Proses erosi adalah gaya melebar air yang mengalir disatas permukaan air tanah yang menyebabkan terjadinya lembah-lembah.

dokumen-dokumen yang mirip
07. Bentangalam Fluvial

HIDROSFER Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3 jenis sebagai berikut :

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN. Perubahan Bentangalam

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

HIDROSFER II. Tujuan Pembelajaran

BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR

BAB 5: GEOGRAFI DINAMIKA HIDROSFER

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

MATA KULIAH: PENGELOLAAN LAHAN PASUT DAN LEBAK SUB POKOK BAHASAN: KARAKTERISTIK LAHAN PASUT DAN LEBAK DARI SEGI ASPEK HIDROLOGI.

BAB III LANDASAN TEORI

Sumber : geosetia.blogspot.com Gambar 3.1 Morfologi Sungai

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

FAKTOR PEMBENTUK TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sungai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

Teori Pembentukan Permukaan Bumi Oleh Faktor Eksogen. Oleh : Upi Supriatna, S.Pd

BAB III LANDASAN TEORI

DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir)

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR ORISINALITAS... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

ACARA IV POLA PENGALIRAN

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 MATARAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Catatan Kuliah Lapangan Sedimentologi. Parapat Samosir Pusuk Buhit April 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Sandy (1985), dalam pergerakannya air selain melarutkan sesuatu, juga mengkikis bumi, sehingga akhirnya terbentuklah cekungan dimana air

BAB IV GEOLOGI PANTAI SERUNI DAERAH TAPPANJENG. pedataran menempati sekitar wilayah Tappanjeng dan Pantai Seruni. Berdasarkan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Analisis Arah Angin Pembentuk Gumuk Pasir Berdasarkan Data Morfologi dan Struktur Sedimen, Daerah Pantai Parangtritis, Daerah Istimewa Yogyakarta.

PERUBAHAN MEANDER CI TANDUY HILIR TAHUN

Bentuk lahan Asal Proses Marine

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

BAB III TATANAN GEOLOGI. terbagi dalam tujuh (7) satuan fisiografi, yaitu : Dataran Rendah Timur (Eastern

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

6.padang lava Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunungapi. Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

Landforms of Fluvial Processes. Oleh : Upi Supriatna,S.Pd

PENGGUNAAN DATA PENGINDERAAN JAUH DALAM ANALISIS BENTUKAN LAHAN. Abstrak

BAB III LANDASAN TEORI. A. Gerusan Lokal

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB V ANALISIS DAN DISKUSI

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

SUNGAI MEANDER LUK ULO ANTARA KONDISI IDEAL DAN KENYATAAN. Arief Mustofa Nur Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung LIPI.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

HIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas DAS Cileungsi

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BIOFISIK DAS. LIMPASAN PERMUKAAN dan SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. Banjir yang melanda beberapa daerah di wilayah Indonesia selalu

GEOLOGI DAERAH KLABANG

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PERUBAHAN MORFOLOGI SUNGAI CODE AKIBAT ALIRAN LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN Dian Eva Solikha

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai

4.2 Pembuatan Kolom Stratigrafi Pembuatan kolom stratigrafi (Lampiran F) dilakukan berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak, Batas, dan Luas Daerah Penelitian. Sungai Oyo. Dalam satuan koordinat Universal Transverse Mercator

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.5

BAB BENTUK MUKA BUMI. Gambar 8.1 Salah satu contoh peta topografi untuk penggambaran relief permukaan bumi.

Bab II Geologi Regional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).

GERAKAN TANAH DI KAMPUNG BOJONGSARI, DESA SEDAPAINGAN, KECAMATAN PANAWANGAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

Ringkasan Materi Pelajaran

BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

PENDEKATAN MORFOLOGI SUNGAI UNTUK ANALISIS LUAPAN LAHAR AKIBAT ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 DI SUNGAI PUTIH, KABUPATEN MAGELANG

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

ANALISIS PEMANFAATAN DELTA BARITO BERDASARKAN PETA BENTUKLAHAN. Oleh: Deasy Arisanty 1 ABSTRAK

Transkripsi:

Bentuk Lahan Fluvial PENGERTIAN LAHAN FLUVIAL Bentuklahan fluvial adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air yang tidak terkonsentrasi ( sheet water). proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air permukaan. Macam-macam Proses Fluviatil adalah : Proses erosi adalah gaya melebar air yang mengalir disatas permukaan air tanah yang menyebabkan terjadinya lembah-lembah. Proses transporasi adalah proses perpindahan / pengangkutan material oleh suatu tubuh air yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya gravitasi. Proses sedimentasi terjadi bila terjadi ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diendapkan material yang lebih halus. Jenis Bentukan Bentuklahan Asal Fluvial 1. Dataran alluvial (Alluvial Plain) Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan.

