BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 4 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

3.2 Masterplan air limbah kota Yogyakarta 4 4,00. 4 Aspek Komunikasi SDM. 5.1 Terbatasnya dan kurangnyasdm

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

Strategi S-O (menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang)

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

Seluruh masyarakat Kota Tebing Tinggi. Hasil yang diharapkan 1 unit IPLT dibangun dan dapat beroperasi mulai tahun 2018 Rincian Kegiatan

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Sub Sektor : Air Limbah

Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

1. Sub Sektor Air Limbah

Bab 3 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Tabel Skor Air Limbah Domestik Skor

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan Kabupaten Luwu

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA

BAB III : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 5 STRATEGI MONEV

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

Transkripsi:

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1 Air Limbah Domestik Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan dari visi misi Kota yang termuat RPJM 2012-2016. Adapun misi limbah domestik yang disepakati oleh Pokja (Kelompok Kerja) Sanitasi adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan sistem limbah yang berkelanjutan 2. Meningkatkan kualitas layanan air limbah domestik 3. Mengembangkan cakupan pelayanan air limbah domestik 4. Pemberdayaan limbah domestik Secara umum kegiatan limbah cair Kota sudah berjalan cukup baik. Namun demikian terdapat beberapa permasalahan yang cukup mendesak untuk diselesaikan. Permasalahan tersebut antara lain : 1. Pemanfatan saluran limbah yang terhubung ke sistem IPAL Regional di Sewon masih belum optimal. Jumlah pelanggan masih di bawah kapasitas yang diperuntukkan untuk Kota. 2. Kapasitas terpakai IPAL masih di bawah kapasitas terbangun, sehingga biaya perawatan yang dikeluarkan menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan biaya pemakaian. 3. Kesadaran merawat sarana IPAL komunal masih rendah, sehingga terdapat beberapa IPAL yang berada kondisi rusak. 4. Umumnya lokasi septik-tank dan sumur warga di permukiman padat memiliki jarak yang berdekatan. III-28

5. Pemeliharaan septik-tank yang dimiliki warga tidak dilakukan secara berkala, sehingga banyak warga yang tidak mengetahui bahwa septik-tanknya sudah penuh yang dapat mencemari sumur disekitarnya. 6. Kota belum memiliki sarana IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) secara mandiri. Kapasitas IPAL Sewon hanya mampu melayani 25000 pelanggan. Berdasarkan analisis SWOT limbah posisi limbah Kota berada pada titik (x,y) = (5,12). Berdasarkan posisi tersebut, Kota berada m kuadran pertumbuhan stabil. Hasil tersebut menunjukkan kinerja limbah domestik sudah posistif dan diharapkan semakin baik untuk waktu yang akan datang. Kondisi lingkungan yang mendukung serta kondisi internal yang kuat (kelembagaan), mampu meningkatkan kestabilan pertumbuhan yang positif untuk menjaga posisi kinerja limbah di Kota. Hasil analisis SWOT bidang limbah di Kota menunjukkan beberapa hal yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan limbah, yaitu : 1. Optimalisasi pelaksanaan Perda No 6 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik 2. Pendanaan yang cukup dari APBD dan alokasi tiap tahun 3. Peningkatan jumlah sambungan rumah (SR) IPAL Regional 4. Koordinasi antar SKPD yang berjalan baik 5. Sosialisasi terkait dengan air limbah 6. Peran limbah perlu ditingkatkan Selain beberapa hal yang harus dipertahankan, terdapat pula beberapa kendala yang menghambat dan perlu untuk segera diatasi, yaitu : 1. Kapasitas IPAl regional yang terbatas perlu mendapat perhatian bersama antara Kartamantul beserta Pemda DIY 2. IPAL komunal belum optimal jumlah SR nya III-29

3. Kesadaran merawat IPAL rendah 4. Sosialisasi pada Masyarakat tentang limbah rumah tangga kurang 5. Belum adanya sosialisasi ke seluruh warga pemanfaatan saluran pengolahan limbah Analisis misi, dan SWOT yang telah dilakukan kemudian dijadikan sebgai dasar penyusunan tujuan, sasaran, dan strategi sanitasi limbah Domestik Kota. Lebih jelasnya tentang tujuan, sasaran dan strategi yang telah disusun tersebut dapat diperhatikan tabel 3.1 berikut : Tabel 4.1 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik Misi Mewujudkan sistem limbah yang berkelanjutan Tujuan 1. Terpenuhinya akses dasar kota bidang air limbah sesuai dengan target universal acces pada tahun 2. Meningkatnya partisipasi limbah baik secara on site maupun off site 3. Meningkatkan akses rumah tangga terhadap fasilitas pengolahan air limbah yang Sasaran Pernyataan sasaran Indikator sasaran 1. Terpenuhinya 1. Seluruh target UA 100% penduduk Kota akses air limbah yang mempunyai aman bagi akses dasar air seluruh limbah yang penduduk Kota layak di tahun di Tahun. 2. Kota 2. Terpenuhinya bebas BABS bebas BABS pada tahun sesuai target 3. Beralihnya universal acces semua penduduk dari 0,22% jamban tidak ditahun 2015 aman (2179 KK menjadi di 0% ditahun 2015) ke di tahun jamban dengan 3. Beralihnya septiktank aman semua keluarga ditahun yang 4. Meningkatnya menggunakan jumlah jamban tidak sambungan aman (2,09% rumah (SR) IPAL ditahun 2015) Regional dari ke jamban 15.232 SR di dengan septik tahun 2015 tank aman di menjadi 20.301 Strategi 1. Menyususun masterplan limbah Kota 2. meningkatkan limbah baik on site maupun off site 3. Meningkatakan sosialisasi tetang pentingnya limbah domestic 4. Meningkatkan pelaksanaan STBM/ pemicuan terutama pada daerah yang masih ada BABS 5. Mengoptimalkan SR IPAL Regional untuk masayarakat Kota yang dilewati III-30

memadai (layak). 4. Meningkatnya kesadaran atas PHBS 5. Meningkatnya partisipasi limbah baik secara on site maupun off site 6. Meningkatkan akses limbah dari akses yang belum aman ke akses yang aman 7. Meningkatkan pelayanan limbah komunal serta regional 8. Meningkatnya komitmen pendanaan untuk limbah. tahun 4. Peningkatan jumlah sam bungan rumah (SR) ke IPAL Regional dari 14,63 % di tahun 2015 menjadi 20 % di tahun 5. Peningkatan jumlah sambungan rumah (SR) ke IPAL Komunal dari 1,99 % di tahun 2015 menjadi 2.85 % di tahun 6. Peningkatan jumlah sambungan rumah (SR) ke Septiktank bersama dari 0,63 % di tahun 2015 menjadi 1.5% di tahun 7. Partisipasi pengelolan air limbah meningkat di tahun. SR di tahun 5. Meningkatnya jumlah sambungan rumah (SR) IPAL Komunal dari 2072 SR di tahun 2015 menjadi 3.072SR di tahun 6. Meningkatnya jumlah sambungan rumah (SR) Septiktank bersama dari 655 SR di tahun 2015 menjadi 910.SR di tahun 7. Meningkatnya partisipasi pengeloaan air limbah baik 0n site maupun off site. jaringan perpipaan. 6. Mengoptimalakan jumlah SR IPAL Komunal yang telah dibagun. 7. Membangun IPAL komunal untuk daerah yang tidak masuk jaringan IPAL regional yang mempunyai lahan yang cukup 8. Mendorong pembangunan septiktank bersama untuk daerah yang secara geografis tidak memungkinkan mengakses jaringan IPAL regional maupun IPAL Komunal. 9. Mendorong untuk mengolah limbah dari septiktank tidak aman ke septiktank standart. 10. Meningkatkan implementasi perda limbah domestic baik perijinan bangunan maupun terhadap sanksi. 11. Menyiapkan stimulus atau insentif rehabilitasi tangki septik rumah tangga serta penyambungan ke fasilitas pengolahan air limbah. 12. Meningkatkan pendampingan kepada KSM pengeloa IPAL komunal III-31

Dalam pengembangan sanitasi bidang limbah domestik, terdapat 8 tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut dibuat berdasarkan analisis terhadap kondisi dan potensi yang ada. Tujuan pertama adalah meningkatkan sistem limbah yang terhubung menuju IPAL Regional. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan tersebut adalah terpenuhinya kapasitas SR (Sambungan Rumah) IPAL Regional untuk Kota. Jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan kebutuhan terhadap sarana pengolahan off-site terus bertambah. Berdasarkan analisis tahapan pengembangan air limbah domestic yang dilakukan, kebutuhan sambungan rumah untuk sistem offsite di Kota jangka menengah atau sampai tahun sebesar 20.301 SR atau 20% dibandingkan saat ini baru melayani 15.232 SR atau 14,63%. menurut analisis tersebut diketahui bahwa Kota masih membutuhkan sekitar 5.069 SR lagi. Dan seperti diketahui kapasitas IPAL Regional hanya mampu menampung sebanyak 25.000 SR. Untuk memenuhi kebutuhan SR Kota serta terbatasnya IPAL Regional maka diperlukan untuk membangun IPAL Regional baru atau dengan peningkatan teknologi pengolahan air limbah di IPAL Regional. Peran serta limbah domestik sangat diperlukan untuk mewujudkan sanitasi yang sehat di Kota. Meningkatkan kesadaran perawatan sarana IPAL Komunal dan perawatan septik-tank merupakan tujuan pengembangan sanitasi yang melibatkan peran aktif. 4.2 Pengembangan Peran Berikut adalah misi peran Kota yang disepakati oleh Pokja Sanitasi : 1. Mewujudkan sistem yang handal untuk meningkatkan kinerja. 2. Meningkatkan peranserta pengelolan peran berbasis III-32

3. Meningkatkan peran aktif dunia usaha/swasta sebagai mitra Berikut ini adalah berbagai permasalahan mendesak yang muncul terkait dengan peran Kota : 1. Menurunnya jumlah TPS dan kurangnya jumlah transfer depo untuk menampung produksi yang kembali meningkat. 2. Belum mempunyai masterplan pengolahan skala Kota, yang ada sekarang baru masterplan skala KPY sehingga tidak bisa diperdakan 3. Penegakkan Perda yang belum efektif sehingga kesadaran untuk membuang dan memilah di tempat yang telah disediakan. Hal ini terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan yg masih kurang serta penerapan sanksi bagi belum efektif dilaksanakan 4. Kapasitas TPA regional yang hamper penuh Positioning peran di Kota menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan. Pengelolaan peran Kota berada pada kuadran pertumbuhan cepat dengan titik sumbu (x,y) = (3, 2). Pertumbuhan ini dapat menjadi pertumbuhan yang stabil jika beberapa indikator (program/kegiatan) yang telah dilakukan Kota dapat dipertahankan konsitensinya bahkan ditingkatkan. Hal-hal yang dapat memperkuat posisi peran di Kota berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan antara lain : 1. Dilaksanakannya sosialisasi pemilahan 2. TPST/KSM yang terus aktif dan digiatkan 3. Konsistensi pelaksanakan Perda tentang peran 4. Sudah terdapatnya Perda Retribusi Peran 5. Telah memiliki Perda restribusi dan peraturan peran 6. Adanya lembaga yang menangani (Bidang di BLH) 7. Tersedianya Pendanaan/anggaran 8. Terdapat TPS dan depo yang tersebar di merata di seluruh kota III-33

9. Tersedianya sarana pengangkutan 10. Adanya Replikasi biodigester skala rumah tangga 11. Adanya forum komunikasi dengan 12. Sudah ada kerjasama dengan media mensosialisasikan program peran Antisipasi juga perlu dilakukan terhadap hal-hal yang mampu melemahkan atau bahkan memperburuk peran Kota. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian untuk menjaga pertumbuhan peran di Kota adalah : 1. APBD yang terbatas 2. Armada pengangkutan banyak yang rusak 3. Kurangnya sarana dan prasarana TPS 4. Belum terdapatnya Rencana Induk (Masterplan) peran 5. Perilaku yang membuang sembarangan 6. Kepedulian terhadap lingkungan yang masih kurang Berikut ini tabel 4.2 disajikan tujuan, sasaran dan strategi peran Kota : Tabel 4.2 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Peran Misi Mewujudkan sistem yang handal untuk meningkatkan kinerja Tujuan 1. Terkelolanya perkotaan di kota pada tahun sesuai ddengan target universal acces 2. Meningkatnya kesadaran serta peran serta Pernyataan sasaran 1. Meningkatnya mereduksi dari 3.51 % ditahun 2015 menjadi 5% di tahun 2. Berkurannya timbulan yang tidak dikelola dari 9.69% di Sasaran Indikator sasaran 1. Tereduksinya timbulan dari 36 m3 di tahun 2015 menjadi 52 m3 ditahun 2. Berkurangnya timbulnan yang tidak dikelola dari 100,2 m3/hari ditahun 2015 Strategi 1. Menyusun masterplan Kota 2. meningkatkan 3R dari tingkatan rumah tangga terutama rangka III-34

