Bab 1 Pendahuluan. Gambar 1.1 Peta Dunia Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (2004). menengah. tinggi. data ( ) rendah (

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

I..PENDAHULUAN. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) secara fisik dan mental. pembangunan. Tujuan dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan

I. PENDAHULUAN. pembangunan manusiadengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi. untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perencanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. keagenan didefinisikan sebagai sebuah kontrak antara satu atau lebih (prinsipal)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara. kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.

II. TINJAUAN PUSTAKA. H.F Williamson (Todaro, 1983:4) Pembangunan ekonomi meliputi usaha suatu

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia (SDM) yang sehat secara fisik diharapkan menjadi manusia

II. LANDASAN TEORI. tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ketahun. Suatu

PENINGKATAN IPM DI KAWASAN TIMUR INDONESIA. Oleh: Drs. S.H. Sarundajang Gubernur Sulawesi Utara

Boks 1. Perkembangan Peta Perekonomian Sulawesi Tengah di Indonesia Wilayah Timur 1

BAB 2 Pembangunan Komparatif: Perbedaan dan Persamaan di Antara Negara Berkembang

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai akuntansi sektor publik di Indonesia sampai saat ini

1.1 LATAR BELAKANG. I n d e k s P e m b a n g u n a n M a n u s i a K a b u p a t e n B a n y u w a n g i

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai model regresi robust dengan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Sedangkan. yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

Data Pokok Pembangunan 2014 PEMBANGUNAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala bidang yang dilakukan pemerintah bersama

TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG s), yang

Analisis Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Malang, 2016 Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah semata-sama

PENDAHULUAN. hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara. dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMODELAN SPATIAL ERROR MODEL (SEM) UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

BAB 1 PENDAHULUAN. data dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan pengolahan data

BAB I PENDAHULUAN. GBHN, bahwa penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang potensial. kualitas sumber daya manusia yang baik pula.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. fisik/fasilitas fisik (Rustiadi, 2009). Meier dan Stiglitz dalam Kuncoro (2010)

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14

BAB III. METODOLOGI. masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN TAHUN 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MALANG

Indeks Pembangunan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah pangkal kecerdasan, produktivitas, kesejahteraan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada indikator sosial maupun ekonomi menuju kearah yang lebih

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010

Data Mining untuk Indeks Pembangunan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara

Penyusunan Analisis Indikator Ekonomi Makro Kota Bekasi Tahun 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat terealisasi, maka beberapa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

ANALISIS PENGELUARAN PEMERINTAH SEKTOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI RIAU

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN DAN ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (TINJAUAN IPM) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN

Bab 1 PENDAHULUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN 1

METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

INDIKATOR KESEHATAN. pengertian, definisi operasional, dan formula perhitungannya

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

Lokasi: Dermaga Desa Kota Batu, Kec.Warkuk Ranau Selatan. suatu paradigma yang menempatkan manusia sebagai titik

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. internasional dikenal adanya tujuan posisi manusia sebagai central dalam

Penyusunan Data Basis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah. rupa sehingga setiap tahap semakin mendekati tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Menurut Soembodo (2011),

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN. Minggu 13

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP TINGKAT PERSEPSI KORUPSI PADA NEGARA-NEGARA ANGGOTA APEC

BAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang

Kata Sambutan. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PERANAN FAKULTAS KEDOKTERAN DALAM MENINGKATKAN IPM MELALUI PEMBANGUNAN INKUBATOR MEDIS BERWAWSAN LINGKUNGAN. Ismawati * Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel dari India Amartya Sen dan Mahbub ul Haq seorang ekonom Pakistan dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics dan sejak itu dipakai oleh program pembangunan PBB pada laporan HDI tahunannya. Digambarkan sebagai pengukuran (vulgar) oleh Amartya Sen karena batasanya. Indeks ini lebih fokus pada hal-hal yang lebih sensitif dibandingkan menggunakan indikator pendapatan perkapita yang selama ini digunakan dan indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya. tinggi menengah rendah data (0.800-1) (0.500-0.799) (0.300-0.499) tidak tersedia Gambar 1.1 Peta Dunia Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (2004).

