BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era industri yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB I PENDAHULUAN. kewirausahaan yang memiliki tujuan yang jelas. Terdapat beberapa hal

BAB 1 PENDAHULUAN. terus tumbuh dan berkembang. Perusahaan harus memiliki strategi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini tantangan dalam dunia usaha semakin dirasakan oleh para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan tentunya ingin terus berkembang dan tujuannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan French,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pula pemiliknya. Untuk itu nilai perusahaaan bagi investor dan kreditur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham karena peningkatan nilai perusahaan menunjukkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan tersebut perusahaan tidak bisa terus stagnan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. tinggi kepada para pemengang saham. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. telah diperoleh. Sumber dana dapat berasal dari dalam (internal) ataupun dari

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. ada, sementara dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. atau kekayaan bagi para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Brigham & Houston (2010) bahwa kebanyakan kalangan. perusahaan tetapi tidak tahu bagaimana cara memaksimalkannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Begitu pula dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia terus mengalami perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang buruk, maka perusahaan tersebut akan memiliki nilai buruk di mata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dalam dasawarsa ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder)

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006). berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).

A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. informasi sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan. Didalam dunia modern saat ini, seorang manajer memegang kunci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan dalam menjual saham yaitu untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. turunnya nilai perusahaan itu sendiri. Bagi investor, harga saham merupakan

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan tujuan utama perusahaan yaitu, meningkatkan. kemakmuran para pemegang saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. orientation) maupun organisasi yang tidak berorentasi pada laba (non-profit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menjadi harapan yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. obat, terutama dalam hal kesehatan. Menurut Sharabati et al. (2010) memandang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut diikuti oleh naiknya harga saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan utama perusahaan yang harus dapat dicapai melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. (principle) bisa mempercayakan dananya kepada profesional (managerial)

menjelaskan bahwa perusahaan melalui manajer keuangan perlu

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan harga saham. Tingginya nilai perusahaan mengindikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan manufaktur yang mengharuskan setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Wahyudi dan Hartini, 2006). Perusahaan yang telah go public

BAB II LANDASAN TEORITIS. pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang memberi wewenang (principle) yaitu pemilik atau pemegang saham dengan

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur rmerupakanindustri yang mendominasi perusahaanperusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. banyak angkatan kerja di Indonesia. Industri manufaktur menjadi industri strategis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industri yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap perusahaan harus meningkatkan daya saing secara terus-menerus. Persaingan yang semakin meningkat baik di pasar domestik maupun pasar internasional menuntut perusahaan untuk dapat mempertahankan atau memperoleh keuntungan kompetitif dengan cara memberikan perhatian penuh pada kegiatan operasional dan finansial perusahaan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemilik dan pemegang saham adalah dengan memperkerjakan tenaga ahli atau profesional untuk diposisikan sebagai manajer untuk mengelola perusahaan. Para pemilik saham memperkerjakan mereka dengan harapan di bawah pengelolaan tenaga ahli atau profesional, kinerja perusahaan akan menjadi lebih terjamin, dapat bertahan dan bersaing di tengah suasana pasar yang semakin kompetitif sekaligus mewujudkan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan tersebut juga di lihat dari harga saham yang dimiliki. Semakin tinggi harga saham menunjukan kesejahteraan pemilik perusahaan semakin meningkat (Djabid,2009:249). Manajer selaku penerima amanah dari pemilik perusahaan seharusnya menentukan kebijakan yang dapat meningkatkan nilai kepentingan pemegang saham yaitu memaksimumkan harga saham perusahaan Brigham dan Houtson, 2001(dalam Sofyaningsih dan Hardiningsih 1

2 2011:69). Dalam teori keagenan yang diungkapkan oleh Sugiarto (2011:1), pendelegasian wewenang pembuatan keputusan operasional oleh pemegang saham (prinsipal) kepada manajer (agen) menimbulkan pemisahan kepemilikan di antara kedua pihak tersebut. Pada hakikatnya manajer harus mengambil keputusan terbaik untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham. keputusan bisnis yang diambil adalah memaksimalkan sumber daya perusahaan.konflik muncul ketika manajer bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk membuat keputusan kepada manajer. Pemegang saham merasa khawatir manajer melakukan tindakan yang tidak disukai oleh pemegang saham seperti memanfaatkan fasilitas perusahaan secara berlebihan atau membuat keputusan yang penuh resiko misalnya dengan menciptakan utang yang tinggi untuk meningkatkan nilai perusahaan (atas biaya pemilik) (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011:69). Manajer yang bertindak sebagai agen dari pemegang saham di dalam melakukan aktivitasnya boleh jadi tidak konsisten dengan apa yang menjadi kepentingan pemilik (Syafruddin, 2006:86). Ketidakkonsistenan ini terjadi karena para manajer seringkali mempunyai tujuan yang berbeda dengan pemegang saham, terutama berkaitan dengan peningkatan prestasi individu dan kompensasi yang akan diterima. Penyebab konflik lainnya seperti pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktivasi pencarian dana (financing decision) dan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana diperoleh tersebut dan kemana dana tersebut diinvestasikan, munculnya konflik akan menyulitkan pemegang saham memonitor pengelola perusahaan, maka asset perusahaan dapat saja digunakan untuk kepentingan pengelola dari pada memaksimalkan kemakmuran

3 pemegang saham (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011:69). Konflik keagenan dapat diminimalisir dengan melakukan suatu mekanisme pengawasan yang dapat menyelaraskan kepentingan-kepentingan terkait. Namun biaya agensi juga akan muncul seiring dilakukannya mekanisme pengawasan tersebut. Menurut Wahidahwati, 2002(dalam Sugiarto, 2011:2), terdapat beberapa pilihan alternatif untuk mengurangi biaya agensi. Pertama, dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen untuk mensejajarkan kepentingan manajer dan pemegang saham. Kedua, rasio pembayaran dividen dapat ditingkatkan. Karena mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya. Ketiga, meningkatkan pendanaan melalui hutang. Dengan meningkatkan hutang sebagai sumber pendanaan investasi, excess cash flow akan menurun dan dapat menekan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayarkan tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan tersebut juga tinggi. Sebaliknya, jika dividen yang dibayarkan kecil, maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat dicapai jika perusahaan mampu

4 beroperasi dengan mencapai keuntungan yang ditargetkan. Melalui keuntungan yang diperoleh tersebut perusahaan akan mampu memberikan dividen kepada pemagang saham, meningkatkan pertumbuhan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada perusahaan yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh umum atau masyarakat luas, kebijakan dividen mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi investor dan perusahaan yang akan membayar dividen. Dalam menanamkan modalnya, investor menginginkan tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa laba yang dibagikan dalam bentuk dividen yang diberikan perusahaan sebagaimana yang telah mereka investasikan pada perusahaan tersebut maupun pendapatan untuk penambahan modal (capital gain). Bagi sebagian perusahaan, dividen dianggap memberatkan karena perusahaan harus selalu menyediakan sejumlah kas dalam jumlah yang relatif permanen untuk membayarkan dividen di masa yang akan datang. Perusahaan yang tidak memiliki dana namun harus tetap mngeluarkan dividen dapat mengakibatkan dana untuk kebutuhan investasinya berkurang sehingga memerlukan modal tambahan baru dengan menerbitkan saham baru atau melakukan pinjaman kepada pihak lain(sulystiyowati et al.,2010:1). Sementara di satu sisi, umumnya dunia usaha didominasi oleh kelompok perusahaan milik keluarga dimana seluruh dewan pengurus dan managemen dikelola secara kekeluargaan dan juga kepemilikan sahamnya mayoritas dipegang oleh suatu keluarga tertentu. Indonesia sebagai salah satunya, sekitar 90% perusahaan go public di bursa Efek Indonesia (BEI) dimiliki oleh keluarga tertentu (Suherli, 2004:224).

5 Kebijakan dividen yang optimal (optimal dividen policy) adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham perusahaan Weston dan Brigham, 2005(dalam Mardiyatiet al., 2012:2). Total pengembalian (return) kepada pemegang saham selama waktu tertentu terdiri dari peningkatan harga saham ditambah dividen yang diterima. Jika perusahaan menetapkan dividen yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya, maka return yang diperoleh investor akan semakin tinggi. Hutang merupakan instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Sampai batas tertentu, semakin tinggi proporsi utang suatu perusahaan maka semakin tinggi harga saham perusahaan itu, namun pada titik tertentu lainnya peningkatan utang akan menurunkan nilai perusahaan (Chen dan Steiner,1999). Selain hutang, salah satu sumber pendanaan perusahaan berasal dari laba ditahan, yang ditetapkan melaui kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan (Anil dan Kapoor, 2008). Kebangkrutan perusahaan bukan hanya menjadi tanggungan pemilik utama, namun juga para manajer ikut menanggungnya. Konsekuensinya para manajer akan bertindah hati-hati termasuk dalam menentukan hutang perusahaan. Oleh karena itu kepemilikan oleh para manajer menjadi pertimbangan penting ketika hendak meningkatkan nilai perusahaan (Rustendi dan Jimmi, 2008:411). Selain itu kebijakan hutang juga dapat dihubungkan dengan nilai perusahaan. Kebijakan hutang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan hutang. Dengan adanya hutang,

6 semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut. Pembayaran bunga pinjaman secara periodik dapat menghemat pajak penghasilan, namun jumlah hutang yang melewati titik optimalnya justru akan menurunkan nilai perusahaan karena biaya yang ditimbulkannya lebih besar dibandingkan dengan manfaat penghematan pajak. Dengan demikian, perusahaan harus menciptakan hutang pada tingkat tertentu agar tujuan perusahaan meningkatkan nilai perusahaan dapat tercapai (Sugiarto, 2011:2). Suatu perusahaan untuk dapat melangsungkan aktivitas operasinya, haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan/profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan diminati sahamnya oleh investor (Mardiyati et al., 2012:2). Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri Sartono, 2010(dalam Dewi dan Wirajaya, 2013:359). Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE). Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas terhadap pemegang saham. Dalam memutuskan kebijakan keuangan, tidak terlepas dari peran penting pihak manajerial. Para pemilik saham atau investor memberikan kepercayaan

7 kepada pihak manjerial dalam mengelola perusahaan termasuk mengambil keputusan-keputusan bisnis yang diharapkan dapat meningkatkan kekayaan pemilik modal. Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Mardiyati et al., 2012:2). Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007:42) nilai perusahaan merupakan presepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan sahamnya. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan Price to Book Value (PBV), PBV merupakan perbandingan dari harga saham dengan nilai buku per lembarnya, PBV berdasarkan nilai bukunya menunjukkan seberapa besar suatu perusahaan menciptakan nilai yang sesuai terhadap jumlah modal dengan jumlah saham yang beredar. Nilai perusahaan yang diukur dengan PBV, dapat dilihat bahwa nilai perusahaan yang baik ketika nlai pasar lebih besar dari pada nilai buku perusahaan. PBV yang tinggi menunjukkan nilai perusahaan semakin naik dan sebaliknya PBV yang rendah menunjukkan nilai perusahaan yang semakin kecil. Penelitian mengenai nilai perusahaan telah beberapa kali dilakukan. (Mardiyati et al., 2012:15) menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel kebijakan dividen secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan

8 kebijakan hutang bepengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara itu sujoko dan soebiantoro (2007:45) menguji pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan pembayaran dividen terhadap leveragedan nilai perusahaan. Mereka menemukan bahwa kepemilikan intitusional berpengaruh negatif signifikan terhadap leverage maupun nilai perusahaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap leverage maupun nilai perusahaan. Herni (2014:160) yang menyimpulakan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen, struktur kepemilikan berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang, struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang, kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dan kebijakan hutang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dewi dan Wirajaya (2013:370) menemukan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan pada nilai perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Variabel independen yang dipergunakan beragam akan tetapi dari hasil peneliti variabel struktur kepemilikan, kebijakan dividen, kebijakan hutang, dan profitabilitas masih terdapat ketidakkonsistenan. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan yang diproksikan menggunakan PBV (Price to Book Value)maka dari itu saya ingin meneliti kembali pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

9 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti menambahkan satu variabel independen yaitu struktur kepemilikan dan saya memilih perusahaan property karena memiliki prospek yang cerah di masa yang akan datang dengan melihat potensi jumlah penduduk yang terus bertambah besar dengan tahun 2012-2015. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan baru dari penelitian sebelumnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya dan adanya hasil penelitian yang beragam, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapatpengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah terdapat pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah terdapat pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguji apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk menguji apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk menguji apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

10 4. Untuk menguji apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk penulis, perusahaan, dan peneliti selanjutnya. 1, Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di pasar modal sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi pengetahuan dan informasi menegnai nilai perusahaan serta faktorfaktor yang mempengaruhi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. 2. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memeberikan penegasan dan pembuktian terhadap analisis struktur kepemilikan, kebijakan dividen, kebijakan hutang, profitabilitas, dan nilai perusahaan terdapat pengaruh atau tidaknya bagi penelitian selanjutnya untuk dapat memperluas, mengembangkan dan menyempurnakan penelitian ini dan penelitian ini juga dapat dipakai sebagai bahan perbandingan antara teori yang selama ini diberikan dibangku kuliah secara formal dengan praktek yang sesungguhnya yang terjadi di perusahan. 3. Manfaat kebijakan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran khusus kepada pihak manajer perusahaan betapa pentingnya struktur kepemilikan, kebijakan

11 dividen, kebijakan hutang, profitabilitas dalam meningkatkan aspek nilai perusahaan sehingga semakin baik di mata masyarakat dan juga penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada investor tentang pentingya mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan nilai perusahaan dengan cara penganalisaan secara lebih mendalam ketika investor akan melakukan kegiatan investasi dengan melihat aspek struktur kepemilikan, kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas. 1.5 Ruang Lingkup Perusahaan Berdasarkan tujuan penelitian yang dicapai, maka penelitian perlu melakukan pembatasan dalam bentuk ruang lingkup penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah : 1. Penelitian membahas tentang struktuk kepemilikan (manajerial dan institusional), kebijakan dividen, kebijakan hutang, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 2. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan properti yang terdaftar dibursa efek Indonesia selama periode 2012-2015. Perusahaan yang menjadi sampel dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yaitu : perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dan sahamnya aktif diperdagangkan selama tahun 2012-2015 dan perusahaan sektor keuangan yang menerbitkan laporan tahunan selama tahun 2012-2015 secara berturut-turut.