(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

ANGGARAN DASAR DAPM TOMPOBULU

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG HARI

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2016

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

- 1 - KABUPATEN MALANG KECAMATAN WAGIR

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN KERJASAMA DESA BUPATI TANAH BUMBU,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

KEPALA DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KERJA SAMA DESA

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

KELEMBAGAAN BKAD KECAMATAN KARANGSAMBUNG 1

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2014

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

DESA PANDA KABUPATEN BIMA PERATURAN DESA PANDA NOMOR 1 TAHUN Tentang

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan. Nomor 53. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN BARAT

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KERJA SAMA DESA

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

KEPALA DESA DURIAN KABUPATEN KUBU RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

PERATURAN DESA SAMPANG KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes )

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

PERATURAN DESA GIRIPANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKPDes)TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK KECAMATAN BUNGARAYA DESA BUNGARAYA

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

KUWU LIMPAS KECAMATAN PATROL KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DESA LIMPAS NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 15 Tahun : 2008 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

PERATURAN DESA LEREP NOMOR : 4 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DESA SOLODIRAN KECAMATAN MANISRENGGO KABUPATEN KLATEN NOMOR 02 TAHUN 2015

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN, TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

LURAH DESA BANGUNJIWO

LURAH DESA BANGUNJIWO

Transkripsi:

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG W/ W Menimbang Mengingat BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, a. bahwa Kebijakan Pokok Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah Republik Indonesia untuk memberdayakan masyarakat perdesaan dengan menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan; bahwa untuk menjaga kelestarian Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM) supaya berlanjut, berkembang dan terkendali perlu dibentuk Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD); bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Bupati tentang Badan Kerjasama Antar Desa; Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia fahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4844); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); W MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG BADAN KERJASAMA ANTAR DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Bupati adalah Bupati Karangasem 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Karangasem. 3. Kecamatan adalah Kecamatan se-kabupaten Karangasem. 4. Camat adalah Camat se-kabupaten Karangasem. 5. Musyawarah Antar Desa yang selanjutnya disingkat MAD adalah Forum di tingkat Kecamatan dan merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat kecamatan. 6. Badan Kerjasama Antar Desa yang selanjutnya disingkat BKAD adalah badan kerjasama yang dibentuk oleh masyarakat antar desa sebagai organisasi masyarakat kecamatan yang beraktivitas dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat dan menerapkan prinsip dan ketentuan dasar yang ada pada PNPM Mandiri Perdesaan. 7. Pembina adalah Camat sebagai penanggung jawab pelaksanaan MAD dalam pembentukan dan penetapan anggota BKAD. 8. Badan Pengawas adalah Badan yang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas-tugas UPK.

BAB II PENDIRIAN Pasal 2 (1) BKAD didirikan dengan Keputusan MAD yang mewilayahi BKAD yang bersangkutan, yang dituangkan dalam Berita Acara MAD. (2) Berdasarkan Berita Acara MAD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Camat atas nama Bupati menetapkan pendirian BKAD. (3) BKAD berkedudukan sebagai lembaga yang menjaga kelestarian Sistem Pengelolaan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP), serta Perlindungan dan Pelestarian Pembangunan Partisipatif. BAB III TUJUAN DAN PRINSIP KERJA Pasal 3 W (1) BKAD didirikan dengan tujuan : a. melestarikan Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan dan menjamin kelangsungan Program Pemberdayaan untuk masyarakat miskin ; b. sebagai Lembaga penyalur Program untuk kegiatan sarana prasarana, kegiatan pinjaman ataupun dana bergulir serta kegiatan lainnya baik yang berasal dari dana program pemerintah, swasta maupun program kerjasama lainnya; dan c. meningkatkan peran serta masyarakat terutama kelompok miskin dan perempuan dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan. (2) BKAD dalam melaksanakan kegiatannya berpedoman pada prinsip : a. keterbukaan/transparansi ; b. kompetisi sehat; c. partisipasi ; d. keberpihakan kepada masyarakat miskin ; e. berkelanjutan ; dan f. akuntabilitas.