2. Dataran banjir (Flood Plain) Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur. Dataran banjir merupakan bagian terendah dari floodplain. Ukuran dan bentuk dari dataran banjir ini sangat tergantung dari sejarah perkembangan banji, tetapi umumnya berbentuk memanjang (elongate). Endapan dataran banjir (floodplain) biasanya terbentuk selama proses penggenangan (inundations). Umumnya Endapan dataran banjir ini didominasi oleh endapan suspensi seperti lanau dan lumpur, meskipun kadang-kadang muncul batupasir halus yang terendapkan oleh arus yang lebih kuat pada saat puncak banjir. Kecepatan pengendapannya pada umumnya sangat rendah, berkisar antara 1 dan 2 cm lapisan lanau-lempung per periode banjir (Reineck dan Singh, 1980). Endapannya mengisi daerah relatif datar pada sisi luar sungai dan kadang-kadang mengandung sisa tumbuhan serta terbioturbasikan oleh organisme-organisme. Di

3. Tanggul alam sungai (Natural Levee) Tanggul alam merupakan akumulasi sedimen berupa igir/tanggul memanjang dan membatasi alur sungai. Tinggi maksimum suatu tanggul terdapat pada bagian tepi dalam tanggul yang berbatasan dengan alur sungai dengan lereng yang curam. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi muka air sungai pernah menapai permukaan tanggul tersebut pada saat terjadi banjir besar. Sebaliknya menjauhi alur sungai kea rah dataran banjir lereng tanggul berangsur-angsur berkurang besarnya dari miring hingga landai. Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang berperan menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat kembali lagi ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam. Tanggul alam memiliki struktur berlapis karena terbentuk oleh endapan sedimen saat banjir meluap melampaui tanggul sungai. Akibat kecepatan aliran yang menurun maka terjadilah pengendapan sedimen yang kasar diendapkan dekat alur sungai sedang yang lebih halus terangkut jauh kearah dataran banjir.

Tanggul alam terdapat pada daerah dekat dengan muara sungai atau zona lower dari sungai 4. Rawa belakang (Backswamps) Backswamp atau Rawa belakang adalah bagian dari dataran banjir dimana simpanan tanah liat menetap setelah banjir. Backswamps biasanya terletak di belakang sungai alam sebuah tanggul. Kemudian kembali rawa-rawa yang terletak agak jauh dari saluran sungai di dataran banjir tersebut. Ketika air tumpah ke dataran banjir, material terberat tetes keluar pertama dan materi terbaik dilakukan jarak yang lebih besar Relief : Cekung datar Batuan/struktur :Berlapis, tidak kompak Proses :Sedimentasi Karakteristik :Relief cekung - datar, selalu tergenang, proses sedimentassi. 5. Kipas alluvial (Alluvial Fan) Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal ini dikarenakan umumnya kipas aluvial terdiri dari perselingan pasir dan lempung sehingga merupakan lapisan pembawa air yang baik.

Kipas Aluvial banyak terdapat pada daerah dengan perubahan lerang yang besar, misalnya pertemuan pegunungan terjal dengan dengan dataran. Kipas alluvial yang menakjubkan ini luasnya dari Kunlun sampai pegunungan Altun, yang terletak di ujung selatan padang pasir takilmakan, China. Kipas Aluvial ini lembut, relative datar, landai dan terbuat dari batuan lepas dan sedimen, ditemukan di pegunungan dan disetor oleh air. Bentukan ini adalah salah satu yang terbesar di dunia. 6. Teras sungai Teras sungai dapat dimanfaatkan untuk mengetahui proses- proses yang telah terjadi di masa lalu. teras sungai merupakan satu morfologi yang sering dijumpai pada sungai. Proses deposisi, proses migrasi saluran, proses erosi sungai meander dan aliran overbank sangat

