BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manufaktur berasal dari bahasa latin manu factus yang artinya made by hand yang pertama kali dikenalkan di

Purna Septiaji Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 55183, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR ANALISIS PEMESINAN PADA BAJA PERKAKAS SLD DENGAN PENGARUH VARIASI JARAK GAP PADA PROSES ELECTROCHEMICAL MACHINING (ECM)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1.1 Tegangan residu pada permesinan konvensional turning (Rech dkk, 2008)

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di bidang industri mekanik dan elektronik untuk membuat produk dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu metode tentang segala kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian.

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP PEFORMANSI PEMESINAN DRILLING EDM MENGGUNAKAN EDM TIPE RELAKSASI (RC)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pembimbing : Prof. Dr. Ing. Suhardjono MSc. Oleh : Dwi Rahmad F. NRP:

Studi Eksperimental Variasi Konsentrasi Elektrolit KCl pada Overcut dan Ketirusan Hasil Drilling Proses ECM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. machining adalah proses pemotongan bahan dengan memanfaatkan energi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin

BAB I PENDAHULUAN. komponen-komponen yang berukuran kecil. Pembuatan komponenkomponen. kecil tersebut hanya dapat dikerjakan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Electrical discharge machining (EDM) yang merupakan metode

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT (DESAIN DYNAMOMETER SEDERHANA)

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

TUGAS AKHIR TEKNIK MANUFAKTUR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP MRR, KEKASARAN PERMUKAAN, WEAR RATIO ELEKTRODA HASIL PROSES EDM SINKING

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

Analisis Pengaruh Time Buff Terhadap Tingkat Kekasaran dan Kekerasan Permukaan Pada Proses EDM MP-50 Material Stainless Steel SUS 304

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia manufaktur khususnya pada pembuatan tool dalam industri mold

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk

A. Pengertian Electrical Discharge Machine

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. ( Magnesium ditemukan dalam 60

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL PADA PROSES ELECTROCHEMICAL MACHINING

Parkway Street Batam Centre, Batam Jalan Kalimantan No.37, Jember. Jalan Kalimantan No.37, Jember

SIDANG TUGAS AKHIR METALURGI TEKNIK MESIN - ITS

By: Yoga & Markus. start

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Level Konsentrasi Elektrolit (%) Tegangan (V) Gap Permesinan (mm) 0,5 0,75 1

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

OPTIMASI PARAMETER PERMESINAN TERHADAP LAJU PEMBUANGAN MATERIAL DAN KETELITIAN UKURAN (OVERCUT) PADA PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM)

BAB I PENDAHULUAN. bentuk suatu benda kerja dengan menggunakan sepasang alat. perencanaan peralatan, diameter yang akan dipotong, material alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Lab.Proses Produksi, CNC dan material teknik

TI-2121: Proses Manufaktur

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 2, Juli 2017 P-ISSN : E-ISSN :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

Optimalisasi Kualitas Pemotongan Sudut Pada Mesin Wire Cutting Electric Discharge Machining (Edm)

Iman Saefuloh 1, Ipick Setiawan 2 Panji Setyo Aji 3

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

Studi Pengaruh Besar Arus dan Arc On-Time Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Sinking

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

ANALISA KUALITAS PERMUKAAN BAJA AISI 4340 TERHADAP VARIASI ARUS PADA ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING (EDM)

BAB I PROSES MANUFAKTUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

I. PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan mesin mempunyai persyaratan kualitas permukaan (kekasaran

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB III PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES MANUFAKTUR CRUISE CONTROL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi pemesinan saat ini telah berkembang sangat pesat, bermula pada tahun 1940-an dimana pembuatan produk benda masih menggunakan mesin perkakas konvensional seperti mesin bubut, mesin bor dan mesin frais (milling) dan lain-lain. Seiring perkembangan teknologi, mesin konvensional dinilai kurang efisien untuk memproduksi suatu benda kerja dengan material-material baru yang memiliki sifat kekerasan yang sangat tinggi atau pengerjaan benda kerja dengan geometri yang semakin komplek dan rumit. Salah satu contohnya adalah pengerjaan pembuatan roda gigi dengan spline-dalam dengan bahan material baja perkakas yang bersifat sangat keras. Apabila dikerjakan dengan mesin konvensional akan kurang efisien karena membutuhkan beberapa proses seperti drilling dan broaching atau dengan mesin punching. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkannya pemesinan non-konvensional. Salah satu mesin non-konvensional yang telah dikembangkan saat ini adalah Electro Chemical Machine (ECM). Di mana pada mesin ini proses pengerjaan material tidak ada kontak langsung antara pahat dengan benda kerja. Proses pemesinan ECM ini dikendalikan oleh komputer. Prinsip kerja dari ECM yaitu ECM dihubungkan dengan sumber arus searah, pada benda kerja (workpiece, selaku anoda) dihubungkan dengan sumber arus yang bermuatan positif (DC+) sedangkan pahat (electrode, selaku katoda) dihubungkan dengan sumber arus yang bermuatan negatif (DC-) dan melalui celah (gap) antara benda kerja dan pahat dialiri cairan elektrolit dimana cairan elektrolit tersebut akan melepas partikel-partikel logam dari benda kerja (anoda), partikel-partikel tersebut kemudian melekat pada katoda. Jika aliran elektrolit cukup kuat, akan mencegah partikel logam melekat pada katoda. Cairan elektrolit tersebut juga berfungsi sebagai fluida pendingin selama proses permesinan berlangsung. Pada pemilihan

elektrolit harus tepat seperti elektrolit harus bersifat konduktor listrik, sifat korosifitas yang rendah terhadap peralatan, dan juga mempunyai sifat kimia yang stabil, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi elektrokimia yang baik. Kualitas dari hasil pemesinan ECM pemesinan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: beda tegangan (voltage) dimana perbedaan tegangan antara kedua jenis logam tersebut akan menentukan besar-kecilnya arus yang mengalir dalam pemesinan, ukuran diameter pahat, jenis material pahat, jenis cairan elektrolit yang digunakan, jenis material workpiece, dan jarak gap antara elektroda dan workpiece. Parameter kualitas pemesinan meliputi besarnya nilai toleransi suaian dari dimensi rencana yang akan dibuat (overcut), efek ketirusan, material removal rate (MRR), serta kualitas tingkat kekasaran permukaan workpiece setelah di machining ( surface roughness) (El-Hofy, 2005). Haisch (2002) melakukan eksperimen untuk mengetahui pengaruh larutan elektrolit yang dipakai pada pemesinan ECM terhadap struktur mikro yang terbentuk oleh karbida pada lapisan permukaan (surface films), MRR, serta efisiensi arus pemesinan. Larutan elektrolit yang digunakan adalah Natrium Klorida (NaCl) dan Natrium Nitrat (NaNO 3 ). Eksperimen ini menggunakan baja 100Cr 6 sebagai spesimennya. Pemilihan jenis elektrolit sangat berpengaruh terhadap hasil pemesinan ECM pada baja 100Cr 6, penelitian menggunakan elektrolit NaCl dan NaNO 3. Pengamatan removal logam sudah dapat diamati mulai dari kerapatan arus yang rendah, jika elektrolit yang dipakai adalah NaCl sedangkan pada pemakaian elektrolit NaNO 3, pengamatan removal logam baru terlihat setelah kerapatan arus sebesar 9 A/cm 2. Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian tersebut adalah pemilihan jenis elektrolit (NaCl dan NaNO 3 ). Studi eksperimental lain juga dilakukan oleh Cirilo, dkk., (2006) yaitu dengan mempelajari MRR, surface roughness, dan overcut pada pemesinan ECM dengan benda kerja SAE-XEV F Valve Steel (baja untuk katup mesin pembakaran dalam). Parameter yang diubah pada saat dilakukan penelitian adalah feed rate, tipe elektrolit, flow rate, dan tegangan yang bekerja. Elektrolit yang digunakan adalah Natrium Klorida (NaCl) dan Natrium Nitrat (NaNO 3 ). Tool Feed rate berbanding lurus dengan nilai MRR,

jika nilai Tool Feed rate semakin besar maka nilai MRR akan semakin besar. Pemesinan ECM menggunakan elektrolit Natrium Nitrat (NaNO 3 ) menghasilkan produk pemesinan dengan kekasaran permukaan (surface roughness) dan overcut yang lebih baik daripada dengan menggunakan elektrolit Natrium Clorida (NaCl). Ukuran diameter pahat berpengaruh terhadap overcut dan ketirusan. Dari percobaan diketahui nilai overcut dan ketirusan pada lubang akan semakin besar seiring meningkatnya penggunaan ukuran diameter pahat. Dengan pengisolasian pada bagian permukaan pahat yang tidak menjadi area kerja pahat akan mereduksi nilai overcut dan ketirusan (Hermawan, 2008). Penelitian lain menunjukkan hubungan variasi voltage terhadap ukuran overcut, ketirusan dan MMR menggunakan cairan elektrolit Kalium Clorida (KCl) dengan pahat terisolasi dan tanpa isolasi. Dari percobaannya dapat ditarik kesimpulan dengan meningkatnya voltage pada penggunaan pahat tanpa isolasi overcut pada lubang yang dihasilkan akan semakin besar, tetapi pada hal ini berbanding terbalik dengan pahat terisolasi (Wahyudi, 2010). Selain itu penelitian lain juga dilakukan dengan variasi nilai konsentrasi larutan pengaruhnya terhadap overcut, nilai MRR dan efek ketirusan pada pemesinan ECM. Semakin besar nilai konsenterasi maka nilai MRR akan semakin besar. Semakin besar nilai konsentrasi maka waktu pemesinan akan semakin turun atau semakin singkat (Budiman, 2012). Penelitian lainnya dilakukan oleh Esapermana (2012) yang mempelajari tentang pengaruh besarnya feed rate terhadap MRR, overcut, dan surface roughness yang terjadi setelah pemesinan berlangsung. Penelitian ini menggunakan tool elektoda aluminium, benda kerja stainless steel J-430, working gap 0,5 mm, cairan elektrolit menggunakan NaCl. Pada penelitiannya besarnya MRR yang terjadi pada benda kerja berbanding lurus dengan besarnya feed rate. Sebaliknya, overcut yang terjadi pada benda kerja berbanding terbalik dengan besarnya feed rate. Surface roughness yang dihasilkan pada pemesinan juga berbanding terbalik dengan laju pemakanan / feed rate. Penelitian lain dilakukan oleh Prasetya (2014) yaitu perancangan dan pembuatan mesin electrochemical machining serta pengujian pemesinan pada pembuatan multi-layered microfilters dengan tool tembaga dan benda kerja aluminium terisolasi dengan variabel konsentrasi NaCl. Pada penelitiannya Febri Prasetya

(2014) meneliti hubungan perubahan nilai konsentrasi elektrolit terhadap laju pelepasan material MMR, overcut, dan surface roughness pada proses ECM. Penelitian dilakukan dengan variable konsentrasi NaCl pada larutan elektrolit sebesar: 5, 10, 15, 20 dan 25%. Pengujian MRR dan pengujian surface roughness dilakukan dengan benda kerja (anoda) aluminium dengan ketebalan 0,3 mm dan tool (katoda) tembaga dengan dimensi permukaan 35 25 mm sedangkan pengujian overcut dilakukan dengan tool Tembaga yang mempunyai diameter dalam 8 mm dan diameter luar 10 mm. Hasil pengujian overcut ekuivalen dengan hasil pengujian MRR. Semakin tinggi nilai MRR maka semakin tinggi nilai overcut yang dihasilkan dalam waktu yang sama. Hasil percobaan diketahui bahwa hasil pemesinan yang optimal didapatkan pada penggunaan konsentrasi NaCl dalam elektrolit sebesar 25%. dengan MRR paling tinggi 1,59 10-3 g/dt, dan surface roughness paling rendah sebesar 3,03 µm. Plat baja perkakas SLD tersedia luas secara komersial mempunyai sifat mekanis keras tahan aus dan tahan terhadap panas dengan kadar Carbon (C) 1,44 %, Silicon (Si) 0,28 %, Mangan (Mn) 0,41 %, Phosphor (P) 0,024 %, Sulfur (S) 0,0008 %, Chrom (Cr) 11,93 %, Molybdenum (Mo) 0,83 %, Vanadium (V) 0,24 % (Hitachi Metals, Ltd.). Material ini biasa digunakan sebagai bahan roda gigi, pahat atau alat potong pada pemesinan (cutting tools), punch, dan dies. Namun untuk pembuatan roda gigi dengan bentuk spline-dalam dengan bahan ini akan kesulitan apabila menggunakan mesin konvensional. Bentuk pembuatan roda gigi dengan spline-dalam menggunakan proses pemesinan ECM akan lebih efektif dan efisien karena cukup dengan sekali proses pemesinan. Berbagai penelitian ECM telah dilakukan akan tetapi pada penelitianpenelitian sebelumnya belum mempelajari mengenai pengaruh variasi jarak gap terhadap MRR dan Surface Roghness dengan cairan elektrolit NaCl sehingga perlu untuk diteliti lebih lanjut sejauh mana pengaruh variasi jarak gap tersebut khususnya terhadap material SLD.