terutama peran mereduksi jumlah timbulan di sumber melalui 3R 3. Meningkatkan layanan yang terangkut atau tertangani. tahun 2015 menjadi 0% ditahun 3. Meningkatnya pelayanan peran Kota yang dibuat ke TPA oleh Pemda dari 58,02% ditahun 2015 menjadi 62,5% ditahun 4. Meningkatnya pelayanan peran Kota yang dibuat ke TPA oleh Swasta dari 28,79% ditahun 2015 menjadi 32,5% ditahun 5. Meningkatkan sarana dan prasana mendukung pemilahan sebelum dibuang ke TPA 6. Meningkatkan memilah sebelum dibuang ke TPA/ Depo menjadi 0 m3/hari ditahun 3. Sejumlah 600.07m3/hari timbulan dapat terangkut ke TPA oleh Pemda menjadi 646.41 m3/hari di tahun. 4. Sejumlah 297.71m3/hari timbulan dapat terangkut ke TPA oleh Pemda menjadi 336,13 m3/hari di tahun. 5. Terselenggarn ya Bank Sampah di setiap RW di Kota pada tahun 2017 (614 RW) 6. Meningkatnya yang sudah terpilah di TPS/ Depo di tahun mereduksi timbulan yang masuk ke TPA. 3. Memperluas pola kerja Bank Sampah di yang hanya mengelola anorganik yang laku dijual dan mendorong mengelola organic (composting) serta replikasi biogas sekala rumah tangga. 4. Meningkatkan peran dan kinerja SDM peran melakukan pemilahan sebelum masuk ke TPA 5. Melakukan rekayasa system pengangkutan ke TPA 6. Menyiapakan setimulus/ insetif bagi yang berperan aktif pengurangan 7. Mengefektif kan III-35

penegakan aturan tentang per an (law in forcement) 4.3 Drainase Perkotaan Misi pengembangan yang disepakati oleh Pokja Sanitasi adalah terdapatnya yang berkualitas, memadai serta menjamin kelancaran aliran air. Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Dinas Kimpraswil tahun 2012, terdapat 35 titik genangan yang tersebar di Kota, dengan durasi genangan yang bervariasi. Selain genangan, terdapat isu-isu strategis dan permasalahan mendesak lain yang dihadapi Kota, antara lain : 1. Saluran yang ada belum melayani seluruh wilayah. 2. Pemeliharaan sarana/prasarana saluran belum dilaksanakan dengan baik. 3. Penegakan peraturan lemah Analisis SWOT dan isu strategis yang dilakukan terhadap yang telah berjalan selama ini menempatkan posisi Kota berada pada titik (x,y) = (2,-3) atau pada posis diversivikasi terspusat dengan keadaan internal kuat dan lingkungan kurang mendukung. Hal-hal yang mampu menghambat atau melemahkan posisi Kota antara lain : 1. Penegakan peraturan lemah 2. Dana untuk perawatan/keterbatasan anggaran 3. kekurangan tenaga analisis 4. banyak rumah tangga yang membuang limbah langsung ke saluran 5. jaringan yang tertimbun III-36

6. Kepedulian akan terhadap rendah 7. Sungai-Sungai banyak yang menyempit 8. perubahan tata guna lahan menyebabkan aliran air meningkat volumenya 9. peningkatan jumlah penduduk, urbanisasi Sedangkan beberapa hal yang perlu dpertahankan atau diperkuat adalah : 1. Monitoring secara berkala 2. Rencana Induk (Masterplan) sudah ada 3. Sosialisasi terus digiatkan 4. Sudah ada RPIJM Kota 5. Ada kebijakan pembangunan antar kawasan Analisis yang dilakukan terhadap hasil positioning SWOT dan isu strategis berupa potensi maupun permasalahan kemudian digunakan sebagai dasar untuk penetapan tujuan, sasaran, dan tahapan pencapaian pengembangan. Tujuan, sasaran, dan strategi tersebut dapat diperhatikan tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase Misi Pengelolaan yang berkualitas, memadai dan berwawasan lingkungan Tujuan 1. Meningkatnya kualitas saluran 2. Meningkatkan komitmen pendanaan untuk (APBD Kota, APBD Provinsi maupun APBN) 3. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran pemanfaatan dan pemeliharaan sal Sasaran Pernyataan sasaran Indikator sasaran 1. Pengurangan luas 1. Meningkatnya genangan dari 0.25 penangananan % menjadi 0.15% di genanganan di tahun area seluas 2. Terwujudnya 8.055 Ha (35 titik peningkatan genangan) di kesadaran tahun 2. meningkatnya terhadap pembangunan & masyarajat pemeliharaan pada tahun 3. Peningkatan untuk tidak membuang di saluran. Strategi 1. Meningkatkan pembangunan berwawasan lingkungan 2. Meningkatkan pemeliharaan. 3..Meningkatkan sarana/ alat 4. Mengupayakan pendanaan dari sumber dana APBD I dan APBN 5. Melaksanakan rehab dan pemeliharaan III-37

perkotaan secara periodik dan rutin. III-38