2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE GENERATING INTERACTION BETWEEN SCHEMATA AND TEXT (GIST) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi merupakan salah satu kegiatan berbahasa tulis yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Fersil Viali, 2016 Penerapan Metode Copy The Master dalam Pembelajaran Menulis Petunjuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

L PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelas satu, dua dan tiga. Menurut Wassid dan Sunendar (2011:256) Pembelajaran

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN METODE CIRC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN WACANA NON FIKSI DI KELAS X SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

Oleh : Nur Utami Guru SDN Mendiro 2 Kecamatan Ngrambe Kata Kunci : Kemampuan Membaca, Pemahaman, Surat Kabar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi (SK) : 13. Memahami pembacaan cerpen (KD) : 13.1

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Desti Fatin Fauziyyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

ARTIKEL. oleh: NANDA MAITA F.G NIM ABSTRAK

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai. Keterampilan membaca merupakan proses reseptif yang diperlukan sebelum melakukan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Kemampuan membaca memiliki keterkaitan dengan kemampuan berbahasa lainnya, salah satunya adalah keterkaitan dengan kemampuan menulis. Pada era modern ini kemampuan membaca dan menulis sangatlah penting untuk dikuasai. Menurut Mawardi (2009, hlm. 15) menulis dan membaca merupakan dua keahlian standar yang harus dimiliki setiap manusia modern. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kemampuan membaca dan menulis dapat menunjang kehidupan di masa modern seperti saat ini. Berbeda dengan menulis, membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Membaca merupakan keterampilan yang kompleks. Menurut Nurhadi (dalam Somadayo, 2011, hlm. 5) membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa faktor intelegensi, minat, sikap bakat, motivasi, dan tujuan membaca. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca. Salah satu jenis dalam keterampilan membaca adalah membaca pemahaman. Menurut Rubin (dalam Somadayo, 2011, hlm.7) membaca pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang mencakup dua kemampuan utama, yaitu penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal. Pendapat tersebut memandang bahwa dalam membaca pemahaman terjadi konsentrasi dua arah. Pembaca secara aktif merespons dan mengungkapkan bunyi tulisan dan bahasa yang digunakan oleh penulis kemudian pembaca dituntut untuk mengungkapkan makna yang terkandung dalam teks

2 tersebut. Sementara Tarigan (2013, hlm.56) menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan jenis membaca yang bertujuan untuk memahami standarstandar atau norma-norma kesastraan (literal standars), resensi kritis (critical review), drama tulis (printed drama) serta pola-pola fiksi (apttrens of fiction). Berkenaan dengan pendapat Tarigan tersebut, salah satu dari tujuan membaca pemahaman adalah untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan (literal standars) dan resensi kritis (critical review), maka salah satu teks yang dapat dijadikan bahan bacaan dalam membaca pemahaman adalah teks cerita anak. Cerita anak merupakan karya sastra bergenre prosa. Cerita anak pada umumnya memiliki karakteristik yang sama dengan cerita pendek, hanya saja dalam cerita anak pembacanya dikhususkan bagi anak-anak. Perbedaan yang terlihat dari cerita anak dan cerita umum lainnya selain dari segi pembaca juga terdapatnya nilai moral yang terkandung dalam cerita anak tersebut. Kompetensi dasar yang ditujukan untuk kelas tujuh menyebutkan bahwa siswa dituntut untuk dapat menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam cerita anak. Realitas kehidupan tersebut tentu bekenaan dengan pesan moral. Untuk menemukan realitas kehidupan yang terefleksi dalam cerita, tentu siswa harus membaca teks cerita anak tersebut dengan penuh pemahaman. Kegiatan membaca perlu dibiasakan sejak usia dini, yakni setelah anak mengenal huruf. Kebiasaan tersebut akan mendorong anak mempunyai minat baca yang tinggi. Dengan adanya minat baca tentu kemampuan membaca pemahaman pun akan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki minat baca. Di sekolah, kurangnya antusias siswa dalam kegiatan membaca, menyebabkan rendahnya kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki. Permasalahan mengenai rendahnya kemampuan membaca pemahaman tersebut, tidak dapat dikatakan sebagai kelalaian dari guru. Namun hal tersebut terjadi karena faktor kebiasaan membaca dan minat baca siswa. Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama, kemampuan membaca pemahaman sudah seharusnya menjadi keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Fakta menunjukkan bahwa dalam soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) bahkan

3 soal-soal Ujian Akhir Nasional (UAN) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan ide pokok, gagasan utama, membaca grafik/tabel, menentukan tema dan amanat dalam teks sastra, dan lain sebagainya. Tanpa adanya kemampuan membaca pemahaman yang tinggi sangat sulit siswa untuk menjawab soal-soal tersebut. Sehingga tidak aneh jika sangat sedikit siswa yang mendapatkan nilai sempurna dalam Ujian Akhir Sekolah ataupun Ujian Akhir Nasional. Melihat keadaan yang demikian, di sinilah peran membaca pemahaman sangat diperlukan. Sejauh ini, siswa menilai saat pembelajaran membaca menjadi pembelajaran yang membosankan. Siswa sering sekali terlihat bosan ketika dihadapkan dengan teks bacaan yang begitu panjang, tidak adanya interaksi antara guru dan siswa lainnya pada saat pembelajaran membaca membuat antusias siswa berkurang. Adanya permasalahan seperti yang telah dikemukakan tersebut, mengindikasikan bahwa pembelajaran membaca pemahaman memerlukan perhatian dari guru sebagai fasilitator atau penyampai materi dalam pembelajaran. Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran bergantung kepada guru. Untuk itu keberhasilan guru dalam mengelola kelas pada saat proses pembelajaran sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru harus mampu meningkatkan minat dan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Guru harus mampu merangsang siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Selain itu penggunaan media pun sangat penting, sehingga siswa tidak lagi merasa bosan pada saat pembelajaran terutama saat pembelajaran membaca pemahaman. Kurangnya antusias siswa menjadikan konsentrasi yang dibutuhkan dalam membaca pun semakin berkurang. Keadaan seperti inilah yang harus diubah, sehingga paradigma siswa mengenai pembelajaran membaca dapat berubah. Padahal dengan membaca siswa akan mengetahui dunia. Maka tidak salah jika membaca dikatakan sebagai jendela dunia. Jika dalam pembelajaran guru menggunakan metode dan media yang inovatif bukan tidak mungkin jika pembelajaran membaca menjadi pembelajaran yang menyenangkan sehingga berpengaruh pula dengan hasil belajar.

4 Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah cooperative integrated reading and composition (CIRC) dengan media kartu pelengkap. Penerapan metode CIRC dengan media kartu pelengkap dalam pembelajaran membaca teks cerita anak, siswa dituntut untuk bekerja sama dalam kelompok untuk memahami cerita anak, mengidentifikasi unsur intrinsik, menganalisis struktur cerita anak, kemudian memperkirakan akhir cerita, dan menceritakan kembali teks yang dibaca ke dalam bentuk tulisan dengan bantuan kartu pelengkap berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari membaca (meringkas cerita). Metode ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk mengatasi permasalahan yang dialami pada saat pembelajaran membaca. Metode ini sebelumnya sudah pernah diujicobakan dalam penelitian tindakan kelas yang kemudian disusun menjadi skripsi oleh Wahyudin (2014) dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Anekdot Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Berbantuan Media Komik Strip (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Pasundan 3 Bandung Tahun Ajar 2013-2014). Penelitian tersebut membuktikan adanya peningkatan nilai praktik menulis teks anekdot dengan menggunakan metode CIRC berbantuan media komik strip. Pada siklus 1 nilai rata-rata siswa yakni 67,68, sedangkan pada siklus 2 rata-rata nilai siswa yakni 85,58. Penggunaan metode yang sama pun sebelumnya sudah pernah diujicobakan oleh Rosmiati (2014) dalam tesisnya yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Cerita Anak Dengan Strategi CIRC pada Siswa Kelas IV SD (Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Percobaan Cileunyi Kabupaten Bandung). Media kartu pelengkap sendiri sudah pernah diujicobakan oleh Arifuddin (2010) dalam tesisnya yang berjudul Penggunaan Media Kartu Pelengkap dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca di Madrasah Tsanawiyah Yaspuri Malang - Jawa Timur. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

5 Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada adalah kali ini peneliti akan mengujicobakan metode CIRC dengan media kartu pelengkap dalam pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak. Penelitian menggunakan media kartu pelengkap sebagai salah satu stimulus bagi siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak. Penelitian-penelitian terdahulu yang menerapkan metode CIRC dalam pembelajaran membaca teks cerita anak tidak terlihat adanya penggunaan media. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menyelenggarakan penelitian dengan judul Penerapan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan Media Kartu Pelengkap dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015). B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut. 1. Siswa kurang berantusias dalam pembelajaran membaca. 2. Rendahnya minat baca memengaruhi kemampuan membaca pemahaman. 3. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang menekankan interaksi antara sesama siswa. 4. Penggunaan media pembelajaran yang kurang variatif. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana profil pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak siswa kelas VII di SMPN 10 Bandung?

6 2. Bagaimana proses pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak menggunakan metode CIRC dengan media kartu pelengkap pada siswa kelas VII di SMPN 10 Bandung? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca pemahaman teks cerita anak siswa di kelas eksperimen yang menggunakan metode CIRC bermedia kartu pelengkap dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan metode terlangsung? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. mendeskripsikan profil pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak siswa kelas VII di SMPN 10 Bandung; 2. mendeskripsikan proses pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak menggunakan metode CIRC dengan media kartu pelengkap pada siswa kelas VII di SMPN 10 Bandung; 3. mendeskripsikan perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca pemahaman teks cerita anak siswa di kelas eksperimen yang menggunakan metode CIRC bermedia kartu pelengkap dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan metode terlangsung. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat bukti keefektifan metode CIRC dengan media kartu pelengkap dalam pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak. 2. Manfaat praktis

7 a. Manfaat bagi guru yakni dapat menambah referensi metode pembelajaran dengan menerapkan metode CIRC dengan media kartu pelengkap dalam pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak. b. Manfaat bagi siswa yakni dapat mempermudah dalam memahami bacaan karena siswa saling bertukar pikiran dan informasi sesama anggota kelompok mengenai teks yang dibacanya. c. Manfaat bagi peneliti yakni dapat mengetahui keefektifan metode CIRC dengan media kartu pelengkap dalam pembelajaran membaca pemahaman teks cerita anak. F. Struktur Organisasi Skripsi Penelitian ini akan dituangkan dalam lima bab yang berisikan segala hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Lebih jelasnya pemaparan kelima bab tersebut adalah sebagai berikut. 1. Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang hal-hal yang mendasari dilakukannya penelitian. Pada dasarnya bab satu ini berisi informasi mengenai keseluruhan penelitian yang dilakukan. Bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini. 2. Bab II Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition), Media Kartu Pelengkap, dan Membaca Pemahaman Teks Cerita Anak Bab ini berisi landasan teoretis dan kajian pustaka yang mendukung penelitian. Bab dua membahas tentang variabel-variabel yang menjadi subjek penelitian yang dipandang dari sudut teoristik. Bab dua landasan teoretis berisi ihwal metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), ihwal media kartu pelengkap, dan ihwal membaca pemahaman teks cerita anak.

8 3. Bab III Metode Penelitian Bab tiga ini berisi bagaimana cara pengumpulan data. Pada bab tiga ini dibahas mengenai desain atau rancangan yang digunakan dalam penelitian, bagaimana penetapan populasi dan sampel, teknik penelitian, instrumeninstrumen yang dibutuhkan dalam penyajian data, dan cara pengolahan data. 4. Bab IV Temuan dan Pembahasan Bab empat ini berisi mengenai hasil temuan dan pembahasan dari penelitian yang diambil berdasarkan hasil analisis data. Temuan-temuan tersebut berupa data tes awal dan tes akhir kelas eksperimen maupun kelas kontrol, hasil wawancara dengan salah satu guru bahasa Indonesia, lembar aktivitas guru, dan lembar aktivitas siswa. Selanjutnya, temuan-temuan tersebut dianalisis. Bagian selanjutnya, yaitu pembahasan data penelitian. Temuan-temuan tersebut dianalisis dan data-data yang berbentuk angka diolah dengan rumus statistik. Setelah itu, peneliti melakukan pembahasan terhadap data-data penelitian. 5. Bab V Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi Bab lima berisi simpulan penelitian secara menyeluruh. Simpulan disini diartikan sebagai hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan. Dengan kata lain, simpulan disini adalah jawaban dari rumusan masalah. Implikasi dan rekomendasi berisi hal-hal yang penting yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini.