivasi agar kegiatan lomba PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) maupun PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) dapat lebih dimenangkan oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi. Kegiatan PKM dan kegiatan PMW merupakan bentuk penalaran karya ilmiah mahasiswa. Mahasiswamahasiswa yang mengikuti kegiatan PKM dan PMW akan sering beradu ide, gagasan, kreativitas dalam bidang bisnis dan bidang-bidang lainnya. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan motivasi bagi seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha untuk dapat mengikuti kegiatan PKM dan PMW. Motivasi lain dalam mengangkat topik penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan motivasi mahasiswa untuk melakukan penelitian sehingga nantinya budaya akademik akan tumbuh di lingkungan Fakultas Ekonomi. Budaya akademik dari suatu perguruan tinggi dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas karya ilmiah yang dihasilkan. Tanggung jawab untuk membentuk budaya akademik bukan hanya tanggung jawab dosen melainkan mahasiswa pun memiliki tanggung jawab untuk membentuk budaya akademik di suatu perguruan tinggi. Mahasiswa dapat mulai membentuk budaya akademik dari komunitas kelasnya dengan berdiskusi dan mengeluarkan ide terkait dengan topik karya ilmiah. Ide tersebut kemudian ditulis menjadi sebuah karya ilmiah dan selanjutnya dapat dipublikasikan. Jika hal ini dilakukan oleh setiap mahasiswa, maka kuantitas dan kualitas publikasi mahasiswa akan semakin meningkat. Hal inilah yang akan membantu terciptanya budaya akademik yang berkualitas di perguruan tinggi. Budaya akademik yang berkualitas akan membantu mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi dirinya. Kompetensi yang dimaksud bukan hanya kompetensi utama atau kompetensi keilmuan tetapi kompetensi pendukung juga. Penelitian ini akan mencoba untuk menyusun strategi yang tepat mengenai pemanfaatan inkubator akademik dalam meningkatkan karya akademik mahasiswa di lingkungan Fakultas Ekonomi. Pembentukan inkubator akademik di lingkungan Fakultas Ekonomi seharusnya memberikan manfaat yang besar bagi seluruh civitas akademika Fakultas Ekonomi. Penelitian ini penting untuk dilakukan mengingat bahwa mahasiswa juga memiliki tanggung jawab untuk menyusun sebuah naskah karya akademik dan 447

4 Kurniawan dan Sujana Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator berprestasi pada bidang-bidang akademik. TELAAH LITERATUR Publikasi Karya Ilmiah Mahasiswa Karya tulis ilmiah atau yang dapat disebut juga sebagai karya ilmiah (scientific paper) adalah tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian suatu masalah oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat ilmiah. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan atau bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Hal inilah yang membuat hasil penelitian lain akan terhubung dengan hasil penelitian lainnya. Dampaknya bahwa topik-topik penelitian akan terus berkembang dan berinovasi seiring dengan pemahaman kita pada ilmu pengetahun. Karya ilmiah juga sering disebut "tulisan akademis" (academic writing) karena biasa ditulis oleh kalangan kampus perguruan tinggi, dosen dan mahasiswa. Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa penjelasan (explanation), prediksi (prediction), dan pengawasan (control) tidak hanya bagi dosen tetapi juga bagi mahasiswa. Setiawan (2010) berpendapat bahwa karya ilmiah merupakan sebuah karya yang berasal dari hasil pemikiran ilmuwan maupun akademik yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh dari kegiatan kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan. Publikasi karya ilmiah dapat didefinisikan sebagai bentuk penyebarluasan ide dan gagasan yang ditulis dalam bentuk artikel, makalah, maupun buku yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan berdasarkan kaidah-kaidah akademik. Publikasi karya ilmiah mahasiswa dapat dihasilkan dari skripsi atau hasil penelitian yang telah dilakukan. Sebuah publikasi ilmiah dapat memberikan ide dan gagasan baru kepada orang lain yang membaca karya ilmiah tersebut. Mahasiswa dalam melakukan publikasi ilmiah tidak hanya menyampaikan pemikiran dan gagasannya, namun juga dapat menyebarluaskannya sehingga pemikiran dan gagasan tersebut akan berkembang lebih baik lagi. Publikasi karya ilmiah merupakan tahap terakhir dalam menulis karya ilmiah. Tahap terakhir ini dapat dipahami sebagai bentuk 448