BAB IV SUSUNAN ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN BKAD Bagian Kesatu Susunan Kepengurusan BKAD Pasal 4 (1) BKAD dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari dipimpin oleh sebuah Pengurus yang terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan seorang Bendahara. (2) Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih oleh Forum MAD dan bertanggung jawab kepada Forum MAD. (3) Struktur Organisasi BKAD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Bagian Kedua Persyaratan Pengurus BKAD Pasal 5 Syarat-syarat untuk dapat dipilih menjadi pengurus adalah ; a. terdaftar sebagai anggota masyarakat di wilayah kecamatan yang bersangkutan; b. jujur dan bertanggung jawab serta mempunyai cukup waktu; c. tidak pernah terlibat baik langsung maupun tidak langsung dengan penyalahgunaan dana masyarakat; d. terdiri dari orang profesional dan bersifat netral. Bagian Ketiga Masa Jabatan Pengurus BKAD Pasal 6 Masa jabatan pengurus BKAD adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali. Bagian Keempat Hak dan Kewajiban Pengurus BKAD Pasal 7 Dalam menjalankan kegiatannya Pengurus mempunyai hak dan kewajiban, yaitu:

a. Hak : 1 melakukan segala perbuatan hukum untuk dan/atas nama BKAD, kecuali untuk menjual, memindahkan hak aset bergerak dan atau tidak bergerak; 2 memperoleh dana oprasional yang tertuang dalam RAB BKAD yang telah disetujui dan ditetapkan dalam Forum MAD; dan 3 penggunaan Jasa yang telah disetujui dan ditetapkan oleh Forum MAD. b. Kewajiban : 1 melaksanakan keputusan rapat Forum MAD; 2 mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja pada Rapat Forum MAD; dan 3 membuat laporan pertanggungjawaban keuangan dan pelaksanaan tugas minimal 3 (tiga) bulan sekali dan laporan pelaksanaan tugas minimal setahun sekali kepada masyarakat melalui Forum MAD. Bagian Kelima Tugas Pokok dan Fungsi BKAD Pasal 8 Tugas Pokok dan Fungsi BKAD antara lain: 1. Pengelola Perencanaan Pembangunan Partisipatif meliputi : a. meningkatkan kualitas musyawarah di desa/kelurahan dan antar desa/kelurahan; b. menjembatani terwujudnya penggalian gagasan berdasarkan Pengkajian Keadaan Desa (PKD) dan pendanaan pembangunan yang lebih berpihak kepada kebutuhan pengembangan wilayah antar desa; c. memotivasi dan mendorong Pemerintahan Desa dalam membuat perencanaan pembangunan secara partisipatif dituangkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan Rencana Kegiatan Pembangunan (RKP); d. mendorong Pemerintahan Desa untuk memakai RPJM Desa dan RKP Desa sebagai sumber usulan pembiayaan pembangunan di desa seperti ADD, program SKPD, program pemberdayaan, CSR dan dana swadaya; c. mendorong desa merumuskan satu perencanaan satu penganggaran untuk semua melalui RPJM Desa, Musrenbang Desa, RKP, APB Desa; f. memfasilitasi Pemerintah Kabupaten dan pihak lain agar menjadikan RPJM Desa satu-satunya sumber usulan di Desa; g. mendorong penyelarasan Hasil Musrenbang Kecamatan dengan Renstra SKPD untuk menghasilkan Renja SKPD yang partisipatif;

^ h. mendorong terwujudnya pengelolaan pemerintah yang baik {Good Governance) di desa dan kabupaten; i. mendorong terwujudnya kelembagaan masyarakat dan pemerintah yang lebih partisipatif; j. memotivasi dan mendorong masyarakat termasuk kelompok RTM dan perempuan agar berperan aktif dalam setiap kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian pembangunan; k. memotivasi dan mendorong para pemangku kepentingan dalam pembangunan untuk berpihak pada penanggulangan kemiskinan; 1. meningkatkan kapasitas pelaku-pelaku yang ada di desa dan kecamatan dalam kaitan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan membentuk Tim Pelatih Masyarakat (TPM) dalam Ruang Belajar Masyarakat (RBM); m. memfasilitasi pemerintah untuk mendayagunakan lembaga kemasyarakatan seperti LPM dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian pembangunan partisipatif; dan n. menjalin sinergitas dan koordinasi dengan pemerintah daerah, dunia usaha, dunia pendidikan, legislatif dan pelaku lainnya dalam rangka memperkuat menejemen pembangunan partisipatif; 2. Pengelola Kegiatan Antar Desa meliputi : a. memfasilitasi, merencanakan dan mengelola kerjasama antar desa; b. melakukan identifikasi potensi desa yang dapat dikembangkan menjadi sentra pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya antar desa ; c. memfasilitasi penanganan dan penyelesaian masalah perselisihan antar desa dan masalah lain yang timbul dari pelaksanaan kerjasama antar desa; dan d. mendorong pelaksanaan pelestarian hasil-hasil kegiatan desa dan antar desa. 3.. Pengelola Asset Produktif meliputi : a. memfasilitasi terbentuknya kerjasama dengan pihak ketiga dalam kaitan pengelolaan asset produktif, sumber daya lokal, teknologi tepat guna; b. mendorong pengembangan UPK sebagai pengelola kegiatan yang andal, dengan basis kegiatan sebagai lembaga keuangan mikro dan lembaga kelola teknis program; c. mendorong UPK menjadi bisnis sosial masyarakat kecamatan; d. mendorong terbentuknya kelompok dan lembaga usaha desa yang berbasis pengembangan sumberdaya ekonomi lokal; c. mendorong pengembangan One Village One Product (OVOP); r. mendorong pengembangan BP-UPK sebagai badan pengawas dan pemeriksa keuangan UPK yang andal dan dapat dipercaya; g. mendorong pengembangan Tim Verifikasi yang profesional dan indipenden;

