BAB V ANALISA KONSEP PERANCANGAN PUSAT BUKU DI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PUSAT BUKU DI SURAKARTA Dengan Penekanan Fleksibilitas Arsitektur Pada Ruang pamer

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

Structure As Aesthetics of sport

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

5.1 Konsep macam dan besaran ruang

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS


BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

Pelabuhan Teluk Bayur

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V ANALISA KONSEP PERANCANGAN PUSAT BUKU DI SURAKARTA 5.1. ANALISA NON FISIK 5.1.1. Analisa Kebutuhan Ruang Dasar pertimbangan : Pola kegiatan Dari pola kegiatan akan dapat diketahui macam aktivitas / kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku kegiatan. Macam dan fungsi kegiatan Dari macam dan fungsi kegiatan akan didapatkan suatu tuntutan kebutuhan ruang yang diperlukan oleh para pelaku kegiatan untuk mewadahi kegiatannya. 1. Sesuai dengan program kegiatan yang dilakukan dalam Pusat Buku di Surakarta, maka kebutuhan ruang secara umum yang diperlukan dapat dilihat pada tabel berikut : Pelaku Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang Pengunjung Datang, parkir Istirahat sejenak Melihat informasi tentang buku Membeli buku Membaca buku Meminjam buku Memasukkan karya (buku) Mencetak karya (buku) Melihat pameran Mengikuti event-event buku Menyaksikan kegiatan kesenian Tempat parkir, basement area pengunjung Plaza, hall/lobby Hall/lobby Toko buku baru, toko buku bekas Perpustakaan, kafe buku, taman, lobby Perpustakaan Penerbit Percetakan R. Pamer R. pamer Plaza (out door), r. pamer (indoor) 79

Hotspot Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Taman dan hotspot area Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Pengelola Pelaku perwakilan penerbit buku Pelaku perwakilan percetakan buku Pelaku jasa pengiriman / kargo Datang, parkir Mengelola operasional Pusat Buku Menerima tamu Rapat Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Membersirkan dan menata ruang Menerima tamu Mengedit karya / naskah Mengikuti pameran buku Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Membersirkan dan menata ruang Menerima tamu Menampung karya / naskah Mengikuti pameran buku Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Membersirkan dan menata ruang Menerima barang Menampung barang Mengemas barang (packing) Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Tempat parkir, basement area karyawan/pengelola R. pengelola dan karyawan R. tamu pengelola R. rapat Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan/pengelola R. stand masing-masing penerbit R. tamu dalam stand R. staff dalam stand R. pamer Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan/pengelola R. stand masing-masing percetakan R. tamu dalam stand R. staff dalam stand R. pamer Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan/pengelola R. stand masing-masing jasa pengiriman / kargo R. penerimaan Gudang Gudang Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM 80

Pelaku ruang pamer Pelaku toko buku Pelaku kios buku bekas Pelaku toko alat tulis dan perlengkapan sekolah Pelaku perpustakaan Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Mengatur jadwal pengadaan event-event buku Menyiapkan peralatan dan perlengkapan acara Menyimpan peralatan dan perlengkapan Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Mengelola kegiatan Melayani pengunjung Merapikan buku Menyimpan stock buku Melayani pembayaran Menyimpan tas dan peralatan pribadi Mengikuti atau mengadakan pameran buku Makan dan minum Menyimpan alat kebersihan Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Melayani pembeli Merapikan buku Menyimpan stock buku Melayani pembayaran Makan dan minum Menyimpan alat kebersihan Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Melayani pembeli Merapikan stock Menyimpan stock Melayani pembayaran Makan dan minum Menyimpan alat kebersihan Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Melayani peminjam Melayani penitipan barang / tas Mengelola operasional perpustakaan Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan/pengelola R. pengelola/panitia R. pamer Gudang Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan / pengelola R. pengelola R. display R. display Gudang Kasir R. karyawan, loker R. Pamer Food court, kafe buku Janitor Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan / pengelola Kios buku Kios buku Kios buku Kios buku Food court, kafe buku Janitor Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan / pengelola Kios Kios Gudang Kasir Food court, kafe buku Janitor Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan / pengelola R. peminjaman R. penitipan brg 81

Pelaku kafe buku Pelaku food court Pelaku kegiatan penunjang (copy center, counter) Pelaku kegiatan servis Merapikan buku Meyimpanan buku Melayani kebutuhan foto copy dalam perpustakaan Menyimpan alat kebersihan Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Membeli pulsa Datang, parkir Mengelola operasional kafe buku Melayani pengunjung Melayani penitipan tas/barang Menyiapkan makanan&minuman Menyajikan makanan&minuman Melayani pemesanan dan pembayaran Memutar musik Menata koleksi buku Menampilkan pertunjukkan live music Menyimpan tas dan peralatan pribadi Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Membeli pulsa Datang, parkir Mengelola operasional food court Melayani pengunjung Menyiapkan makanan&minuman Menyajikan makanan&minuman Melayani pemesanan dan pembayaran Menyimpan tas dan peralatan pribadi Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Membeli pulsa Datang, parkir Membersihkan area kios Melayani pengunjung Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Membeli pulsa Datang, parkir Membersihkan seluruh area pusat buku Menata kerapian parkir Menjaga keamanan Merawat sarana utilitas dan MEE Makan dan minum R. pengelola & karyawan Gudang R. display Mesin foto copy Janitor Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Counter Tempat parkir, basement area pengelola/karyawan R. pengelola Seluruh area kafe buku R.penitipan brg Dapur&pantry Area makan, mini bar, area baca Kasir R.sound R.display buku Mini stage R.karyawan, loker Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Counter Tempat parkir, basement area pengelola/karyawan R. pengelola Seluruh area food court Dapur&pantry masingmasing stand Area makan Kasir masing-masing stand R.karyawan, loker Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Counter Tempat parkir, basement area pengelola/karyawan Kios Kios Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Counter Tempat parkir, basement area pengelola/karyawan Seluruh area pusat buku Tempat parkir, basement Pos satpam, main security R. MEE Food court, kafe buku 82

Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Membeli pulsa 2. Ruang pamer yang juga merupakan ruang multi fungsi dimana dapat menampung kegiatan-kegiatan yang berbeda memiliki pendekatan kebutuhan ruang tersendiri, yaitu : Lavatory Mushola ATM Counter Tabel 5.1 Kebutuhan Ruang Pusat Buku di Surakarta Pelaku Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang Pengunjung Panitia penyelenggara acara (event organizer) Peserta pameran buku Datang, parkir Istirahat sejenak, duduk, sanatai Melihat informasi tentang buku Melihat pameran buku Mengikuti acara bedah dan diskusi buku Mengikuti perlombaan yang berkaitan dengan buku Menyaksikan pertunjukkan seni indoor Mengantar dan menunggu peserta lomba Hotspot Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Mengatur jadwal pengadaan event-event buku Mengelola, mengkoordinasi dan mengawasi jalannya acara Rapat Menerima tamu Menyiapkan peralatan dan perlengkapan acara Menata layout Menyiapkan sound dan lighting Menyipman peralatan dan perlengkapan Menyiapkan konsumsi Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsi Datang, parkir Melakukan registrasi Menata barang pada stand Melayani pengunjung Bersama panitia mendata stock buku Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Tempat parkir, basement area pengunjung R. utama r. pamer R. utama r. pamer R. utama r. pamer R. utama r. pamer R. utama r.pamer R. utama r. pamer R. tunggu pada r. pamer Taman dan hotspot area Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area pengelola/keryawan R. panitia R. panitia R. panitia R. tamu panitia R. utama r. pamer R. utama r. pamer R. sound dan lighting Gudang Pantry Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area khusus R. administrasi /r. panitia Stand pada r. pamer Stand pada r. pamer Stand pada r. pamer Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM 83