5 pemberitahuan kepada masyarakat luas bahwa suatu penelitian telah selesai dilakukan. Membuat karya ilmiah dan kemudian memublikasikannya bukan hanya tanggung jawab dosen saja, tetapi mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk melakukan penelitian dan kemudian memublikasikan hasil penelitian tersebut. Menyusun sebuah karya ilmiah akan membuat mahasiswa mampu untuk menyuarakan idenya terhadap ilmu pengetahuan, memecahkan masalah dengan konsep ilmu yang telah dimiliki, dan yang terpenting adalah mampu untuk memberikan inspirasi bagi masyarakat luas. Mahasiswa dengan memublikasikan karya ilmiahnya dapat berkontribusi dan memberikan sumbangan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat luas. Ide dan gagasan yang dipublikasikan dapat menjadi sebuah solusi alternatif bagi masalah yang ada di masyarakat umum. Manfaat Publikasi Karya Ilmiah Mahasiswa dalam Konteks Inkubator Akademik Terdapat banyak manfaat jika mahasiswa melakukan publikasi karya ilmiah. Manfaat ini tidak hanya untuk diri mahasiswa itu sendiri, tetapi juga bagi institusi perguruan tinggi dan masyarakat luas. Manfaat menulis dan publikasi karya ilmiah bagi mahasiswa, yaitu 1. Sebagai sarana untuk menyampaikan ide dan pengembangan kreativitas. Mahasiswa dapat menyampaikan ide dan gagasan mengenai suatu topik. Ide dan gagasan yang disampaikan oleh mahasiswa merupakan sebuah hasil kreativitas pemikiran yang disampaikan. Publikasi ilmiah merupakan bentuk sarana atau wadah bagi mahasiswa untuk menyampaikan ide dan gagasannya. 2. Bentuk latihan untuk berpikir sistematis. Penyusunan artikel ilmiah dan penalaran karya ilmiah memerlukan teknik dan pikiran yang teratur dan sistematis. Mahasiswa yang terbiasa melakukan publikasi dan penalaran karya ilmiah akan berpikir secara sistematis. Berpikir sistematis itu dapat dimulai dari bagaimana mencari data, bagaimana mengolah dan menyusun data, dan bagaimana menganalisis data. Berpikir sistematis akan membantu mahasiswa untuk dapat lebih memahami suatu permasalahan dengan baik. 449

6 Kurniawan dan Sujana Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator 3. Sarana untuk penggunaan bahasa yang baik dan benar. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini masih banyak mahasiswa yang belum memahami dan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Mahasiswa sehari-hari menggunakan Bahasa Indonesia yang tidak baku. Penulisan karya ilmiah akan membantu mahasiswa untuk memahami bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar akan membantu mahasiswa meningkatkan nasionalisme. Mahasiswa akan dapat memahami bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jika dalam menulis mahasiswa sudah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar akan dipergunakan di dalam kehidupan sehari-hari. 4. Sarana untuk meningkatkan kompetensi di bidang penulisan karya ilmiah. Mahasiswa sebagai insan akademik seharusnya mampu meningkatkan kompetensi keilmuannya dengan melakukan penulisan sebuah karya ilmiah. Selain itu mahasiswa yang sering menulis karya ilmiah akan memiliki kemampuan menulis dan menganalisis permasalahan dengan baik. Hal ini tentu saja penting sebagai bahan untuk meningkatkan kompetensi tambahan yang dimiliki. 5. Meningkatkan pemahaman terhadap ilmu yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Mahasiswa dapat membuat sebuah karya tulis ilmiah yang berkualitas dari materi-materi perkuliahan yang didapat di kelas. Pemahaman yang baik akan ilmu dapat dituliskan dalam sebuah artikel ilmiah untuk kemudian dapat dipublikasikan. Dalam penulisan sebuah karya ilmiah, mahasiswa akan berusaha untuk mencari banyak literatur dan membaca literatur itu. Hal inilah yang menyebabkan pemahaman mahasiswa akan suatu materi akan berkembang karena literatur yang dibaca sangat beragam dan memiliki sudut pandang yang berbeda. Budaya membaca yang dimiliki mahasiswa akan berkembang menjadi sebuah kebiasaan yang lambat laun akan membantu mahasiswa untuk semakin meningkatkan motivasi dalam menulis sebuah karya ilmiah dan kemudian akan memublikasikannya. 450