berperan dalam pembentukan dan perkembangan dataran banjir. Faktor yang mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan teras sungai adalah perubahan base level of erosion dan perubahan iklim 7. Gosong sungai (point bar) Merupakan kenampakan morfologik yang umum pada sungai yang sedang mengalami meandering dan pada saat yang bersamaan pengendapan point bar merupakan proses sedimentasi yang terjadi di dalam alur sungai tersebut. Bentuk dan ukuran sedimentasi bervariasi tergantung pada besarnya alur sungai serta berkembang pada bagian lengkung dalam (inner band) alur sungai. Tekstur dari material point bar tergantung pada keadaan sedimen yang terangkut pada saat banjir terjadi. Kelerengan umumnya miring kea rah aliran menuju lengkung luar. Relief : Datar - berombak Batuan/struktur : Berlapis, tidak kompak Proses :Sedimentasi Karakteristik :Terbentuk pada tubuh sungai bagian hilir, bagian hulu gosong tumpul dan bagian hilir menyudut. 8. Sungai teranyam (Braided Stream) Sungai teranyam merupakan bentukan asal proses fluvial berupa sungai yang saling terpisah membentuk seperti anyaman kemudian bergabung kembali pada bagian yang lain oleh adanya gosong sungai.

Terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar datar, alurnya luas dan dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada bagian hulu sungai sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk endapan gosong tengah. Karena adanya endapan gosong tengah yang banyak, maka alirannya memberikan kesan teranyam. Keadaan ini disebut juga anastomosis( Fairbridge, 1968). Tipe sungai teranyam dapat dibedakan dari sungai kekelok dengan sedikitnya jumlah lengkungan sungai, dan banyaknya pulau-pulau kecil di tengah sungai yang disebut gosong. Sungai teranyam akan terbentuk dalam kondisi dimana sungai mempunyai fluktuasi dischard besar dan cepat, kecepatan pasokan sedimen yang tinggi yang umumnya berbutir kasar, tebing mudah tererosi dan tidak kohesif (Cant, 1982). Biasanya tipe sungai teranyam ini diapit oleh bukit di kiri dan kanannya. Endapannya selain berasal dari material sungai juga berasal dari hasil erosi pada bukit-bukit yang mengapitnya yang kemudian terbawa masuk ke dalam sungai. Runtunan endapan sungai teranyam ini biasanya dengan pemilahan dan kelulusan yang baik, sehingga bagus sekali untuk batuan waduk (reservoir). Umumnya tipe sungai teranyam didominasi oleh pulau-pulau kecil (gosong) berbagai ukuran yang dibentuk oleh pasir dan krikil. Pola aliran sungai teranyam terkonsentrasi pada zona aliran utama. Jika sedang banjir sungai ini banyak material yang terbawa terhambat pada tengah sungai baik berupa batang pepohonan ataupun ranting-ranting pepohonan. Akibat sering terjadinya banjir maka di sepanjang bantaran sungai terdapat lumpur yang mengusai hampir di sepanjang bantaran sungai. Sungai teranyam umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi arus alirannya lemah dan batuan di sekitarnya lunak. Sungai tipe ini bercirikan debit air dan pengendapan sedimen tinggi. Daerah yang rata menyebabkan aliran dengan mudah belok karena adanya benda yang merintangi aliran sungai utama

9. Sungai meander dan Enteranched meander Bentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan tebing sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini terbentuk apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir yang cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya pembelokan aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi sehingga alirannya membelok dan terus melakukan penggerusan ke batuan yang lebih lemah. Leopold dan Wolman (1957) menyebut sungai meandering jika sinuosity-nya lebih daru 1.5. Pada sungai tipe ini erosi secara umum lemah sehingga pengendapan sedimen kuat. Erosi horizontallnya lebih besar dibandingkan erosi vertical, perbedaan ini semakin besar pada waktu banjir. Hal ini menyebabkan aliran sungai sering berpindah tempat secara mendatar. Ini rerjadi karena adanya pengikisan horizontal pada tepian sungai loleh aliran air utama pada daerah kelokan sungai pinggir luar dan pengendapan pada kelokan tepi dalam.