h. mendorong pengembangan lembaga penunjang IJPK sesuai dengan kebutuhan tugas pokok dan fungsi masingrmasing; dan i. meningkatkan efektifitas pemberlakuan dan pelaksanaan sanksi lokal sebagai komitmen bersama. 4. Pengelola Kerjasama dengan Pihak Ketiga meliputi : a. peningkatan perekonomian masyarakat desa; b. meningkatkan pelayanan pendidikan, kesehatan, keamanan dan ketertiban; c. sosial budaya; dan d. pemanfaatan sumberdaya alam dan teknologi tepat guna dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Bagian Keenam Hubungan Kelembagaan Pasal 9 (1) Hubungan kelembagaan BKAD dimuat dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dengan contoh Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga BKAD sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (2) Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga BKAD paling sedikit memuat: a. kegiatan BKAD meliputi antara lain ruang lingkup pengelolaan kegiatan, jenjang musyawarah dalam pengambilan keputusan, pengelolaan operasional, pemeriksa UPK, lembaga pendukung UPK; b. hubungan BKAD dengan UPK; c. hubungan BKAD dengan Badan Pengawas UPK (BP-UPK); d. hubungan BKAD dengan lembaga pendukung; e. hubungan UPK dengan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) desa; f. hubungan UPK dengan Tim Verifikasi (TV); g. hubungan UPK dengan Tim Penulis Usulan (TPU); h. hubungan UPK dengan Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana (TP3); i. hubungan UPK dengan kelompok SPP; dan j. hubungan UPK dengan kelompok masyarakat lainnya. (3) Standard operasional masing-masing kelembagaaan BKAD diatur dengan standard kerja teknis yang masing-masing ditetapkan oleh BKAD melalui MAD.

BAB V SUMBER DANA Pasal 10 Opcrasional BKAD bersumber dari : a. dana Surplus Simpan Pinjam Khusus Perempuan yang dikelola UPK maksimal 10%; b. sumber dana dari Lembaga Keuangan Usaha yang dikelola secara kemitraan; dan c. sumber lain yang tidak mengikat. BAB VI MUSYAWARAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 11 (1) MAD diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun. (2) Keanggotaan wakil Desa dalam MAD dipilih melalui Musyawarah Desa (Musdes). (3) Musyawarah Desa merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat desa. (4) Forum MAD dan Musdes mempunyai tugas yang akan diatur dalam AD/ART BKAD. BAB VII PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 12 (1) Apabila terjadi perselisihan kerjasama antar desa/kelurahan dalam pengelolaan, perlindungan dan pelestarian pembangunan partisipatif diutamakan penyelesaiannya melalui musyawarah mufakat. (2) Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai maka ditempuh melalui jalur hukum.