7 Penalaran Karya Ilmiah Mahasiswa dalam Konteks Inkubator Akademik Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan watak dan karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab. Jika dilihat dari tujuan pendidikan nasional, maka mahasiswa merupakan objek dari tujuan pendidikan nasional yang hendak dicapai. Dalam pemahaman ini maka mahasiswa merupakan salah satu bagian dari sumber daya manusia yang pada dasarnya merupakan aset bangsa yang harus dibina sehingga kedepannya mahasiswa menjadi individu yang bermanfaat bagi masyarakat. Pembinaan atau pengembangan penalaran karya ilmiah mahasiswa dalam konteks inkubator akademik memiliki tujuan untuk merangsang, meningkatkan, mengembangkan, dan memotivasi kemampuan akademik mahasiswa untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah. Penalaran karya ilmiah yang dilakukan di dalam inkubator akademik juga ditujukan untuk mendorong mahasiswa agar mampu mengembangkan ide dan sikap ilmiah yang dimiliki. Penalaran karya ilmiah yang dilakukan dalam sebuah perguruan tinggi dapat membentuk sebuah budaya akademik dimana mahasiswa menjadi individu penentu dari berkembangnya budaya akademik tersebut. Melalui penalaran karya ilmiah mahasiswa menjadi penentu bagaimana nantinya bentuk komunitas akademik di lingkungan mahasiswa. Mahasiswa yang tergabung dalam budaya akademik tersebut akan sering berdiskusi dan berdebat mengenai isu-isu ilmu tertentu dan disertai pula dengan pembentukan sikap ilmiah yang nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar untuk membuat sebuah karya ilmiah mahasiswa. Banyak kegiatan yang dapat dibentuk untuk meningkatkan penalaran karya ilmiah mahasiswa. METODE Secara metodologi desain penelitian ini mempergunakan desain penelitian Design & Development (D & D). Richey & Klein (2007) menyatakan bahwa desain penelitian D & D dapat dipergunakan bila tujuan penelitian adalah untuk membuat model baru 451

8 Kurniawan dan Sujana Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator atau perancangan sesuatu. Desain penelitian Design & Development memiliki dua tahap besar, yaitu tahap pertama adalah tahap perancangan atau penyusunan (design) dan tahap kedua adalah tahap pengembangan (development). Nantinya akan ada tahap mendesain dan mengembangkan strategi untuk memanfaatkan inkubator akademik. Hal ini merupakan bagian dari program kerja kelompok kerja (pokja) kemahasiswaan untuk membentuk inkubator karya ilmiah mahasiswa sebagai wadah awal untuk meningkatkan minat dan motivasi mahasiswa dalam penulisan dan publikasi karya ilmiah. Adapun tahapan dari desain penelitian ini adalah tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap uji coba (disseminate). Secara garis besar tahapantahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut, yaitu 1. Tahap pendefinisian (define). Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap inti dan tujuan dari strategi dan prosedur untuk meningkatkan publikasi dan penalaran karya ilmiah mahasiswa dan pemanfaatan inkubator akademik. Pada tahap ini juga dilakukan analisis mengenai perkembangan saat ini tentang publikasi yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan melihat bagaimana motivasi mahasiswa saat ini terkait dengan penulisan karya ilmiah. Analisis manfaat utamanya dilihat untuk mendukung luaran penelitian ini, yaitu peningkatan publikasi mahasiswa dan peningkatan minat mahasiswa dalam menulis karya ilmiah. 2. Tahap perencanaan (design). Pada tahap ini dilakukan penyusunan strategi dan prosedur dalam pemanfaatan inkubator akademik. Rancangan termasuk dengan luaran apa yang nantinya diharapkan dari kegiatan-kegiatan tersebut. 3. Tahap pengembangan (develop). Pada tahap ini dilakukan pengembangan terhadap rancangan strategi dan prosedur yang telah disusun mengenai pemanfaatan inkubator akademik. Pengembangan dilakukan dengan menganalisis keunggulan dan kelemahan dari strategi dan prosedur yang telah disusun dan penerimaan saran dan kritik dari semua pihak yang terkait dengan bidang akademik dan kemahasiswaan di lingkungan Fakultas Ekonomi. Tahap pengembangan ini dilakukan khususnya untuk melakukan 452