Meander banyak terdapat pada daerah dengan relief yang relative datar misalnya di Irian jaya dan Bintan yang ditunjukkan pada gambar. 10. Delta dan macamnya Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk pada daerah base level. Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama, akan terbentuk lapisan - lapisan sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta. Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga, pantai harus dangkal.

Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas, delta Sungai Mahakam. Menurut Storm drr (2005), Delta Mahakam merupakan tipe delta yang didominasi oleh proses pasang-surut dan gelombang laut yang berlokasi di tepian Cekungan Kutai, Kalimantan Timur dan mempunyai runtunan stratigrafi deltaik pantai (coastal deltaic) berumur Miosen hingga Holosen 11. Danau oxbow (Oxbow Lake) Danau Oxbow merupakan bentukan berbentuk U dari sebuah aliran sungai yang terbentuk ketika sebuah meander/kelokan sungai dengan sungai utama terpotong dan membentuk danau. Bentukan Fluvial tersebut disebut dengan danau oxbow dengan bentuk lengkungan

yang khas. Di Australia sebuah bentukan danau oxbow disebut Billabong yang berasal dari bahasa asli. Danau oxbow terbentu dari waktu ke waktu dari erosi dan pengendapan dari tanah yang terdapat di sungai. Danau oxbow terbentuk seperti di bawah ini : 1. Di dalam putaran sungai perjalanan lebih lambat menyebabkan pengendapan lumpur 2. Sementara itu air di tepi luar cenderung menyebabkan pengendapan lumpur 3. Sementara itu air di tepi luar cenderung mengalir cepat yang mengikis tepian membentuk meander yang lebih luas 4. Seiring waktu putaran meander melebar sampai bagian lehernya lenyap sama sekali 5. Kemudian meander akan dihapus dari sungai say ini dan bentukan tapal kuda danau oxbow terbentuk. Tanpa arus untuk memindahkan air bersama, sedimen menumpuk di sepanjang tepian dan menisci danau. Sungai mati, oxbow, dan oxbow lake merupakan bentukan sebagai akibat dari sungai mati. Sungai mati terjadi sebagai akibat dari ditinggalkannya alur sungai oleh aliran air sungai utama, sehingga aliran air sungai terhenti atau berpindah ke alur sungai yang lain. Pemotongan alur sungai ini terjadi karena sungai tersebut telah mengalami kelengkungan

(sinous), sungai yang telah mengalami terbentuknya meander. Ada tiga cara pemotongan sungai yang menyebabkan sungai tersebut ditinggalkan/mati yang membentuk dasar sungai mati (abandoned river), yaitu Chu cut off, neck cut off, dan avulsi. Pada pemotongansungai yang telah mengalami meandering tersebut akan membentuk senacam tapal kuda (oxbow), manakala oxbow ini 12. Stream Captured Merupakan fenomena geomorfologi yang terjadi ketika aliran atau system drainase sungai atau DAS dialihakan dari tempatnya sebaliknya aliran yang beru berasal dari aliran sungai tetangganya. Hal tersebut terjadi akibat beberapa sebab, yaitu 1. Gerakan tektonik bumi, dimana sudut lereng/kemiringan lereng dari perubahan tanah dan aliran sungai keluar dari bekas sungai sebelumnya 2. Pembendungan alami akibat longsor atau lapisan es 3. Erosi, baik erosi headward yang menyebabkan satu lembah sungai berada diatas yang lain, atau erosi lateral yaitu meander melalui tanah yang lebih tinggi membagi sungai yang berdekatan. 4. Pada topografi karst, sungai bias tenggelam atau berada di bawah tanah dan kemudian muncul kembali di lembah sungai terdekat. 5. Air tambahan mengalir kebawah capturing stream dan dapat mempercepat erosi dan

mendorong perkembangan ngarai. 13. Lembah Terkubur (Burried Valley) Lembah terkubur adalah sebuah aliran sungai kuno atau lembah sungai yang telah diisi dengan sedimen glacial atau terkonsolidasi. Endapan ini terdiri dari kerikil, pasir,lumpur, dan tanah liat. Jenis sedimen seperti itu sering dapat menyimpan dan mentransmisikan sejumlah besar air tanah, sehingga daerah tersebut memiliki potensi air tanah yang besar. Pembentukannya terjadi akibat longsoran material di tebing sungai dalam jumlah m,aterial yang besar kemudian lembah sungai tertutup. Lembah terkubur banyak terdapat di daerah sungai bagian upper atau middle yang memiliki kestabilan lereng yang rendah dan lembah sungai relative dalam.