1.2.Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan yang harus dipecahkan pada proses pemesinan ECM dengan workpiece plat baja perkakas SLD dan cairan elektrolit berupa NaCl yaitu : 1. Bagaimana pengaruh variasi voltage terhadap overcut dan efek ketirusan pada pemesinan ECM? 2. Bagaimana pengaruh variasi voltage terhadap Nilai MRR dan surface roughness pada pemesinan ECM? 3. Bagaimana pengaruh jarak gap antara elektroda dengan benda kerja terhadap nilai MRR dan surface roughness pada pemesinan ECM? 4. Apa pengaruh jenis larutan elektrolit serta nilai konsentrasi larutan terhadap hasil pemesinan ECM? 5. Bagaimana pengaruh jenis material elektroda serta diameter elektroda terhadap hasil pemesinan ECM? Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian akan difokuskan pada rumusan masalah nomor 4. 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan utama dari tugas akhir ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh variasi jarak gap terhadap nilai MRR pada workpiece plat baja perkakas SLD dan cairan elektrolit NaCl pada proses pemesinan ECM, 2. Mengetahui pengaruh variasi jarak gap terhadap nilai surface roughness pada workpiece plat baja perkakas SLD dan cairan elektrolit NaCl pada proses pemesinan ECM. 1.4.Batasan Masalah Dalam penelitian ini diberikan pembatasan masalah agar dapat menghasilkan suatu yang lebih bersifat khusus dan bermanfaat. Adapun batasan masalah yang diberikan adalah bagaimana pengaruh jarak celah (gap) terhadap nilai MRR dan surface roughness pada pemesinan ECM?

1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini: 1. Bagi dunia akademik dapat memberikan pengetahuan mengenai pemesinan non-konvensional ECM, dan dapat digunakan sebagai referensi dan pengembangan selanjutnya. 2. Bagi masyarakat dapat memberikan kontribusi positif sebagai pengetahuan bagaimana pentingnya pengembangan teknologi pemesinan nonkonvensional dalam hal efektifitas dan efisiensi untuk meningkatkan jumlah produksi. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini secara garis besar adalah: BAB I : Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan Penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan Tugas Akhir. BAB II : Kajian Pustaka dan Dasar Teori, kajian pustaka,dasar teori meliputi pengertian ECM, Prinsip kerja ECM, elemen proses ECM, kekurangan dan kelebihan ECM akan dijelaskan dalam bab ini. BAB III : Metodologi Penelitian, bab ini menjelaskan tentang tempat penelitian, alat dan bahan penelitian, diagram alir penelitian, proses persiapan alat dan bahan. BAB IV : Hasil dan Pembahasan, dalam bab ini berisi tentang analisis MRR, surface roughness dari hasil pemesinan ECM. BAB V : Kesimpulan dan Saran,berisi tentang kesimpulan, dan saran mengenai penelitian yang telah dilakukan.