9 penilaian apakah strategi dan prosedur yang telah disusun sesuai dengan karakteristik mahasiswa Fakultas Ekonomi dan tujuan pendirian inkubator akademik. Jika ada beberapa hal yang tidak sesuai, maka strategi dan prosedur yang telah disusun dapat mengalami beberapa perubahan. 4. Tahap uji coba (disseminate). Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana pelaksanaan tahap ini adalah mencoba mengaplikasikan rancangan strategi dan prosedur pemanfaatan inkubator akademik yang telah disusun dan dibuat. Pada tahap ini peran strategi dan prosedur akan diterapkan pada inkubator karya ilmiah mahasiswa atau inkubator akademik. Strategi dan prosedur yang telah disusun akan dicoba untuk diaplikasikan pada kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh inkubator karya ilmiah. Tujuan lain dari tahap ini adalah untuk menguji efektivitas dari rancangan strategi dan prosedur yang telah dibuat. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif yang terdaftar di Fakultas Ekonomi dan berada pada semester 2, 4, dan 6. Mahasiswa yang dijadikan subjek penelitian adalah mahasiswa-mahasiswa yang pernah mengikuti lomba karya ilmiah, pernah menulis karya ilmiah, dan memiliki minat yang tinggi dalam penalaran karya ilmiah. Berdasarkan hal ini maka narasumber utama adalah mahasiswa yang sering terlibat di dalam kegiatan yang berhubungan dengan penulisan karya ilmiah mahasiswa. Selain itu subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa yang lolos dalam kegiatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dan PMW (Program Mahasiswa Wirausaha). Mahasiswa yang lolos dalam kegiatan PKM dan PMW akan diwawancarai untuk melihat seberapa tinggi minat mahasiswa untuk membuat sebuah laporan karya ilmiah dan mendengar pendapat mereka mengenai peran inkubator akademik. Data lain yang dicoba dicari adalah apa saja kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa untuk melakukan publikasi dan penalaran karya ilmiah. Selain itu narasumber lain yaitu Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi yang membidangi masalah akademik dan Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi yang bertugas untuk membidangi masalah kemahasiswaan dan alumni. Narasumber lain adalah pembimbing kemahasiswaan di tingkat fakultas dan pembimbing kemahasiswaan di tingkat jurusan yang berada di lingkungan Fakultas Ekonomi. Informasi yang diinginkan dari pembimbing kemahasiswaan di 453

10 Kurniawan dan Sujana Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator tingkat fakultas dan di tingkat jurusan adalah sejauh mana usaha yang telah dilakukan di fakultas dan di jurusan untuk meningkatkan minat mahasiswa dalam melakukan publikasi dan penalaran karya ilmiah mahasiswa dan mendengar apa yang mereka harapkan dari adanya inkubator akademik. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Publikasi Ilmiah Mahasiswa dan Penalaran Karya Ilmiah Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi Salah satu indikator dalam penilaian kompetensi keilmuan mahasiswa Fakultas Ekonomi adalah dengan melihat perkembangan publikasi ilmiah mahasiswa dan penalaran karya ilmiah mahasiswa. Publikasi ilmiah mahasiswa dapat dipahami sebagai sebuah kegiatan penyebarluasan ide dan pemikiran mahasiswa ke khalayak umum. Mahasiswa dapat menulis sebuah artikel ilmiah yang berisi ide dan gagasannya kemudian mengirimkannya ke jurnal ilmiah untuk kemudian dipublikasikan. Beberapa kategori dalam penalaran karya ilmiah mahasiswa adalah keikutsertaan mahasiswa dalam lomba-lomba karya tulis dan lomba akademik lainnya dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi keilmuan, seperti kegiatan-kegiatan workshop dan seminar ilmiah. Perkembangan publikasi ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi masih berfokus pada publikasi artikel yang merupakan ringkasan dari skripsi. Mahasiswa yang akan ujian skripsi diwajibkan untuk membuat sebuah artikel dari skripsi yang disusun kemudian diunggah ke laman ejournal.undiksha.ac.id. Proses unggah artikel ini merupakan proses wajib bagi mahasiswa yang akan ujian skripsi. Penyusunan artikel dari hasil skripsi ini memberikan banyak manfaat tidak hanya kepada mahasiswa penulis skripsi saja namun juga terhadap seluruh civitas akademika Fakultas Ekonomi. Perkembangan penalaran karya ilmiah mahasiswa Fakultas Ekonomi juga semakin mengalami peningkata. Indikator dari peningkatan penalaran karya ilmiah ini adalah keikutsertaan mahasiswa Fakultas Ekonomi pada lomba-lomba akademik atau lombalomba karya ilmiah. Pada tahun 2016 perkembangan penalaran karya ilmiah mahasiswa Fakultas Ekonomi menghasilkan prestasi salah satunya adalah juara 3 pada lomba karya tulis ilmiah nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia. Prestasi pada lomba-lomba 454