Pembentukan Burried Valley (lembah terkubur) 14. Struktur silangsiur (Crossbraided Structure) Crossbraided Structure merupakan bentukan proses perubahan arah aliran akibat adanya pola perlapisan batuan. Pembentukannya berasal dari sedimentasi oleh material di daerah pasang surut yang dalam waktu tertentu mengalami perubahan pada arah aliran arus dominan. Dalam waktu yang bergantian terjadi perubahan arah arus secara berlawanan sehingga terbentuk perlapisan sedimen yang khas. Pembentuk struktur silangsiur dapat berupa air ataupun angin. Struktur silangsiur ini banyak terdapat pada daerah estuary sehingga bentukanyya

dipengaruhi oleh air atau pada daerah gumuk pasir yang dipengaruhi oleh angin. Struktur Silang-siur (Crossbraided Structure) 15. Tanggul sungai (Levee Ridge) Tanggul sungai merupakan bentukan dari proses fluvial yaitu sebuah bentukan berupa gundukan yang terdapat di sepanjang tepian sungai. Pembentukannya dari sedimentasi material yang terangkut oleh arus sungai kemudian terendapkan yang merupakan proses bentukan alami, sedangkan bentukan yang berupa pengaruh manusia merupakan artificial form. Tanggul sungai berfungsi untuk mencegah banjir ketika debit air berlebih. Tanggul sungai banyak terdapat pada dataran alluvial yang sering terjadi banjir, misalnya di Sungai progo.

Tanggul Sungai (levee ridge) 16. Lembah ditinggalkan (Abandon Valley) Lembah ditinggalkan merupakan benukan fluvial berupa lembah sungai yang tidak dialiri oleh air lagi. Proses pembentukannya akibat proses erosi dan sedimentasi terutama pada sungai bermeander. Ketika meander terbentuk, kemudian aliran semakin intensif terbentuk danau tapal kuda. Dalam waktu yang lama air yang menggenang hilang membentuk lembah yang ditinggalkan. Bentukan ini banyak terdapat pada dataran alluvial dengan struktur batuan yang relative homogen Lembah Ditinggalkan (Abandon Valley)

Daftar Pustaka Charlton, Ro. 2008. Fundamentals of Fluvial Geomorphology. New York : Maddison Avenue Kehew, Alan E dan Boettger, William M. 1986. Depositional Environmental of Braided Valley Aquifers in North Dakota. U.S : University of North Dakota Suharsono, Prapto. 1999. Identifikasi Bentuklahan dan Interpretasi Citra Untuk Geomorfologi.Fakultas Geografi:Universitas Gadjah Mada http://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/bentang-alam-fluvial.html http://en.wikipedia.org/wiki/floodplain http://en.wikipedia.org/wiki/buried_valley http://en.wikipedia.org/wiki/oxbow_lake http://en.wikipedia.org/wiki/stream_capture http://geologi.ugm.ac.id/gdl42/gdl.php?mod=browse&op=read&id=tglugm--msitocahyo-90 http://id.wikipedia.org/wiki/sungai http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6308167173.pdf http://lingkunganhijau08007.blogspot.com/2010/01/hidrologi-dataran-alluvial-pernahada.html http://sim.nilim.go.jp/ge/semi2/presentation/1sampurno/seminar.doc www.uwsp.edu/geo/.../alluvial_landforms_page_1.html http://wong168.wordpress.com/2010/01/31/pemandangan-menakjubkan-karya-bumi-2/ http://wwwnuansamasel.blogspot.com/2010/05/hidrologi-bagian-ii.html http://www.mbgnet.net/fresh/lakes/oxbow.htm