Suatu negara yang dikatakan maju dapat tercermin jika yang dijadikan acuan salah satunya adalah masalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang tentu saja menjelaskan seberapa besar perkembangan manusia disuatu negara. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang bisa dieksplorasi dan digali sehingga menunjukan Indeks Pembangunan Manusia yang signifikan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang dipengaruhi oleh indikator kesehatan yang diwakili oleh Umur Harapan Hidup (UHH), indikator pendidikan yang diwakili oleh Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan indikator ekonomi yang diwakili oleh Daya Beli masyarakat (PPP). Desentralisasi Provinsi Jawa Barat diharapkan mampu melakukan penataan yang dapat mewujudkan kehidupan masyarakat Jawa Barat agar semakin sejahtera dan sehat, baik jasmani maupun rohani yang merupakan pertanggungjawaban publik bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat khususnya masyarakat miskin. Salah satu unsur dalam pembangunan manusia adalah lebih mengupayakan agar penduduk dapat mencapai usia hidup yang panjang dan sehat. United Nations Development Program (UNDP) memilih indikator angka harapan hidup waktu lahir (life expectancy at birth) yang biasa dinotasikan dengan e 0 dari sektor kesehatan, indikator utama yang diukur adalah Umur Harapan Hidup (UHH) waktu lahir (e 0 ), yang dipengaruhi oleh indikator yaitu Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Kasar (AKK). Peraturan Gubernur Jawa Barat nomor 54 tahun 2008 bahwa Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 2008-2013 adalah Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Visi Pembangunan Jawa Barat Tahun 2005-2025 sebagaimana ditetapkan adalah Dengan Iman dan Taqwa, Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia.

Berdasarkan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Program dan Sasaran Program Dinas Kesehatan Jawa Barat (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2008). Maka pembangunan kesehatan masyarakat Jawa Barat Sehat 2010 diarahkan pada fokus pencapaian program yaitu Jabar Siaga dan Jamkesmas Jawa Barat. Berdasarkan Teori H.L. Blum, derajat kesehatan masyarakat dengan indikatornya angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas) sangat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Indikator utama dari pencapaian visi tersebut adalah tingkat kesehatan. Provinsi Jawa Barat ingin mencapai indikator IPM sebesar 80. Sementara terlampir IPM Jawa Barat tahun 2008 ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 71,12 dan masih tertinggal sekitar 8,88 poin untuk mencapai angka IPM 80 sebagai provinsi terdepan di Indonesia. Melihat keadaan tersebut penulis mengajukan judul tugas akhir yaitu: ANALISIS PENGARUH DIMENSI KESEHATAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI JAWA BARAT PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT 1.2 Identifikasi Masalah Menentukan analisis variabel komponen kesehatan terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat. Sehingga dapat lebih cermat menentukan langkah pertama untuk memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM). Berdasarkan hal tersebut terdapat permasalahan yang terjadi : 1. Menaksir model persamaan regresi Indeks Pembangunan Manusia berdasarkan tiga indeks pembangunan (Kesehatan, Pendidikan dan Ekonomi). 2. Seberapa besar pengaruh dimensi kesehatan, mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat berdasarkan model persamaan regresi dan arah jalur pergeseran koefisien korelasi dimensi kesehatan dan karakteristik dimensi lain?

1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penelitian adalah diharapkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dapat menyusun rencana program dan kebijakan untuk periode selanjutnya serta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan kabupaten dan kota terkait sehingga peningkatan indeks dapat tercapai. Menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi antara dimensi kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Fokus analisis berdasarkan pengaruh komponen kesehatan terhadap peningkatan kualitas kesehatan di Propinsi Jawa Barat. Tujuan dari pembuatan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Menaksir model persamaan regresi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terbaik yang dapat menggambarkan keadaan di lapangan dengan efektif. 2. Mengetahui besar pengaruh dimensi kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat berdasarkan model persamaan regresi dan arah jalur pergeseran koefisien korelasi dimensi kesehatan dan karakteristik dimensi lain. 1.4 Pembatasan Masalah Penulis membatasi penelitian dalam ruang lingkup dimensi kesehatan yang diwaliki oleh variabel komponen kesehatan Umur Harapan Hidup (UHH) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat, yaitu : 1. Pengaruh Umur Harapan Hidup (UHH) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat dari sektor komponen pembangunan kesehatan. 2. Penelitian dibatasi data sekunder dari waktu yaitu pada tahun 2006 sampai tahun 2008, ruang lingkup pada dimensi kesehatan dan wilayah di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 3. Analisis ini hanya dilakukan pada satu dimensi kesehatan di Provinsi Jawa Barat selama periode tahun 2006 sampai tahun 2008, maka tidak selayaknya dilakukan generalisasi kesimpulan pada kasus yang lain.

1.5 Sistematika Penulisan Untuk memperoleh penyusunan penelitian ini, maka sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan. Bab 2 Landasan Teori Berisikan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan serta teori-teori yang mendukung dalam pemecahan masalah. Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah Bab ini berisikan tentang pemecahan masalah dan langkah-langkah pemecahan masalah. Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Berisikan data-data yang terkumpul selama penelitian yang dilakukan disertai dengan pengolahan data menggunakan software SPSS 16.0, Minitab 15.0, Lisrel 8.7 dan R. 2.10.0. Bab 5 Analisis Membandingkan beberapa metode yang digunakan dan menerapkan metode terbaik dari hasil pengolahan data. Bab 6 Kesimpulan dan Saran Berisikan kesimpulan dan saran untuk permasalahan setelah peneliti mengumpulkan dan mengolah data yang didapat dari data sekunder.