BAB II DASAR TEORI Pembelajaran kosakata bahasa isyarat menggunakan phonegap berbasis android

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga seseorang yang mengalami tunarungu akan kesulitan untuk

APLIKASI KONVERSI TEKS MENJADI SUARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGGAL KATA FINITE STATE AUTOMATA (FSA) Isrokah*), Mohamad Yasin**)

Portabel Text to Speech yang Terintegrasi dengan Telepon Seluler untuk Tunawicara

PERANGKAT LUNAK PENGUCAPAN KATA BAHASA INDONESIA BERDASARKAN PEMENGGALAN KATA DENGAN FINITE STATE AUTOMATA

Assalamu alaikum Wr. Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia

SKRIPSI APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT INDONESIA UNTUK TUNA RUNGU WICARA BERBASIS ANDROID

SISTEM KONVERSI TEXT TO SPEECH PADA DELPHI MENGGUNAKAN METODE FINITE STATE AUTOMATA

IMPLEMENTASI SISTEM PESAN VIA SUARA : KONVERSI TEKS KE SUARA PADA APLIKASI PENERIMAAN PESAN BERBAHASA INDONESIA

APLIKASI KONVERSI TEKS MENJADI SUARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGGAL KATA FINITE STATE AUTOMATA (FSA)

APLIKASI PENERJEMAH BAHASA INDONESIA-REJANG DAN SEBALIKNYA DENGAN KONVERSI TEKS TERJEMAHAN MENJADI SUARA (Studi Kasus SMP 1 Curup Tengah)

IMPLEMENTASI FINITE STATE AUTOMATA PADA APLIKASI TRANSLATOR LATIN - AKSARA JAWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan orang tuna rungu yang dikenal dengan bisu tuli. belum banyak diterima masyarakat, sehingga mobilitas orang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkonversikan tulisan / teks ke dalam bentuk ucapan dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat, yang tanpa disadari telah menjadi suatu kebutuhan primer di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah


BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam menganalisis data. Konsep-konsep yang dijelaskan dalam bab ini meliputi,

Kata Kunci: prokem, masyarakat Desa Giri, sosiolinguistik.

TIPIBA SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN Wawan Gunawan* FKIP Universitas Jambi

FONOLOGI Aspek Fisiologis Bahasa FONETIK Definisi Fonetik Jenis Fonetik Harimurti Kridalaksana Sheddy N. Tjandra

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. Android merupakan salah satu mobile Operating System atau sistem

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

PROGRAM PEMULIHAN KHAS. Instrumen Penentu Penguasaan Membaca Dan Menulis (IPP2M)

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini banyak bahasa salah satunya adalah Bahasa Isyarat. Tetapi. dewasa ini kata-kata dalam Bahasa Isyarat yang digunakan untuk

Rancang Bangun Aplikasi Konversi Bahasa Isyarat Ke Abjad Dan Angka Berbasis Augmented Reality Dengan Teknik 3D Object Tracking

KAIDAH FONOTAKTIK GUGUS KONSONAN KATA-KATA BAHASA INDONESIA YANG BERSUKU DUA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun belakangan juga menawarkan potensi untuk pengalaman

Pengembangan Aplikasi Text-to-Speech Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Finite State Automata Berbasis Android

KEMAMPUAN MENGENAL SUKU KATA AWAL SAMA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS PAUD 4 TIRTOMARTANI KECAMATAN KALASAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN

PENGARUH SISTEM FONOLOGI BAHASA PERTAMA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA: STUDI KASUS PADA PENUTUR BAHASA JEPANG

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT BAGI PENYANDANG TUNA RUNGU BERBASIS ANDROID DENGAN METODE BISINDO

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk

PENERAPAN ALGORITME FSA (FINITE STATE AUTOMATA) UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN BAHASA MADURA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

APLIKASI KAMUS ELEKTRONIK BAHASA ISYARAT BAGI TUNARUNGU DALAM BAHASA INDONESIA BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN BUKU CERITA SIBI BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA DAN PENGETAHUAN ANAK TUNARUNGU. Oleh: Dariman 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

Sarjana S-1 UMI SHOLIKATI A

Algoritme Pemotong Akhiran Baku untuk Kata dalam Bahasa Indonesia Berbasis Algoritme Porter

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan komunikasi dibutuhkan pemahaman antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam menunjang era baru ini. Selain Bahasa Inggris, Bahasa

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN ALGORITMA PENCARIAN SEQUENTIAL SEARCH

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyak kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan memberikan beberapa hal-hal baru di dalam dunia Informatika.

c 5) Kemahiran 1 : Huruf Kecil Tulis huruf kecil awalan berdasarkan gambar. 1) 2) 3) 4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 POLA-POLA PEMBENTUKAN KEPENDEKAN. bahasa informal yang terdapat pada data penelitian disertai analisisnya. Namun

BAB I PENDAHULUAN. agama dan kepercayaan. Sehingga adanya simbol atau semboyan Bhinneka

BAB I PENDAHULUAN. seperti tunarungu dan tunawicara. Tunarungu dan tunawicara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1 BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat penghubung dalam berkomunikasi.bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat lain, suatu bangsa berhubungan dengan bangsa lain. Bahasa

PENGUKURAN TARAF SUKAR BACAAN DENGAN LEXILE FRAMEWORK DAN GUNNING FOG INDEX MEASURING READING DIFFICULTY USING LEXILE FRAMEWORK AND GUNNING FOG INDEX

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Membaca adalah salah satu prasyarat agar anak dapat mempelajari atau

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

Desain bahasa gambar untuk anak tuna rungu

datanya. Hasil User dapat melanjutkan aktivitas selanjutnya setelah memilih File yang diinginkan. 2. Use Case Menyisipkan Teks Table 4-2 Deskripsi Use

TEXT TO SPEECH ENGINE GENERIK BAHASA BUGIS WAJO

BAB IV PENUTUP. proses pengajaran, pembinaan, dan pembelajaran terhadap anak secara berangsur-angsur akan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

LAMPIRAN. Lampiran Kuesioner untuk Pengidentifikasian Masalah. Berikut disertakan lampiran kuesioner yang berperan dalam proses

Sistem Informasi Pengarsipan Surat Masuk dan Surat Keluar Pada MA NU 03 Sunan Katong Kaliwungu

SPEECH TO VIDEO (S2V), SISTEM KOMUNIKASI PORTABEL UNTUK PENDERITA TUNARUNGU

APLIKASI BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK PENGENALAN SANDI HELEN KELLER

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Profil Kesulitan Membaca Pemulaan Pada Anak Yang Mengalami. Kesulitan Membaca Permulaan di Kelas Satu SD.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan hutan yang sangat luas dan

GAME BERBASIS FINITE STATE AUTOMATA (FSA) UNTUK ANAK USIA DINI DENGAN KONSEP FUN TEACHING BAB I PENDAHULUAN

APLIKASI BELAJAR MEMBUAT LAYANG-LAYANG BERBASIS ANDROID

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan pustaka Tabel 2.1 Perbedaan Karya Tulis NO Nama Peneliti Tahun Input / Data Metode Output 1 Zhulfi Bajra Wik 2 Luh Putu Eka Damayanti, 3 Gede Adi Aryanata, 4 Made Ervan Aryantika, 5 Idris Kautsar, 2014 Pembelajaran kosakata bahasa isyarat menggunakan phonegap berbasis android 2010 Aplikasi Text To Speech dalam Pembuatan Kamus untuk Tunanetra 2015 Konversi teks ke suara pada aplikasi penerimaan pesan berbahasa Indonesia 2015 Pengembangan kamus kolok visual berbasis android sebagai media edukatif mempelajari bahasa penyandang tuna rungu di desa bengkala 2015 Aplikasi Pembelajaran Bahasa Isyarat Bagi Penyandang Tuna Rungu Berbasis Android Dengan Metode Bisindo Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah aplikasi ini akan dikembangkan pada android menggunakan android studio yaitu aplikasi pembelajaran Bahasa Isyarat Indonesia berbasis android. 1 Software/System Development Life Cycle(SDLC) Aryanata - suara SDLC (software development life cycle) - Menampilkan materi bahasa isyarat Yogyakarta untuk tingkat dasar ataupun lanjut - Menampilkan teks dan gambar untuk mengenal tentang kosakata bahasa isyarat - suara - Suara - gambar - Gambar - Video

2 2.2. Dasar Teori 2.2.1. Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) BISINDO adalah singkatan dari kata Bahasa Isyarat Indonesia. Kata BISINDO pertama kali diciptakan dan dicetuskan oleh DIMYATI HAKIM (Ketua DPP PERTRI),tunarungu, berkaitan dengan maraknya pertikaian dan polemik penggunaan bahasa isyarat di Indonesia. Dimyati Hakim yang pertama kali meneliti dan membedakan bentuk bahasa isyarat di Indonesia, yaitu berbentuk struktural dan konseptual dengan memaparkan fungsi, maksud, tujuan, dan lingkuppenggunaannya. Berbahasa isyarat dalam bahasa Indonesia telah banyak menimbulkan persoalan, karena memiliki struktur bahasa yang kalimatnya menggunakan awalan, sisipan dan akhiran. Disamping ini bahasa Indonesia juga memiliki banyak kosa kata mengandung satu makna yang sama (anonym), sehingga menuntut keanekaragaman kosa isyarat (kois) untuk makna sebuah kosa kata tersebut, seperti meninggalkan dunia, mati, wafat, tewas, gugur dan mangkat. Sedangkan jumlah kois yang diterjemahkan mulai ujung rambut hingga ujung kaki memiliki ruang yang sangat terbatas. Bila beberapa kosa kata mengandung satu makna yang sama diterjemahkan dengan kosa isyarat pada satu obyek didepan dada pengisyarat, akan terkesan tumpang tindih yang mengaburkan daya tangkap mata lawan bicaranya dalam tempo sewajarnya. Itulah salah satu kendala utama dalam berbahasa isyarat yang baku, seperti yang digunakan dalam kamus Sistem Bahasa Isyarat (SIBI) produk Kementrian

3 Pendidikan Nasional. Bila bahasa isyarat SIBI itu digunakan dalam bahasa pergaulan tunarungu di masyarakat, penggunaannya relative sulit diterima, karena mengandung banyak kelemahan dan problem. Penggunaan bahasa isyarat dalam pergaulan komunitas tunarunggu dimasyarakat, isyarat haruslah memenuhi 3 unsur utama, yaitu kecepatan, keringkasan dan kepahaman. Ternyata bahasa isyarat SIBI tidak dapat memenuhi ketiga unsut tersebut. (www.tunarungu.com) 2.2.2. TTS (test to speech). TTS (test to speech) merupakan salah satu aplikasi dalam bidang teknologi bahasa, yang dapat mengkonversikan teks dalam format suatu bahasa menjadi ucapan sesuai dengan pembacaan teks dalam bahasa yang digunakan, dengan cara melakukan fonetisai, yaitu penyusunan fonem-fonem untuk membentuk ucapan (Array Akhmad Arman, 2008). Suatu sistem TTS pada umumnya melakukan dua proses konversi, yaitu konversi teks ke fonem dan konversi fonem ke ucapan. Kedua proses ini dilakukan secara berurutan dengan input berupa teks dan menghasilkan output berupa suara atau ucapan. (Rommel, 2008). 2.2.3. Bahasa Indonesia Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia suku kata adalah struktur yang terjadi dari satu atau urutan fonem yang merupakan bagian kata. Setiap suku kata ditandai dengan sebuah vokal (termasuk diftong).

4 Untuk pengklasifikasian suku kata bahasa Indonesia terdapat beberapa pola umum yaitu: - V misalnya pada kata : a nak, a dik, i sap, dan sebagainya. - VK misalnya pada kata : an da, un ta, as ma, dan sebagainya. - KV misalnya pada kata : da ri, ha aru, li ma, dan sebagainya. - KVK misalnya pada kata : ma kan, pin tu, o tak, dan sebagainya. - KKV misalnya pada kata : in fra, pra ja, sas tra, dan sebagainya. - KKVK misalnya pada kata : blok, prak tek, trak tor, dan sebagainya. - VKK misalnya pada kata : eks, ons, dan sebagainya. - KVKK misalnya pada kata : kam pung, kon teks, dan sebagainya. - KKVKK misalnya pada kata : kom pleks, dan sebagainya. - KKKV misalnya pada kata : stra tegi, in - stru men, dan sebagainya. - KKKVK misalnya pada kata :struk tur, in struk si. Untuk memenggal suku kata, dapat digunakan pedoman berikut ini : a) Kalau di tengah kata terdapat dua vokal berturutan, pemisahan dilakukan diantara kedua vokal tersebut. b) Kalau di tengah kata terdapat konsonan di antara dua vokal, pemisahan dilakukan sebelum konsonan tersebut. c) Kalau di tengah kata terdapat dua konsonan atau lebih, pemisahan dilakukan sebelum konsonan terakhir.

5 2.2.4. Finite State Automata (FSA) Metode untuk pembagian suku kata dapat mengunakan metode Finite State Automata (FSA), dimana FSA akan dibagi menjadi tiga tingkat yaitu pada tingkatan pertama yang akan dikenali adalah pola-pola :V,K atau KV. Hasil pengenalan FSA pada suatu tingkatan menjadi masukan bagi FSA tingkatan berikutnya. Pada tingkatan kedua FSA akan mengenali suku kata dengan pola V, VK, KV, KVK, KKV, KKVK, KKKV, KKKVK. Dari kelakuan FSA tingkatan kedua, tampak bahwa pola suku kata VKK, KVKK dan KKVKK belum bisa dikenali. Untuk itu diperlukan FSA tingkatan ketiga yang mampu mengenalinya. (Sigit Wasista, 2011) Bentuk Diagram FSA untuk mengenali bahasa reguler:

Gambar 2.1. Diagram Transisi FSA tingkatan pertama 6

7 Gambar 2.2. Diagram Transisi FSA tingkatan kedua Gambar 2.3. Diagram Transisi FSA tingkatan ketiga 2.2.5. Pengenalan Huruf Konsonan Vokal Pada bagian ini akan di lakukan proses pengenalan huruf setelah terdapat inputan yang telah diberikan. Disamping pengenalan huruf juga akan dilakukan pengenalan terhadap tanda baca spasi, huruf B,C,D,F,H,J,K,L,M,N,P,Q,R,S,T,V,W,X,Z akan dikenal sebagai K yaitu konsonan. Huruf A,I,U,E,O akan dikenal sebagai V yaitu Vokal. Sedangkan huruf N,Y,G akan dikenal dengan huruf itu sendiri yaitu N sebagai N, Y sebagai Y serta G sebagai G. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah mengklarifikasi suku kata bila nantinya pada pembacaan teks terdapat huruf konsonan yang berurutan.