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Karangascm. Ditetapkan di Amlapura pada tanggal 10 April 2013 KARANGASEM, //-d^ ^ \ j Diundangkan di Amlapura pada tanggal 10 April 2013 SEKRE KABUPATEN KARANGASEM, 'mulyadi Xj? /V G!>> V' BERITA DABRAfr KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2013 NOMOR 8

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KERJASAMA ANTAR DESA STRUKTUR ORGANISASI BADAN KERJASAMA ANTAR DESA Ketua Sekretaris UPK Bendahara A ^Xn geredeg

LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KERJASAMA ANTAR DESA ANGGARAN DASAR BADAN KERJASAMA ANTAR DESA KECAMATAN KABUPATEN KARANGASEM, PROVINSI BALI BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, WILAYAH KER3A DAN JANGKA WAKTU PasalI W (1) Organisasi inl bernama Badan Kejasama Antar Desa, Kabupaten Karangasem, Provinsi Ball yang Kecamatan selanjutnya disingkat BKAD Kecamatan (2) BKAD Kecamatan berkedudukan di wilayah Kecamatan (3) Wilayah kerja lembaga BKAD Kecamatan adalah wilayah Kecamatan Kabupaten Karangasem Provinsi Bali (4) Organisasi ini berdiri di Kecamatan Kabupaten Karangasem Provinsi Ball untuk jangka waktu yang tidak ditentukan BAB. II AZAS DAN PRINSIP Pasal2 W Azas Azas BKAD Kecamatan Dari, oleh,untuk masyarakat Berazaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. (1) Transparasi (2) Partisipasi (3) Keperpihakan pada orang miskin (4) Akuntabilitas (5) Keberlanjutan Pasal 3 Prinsip

BAB. Ill VISI, MISI DAN TU3UAN Pasal4 Visi BKAD Kecamatan Adalah terwujudnya pelestarian dan pengembangan kegiatan PPK dan PNPM-MP dengan sistem pembangunan partisipatif (3) (4) Pasal 5 Misi (1) Melestarlkan kelembagaan dan kegiatan yang telah dilakukan PPK dan PNPM-MP sesuai dengan prinsip PPK dan PNPM-MP. (2) Mengingatkan kemampuan kelembagaan masyarakat dan aparat pemerintah desa serta kecamatan dalam memfasilitasi system pembangunan partisipatif yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. Pasal 6 Tujuan (1) Tujuan Umum BKAD : a. Mempercepat penanggulangan kemiskinan berdasarkan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat, pemerintahan local, serta penyediaan pendanaan kebutuhan sosial dasar dan ekonomi. (2) Tujuan Khusus : a. Mewakili masyarakat selaku pemilik modal dengan system perwakilan dalam hal membuat keputusan yang berkaitan dengan kepemilikan modal. b. Menjamin pelestarian dan pengembangan kegiatan Pinjaman yang dihasilkan oleh PPK dan PNPM-MP untuk penyediaan pendanaan kebutuhan usaha dan sosial dasar masyarakat diwilayah kecamatan c. Memperkuat kelembagaan ekonomi yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat miskin kecamatan d. Melembagakan pengelolaan keuangan mikro dalam penyediaan dana pendukung usaha masyarakat miskin yang tidak dapat dilayani oleh lembaga keuangan formal e f

BAB IV PEMBENTUKAN DAN KEGIATAN Pasal 7 Pembentukan Pembentukan BKAD dengan system perwakilan desa dengan ketentuan sebagai berikut; w a. Perwakilan desa yang terdlrl darl unsur-unsur: i. Kepala Desa/Lurah 11. Anggota BPD/Tokoh Masyarakat Hi. Wakil Masyarakat b. Jumlah pen^/akilan minimal 5 orang paling tidak 40% unsur perempuan. c. Wakil masyarakat paling tidak ada unsur masyarakat miskin. d Pasal8 Kegiatan Kegiatan BKAD adalah mengembangkan penyediaan fasilitas dan sarana / prasarana dalam kaitan dengan pengentasan kemiskinan terutama penyediaan modal usaha dan pendanaan kebutuhan sosial dasar. BABV PERMODALAN DAN SUMBER PENDANAAN LAIN W Pasal 9 Modal Awal Modal Awal BKAD berasal dari hibah dana PPK dan PNPM-MP kepada masyarakat wilayah Kecamatan Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, sebesar Rp dan status kepemillkan modal tersebut adalah masyarakat diwilayah Kecamatan Pasal 10 Modal Tambahan Modal tambahan adalah sumber dana yang diperoleh oleh BKAD dari sumber-sumber: 1. Surplus usaha yang ditahan sebagai tambahan modal oleh UPK. 2. Tambahan modal dari berbagai pihak yang dapat dianggap sebagai modal donasi.

Pasal 11 Sumber Pendanaan Lain Sumber pendaan lain yang dapat diterima oleh BKAD adalah sumber dana hutang dari pihak lain dan bukan berupa simpanan masyarakat yang diatur dan ditetapkan dengan ketentuan BKAD. BAB VI KELEMBAGAAN Pasal 12 Dalam melakukan kegiatan di masyarakat BKAD membentuk kelembagaan dan yang berfungsi secara operasional dalam kaitannya untuk mencapai visi, misi dan tujuan. w Pasal 13 Bentuk Kelembagaan BKAD Bentuk kelembagaan BKAD adalah perkumpulan dari perwakilan desa dengan fungsi organisasi adalah : 1. Pengurus BKAD yang paling tidak terdiri dari : Ketua, Sekretaris dan Bendahara 2. Anggota BKAD yang ditunjuk dari perwakilan desa (Strukturdanjumlah orang disesuaikan dengan kebutuhan wuayah) w Pasal 14 Bentuk Kelembagaan Pendukung Bentuk kelembagaan pendukung yang ditetapkan oleh BKAD dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan tanggung jawab adalah : 1. Kelembagaan yang bersifat tetap atau permanen adalah kelembagaan yang secara operasional sepanjang tahun : a. Unit Pengelolaan Kegiatan adalah lembaga yang berfungsi dan bertanggung jawab sebagai pelaksana mandat BKAD selanjutnya disebut UPK. b. Badan Pengawas UPK adalah lembaga yang berfungsi dan bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan lembaga UPK selanjutnya disebut BP- UPK c. Pengurus kelembagaan yang bersifat tetap untuk jangka waktu tertentu yang berasal dari anggota masyarakat yang bersifat independen dan dipilih serta ditetapkan berdasarkan BKAD dan bukan sebagai pengurus dan anggota BKAD.

2. Kelembagaan yang bersifat ad-hoc atau sementara adalah kelembagaan yang bekeija jika diperlukan atau dibutuhkan sebagai pendukung kelembagaan : a. Tim Verifikasi adalah lembaga yang berfungsi dan bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan verifikasi terutama dalam proses perencanaan kegiatan yang didanai oleh UPK selanjutnya disebuttv b. Tim Pembahas Pendanaan adalah lembaga yang berfungsi dan bertanggung jawab dalam keputusan pendanaan yang akan dilakukan oleh UPK selanjutnya Tim Pendanaan c. Tim Penyehatan Pinjaman adalah lembaga yang berfungsi dan bertanggung jawab dalam penyehatan pinjaman bermasalah selanjutnya disebut Tim Penyehatan d. Tim lalnnya yang akan ditentukan dan ditetapkan jika dipandang perlu. Pasal 15 Hubungan Antar Kelembagaan w (1) Hubungan antar kelembagaan yang dibentuk BKAD akan diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga masing-masing lembaga dengan ketetapan BKAD. (2) Anggaran Rumah Tangga yang mengatur hubungan antar kelembagaan harus saling mendukung dan tidak bertentangan dengan visi, misi dan tujuan. BAB VII PERSELISIHAN Pasal 16 w Apabila terjadi perselisihan, penyimpanan dan Iain-Iain yang dilakukan oleh lembaga yang dibentuk BKAD akan diselesaikan secara musyawarah, apabila tidak tercapai kata sepakat maka akan diselesaikan melalui jalur hukum yang berlaku. BAB VIII PEMBUBARAN Pasal 17 Pembubaran Forum MAD Pembubaran BKAD dilakukan dengan keputusan perwakilan desa minimal 50% plus 1 orang dengan ketentuan setelah diupayakan penyelamatan dan perbaikan.

BAB IX ATURAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN MAD Pasal 18 BKAD menetapkan Anggaran rumah Tangga (ART) lembaga yang dibentuk oleh BKAD yang memuat peraturan pelaksanaan Anggaran Dasar dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini. BABX ATURAN TAMBAHAN Pasal 19 Segala keputusan untuk merubah Anggaran Dasar ini harus diputuskan dengan perwakilan desa minimal 50% plus 1 orang BAB XI PENUTUP Pasal 20 Hal-hal yang beium diatur datam Anggaran Dasar ini Rumah Tangga dan Peraturan BKAD. akan diatur dalam Anggaran Ditetapkan di ; Pada tanggal : Ketua Badan Kerjasama Antar Desa V Camat Mengetahui NIP. SQ KARANGASEM, / GEREDEG