11 akademik ini tentu saja dapat memberikan manfaat yang lebih kepada mahasiswa. Mahasiswa memiliki ajang untuk menampilkan ide-ide kreatifnya dan dapat pula meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa untuk tampil di depan umum. Kebijakan lain yang dilakukan terkait dengan penalaran karya ilmiah mahasiswa Fakultas Ekonomi adalah kebijakan terkait dengan kegiatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dan PMW (Program Mahasiswa Wirausaha). Kebijakan mengenai program kreativitas mahasiswa dan program wirausaha mahasiswa merupakan kebijakan yang bertujuan agar mahasiswa mampu mengaplikasikan teori-teori yang didapat di dalam kelas ke kehidupan sehari-hari. Program ini bertujuan juga untuk membentuk jiwa wirausaha pada mahasiswa. Tujuan dari kegiatan PKM dan PMW ini juga merupakan salah satu tujuan pembinaan kegiatan kemahasiswaan di Fakultas Ekonomi yaitu untuk menyiapkan mahasiswa menjadi calon-calon wirausahawan (entrepreneur) yang dapat menyumbangkan gagasan dan idenya kepada masyarakat luas. Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi Untuk menentukan strategi pemanfaatan inkubator akademik maka pada tahap ini akan dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui secara komprehensif strategi pemanfaatan inkubator akademik yang sesuai dengan lingkungan di Fakultas Ekonomi. 1. Analisis Keunggulan (Strength) yang mencakup kebijakan dalam bidang kemahasiswaan, dukungan dari para ketua jurusan, dan dukungan dari organisasi kemahasiswaan. 2. Analisis Kelemahan (Weakness) yang terdiri dari sosialisasi yang masih kurang kepada mahasiswa, dukungan yang belum menyeluruh dari civitas akademika, dan belum ada standar dan prosedur yang jelas mengenai inkubator akademik. 3. Analisis Peluang (Opportunities) yang mencakup mengenai potensi mahasiswa Fakultas Ekonomi yang besar dan kerjasama dengan pihak di luar Fakultas Ekonomi. 4. Analisis Ancaman (Threats) yang mencakup minat mahasiswa yang masih rendah, minat mahasiswa rendah untuk mengikuti kompetisi 455

12 Kurniawan dan Sujana Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator akademik, dan minat mahasiswa yang rendah untuk mengikuti kegiatan akademik. Strategi dari tim pengelola inkubator akademik untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi mahasiswa dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang dilakukan disesuaikan dengan budaya dan iklim akademik yang berkembang di Fakultas Ekonomi. Beberapa cara tersebut, yaitu 1. Memotivasi mahasiswa untuk menyusun artikel ilmiah dari tugas-tugas kuliah 2. Menyarankan agar artikel-artikel ilmiah mahasiswa yang disusun dari skripsi dapat dipublikasikan ke jurnal-jurnal ilmiah yang ada di luar lembaga 3. Memanfaatkan keberadaan pembimbing kemahasiswaan di tingkat jurusan untuk bersamasama tergabung dengan tim inkubator akademik. Tim pengelola inkubator akademik terus berupaya untuk mencari strategi agar mahasiswa di lingkungan Fakultas Ekonomi dapat mengenal inkubator akademik. Tim pengelola inkubator akademik memahami bahwa banyak mahasiswa Fakultas Ekonomi memiliki akun media sosial, utamanya LINE, sehingga tim pengelola inkubator akademik membuat sebuah akun LINE resmi untuk inkubator akademik. Dalam akun LINE resmi ini disebarkan informasi-informasi akademik, misalnya informasi lomba karya tulis, informasi lomba debat, informasi kompetisi PKM dan PMW, informasi beasiswa, dan informasiinformasi akademik lainnya. Respon mahasiswa terhadap akun LINE resmi inkubator akademik sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengikut (followers) akun LINE resmi inkubator akademik Fakultas Ekonomi. Aplikasi dan Peluang Rencana Ke Depan Mengenai Inkubator Akademik yang Telah Dibentuk di Fakultas Ekonomi Inkubator akademik Fakultas Ekonomi memfokuskan pengembangan di masa depan pada kegiatan kompetisi PKM dan PMW. Kebijakan mengenai program kreativitas mahasiswa dan program mahasiswa wirausaha merupakan kebijakan yang bertujuan agar mahasiswa mampu mengaplikasikan teori-teori yang didapat di dalam kelas ke kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain ini merupakan bentuk aplikasi dari materi pembelajaran yang telah didapatkan di kelas. Program PKM dan PMW ini bertujuan juga untuk membentuk jiwa wirausaha pada mahasiswa. 456