Pembicara Pemain kesenian Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Menyiapkan diri dan materi Berkoordinasi dengan panitia / briefing Menyampaikan materi Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Melakukan GR Berkoordinasi dengan panitia menyiapkan peralatan dan perlengkapan acara Berhias Ganti kostum Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Membeli pulsa Copy center Counter Tempat parkir, basement area khusus R. pembicara R. pembicara Podium, stage Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area khusus R. utama r. pamer R. panitia R. rias / r. persiapan R. ganti Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Counter Tabel 5.2 Kebutuhan Ruang Pada Ruang Pamer Pusat Buku di Surakarta 5.1.2. Analisa Besaran Ruang Dasar pertimbangan : Jumlah pengguna Barang dan peralatan pendukung yang digunakan Kebutuhan ruang gerak (flow) Dasar perhitungan besaran ruang : Perhitungan khusus dilakukan berdasarkan standar ruaang baku yang telah ditetapkan yaitu : Time Server Standart For Building Types, Yosep De Chiara and John Calender, Mc Graw Hill Book Company, New York 1981. 84

Time Server Standart For Urban Design, Donald Watson, Alan Plattus, and Robert Shibley, Mc Graw Hill Book Company, New York 2003. Architect Data, Ernest Neufert, John Wiley and Sons, New York 1980 (NAD). Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero dan Matin Zelnik, terjemahan Ir. Djoeliana Kurniawan, Jakarta 2003 (DMI). Perhitungan asumsi berdasarkan studi banding (SB). Disamping itu sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya sirkulasi dan flow gerak yang dibutuhkan masing-masing ruang adalah sebagai berikut : 5%-10% = standart minimum 20% = kebutuhan keleluasaan sirkulasi 30% = tuntutan kenyamanan fisik 40% = tuntutan kenyamanan psikologis 50% = tuntutan spesifik kegiatan 70%-100% = keterkaitan dengan banyak kegiatan 1. Perhitungan besaran ruang dalam Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan secara umum yaitu sebagai berikut : a. Kelompok kegiatan umum Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Sumber Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) Plasa SB 500 1 500 Taman SB 500 1 500 Total 1000 Tabel 5.3 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Umum Total kebutuhan ruang commit pada to kegiatan user umum = 1000 m 2 85

b. Kelompok kegiatan utama 1) Kelompok kegiatan distribusi R. stand perwakilan penerbitan buku Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r.layout karya asumsi 5 1 5 r. tamu 2 staf 1,2m 2 /org 4 tamu NAD 7,2 1 7,2 Kantor 10 org 2,4m 2 /org NAD 24 30% 1 31,2 Pantry asumsi 4 1 4 Lavatory asumsi 3 1 3 Total 50,4 Sirkulasi 20% x 50,4 = 10,08 (10,08 + 50,4 = 60,48~61) x 5 305 Tabel 5.4 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Stand Perwakilan Penerbitan R. stand perwakilan percetakan buku Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r.layout karya asumsi 5 1 5 r. tamu 2 staf 1,2m 2 /org 4 tamu NAD 7,2 1 7,2 r.staf 10 org 2,4m 2 /org NAD 24 30% 1 31,2 Pantry asumsi 4 1 4 Lavatory asumsi 3 1 3 Total 50,,4 Sirkulasi 20% x 50,4 = 10,08 (10,08 + 50,4 = 60,48~61) x 5 305 Tabel 5.5 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Stand Percetakan Buku R. kargo / pengiriman Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) R. penerimaan asumsi 12 1 12 R. packing asumsi 30 1 30 Pantry SB 4 1 4 Lavatory asumsi 3 1 3 Total 47 Sirkulasi 20% x 47 = 9,4 ( 9,4 + 47 = 56,4~57) x 2 114 Tabel 5.6 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Kargo Pengiriman 86

2) kelompok kegiatan promosi dan penjualan R. pamer Ruang r. utama Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) 1000 org 0,9m 2 /org NAD 900 50% 50 stand 9m 2 /stand asumsi 450 25% 1 1.462,5 r.panitia 10 org 0,9m 2 /org NAD 9 25% 1 11,25 r. pembicara 5 org 1,2m 2 /org NAD 6 25% 1 7,5 Sound&lighting SB 20 1 20 Total 1.501,25 Sirkulasi 30% x 1.501,25 = = (450,375 + 1.501,25 = 1.951,625 ~ 1.952) 1.952 Tabel 5.7 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Ruang Pamer Toko buku baru Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) R. penitipan brg SB 8 1 8 Area general book 100000 ex 0,09m 2 /15 ex DMI 600 1 600 Area text book 100000 ex 0.09m 2 /15 ex DMI 600 1 600 Area kol anak 1000 ex 0.09m 2 /15 ex DMI 60 1 60 Gbr. 5.1 Standart Ruang Display Buku & Majalah sumber: Dimensi Manusia dan Ruang Interior Electronik software SB 100 1 100 Music & film SB 100 1 100 Alat tulis SB 100 1 100 Kasir 1 set meja 2,4m 2 /org SB 1pengelola 0,6m 2 /org NAD 3 25% 2 8 r.karyawan 25 org 1,2 m 2 /org NAD 30 20% 1 36 Gudang SB 50 1 50 Lavatory SB 40 1 40 Janitor SB 4 1 4 Total 1.706 Sirkulasi 20% x 1.706 = 341,2 (341,2 + 1.706 = 2.047,2 ~ 2.050) x 3 6.150 Tabel 5.8 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Toko Buku 87

Kios buku bekas Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) Kios survei 6 30% 150 1.170 Total 1.170 Sirkulasi 20% x 1.170 = 234 (234 + 1.170 = 1.404 ~ 1.500) 1.500 Tabel 5.9 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Kios Buku Bekas 3) Kelompok kegiatan sosialisasi Perpustakaan Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) R.Informasi 3 org 3 m²/org NAD 9 1 9 Loker pengjng 200 org SB 30 1 30 R.pengembalian /peminjaman 4 org 3 m²/org NAD 12 1 12 buku R. display buku 300m 2 / 15.000 jilid 10.000 jilid NAD 450 1 450 Gbr. 5.2 Jarak-jarak minimal untuk lorong/ jalan. sumber: Data arsitek. b R. baca 400 org 1,2 m²/org NAD 480 1 480 Gbr. 5.3 Luas Untuk Meja Perorangan (kiri) & Jarak Minimum Antar Meja (kanan). sumber: Data arsitek. 88

Gbr. 5.4 Ruang Gerak Minimum (kiri) & Lalu Lintas Pergerakan (kanan). sumber: Data arsitek. r. pengelola 10 org 2,4 m²/org NAD 24 25% 1 30 gudang Karyawan 20 org SB 1,8 m²/org NAD 64 1 64 36 20% 1 43,2 lavatory SB 40 1 40 janitor SB 4 1 4 Total 1.162,2 Sirkulasi 20% x 1.162,2 = 232,44 (232,44 + 1.162,2 = 1.394,64 ~ 1.400) 1.400 Tabel 5.10 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Perpustakaan Kafe buku Ruang R. display dan katalog Area makan Area baca Besaran Ruang Kapasitas Standart smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) pengjung 50 org Dinnerseat 1 bh/4 org = 10bh Dinnerseat 1 bh/2 org = 5bh pengjung 60 org Dinnerseat 1 bh/4 org = 10bh Dinnerseat 1 bh/2 org =10bh dinnerseat 4org= 4m²/bh dinnerseat 2org= 1,44m 2 /bh dinnerseat 4org= 4m²/bh dinnerseat 2org= 1,44m 2 /bh SB 1 50 SB 47,2 30% 1 61,36~62 SB 54,4 30% 1 70,72~71 Mini bar SB 20 1 20 Mini stage SB 10 1 10 Kasir 1set meja 2,4 m 2 /org SB 1pengelola 0,6 m 2 /org NAD 3 25% 1 4 wastafel 2 org 0.48 m²/org SB 2.4 2 4.8~5 2 wastafel 0.72 m²/org r.pengelola 4 org 1,2m 2 /org NAD 4,8 20% 1 5,76~6 r. karyawan 20 org 1,2m 2 /org NAD 24 20% 1 28,8~30 dapur 0.65m²/ 110 kursi NAD 71,5 20% 1 85,8~86 kursi pantry SB 10 1 10 89

r.persiapan 5 org 1,2 m²/org NAD 6 30% 1 7,8~8 r.sound SB 6 1 6 gudang SB 20 1 20 lavatory SB 20 1 20 janitor SB 4 1 4 Total 412 Sirkulasi 20% x 412 = 82,4 (82.4 + 412 = 494,4 ~495) 495 Tabel 5.11 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Kafe Buku Total kebutuhan ruang pada kegiatan utama = 12.221 m 2 c. Kelompok kegiatan pengelola Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smb Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r. Direksi 40 m²/org SB 40 1 40 r. General Manager 1 org 40 m²/org NAD 40 1 40 r. sekretaris 1 org 12 m²/org NAD 12 1 12 r. rapat 25 org 2,5m²/org NAD 62,5 1 62,5 r. arsip SB 12 1 12 r. marketing 1 org 18 m²/org NAD manager 18 1 18 r. bag. informasi 1 kepala 18 m²/org NAD 30,5 1 30,5 2 staff 6,25m²/org r. bag. Promosi 1 kepala 18 m²/org NAD 30,5 1 30,5 2 staff 6,25m²/org r.arsip marketing SB 12 1 12 r. operational 1org 18 m²/org NAD 18 1 18 manager r. bag. Personlia 1 kepala 18 m²/org NAD 30,5 1 30,5 2 staff 6,25m²/org r. bag. 1 kepala 18 m²/org NAD 30,5 1 30,5 maintenance 2 staff 6,25m²/org r. bag.operational 1 kepala 18 m²/org NAD 30,5 1 30,5 2 staff 6,25m²/org r.arsip operational SB 1 12 r. Store Manager 1 org 18 m²/org NAD 18 1 18 r. bag gudang 1 kepala 18 m²/org 2 staff 6,25m²/org NAD 18 1 18 r. arsip store SB 1 12 r. Finance 1 org 18 m 2 /org NAD 18 1 18 Manager r. bag.kasir 2 staff 6,25m²/org NAD 12,5 1 12,5 r. bag. 2 staff 6,25m²/org Pembukuan r. bag bendahara 2 staff 6,25m²/org NAD 12,5 1 12,5 NAD 12,5 1 12,5 r.arsip finance SB 1 12 r. karyawn/ OB 10 org 1,2m²/org NAD 12 20% 1 14,4~15 90

r. ganti OB 1org/room 1,35m²/bh NAD 1,35 5 6,75~7 Pantry SB 12 1 12 r. ibadah 20 org 0,72m²/org SB 14,4 20% 1 17,28~18 Lavatory SB 40 1 40 Janitor SB 4 1 4 Total 590,5 Sirkulasi = 20% x 590,5 = 118,1 (118,1 + 590,5 = 708,6~709 ) 709 Tabel 5.12 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola Total kebutuhan ruang pada kegiatan pengelola = 709 m 2 d. Kelompok kegiatan penunjang 1) Unit kegiatan kuliner (foodcourt) Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) Kapling kios SB 25 20 500 area makan pengjung 300 org Dinnerseat 1 bh/4 org = 50bh Dinnerseat 1 bh/2 org = 50bh dinnerseat 4org= 4m²/bh dinnerseat 2org= 1,44m²/bh SB 272 30% 1 353,6 ~ 354 Wastafel 4 org 0.48m²/org SB 4,8 2 9,6~10 4 wastafel 0.72m²/org Lavatory umum SB 40 1 40 Janitor SB 4 1 4 Gudang umum SB 30 1 20 r. sampah SB 4 1 4 Total 932 Sirkulasi = 20% x 932 = 186,4 ( 186,4 + 932 = 1.118,4~1.120) 1.120 Tabel 5.13 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Foodcourt 2) Unit kegiatan pelengkap (ATM, counter, copy center) Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) ATM box 5 box 2 m²/atm survei 10 2 20 Counter 4 m²/atm asumsi 12 3 36 Copy center 12 m²/atm asumsi 12 5 60 Total 116 91

Sirkulasi = 20% x 116 = 23,2 ( 23,2 + 116 = 139,2 ~ 140) 140 Tabel 5.14 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan ATM box, Counter, dan Copy center Total kebutuhan ruang pada kegiatan penunjang = 1.260 m 2 e. Kelompok kegiatan servis Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r.karyawan 20 org 1,2m²/org NAD 24 20% 2 57,6~58 Lavatory karyawan SB 40 1 80 lavatory umum SB 40 4 160 r. ibadah umum 100 org 0,72m²/or SB 72 1 72 g Pantry SB 12 1 12 r. sampah SB 9 4 36 r. MEE dan SB 24 1 24 maintenance r. panel SB 20 1 20 Main security post SB 20 1 20 Security post SB 4 5 20 r. genset SB 64 1 64 r.transformator SB 20 4 80 r.ahu SB 64 4 256 r.chiller SB 64 4 256 r.reservoir SB 80 2 160 r.pompa SB 9 4 36 r.pabx SB 20 4 80 r. shaft SB 1 20 20 Gdg cleaning servis SB 20 4 80 Gudang peralatan SB 20 4 80 Area parkir pengunjung Area parkir karyw & pengelola 280 mobil 420 motor 90 mobil 360 motor 3x4,5m/ mbl 1x2m/mtor 3x4,5m/ mbl 1x2m/mtor NAD 3.780 840 NAD 1.215 720 50% 6.930 50% 2.902,5 ~ 2.903 r.tiket parkir SB 2 4 8 Sirkulasi eskalator @9 m² SB 9 10 90 tangga darurat 2x1,8x8= 28,8~29 m 2 NAD 29 4 116 Total 11.653 Tabel 5.15 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Servis Total kebutuhan ruang pada kegiatan servis = 11.653 m 2 92

2. Perhitungan besaran ruang pada ruang pamer Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan secara khusus diperinci sebagai berikut : a. Kebutuhan ruang kegiatan pameran buku Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r. pameran 1000 org 0,9m 2 /org 900 50% 50 stand 9m 2 NAD /stand 450 25% 1 1.462,5 r.panitia 10 org 0,9m 2 /org NAD 9 25% 1 11,25 r. pembicara 5 org 1,2m 2 /org NAD 6 25% 1 7,5 Sound&lighting SB 20 1 20 Total 1.501,25 Sirkulasi 30% x 1.501,25 = 450,375 = (450,375 + 1.501,25 =1.951,625 ~1.952 ) 1.952 Tabel 5.16 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pameran buku b. Kebutuhan ruang kegiatan bedah dan diskusi buku Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r. seminar 500 0,9m 2 /org NAD 450 50% 1 675 r.panitia 10 org 0,9m 2 /org NAD 9 25% 1 11,25 r. pembicara 5 org 1,2m 2 /org NAD 6 25% 1 7,5 Sound&lighting SB 20 1 20 Total 713,75 Sirkulasi 30% x 713,75 = 214,125 = (214,125 + 713,75 = 927,875~928) 928 Tabel 5.17 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Bedah dan Diskusi Buku c. Kebutuhan ruang kegiatan launching buku Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r. seminar 500 0,9m 2 /org NAD 450 50% 1 675 r.panitia 10 org 0,9m 2 /org NAD 9 25% 1 11,25 r. pembicara 5 org 1,2m 2 /org NAD 6 25% 1 7,5 Sound&lighting SB 20 1 20 Total 713,75 Sirkulasi 30% x 713,75 = 214,125 = (214,125 + 713,75 = 927,875~928) 928 Tabel 5.18 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Launching Buku d. Kebutuhan ruang kegiatan perlombaan Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r. lomba 300 1,2m 2 /org NAD 360 50% 1 540 r.panitia 10 org 0,9m 2 /org NAD 9 25% 1 11,25 r. juri 5 org 1,2m 2 /org NAD 6 25% 1 7,5 Sound&lighting SB 20 1 20 Total 578,75 93

Sirkulasi 30% x 578,75 = 173,625 = (173,625 + 578,75 = 752,375~753) 753 Tabel 5.19 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Perlombaan e. Kebutuhan ruang kegiatan pertunjukkan seni Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r. pertunjukkan 100 pemain 1,35m 2 /org NAD 135 100% 1 270 r.panitia 10 org 0,9m 2 /org NAD 9 25% 1 11,25 r. make up pemain 100 org 1,2m 2 /org NAD 120 25% 1 150 r. ganti kostum 1 org 1,5m 2 /org NAD 1,5 25% 10 18,75 Sound&lighting SB 20 1 20 r. penonton 500 org 0,9m 2 /org NAD 450 50% 1 675 Total 1.145 Sirkulasi 30% x 1.145 = 343,5 = (343,5 + 1.145 = 1.488,5) 1.488,5 Tabel 5.20 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Kesenian Rekapitulasi luasan kebutuhan ruang Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan: Kelompok ruang Luasan Kelompok kegiatan umum 1.000 m 2 Kelompok kegiatan utama 12.221 m 2 Kelompok kegiatan pengelola 709 m 2 Kelompok kegiatan penunjang 1.260 m 2 Kelompok kegiatan servis 11.653 m 2 Jumlah 26.843 m 2 Sirkulasi horizontal 30% 8.052,9 m 2 Total 34.896 m 2 Tabel 5.21 Rekapitulasi Besaran Ruang 5.2. ANALISA FISIK 5.2.1. Analisa Kebutuhan Luasan Site Bangunan Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan mmepunyai ketinggian lebih dari 2 lantai, dengan analisa: analisa perhitungan bila bangunan memiliki 3 lantai : 34.896 m 2 / 3 = 11.632 m 2 94

BC 70%, maka 11.632 m 2 / 70% = 16.617,14 m 2 dibulatkan menjadi 16.617 m 2 analisa perhitungan bila bangunan memiliki 4 lantai : 34.896 m 2 / 4 = 8.724 m 2 BC 70%, maka 8.724 m 2 / 70% = 12.462,86 m 2 dibulatkan menjadi 12.463 m 2 analisa perhitungan bila bangunan memiliki 5 lantai : 34.896 m 2 / 5 = 6.979,2 m 2 BC 70%, maka 6.979,2 m 2 / 70% = 9.970,29 m 2 dibulatkan menjadi 9.970 m 2 Berdasarkan analisa perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa lahan/site yang dibutuhkan mimiliki luas antara 9.970 m 2 hingga 16.617 m 2. 5.2.2. Analisa Site 1. Kondisi site terpilih a. Site terletak di koridor Jl. Slamet Riyadi yang merupakan pusat kegiatan bisnis, hiburan, dan juga pariwisata yang juga berdekatan dengan pusat kebudayaan (Mangkunegaran Palace, museum Radya Pustaka dan Sriwedari Park). Gbr. 5.1 Peta Udara Site sumber : gooogle earth.com 95

Jalan pemukiman Jl Diponegoro Pemukiman penduduk Deretan ruko Deretan ruko Gbr. 5.2 Batas-batas Site sumber : dokumentasi pribadi b. Site memiliki luasan sebesar ± 17.800 m 2 dengan batas-batas site: Utara : Jalan Lingkungan dan pemukiman penduduk Selatan : Jl. Slamet Riyadi dan deretan ruko Barat : Jalan Lingkungan dan pemukiman penduduk Timur : Jl. Diponegoro dan rumah makan Bima 96

2. Potensi site Site terpilih tersebut memiliki beberapa kelebihan, antara lain adalah : a. Berdasarkan fungsinya, Jl. Slamet Riyadi termasuk jalan arteri sekunder. Berdasarkan RUTRK Surakarta 1993-2013, jalur ini didominasi oleh bangunan dengan fungsi budaya, pariwisata dan perdagangan dan termasuk ke dalam BWK (Bagian Wilayah Kota) II. b. Luas lahan cukup untuk memenuhi kebutuhan ruang bangunan Pusat Buku di Surakarta mengingat bangunan yang direncanakan akan membutuhkan lahan parkir yang luas. c. Jl. Diponegoro merupakan jalan kolektor sekunder. Jalan ini meliliki lebar + 20 m, kondisinya cukup ramai dan juga dilalui oleh kendaraan umum. d. Site mudah diakses, baik dari dalam maupun luar kota, karena dilalui oleh kendaraan umum. Di dekat site juga terdapat halte yang menunjang kelancaran mobilisasi pengunjung yang menggunakan kendaraan umum. e. Karena terletak di tengah kota, maka site terpilih memiliki jaringan utilitas yang lengkap seperti saluran drainase, saluran PDAM, jaringan listrik, telepon, dan juga pemadam kebakaran. 3. Peraturan bangunan Peraturan bangunan dan rencana ketinggian bangunan di Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Diponegoro adalah : a. Building Coverage (BC) Jl. Slamet Riyadi antara 75-80% sedangkan Building Coverage (BC) Jl. Diponegoro antara 50-75%. Akan tetapi, karena bangunan lebih berorientasi ke Jl. Slamet Riyadi, maka peraturan bangunan dan rencana ketinggian yang dipakai adalah mengacu commit pada to user Jl. Slamet Riyadi. 97

b. Karena mengacu pada Jl. Slamet Riyadi, maka ketinggian bangunan yang diijinkan adalah 9-20 lantai dengan GSB (Garis Sempadan Bangunan) mencapai 7,50-11,25 m. 4. Analisa pengolahan site a. Analisa pencapaian 1) Kriteria : Kondisi dan potensi jalan di sekitar site perencanaan Nilai aksesibilitas atau kemudahan pencapaian yang tinggi, baik untuk berbagai jenis kendaraan maupun pejalan kaki ke dalam site. Adanya pertimbangan terhadap kemungkinan gangguan yang timbul terhadap lalu lintas (crossing) dan lingkungan sekitarnya. Faktor keamanan terhadap operasional dari macammacam pencapaian. Gbr. 5.3 Kondisi Lalu Lintas Jl. Slamet Riyadi, Jl. Diponegoro, dan Jalan Pemukiman Sumber : dokumen pribadi 2013 Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Diponegoro mempunyai alur lalu lintas satu arah, sedangkan jalan-jalan lingkungan mempunyai alur lalu lintas dua commit arah. to user 98

Jalan lingkungan daerah pemukiman, lebar + 7,5 m. Kondisi jalannya relatif sepi, dua arah, hanya dilewati kendaraan pribadi. 2) Analisis Gbr. 5.4 Analisa Pencapaian Terhadap Site Sumber : dokumen pribadi 2013 3) Penerapan konsep dalam desain Jl. Diponegoro mempunyai lebar + 20 m dan jalur lalu lintas satu arah. Kondisi jalanrelatif lebih tenang dibanding dengan Jl. Slamet Riyadi. Ramai pada saat-saat tertentu (event di Mangkunegaran dan Ngarsopuro). Jl. Slamet Riyadi dengan lebar + 22m, merupakan jalan utama dengan jalur satu arah dan mudah dicapai baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan transportasi umum SE ME Keterangan : Gbr. 5.5 Hasil Analisa Pencapaian Site Sumber : dokumen pribadi 2013 ME berada di Jl. Slamet Riyadi, karena sisi site pada area tersebut berhubungan langsung dengan Jl. Slamet Riyadi sehingga sangat potensial untuk dijadikan sebagai entrance. Selain itu, terdapat faktor-faktor pendukung lainnya, yaitu : Mudah dikenali dan mudah dicapai pengunjung Arah kedatangan commit to pengunjung user biasanya dari jalan utama 99

Kondisi lalu lintas cukup lancar, tidak ada crossing atau gangguan yang cukup berarti mengingat jalan tersebut berjalur satu arah SE berada di jalan lingkungan sebelah barat, karena kondisi jalan pada sisi site ini relatif sepi tidak sepadat Jl. Slamet Riyadi. Diharapkan kegiatan servis yang terjadi nantinya tidak menggangu kelancaran kegiatan utama, kegiatan lainnya dan pengunjung. Area servis Area publik Gbr. 5.6 Zonifikasi (horizontal) Hasil Analisa Pencapaian Site Sumber : dolumen pribadi 2013 b. Analisa orientasi bangunan 1) Kriteria Bangunan mudah dicapai dan mudah untuk dikenali Tata massa bangunan yang tidak merusak suasana lingkungan Pemanfaatan potensi site dan lingkungannya dengan semaksimal mungkin 100

Orientasi tidak potensial karena arah pandang ke arah site dari area ini tertutup bangunan pemukiman penduduk 2) Analisa Orientasi sangat potensial, karena pada area ini, bangunan diekspose ke public di Jl. Diponegoro sehingga nilai komersial cukup tinggi dan arah pandang luas. Orientasi potensial karena arah pandang ke arah site dari area ini cukup luas sehingga mempunyai nilai komersial yang cukup tinggi Gbr. 5.7 Analisa Orientasi Bangunan Terhadap Site Sumber : dokumen pribadi 2013 3) Penerapan konsep dalam desain Orientasi sangat potensial, karena pada area ini, bangunan banyak diekspose ke public di Jl. Slamet Riyadi sehingga nilai komersial tinggi dan arah pandang luas. Area ini merupakan area orientasi primer baik pada site maupun massa bangunannya karena pada area inilah site dan massa bangunan akan terekspose secara maksimal sehingga memerlukan pengolahan site dan massa yang maksimal 1 2 Area ini merupakan area orientasi sekunder untuk ekspose massa bangunan Gbr. 5.8 Hasil Analisa Orientasi Bangunan Terhadap Site Sumber : dokumen pribadi 2013 Area servis Area publik Gbr. 5.9 Zonifikasi (horizontal) Hasil Analisa Orientasi Bangunan Terhadap Site 101 Sumber5 : dokumen pribadi 2013

c. Analisa klimatologi 1) Kriteria Arah datang sinar matahari Arah angin yang berhembus 2) Analisa Angin barat laut membawa panas yang menyengat dan cenderung kering Karena matahari sore bersifat tidak menyehatkan (menyebabkan silau dan menyengat), maka bukaan bangunan pada area tersebut dibuat seminimal mungkin untuk mereduksi panas ke dalam bangunan Bagian bangunan yang menghadap utara-selatan lebih besar untuk memaksimalkan cahaya yang relative lebih lunak dan lebih merata baik pada pagi hari maupun pada siang hari Gbr. 5.10 Analisa Faktor Klimatologis Terhadap Site Sumber : dokumen pribadi 2013 3) Penerapan konsep dalam desain Sifat matahari pagi adalah menyehatkan, maka bukaan pada area ini cenderung lebih besar sekaligus sebagai orientasi view Angin tenggara sejuk & kandungan airnya cukup sehingga bisa dimanfaatkan untuk system penghawaan alami Area ini sesuai untuk kegiatan pengelolaan dan servis Berdasarkan analisis di atas, area ini sangat sesuai untuk fungsi ruang kegiatan utama yang bersifat publik karena sifat ruangan yang sangat terbuka dan terekspos lebih banyak Gbr. 5.11 Hasil Analisa Faktor Klimatologis Terhadap Site Sumber : dokumen pribadi 2013 102

Area servis Area publik Gbr. 5.12 Zonifikasi (horizontal) Hasil Analisa Faktor Klimatologis Terhadap Site Sumber : dokumen pribadi 2013 d. Zonifikasi Zona ini sesuai untuk kegiatan pengelolaan, servis Zona ini sesuai untuk kegiatan utama yang bersifat publik tetapi lebih membutuhkan ketenangan seperti area perpustakaan Gbr. 5.13 Zonifikasi Akhir (horizontal) Sumber : dokumen pribadi 2013 Zona ini sesuai untuk kegiatan utama yang memang bersifat publik yaitu kegiatan jual beli buku, pameran buku, perlombaan dan kegiatan lain yang menghasilkan tingkat kebisingan cukup tinggi 103

Keterangan : Gbr. 5.14 Zonifikasi Vertikal Sumber : dokumen pribadi 2013 Area kios, toko, stand, perpustakaan, kafe, dll. Ruang pamer + hall Plaza + RTH ME + jalur sirkulasi kendaraan SE + R.parkir + droping area Ruang servis + karyawan + kantor 5.2.3. Analisa Penekanan Fleksibilitas Pada Ruang Pamer Berdasarkan indikator fleksibilitas yang telah dibahas di bab II, pemilihan indikator ruang berdasarkan jenis ruang yang mewadahi aktivitas pengguna, yaitu: Ruang fix, adalah ruangan yang tidak dapat dirubah baik luasan, tinggi lantai, dan batasan ruang, fungsi ruang ini biasanya hanya satu jenis 104

Ruang non fix, adalah ruangan yang dapat dirubah luasan, tinggi lantai, batasan ruang, bukaan, tampilan bahkan furniture yang ada di dalam ruangan. Biasanya ruangan ini memiliki fungsi lebih dari satu. Berikut adalah indikator fleksibilitas yang dapat diaplikasikan kedalam bangunan: Gbr. 5.15 : indikator fleksibilitas ruang Sumber: www.ceps.eu 105

1. Analisa bentuk ruang pamer berdasarkan aplikasi penekanan fleksibilitas a. Segi empat Bentuk segi empat merupakan bentuk yang stabil. Bila dibagi secara simetris dan tegak lurus bentuk pecahannya akan sama dengan bentuk dasarnaya, hanya luasannya yang berbeda. Bentuk ini paling memungkinkan memiliki sudut yang sama / tetap dengan sudut bentuk dasar pada setiap bentuk pecahannya Selain itu bentuk segiempat mempunyai jumlah pembagi yang paling banyak dibanding bentuk lainnya. Sehingga lebih mudah untuk dirubah konfigurasinya. Penataan perabot juga lebih mudah dan efisien tempat karena tidak banyak atau bahkan tidak ada sudut yang terbuang (semua sudut dapat terpakai). b. Segi tiga Gbr 5.16 : Analisa bentuk ruang pamer dengan bentuk dasar segi empat Sumber: dokumen pribadi 2013 Bentuk segitiga merupakan bentuk yang kurang luwes. Sudut-sudut yang terbentuk (apalagi sudut tajam) sering menjadi dead area apabila tidak diolah secara benar. Banyaknya sudut yang disfungsional membuat bentuk segitiga menjadi kurang efisien dalam sebuah ruang. 106

Gbr 5.17 : Analisa bentuk ruang pamer dengan bentuk dasar segitiga Sumber: dokumen pribadi 2013 c. Lingkaran Bentuk lingkaran adalah bentuk massa yang dinamis karena mempunyai pandangan ke segala arah. Namun, dalam tingkat pembagi tinggi akan membentuk sebuah sudut yang cukup tajam dan menjadi dead area. Lay out furnitur lebih susah karena bentuk furnitur harus menyesuaikan bentuk lengkung dan sudut yang ada sehingga kurang bisa mengandalkan stock dipasaran pada umumnya. Gbr 5.18 : Analisa bentuk ruang pamer dengan bentuk dasar lingkaran Sumber: dokumen pribadi 2013 2. Fleksibilitas pada ruang pamer Penekanan fleksibilitas yang diaplikasikan pada ruang pamer pada Pusat Buku di Surakarta ditinjau berdasarkan 3 hal, yaitu kapasitas, kualitas ruang, dan fungsi. a. Fleksibilitas mengarah pada kapasitas ruang Dalam hal ini fleksibitas berpengaruh terhadap besaran ruang. Ruang dimungkinkan dapat berubah konfigurasi berdasarkan kapasitas yang akan commit ditampung to user hingga jumlah tertentu yang telah 107

ditentukan. Sehingga dimungkinkan pada satu ruang besar dapat tercipta beberapa ruang-ruang kecil sesuai dengan kebutuhan kapasitas yang akan diwadahi. Gbr 5.19 : indikator fleksibilitas ruang mengarah pada kapasitas Sumber: www.ceps.eu Fleksibilitas dalam hal ini sangat erat berkaitan dengan struktur bangunan baik struktur utama (rangka utama bangunan) maupun struktur pendukung (pembagi / pembatas ruang). Gbr 5.20 : perubahan konfigurasi ruang pamer pada Pusat Buku di Surakarta karena perbedaan kapasitas yang diwadahi masing-masing event Sumber : dokumen pribadi 2013 Berdasarkan ilustrasi di atas terdapat sebuah ruang besar yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian kecil sesuai kebutuhan 108

kapasitas yang akan diwadahi. Pembagi ruang menggunakan dinding partisi yang ketika dibutuhkan ruang yang luas karena kapasitasnya yang besar partisi dilipat dan disimpan pada ruang penyimpanan yang telah disediakan dan ketika membutuhkan ruang yang lebih kecil karena kapasitasnya lebih sedikit partisi dapat ditarik sesuai dengan kebutuhan besaran ruang. Penggunaan partisi tersebut membentuk ruang pamer yang bersifat fleksibel atau mudah diubah konfigurasinya sesuai kapasitas yang ingin diwadahi. b. Fleksibilitas mengarah pada kualitas ruang Dengan penekanan fleksibilitas ini ruang dapat diatur secara desain enclosure nya. Seperti ruang dapat didesain terbuka / tertutup, terang / gelap, luas / sempit, dll. Kualitas ruang dapat diciptakan melalui elemen dinding dan atap. Dinding partisi Gbr. 5.21 Penggunaan sistem partisi pada ruang pamer Pusat Buku di Surakarta Sumber : dokumen pribadi 2013 Pemilihan penggunaan sistem dinding partisi adalah karena sifatnya yang fleksibel. Penggunaan partisi dapat di tiada kan dengan melipat dan meyimpan partisi. Ketinggian commit partisi pun to user dapat di atur sesuai kebutuhan pada 109

masing-masing acara. Sistem partisi yang fleksibel seperti di atas dapat membantu membentuk kualitas ruang yang ingin ditampilkan pada acara yang diselenggarakan. Atap Selain dari dinding partisi, atap juga dapat membantu untuk mengarahkan pada penciptaan kualitas ruang. Menciptakan kesan ruang terbuka-tertutup. Teknologi retractable roof dapat diterapkan sebagai atap pada area ruang pamer. Gbr. 5.22 Sistem retractable roof pada stadion Sumber : www.worldstadiums.com c. Fleksibilitas mengarah pada fungsi ruang Penekanan fleksibilitas yang mengarah pada fungsi ruang memungkinkan ruang dapat menampung beberapa kegiatan, baik yang bersifat formal maupun non formal. Gbr. 5.23 Suasana ruang pamer dengan fungsi non formal (kiri) dan formal (kanan) Sumber : www.eventsolo.com 110

5.2.4. Analisa Gubahan Massa 1. Bentuk dasar massa Bentuk massa yang akan digunakan dalam perancangan Pusat Buku di Surakarta adalah bentuk massa yang dapat mendukung kegiatan yang diwadahi. Kegiatan pada Pusat Buku di Surakarta tentunya berhubungan dengan buku dan erat kaitannya dengan membaca. Untuk mendukung kegiatan membaca tersebut diperlukan pencahayaan yang cukup. Oleh karena itu, Pusat buku di Surakarta dirancang dengan banyak bukaan berupa jendela kaca dengan tujuan mendapatkan pencahayaan yang cukup. Waktu operasional Pusat Buku di Surakarta antara jam 08.00-21.00 WIB. Berdasarkan waktu operasional tersebut sangat dimungkinkan untuk mendapatkan pencahayaan yang cukup dengan memanfaatkan cahaya matahari. Selain itu, dengan memanfaatkan cahaya matahari dapat menekan beban operasional listrik Pusat Buku di Surakarta. Alternatif bentuk-bentuk dasar yang akan digunakan sebagai acuan dalam penentuan bentuk massa bangunan meliputi: a. Segi empat Gbr 5.24 : Analisa gubahan massa dengan bentuk dasar segi empat Sumber: dokumen pribadi 2013 111

Bentuk segi empat merupakan bentuk massa yang cenderung simetri, teratur dan mendukung bentuk-bentuk geometris. Secara struktur bentuk segi empat lebih mudah karena gridnya yang teratur. Lebih mudah dan efisien dalam lay out perabot. Pengolahan bentuk yang kurang tepat akan membuat bentuk terkesan kaku dan monoton. b. Segi tiga Gbr 5.25 : Analisa gubahan massa dengan bentuk dasar segi tiga Sumber: dokumen pribadi 2013 Bentuk segitiga merupakan bentuk yang kurang luwes. Banyaknya sudut yang disfungsional membuat bentuk segitiga menjadi kurang efisien menjadi sebuah ruang. Sama seperti bentuk segi empat, cahaya hanya dapat masuk melalui bidang permukaan yang lansung terkena paparan cahaya matahari. Dalam kasus bangunan bertingkat penentuan grid struktur harus benar-benar tepat sehingga menciptakan ruang yang optimal dan efisien. 112

c. Lingkaran Gbr 5.26 : Analisa gubahan massa dengan bentuk dasar lingkaran Sumber: dokumen pribadi 2013 Bentuk lingkaran adalah bentuk massa yang dinamis. Karena mempunyai pandangan ke segala arah bentuk ini mempunyai pengaruh visual yang kuat. Bentuknya yang tak bersudut memberikan efek suasana ruang yang luas dan luwes. Bentuk lingkaran dengan sudut luar yang lebar sangat memungkinkan cahaya dapat leluasa untuk masuk ke dalam ruangnya. Selain itu karena bentuk luarnya yang cembung dapat memantulkan cahaya lebih luas sesuai hukum dalam ilmu fisika dimana sifat bidang cembung menghasilkan sudut pantul yang lenih besar. Untuk mengoptimalkan luasan ruang dan menambah nilai estetika dalam sudut pandang kerapian dapat menggunakan struktur kolom inti atau core. Dari ketiga alternatif bentuk di atas, bentuk yang dianggap sesuai dengan perancangan Pusat Buku di Surakarta adalah bentuk segi empat. Bentuk segi empat merupakan bentuk yang netral, mudah diolah, tidak mengacu pada satu arah dan yang paling membedakan dengan bentuk yang lain bahwa bentuk segi empat adalah bentuk yang 113

paling efisien dalam penggunaan ruang dan paling efektif ketika dihubungkan dengan penataan perabot. 2. Analisa pola tata massa Dasar pertimbangan: Konsep pola sirkulasi dalam tapak. Zonifikasi kegiatan pada tapak. Konsep fleksibilitas yang ditekankan terutama pada ruang pamer. Analisa: Terdapat beberapa klasifikasi pola tata massa yang biasa digunakan dalam mendesain bangunan, yaitu: Massa Tunggal - Kelebihannya terkait dengan nilai ekonomi, yaitu pengaturan massa mudah, efisiensi penggunaan lahan, struktur mudah. - Kekurangannya antara lain, bentuk terlalu kaku dan terkesan monoton/ membosankan. Massa Majemuk Pola Menyebar - Kelebihannya antara lain, bentuk mudah dikembangkan dan tidak terkesan monoton sehingga dapat memberi daya tarik lebih bagi masyarakat. - Pola Penyebaran massa dapat disesuaikan dengan kondisi klimatologis lingkungan. - Kekurangannya antara lain, secara nilai ekonomi, efisiensi commit lahan kurang to user dan struktur rumit. 114

Massa Majemuk Pola Berkelompok - Kelebihannya antara lain, bentuk lebih estetis dan tidak terkesan monoton sehingga dapat memberi daya tarik lebih bagi masyarakat. - Kekurangannya yaitu struktur lebih rumit. Hasil analisa: Berdasarkan teori di atas yang disinkronkan dengan keadaan site terpilih yang mempunyai keterbatasan luasan maka pola tata massa yang digunakan pada Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan adalah pola massa tunggal. Untuk menyiasati banyaknya aktivitas yang harus diwadahi dalam Pusat Buku di Surakarta, pola massa tunggal yang terpilih akan didesain mempunyai lantai lebih dari satu (berlantai banyak) dengan pembagian zonifikasi secara vertikal. 3. Analisa tampilan fisik bangunan Desain tampilan fisik bangunan Pusat Buku di Surakarta didasarkan pada rancangan desain yang mendukung kegiatan di Pusat buku di Surakarta terutama kegiatan membaca. Desain yang dirancang diharapkan dapat memberikan kenyamanan membaca kepada pengunjung dengan memberikan penerangan yang cukup. Gbr. 5.27 Bangunan yang banyak menggunakan material transparan untuk memasukkan cahaya ke dalam ruang Sumber : www.pps.org 115

Lokasi site Pusat Buku di Surakarta sangat dekat dengan lokasi Keraton Mangkunegaran, dimana kawasan tersebut merupakan kawasan segitiga budaya. Bermaksud tidak melupakan hal tersebut tetapi juga tidak terlalu menonjolkannya dalam desain, pada beberapa bagian dinding eksterior Pusat Buka di Surakarta dipasang ornamen tradisional. 4. Gubahan Massa Gbr. 5.28 Ornamen adaptasi bentuk tradisional Sumber : Tabloid Asri edisi Juni 2013, design boom Gbr. 5.29 Gubahan massa Pusat Buku di Surakarta Sumber : dokumen pribadi 2013 116

Dari hasil analisa bentuk dasar gubahan massa, pola tata massa terpilih dan analisa tampilan fisik bangunan maka didapatkan bentuk dasar bangunan lingkaran dengan banyak bukaan dan penggunaan material transparan (kaca) serta lubang di tengah bangunan untuk mengoptimalkan masuknya cahaya ke dalam bangunan. 5.2.5. Analisa Sistem Struktur Dalam melakukan pemilihan sistem struktur yang sesuai dengan perencanaan bengunan Pusat Buku di Surakarta, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan : 1. Sub struktur Sub struktur membahas mengenai pondasi bangunan. Pondasi adalah bagian struktur bangunan yang berfungsi sebagai penyalur beban bangunan ke dalam tanah. Disamping itu pondasi juga bertugas mengamankan bangunan dari keruntuhan akibat beban-beban dari dalam tanah, misalnya penurunan permukaan tanah akibat dislokasi lapisan tanah, getaran-getaran dalam tanah, tekanan horisontal tanah (pada pondasi turap), dan lain sebagainya (materi SKBG 1). Alternatif pondasi yang dapat digunakan : Pondasi foot plat Mampu mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk jenis tanah yang tidak terlalu keras, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam. Gbr. 5.30 Pondasi Foot plat Sumber : architectaria.com 117

Pondasi sumuran Mendukung bangunan berlantai banyak, dapat digunakan pada berbagai jenis tanah, dimensi yang besar dan banyak membuang tanah galian. Pondasi tiang pancang Mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk tanah yang cukup keras, penggalian tanah untuk pondasi cukup dalam. Gbr. 5.31 Pondasi sumuran Sumber : teknikbangunansmkn3kuningan.blogspot.com Pusat Buku di Surakarta direncanakan mempunyai ketinggian lantai tidak lebih dari 4 lantai dan jenis tanah pada site yang dipilih adalah tanah yang tidak begitu keras, sehingga pondasi yang sesuai untuk digunakan adalah jenis pondasi foot plat. Gbr. 5.32 Pondasi tiang pancang Sumber : hydroengi.blogspot.com 118

2. Super struktur Super struktur merupakan sistem struktur badan bangunan. Sistem struktur badan yang banyak digunakan pada bangunan komersial adalah Shear Wall/Core Wall system dan sistem struktur rangka. Pemilihan struktur badan ini disesuaikan dengan pola peruangan dalam bangunan. Pada Pusat Buku di Surakarta tidak semua sekat ruang dirancang menggunakan dinding massif (dinding batu bata). Ada beberapa bagian sekat ruang yang didesain menggunakan partisi. Dalam hal ini dinding tidak berfungsi sebagai pemikul beban. Oleh karena itu, struktur rangka dipilih menjadi struktur utama bangunan Pusat Buku di Surakarta, dimana beban dari atap akan disalurkan ke pondasi melalui kolom. 3. Upper struktur Gbr. 5.33 Struktur Rangka (kiri) dan Struktur Core (kanan) Sumber : www.structuremag.org Upper struktur merupakan sistem struktur bagian atas bangunan. Berikut beberapa alternatif upper struktur : Struktur rangka baja Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. Struktur atap dengan karakter seperti ini sangat potensial 119

untuk diekspos. Bisa menjadi alternatif ruang-ruang yang membutuhkan bentang lebar. Struktur kabel Struktur ini dapat menahan atap dengan bentangan besar. Dari segi artistik, konstruksi ini memiliki nilai lebih untuk eksterior bangunan. Spaceframe Space frame adalah struktur rangka yang membentuk bidang 3 dimensi. Struktur ini sangat kaku dan memiliki kekuatan yang baik dan dapat mencapai bentang yang cukup lebar, dengan hanya membutuhkan ketebalan 5% dari lebar bentang. Sedangkan untuk kantilever membutuhkan ketebalan 7 sampai dengan 14 persen dari bentang. Struktur beton bertulang atau dag Bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas. Struktur rangka kayu Bentangan relatif kecil dan variasi bentuk terbatas. Bangunan Pusat Buku di Surakarta direncanakan menggunakan kombinasi 2 jenis atap, yaitu : Atap space frame Atap space frame digunakan sebagai penutup bangunan utama selain area di atas ruang pamer. Pemilihan atap ini dengan dasar pertimbangan luas bangunan, elelmen estetika dan dapat menjadi alat penunjuk waktu pembangunan. 120

Retractable roof Ruang pamer dirancang bisa menjadi ruang terbuka maupun tertutup sesuai dengan kebutuhan fungsi kegiatan yang diwadahi. Oleh karena itu, atap ruang pamer dirancang menggunakan teknologi retractable roof atau atap yang bisa dibuka tutup seperti atap stadion-stadion modern seperti stadion di Madrid, Veltins-Arena Gelsenkirchen, Sapporo Dome Jepang, Amsterdan Arena, University of Phoenix Stadium. Material atap menggunakan fiberglass yang dilapisi teflon sehingga tahan terhadap cuaca baik saat hujan deras maupun terik matahari yang sangat menyengat. Material transparan akan membuat ruang pamer tetap terang di siang hari meskipun tertutup atap. Retractable roof digunakan sebagai penutup ruang pamer dengan maksud memberikan efek-efek tertentu pada ruang pamer, seperti ruang pamer terasa semakin luas dan membawa suasana luar ke dalam ruang ketika atap dibuka, menjadi ruang yang lebih formal ketika atap ditutup. Gbr. 5.34 Sistem retractable roof Sumber : www.worldstadiums.com 121

5.2.6. Analisa Sistem Utilitas 1. Sistem air bersih Sumber air bersih yang tersedia dilokasi berupa sumur artesis dan PAM, keduanya dapat difungsikan. Sebagai sumber air alternatif dapat digunakan air hujan yang ditampung diatap kemudian dilakukan treatment agar dapat digunakan. 2. Sistem air kotor Air kotor yag berasal dari bangunan didaur ulang dalam kolam-kolam tretment untuk dimanfaatkan kembali untuk keperluan bangunan utilitas bangunan. Sisa air kotor yang tidak dapat dimanfaatkan kembali diresap ketanah setempat. 3. Sistem listrik Sumber listrik utama berasal dari PLN. Disediakan cadangan berupa satu genset untuk kebutuhan darurat. Untuk mendukung cadangan energi listrik dan untuk menghemat penggunaan listrik PLN digunakan panel surya. 4. Sistem penghawaan Sistem penghawaan pada Pusat Buku di Surakarta lebih ditekankan pada pemeliharaan kondisi buku serta kenyamanan pengunjung. Untuk menjaga kondisi buku agar tidak cepat rusak buku, suhu dan kelembapan ruangan harus selalu dijaga. Standar penyimpanan buku yaitu antara 20-24º C dan kelembaban antara 45-60%. Sedangkan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung dapat dilakukan dengan menjaga suhu pada suhu ruangan yaitu tidak lebih dari 27º C. Perlu diperhatikan bahwa Indonesia merupakan negara tropis dan untuk suhu Kota Surakarta sendiri saat ini cukup tinggi. 122

Oleh karena itu sistem penghawaan yang dipilih adalah sistem penghawaan buatan. Strategi sistem penghawaan buatan yang diterapkan adalah : a. Sistem sentral AC, digunakan pada ruang-ruang tertentu yang berhubungan langsung dan erat dengan buku seperti perpustakaan, toko buku, kios buku. Dengan memasang AC, berarti ruangan harus dalam keadaan tertutup dan secara tidak langsung mengurangi masuknya debu. AC dapat membantu mengatur suhu dan kelembaban udara ruangan sesuai dengan standar penyimpanan buku, serta mencegah perkembangan tumbuhnya jamur pada buku. Yang perlu diperhatikan, sebaiknya AC dihidupkan 24 jam, karena bila tidak justru dapat merusak buku. Selain ruang-ruang yang berhubungan langsung dan erat dengan buku ada ruang-ruang lain yang membutuhkan pengaturan suhu khusus sesuai kebutuhan ruang seperti ruang pameran, foodcourts, serta ruang-ruang yang terdapat perangkat elektronik yang diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat menimbulkan panas. b. Sistem Split AC, digunakan pada ruang-ruang privat yang membutuhkan pengaturan penghawaan tersendiri dan ruang lingkup yang kecil, seperti: ruang pengelola, ruang penerbitan. c. Exhaust Fan, digunakan pada ruang servis, seperti dapur, lavatory, fasilitas parkir dan basement. Untuk membantu kerja sistem penghawaan buatan, pada Pusat Buku di Surakarta menggunakan secondary skin. Secondary skin berfungsi untuk memaksimalkan pendinginan alami bangunan (Passive Solar Cooling). Selain itu, untuk menyerap panas sinar matahari yang 123