13 Tujuan dari kegiatan PKM dan PMW ini juga merupakan salah satu tujuan pembinaan kegiatan kemahasiswaan di Fakultas Ekonomi yaitu untuk menyiapkan mahasiswa menjadi calon-calon wirausahawan (entrepreneur) yang dapat menyumbangkan gagasan dan idenya kepada masyarakat luas. Jiwa wirausaha pada mahasiswa nantinya akan membentuk mahasiswa menjadi individu yang membuka lapangan kerja bukan individu yang mencari kerja. Fakultas Ekonomi berkomitmen untuk mendorong mahasiswa agar nantinya dapat menjadi pencipta lapangan kerja melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan. Hambatan dan Tantangan dalam Menerapkan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik di Fakultas Ekonomi Terdapat beberapa hambatan dan tantangan dalam penerapan strategi pemanfaatan inkubator akademik. Hambatan dan tantangan tersebut lebih banyak berasal dari internal Fakultas Ekonomi, yaitu 1. Budaya akademik yang masih rendah. Sebagian besar mahasiswa masih belum tertarik dengan halhal yang bersifat akademik. Hal ini tentu saja merupakan sebuah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Semua komponen di dalam Fakultas Ekonomi harus segera bekerja untuk membentuk budaya akademik yang baik. Hal ini dapat dimulai dengan memotivasi mahasiswa untuk mengikuti lomba-lomba yang bersifat akademik. 2. Belum adanya sarana dan prasarana. Untuk saat ini inkubator akademik belum memiliki sarana dan prasarana, khususnya untuk ruangan. Kegiatan inkubator akademik selama ini dilakukan di dalam lingkungan Fakultas Ekonomi. Kedepannya diharapkan inkubator akademik memiliki ruangan tersendiri yang dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan inkubator akademik. Ruangan ini diperlukan untuk menunjang kegiatan mahasiswa yang tergabung dalam inkubator akademik, misalnya kegiatan diskusi, kegiatan presentasi, dan kegiatan ilmiah lainnya. 3. Belum adanya perpustakaan fakultas. Hambatan dan tantangan lain yang ditemui dalam pemanfaatan inkubator akademik adalah belum adanya perpustakaan fakultas. Perpustakaan fakultas mutlak ada untuk mendukung kegiatan- 457

14 Kurniawan dan Sujana Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator kegiatan dalam inkubator akademik. Selama ini mahasiswa mencari literatur dan pustaka dari internet. Dukungan perpustakaan diperlukan untuk membuka wawasan mahasiswa dan meningkatkan minat baca mahasiswa. Perpustakaan dalam konteks ini tidak hanya perpustakaan yang berbentuk fisik, namun juga dapat dikembangkan perpustakaan digital dimana seluruh mahasiwa Fakultas Ekonomi dapat mengakses perpustakaan digital itu. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN PENELITIAN Inkubator akademik dibentuk sebagai upaya untuk meningkatkan budaya dan iklim akademik di lingkungan Fakultas Ekonomi. Tim pengelola inkubator karya akademik Fakultas Ekonomi selalu berupaya untuk mengembangkan inkubator karya akademik. Pengembangan inkubator karya akademik dapat dilakukan dengan menyusun sebuah strategi dan prosedur mengenai pemanfaatan inkubator karya akademik. Penyusunan strategi pemanfaatan inkubator karya akademik diawali dengan melakukan sebuah analisis SWOT yang mencakup keunggulan, kelemahan, peluang, serta hambatan dan tantangan dalam mengembangan inkubator karya akademik. Analisis SWOT ini kemudian dibahas secara mendalam untuk dijadikan sebagai dasar penyusunan strategi pemanfaatan inkubator karya akademik. Saran-saran yang dapat diberikan, yaitu 1. Diperlukan pengembangan sarana dan prasarana bagi inkubator karya akademik, 2. Diperlukan kebijakan yang tepat bagi pemanfaatan inkubator karya akademik, 3. Diperlukan dukungan dari seluruh civitas akademika Fakultas Ekonomi. REFERENSI Permendikbud Nomor 81 Tahun 2014 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi. Kemendikbud, Jakarta, Richey, R. & J. D. Klein Design and Development Research: Methods, Strategies, and Issues. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Setiawan, B Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Salatiga: Widyasari Press. 458

15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, ini dapat dilakukan melalui peningkatan ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE 2015-2019 Tema : REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DAN KARAKTER AKA DI LINGKUNGAN KAMPUS Dr. H. Suherna,.M.Si Pendahuluan

Lebih terperinci

PEDOMAN BEASISWA PRESTASI UTAMA (BPU) / PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI (PILMAPRES) PROGRAM SARJANA

PEDOMAN BEASISWA PRESTASI UTAMA (BPU) / PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI (PILMAPRES) PROGRAM SARJANA PEDOMAN BEASISWA PRESTASI UTAMA (BPU) / PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI (PILMAPRES) PROGRAM SARJANA Lembanga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2018 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanpa pendidikan

Lebih terperinci

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa penguasaan, pemanfaatan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS

Lebih terperinci

PERAN PENGURUS HMP PGSD DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DI PROGDI PGSD FKIP UMS

PERAN PENGURUS HMP PGSD DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DI PROGDI PGSD FKIP UMS PERAN PENGURUS HMP PGSD DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DI PROGDI PGSD FKIP UMS NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri garmen merupakan salah satu bentuk usaha di bidang busana yang memproduksi pakaian jadi dalam jumlah yang banyak. Industri garmen di Indonesia terus

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS Konstantinus Dua Dhiu, 2) Nikodemus Bate Program Studi Pendidikan Guru PAUD, STKIP Citra Bakti, NTT 2) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai tahap pertama pendidikan, seyogyanya dapat memberikan landasan yang kuat untuk tingkat selanjutnya. Dengan demikian sekolah dasar harus

Lebih terperinci

KULIAH I PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER, 2017

KULIAH I PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER, 2017 PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH I PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER, 2017 2 11/04/2017 PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No 12 tahun 2012, bahwa perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma masyarakat terhadap pendidikan yang semakin kuat mengarah pada pendidikan sebagai investasi kini telah mengkondisikan semua sektor pendidikan

Lebih terperinci

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister a. Profil Lulusan Profil utama lulusan Program Magister Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi majunya sumber daya manusia, agar terbentuk generasi generasi masa depan yang lebih baik. Proses pendidikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika.

KATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika. KATA PENGANTAR Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat harus berperan dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya dasar

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan sampai saat ini secara berkesinambungan. Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI A. RUMUSAN SIKAP Setiap lulusan program pendidikan akademik, vokasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), baik itu di dalam maupun di luar ruang kelas. Dalam KBM seorang pendidik akan selalu berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui pendidikan, setiap insan diharapkan mampu menghadapi tantangan kehidupan yang semakin berat. Terlebih

Lebih terperinci

No Profil Lulusan Deskripsi Profil

No Profil Lulusan Deskripsi Profil III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN EKONOMI A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Ekonomi 2. Izin Pendirian : 252/DIKTI/Kep/1996 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Terwujudnya Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang dapat menyebabkan sebuah perubahan-perubahan baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik kearah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Regulasi utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia adalah Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana kesuksesannya bisa terlihat dalam 2 aspek, yaitu aspek proses dan aspek produk. Sebagai sebuah sistem,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI SIKAP

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI SIKAP PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

A. Identitas Program Studi

A. Identitas Program Studi II. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Teknik Informatika 2. Izin Pendirian : 163/DIKTI/Kep/2007 3. Status Akreditasi : B 4. Visi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Kuliah Identitas Pengampu Mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian yang serius dari para siswa, perhatian tersebut berdampak positif sehingga materi ajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa sebagai peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi adalah insan terdidik yang cukup memiliki tingkat intelektualitas tinggi. Banyak harapan tertuju pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS Oleh Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. LANDASAN HUKUM UU RI Pasal 5 nomor 20 tahun 2003 : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

Lebih terperinci

J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa

J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa 96 J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa Sejumlah sarana disediakan Prodi untuk memelihara interaksi dosen-mahasiswa baik untuk urusan akademik maupun non-akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah. mendapatkan persetujuan dari tim pembina mata kuliah seminar Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah. mendapatkan persetujuan dari tim pembina mata kuliah seminar Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata kuliah seminar merupakan Mata Kuliah Keahlian Program Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah mendapatkan persetujuan dari tim pembina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang artinya pendidikan dapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan suatu sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Panduan Penulisan Rencana Implementasi Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan Error! Bookmark not defined. Kebutuhan dan Penyediaan

Lebih terperinci

I. LATAR BELAKANG. III. WAKTU/TEMPAT Hari/tanggal : Rabu/7 November 2012 Waktu : selesai Tempat : Ruang Rapat Pimpinan FKp Unair

I. LATAR BELAKANG. III. WAKTU/TEMPAT Hari/tanggal : Rabu/7 November 2012 Waktu : selesai Tempat : Ruang Rapat Pimpinan FKp Unair PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI (MAWAPRES) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ========================================================== I. LATAR BELAKANG Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Rasional Tantangan global dan kondisi bangsa saat ini membutuhkan perhatian serius dari semua pihak; Perguruan tinggi harus menyiapkan mahasiswa sebagai calon pemimpin masa

Lebih terperinci

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T PANDUAN LOMBA sains dan TERAPAN (LST) KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T. POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 2017 1 I. PENDAHULUAN Era globalisasi memberi memberi dampak ganda yaitu di samping membuka

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Soft Skills dalam pendidikan adalah suatu hal yang harus dicermati bersama oleh semua pihak mulai dari struktur teratas yakni kementerian pendidikan dan kebudayaan,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN SIKAP

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN SIKAP PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan peserta didik, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, serta mengembangkan kreativitas peserta

Lebih terperinci

PERAN STRATEGIS PENINGKATAN TERBITAN BUKU UI DAN PENGARUHNYA BAGI INDONESIA

PERAN STRATEGIS PENINGKATAN TERBITAN BUKU UI DAN PENGARUHNYA BAGI INDONESIA PERAN STRATEGIS PENINGKATAN TERBITAN BUKU UI DAN PENGARUHNYA BAGI INDONESIA AEP SAEFULLOH Peran Buku bagi Peradaban Bangsa Ilmu Pengetahu an Teknologi Seni dan Budaya Informasi BUKU Sarana Pembentukan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian tentang Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Institusional Sekolah maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar manusia menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan persaingan global yang terjadi pada saat ini menuntut masyarakat untuk mengarahkan strategi pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya kesadaran manusia tentang pentingnya pendidikan maka di zaman saat ini, negara kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui, visi, misi dan strategi pembangunan. Pendidikan nasional mempunyai visi yaitu: Terwujudnya sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan syarat penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui,

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang ada di berbagai bidang usaha, baik bidang usaha manufaktur maupun jasa, menuntut organisasi untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing. Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia saat ini berkembang cukup maju dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar yang aktif dan kondusif.

I. PENDAHULUAN. sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar yang aktif dan kondusif. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan interaksi antara peserta didik dengan pendidik serta sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar yang aktif dan kondusif. Tujuan dari pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan Pembelajaran adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang dikembangkan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DOSEN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DOSEN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DOSEN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA DISUSUN OLEH : YULIATI, S.KEP, M.KEP DWI HENDRO WIDAYATMOKO, SE, MM BARIKA, SE, MM DEPARTEMEN KEMAHASIWAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

A. PROFILE Program Studi D-III Bahasa Inggris diarahkan untuk menghasilkan sarjana diploma D-III yang memiliki keahlian sebagai:

A. PROFILE Program Studi D-III Bahasa Inggris diarahkan untuk menghasilkan sarjana diploma D-III yang memiliki keahlian sebagai: I. PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS D-III A. PROFILE Program Studi D-III Bahasa Inggris diarahkan untuk menghasilkan sarjana diploma D-III yang memiliki keahlian sebagai: PROFILE LULUSAN DESKRIPSI PROFILE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih

Lebih terperinci

PANDUAN KOMPETISI PENELITIAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2014

PANDUAN KOMPETISI PENELITIAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2014 PANDUAN KOMPETISI PENELITIAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2014 A. PENDAHULUAN Pengembangan kemahasiswaan sebagai subsistem pendidikan di Perguruan Tinggi menjadi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDIS1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SIKAP

PROGRAM STUDIS1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SIKAP PROGRAM STUDIS1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDIS1 TEKNIK KOMPUTER SIKAP

PROGRAM STUDIS1 TEKNIK KOMPUTER SIKAP PROGRAM STUDIS1 TEKNIK KOMPUTER SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat. Globalisasi ini juga meliputi dalam perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya dan upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI

PEDOMAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI PEDOMAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada Periode 2017-2022 A. PENDAHULUAN Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan utnuk menciptakan kualitas individu yang memiliki karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang diharapkan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan direncanakan dan diatur sedemikian hingga membuat manusia berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalau kita cermati saat ini pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan yang diinginkan, apalagi harapan yang dituangkan dalam Undangundang Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

Pentingnya Pendidikan Kewarganegaran (PKn) di Perguruan Tinggi

Pentingnya Pendidikan Kewarganegaran (PKn) di Perguruan Tinggi Modul ke: 01Fakultas FASILKOM Pentingnya Pendidikan Kewarganegaran (PKn) di Perguruan Tinggi Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Teknik Informatika Pengantar PKn Peserta didik di perguruan tinggi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia, pembentukan pribadi manusia yang berkualitas menjadi keharusan bagi suatu bangsa jika ingin

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 BAHASA INGGRIS SIKAP

PROGRAM STUDI S1 BAHASA INGGRIS SIKAP PROGRAM STUDI S1 BAHASA INGGRIS SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi benar-benar bergantung pada kualitas sumber daya manusia, baik dalam kapasitas individu, keluarga,

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA SATU, DIPLOMA DUA, DAN DIPLOMA TIGA DIPLOMA SATU DIPLOMA DUA DIPLOMA TIGA

PROGRAM DIPLOMA SATU, DIPLOMA DUA, DAN DIPLOMA TIGA DIPLOMA SATU DIPLOMA DUA DIPLOMA TIGA - 59 - SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INIDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI A. RUMUSAN SIKAP Setiap lulusan program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini, menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di indonesia diharapkan dapat menghasilkan out put yang berkualitas. Output pendidikan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu dimuka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

PROGRAM STUDIS1 SASTRA JEPANG SIKAP

PROGRAM STUDIS1 SASTRA JEPANG SIKAP PROGRAM STUDIS1 SASTRA JEPANG SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral,

Lebih terperinci

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional Oleh Dr. Siti Halimah, M.Pd. Disampaikan pada acara seminar dan tadabur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.158, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Pemerintah. Pemerintah Daerah. Swasta. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci