BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan karena kesehatan dinilai sangat berharga dan mahal. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

1 BAB I PENDAHULUAN. berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Semakin terbukanya akses informasi termasuk di bidang kesehatan dan kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia yang sempat terpuruk pada tahun 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan memberikan pendidikan bagi anak-anak sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. dimasa depan adalah masyarakat dengan perilaku hidup sehat, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produknya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya dan

BAB I PENDAHULUAN. negeri yang relatif tinggi, yang mencapai rata-rata 15 persen per tahun. Hal ini

BABI PENDAHULUAN. 1996). Jasa adalah setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya berbagai pembangunan hotel, maka banyak pemilik modal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan deregulasi saat ini, persaingan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Internet sendiri berasal dari kata Interconnection Networking

BAB I PENDAHULUAN. lainnya di Indonesia. Selain memiliki obyek wisata alam dan obyek wisata belanja, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengkajian, percobaan dan berbagai cara lainnya untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. membuka usaha sendiri. Banyaknya usaha bisnis di bidang yang sama, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009). memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi perusahaan-perusahaan yang memasarkan jasa-jasa mereka.

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. orangtua murid terhadap kualitas pelayanan di SDK X Bandung antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan banyaknya perusahaan-perusahaan sejenis yang bergerak dalam bidang yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. periode pencerahan di Eropa pada abad ke-18 setelah itu sampai ke Indonesia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, banyak perusahaan sektor publik yang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, maka. yang diberikan bagian Klinik Anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bagi siswa/i SMU yang baru saja lulus, melanjutkan pendidikan ke

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3)

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang didukung kemampuan dan mental yang sehat, sehingga

Kepada Yth. Pasien RSUD Wirosaban di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

MANAJEMEN MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)_AEP NURUL HIDAYAH_(RKM )_REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN_POLITEKNIK TEDC BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini dikenal dengan berbagai julukannya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

LAMPIRAN A ( Letter of Concent, Alat ukur (Identitas, Data Penunjang dan Data Utama))

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pelayanan puskesmas adalah untuk membangun. persahabatan yang mendorong hubungan dengan pasien sehingga puskesmas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa Latin satis yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit lainnya. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Dimana sarana kesehatan pemerintah maupun swasta semakin

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. persen. Sepanjang tahun 2011, penjualan mobil dari pabrik ke dealer telah mencapai

Kuesioner Untuk Penelitian Kepuasan Pasien di RSUD Ngimbang Lamongan. Saya adalah mahasiswa Universitas Wijaya Putra Surabaya, Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah kemampuan rumah sakit dalam memberikan layanan kepada pasien.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah penting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Pada prinsipnya kesehatan merupakan hak dasar manusia dan anugerah Tuhan yang harus dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya, oleh sebab itu setiap orang wajib bertanggung jawab memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya. Namun jika melihat kondisi lingkungan saat ini, yang sudah semakin tercemar oleh banyaknya polusi maka wajarlah jika manusia lebih mudah terserang berbagai macam penyakit. Ketika kondisi kesehatan mulai terganggu maka orang akan segera membutuhkan jasa pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud dengan jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik (Kotler,1997). Sedangkan yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat (Levey & Loomba, 1973).

2 Ada beberapa lembaga yang memberikan jasa pelayanan kesehatan diantaranya adalah Rumah Sakit, Puskesmas, dan klinik kesehatan. Penelitian ini memilih klinik JPKM sebagai salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan. Klinik JPKM didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat, meliputi tindak pencegahan penyakit (preventif), tindak peningkatan kesehatan (promotif), pengobatan penyakit (kuratif) dan tindak pemulihan kesehatan (rehabilitatif), dengan menganut nilai kasih, manusiawi, kualitas pelayanan terbaik dan kepuasan pengguna jasa. Untuk merealisasikan kualitas pelayanan terbaik sesuai nilai yang dianut, klinik JPKM menyediakan berbagai macam fasilitas fisik dan fasilitas pelayanan yaitu, klinik khusus untuk pengguna jasa JPKM, ruang tunggu yang nyaman, kebersihan ruang klinik dan toilet, pendingin udara di dalam ruangan klinik, dilayani oleh petugas yang berpenampilan rapi dan bersih, jadwal praktek dokter yang teratur dan disediakan pula petugas keamanan, dokter dan perawat khusus untuk pengguna jasa JPKM dan ketika hendak berobat pengguna jasa cukup membayar biaya administrasi sebesar Rp. 1000,-. Selain itu, jika diperlukan, pengguna jasa mendapatkan fasilitas rawat inap sebesar Rp. 1.000.000,- per tahun. Selain fasilitas-fasilitas tersebut di atas, terdapat fasilitas lain yang menjadikan klinik JPKM berbeda dengan klinik kesehatan lainnya yaitu fasilitas asuransi sebagai cara pembayaran. Maksud dari prinsip asuransi tersebut adalah agar pembiayaan lebih terkontrol dan efisien serta mutu pelayanan tetap terjamin. Dengan cara pembayaran tersebut maka pengguna jasa akan dikategorikan ke dalam 3 macam paket yaitu:

3 1. Paket Dasar : Rp. 35.000,-/bulan/orang Plafon Rawat Inap : Rp. 1.000.000,-/tahun 2. Paket Khusus : Rp. 50.000,-/bulan/orang Plafon Rawat Inap : Rp. 1.000.000,-/tahun 3. Paket Maskot ( 56 thn) : Rp. 125.000,-/bulan/orang Plafon Rawat Inap : Rp. 1.000.000,-/tahun Jika dilihat dari kategori di atas, terlihat untuk masing-masing paket, premi setiap bulan berbeda sedangkan plafon rawat inap sama untuk setiap paket, hal ini disebabkan klinik JPKM lebih difokuskan pada pelayanan rawat jalan yang diasumsikan lebih sering dibutuhkan dibandingkan rawat inap. Adanya berbagai macam fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh klinik JPKM diharapkan dapat meningkatkan penilaian pengguna jasa klinik JPKM terhadap kualitas pelayanan klinik JPKM di rumah sakit X. Dengan menjadi pengguna jasa klinik JPKM, berarti ada kebutuhan dari para pengguna jasa untuk mendapat pelayanan kesehatan di klinik yang nyaman dan memiliki reputasi baik, disertai dengan biaya yang terjangkau. Seiring dengan hal tersebut akan muncul harapan dari para pengguna jasa JPKM bahwa pelayanan klinik JPKM dapat memenuhi kebutuhan dari para pengguna jasanya. Dengan bertempat di dalam Rumah Sakit X yang sudah dikenal sebagai salah satu rumah sakit swasta berkualitas baik, maka harapan dari para pengguna jasa JPKM agar mendapatkan pelayanan yang berkualitas akan meningkat. Klinik JPKM sebagai pihak pemberi jasa pelayanan kesehatan diharapkan mampu memberikan pelayanan dengan kualitas yang sangat baik bagi para

4 pengguna jasa klinik JPKM. Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan klinik JPKM telah dipersepsi baik oleh pengguna jasa, maka pihak pemberi jasa pelayanan harus dapat mengumpulkan informasi berupa saran ataupun kritik yang dapat dijadikan sebagai acuan sehingga dapat mengukur kualitas pelayanannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak JPKM didapat informasi bahwa pihak JPKM telah berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pengguna jasanya. Usaha pihak JPKM tersebut adalah dengan memperbanyak layanan penyakit yang dilindungi oleh besarnya premi per bulannya, meski harus diimbangi dengan kenaikan jumlah premi. Namun banyak pengguna jasa yang merasa keberatan dengan kenaikan premi tersebut dan akhirnya mengundurkan diri. Berdasarkan perhitungan jumlah pengguna jasa klinik JPKM di rumah sakit X dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, didapatkan data bahwa penurunan jumlah anggota setiap tahunnya rata-rata mencapai 60%. Hal ini sangat disayangkan oleh pihak JPKM karena para pengguna jasa ternyata belum atau bahkan tidak menyadari bahwa program JPKM merupakan subsidi silang, jadi pengguna jasa yang belum menggunakan manfaat dari asuransi kesehatan sebenarnya memberikan subsidi pengobatan pada pengguna jasa yang membutuhkan manfaat asuransi kesehatan. Penurunan jumlah pengguna jasa ini berdampak pada biaya operasional yang dibutuhkan oleh klinik JPKM, oleh karena itulah pelayanan yang diberikan oleh pihak JPKM kurang dapat diberikan secara maksimal, namun walaupun banyak pengguna jasa yang mengundurkan diri masih ada pengguna jasa yang tetap bertahan dan bahkan setiap tahun selalu

5 ada penambahan jumlah pengguna jasa karena hanya klinik JPKM yang menawarkan pelayanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau. Pelayanan dari klinik JPKM di Rumah Sakit X yang kurang diberikan secara maksimal menimbulkan banyak keluhan dari pengguna jasa JPKM. Keluhan yang muncul dari pengguna jasa klinik JPKM dan menyebabkan sebagian besar pengguna jasa mengundurkan diri adalah kenaikan premi yang terus dilakukan namun kualitas dari pelayanan yang diberikan masih kurang baik. Selain itu pengguna jasa juga mengeluhkan petugas yang bekerja terlalu lambat, prosedur rujukan ke dokter spesialis yang rumit juga sikap dokter yang dinilai kurang ramah. Dari hasil survey awal kepada 10 orang yang masih menjadi pengguna jasa program JPKM yang sedang berobat di klinik JPKM diperoleh informasi bahwa dari segi tangibles (fasilitas fisik), 2 orang pengguna jasa merasa kurang nyaman dengan ruang tunggu klinik yang terlalu sempit serta jarang tersedia bahan bacaan seperti koran. 8 orang merasa ruang tunggu sudah cukup nyaman dan kebersihan cukup terpelihara. Dari segi reliability (dapat diandalkan), 5 orang merasa jam buka klinik tidak sesuai jadwal dan proses rujukan kurang praktis bagi pengguna jasa. 5 orang merasa prosedur pelayanan mudah, proses pemeriksaan berlangsung cepat dan jam praktek sesuai jadwal yang berlaku. Dalam hal responsiveness (kecepat tanggapan), 7 orang merasa petugas bertindak cepat pada pengguna jasa yang memang perlu segera ditangani dan petugas mau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengguna jasa dengan

6 jelas. 3 orang merasa dokter kurang komunikatif padahal pengguna jasa perlu penjelasan yang detail tentang penyakitnya, petugas juga terlihat kurang cekatan padahal antrian sudah panjang. Dari segi assurance (jaminan), 6 orang merasa ada beberapa dokter yang terkesan kurang berpengalaman dan penjelasan dokter mengenai penyakit pasien sulit dimengerti. 4 orang merasa dokter-dokter sangat handal dan memiliki kemampuan karena diagnosa yang diberikan tidak pernah salah. Dalam hal empathy, 2 orang merasa petugas kurang peduli pada pengguna jasa. Pengguna jasa tidak diperlakukan layaknya orang sakit. 8 orang merasa petugas sangat perhatian pada pengguna jasa bahkan petugas ingat riwayat penyakit pengguna jasa. Selain survey awal yang dilakukan pada pengguna jasa JPKM, peneliti juga mengumpulkan informasi dari 10 orang yang sudah tidak menjadi pengguna jasa klinik JPKM di rumah sakit X, dan didapat informasi bahwa mereka kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh para petugas, petugas dinilai kurang ramah, lambat dalam bekerja dan ada kesan membedakan antara pengguna jasa JPKM dengan pasien rumah sakit X padahal pengguna jasa merasa membayar lebih mahal (premi bulanan) daripada pasien rumah sakit X yang tidak menjadi peserta JPKM. Selain itu mereka merasa obat yang diberikan tidak menyembuhkan sehingga harus berkali-kali berobat ke klinik JPKM. Berdasarkan fakta didapatkan informasi bahwa sebagian pengguna jasa klinik JPKM merasa bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh klinik JPKM Surya Sumirat sudah baik namun ada pula sebagian pengguna jasa klinik JPKM

7 yang merasa bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh klinik JPKM masih kurang baik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai kualitas pelayanan yang diberikan oleh klinik JPKM di Rumah Sakit X Bandung. 1.2. Identifikasi Masalah Bagaimana kualitas pelayanan klinik JPKM di Rumah Sakit X yang dipersepsi oleh para pengguna jasa klinik JPKM di Rumah Sakit X Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kualitas pelayanan klinik JPKM di Rumah Sakit X yang dipersepsi oleh pengguna jasa klinik JPKM di Rumah Sakit X Bandung. 1.3.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai tingkat kualitas pelayanan klinik JPKM di Rumah Sakit X yang dipersepsi oleh pengguna jasa dan memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan pada dimensi-dimensi Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy.

8 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis 1) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman mengenai bidang psikologi industri khususnya mengenai pelayanan, terutama yang berkaitan dengan kualitas pelayanan klinik JPKM di Rumah Sakit X. 2) Diharapkan penelitian ini berguna bagi penelitian selanjutnya, terutama yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai kepuasan pengguna jasa. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan tingkat kualitas pelayanan beserta dimensi-dimensi kualitas pelayanan yang perlu ditingkatkan dan dimensi kualitas pelayanan yang harus tetap dipertahankan, menyangkut dimensi Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy. 2) Hasil penelitian terhadap kualitas pelayanan klinik JPKM di Rumah Sakit X diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi klinik JPKM untuk menentukan strategi terbaik yang dapat diambil agar pengguna jasa JPKM tetap menggunakan jasa pelayanan klinik JPKM di Rumah Sakit X dan dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas klinik itu sendiri.

9 1.5. Kerangka Pemikiran Kualitas jasa pada dasarnya berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan dan kebutuhan pelanggan. Penilaian mengenai kualitas jasa yang diberikan pengguna jasa kepada pihak pemberi jasa dapat memunculkan perasaan senang atau kecewa, tergantung dari terpenuhi atau tidaknya harapan dan kebutuhan pengguna jasa terhadap hasil kerja pihak pemberi jasa. Penilaian tersebut dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara pelayanan yang dirasakan (Perceived Service) dan pelayanan yang diharapkan (Expected Service) oleh pengguna jasa. Perceived Service merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa yang diterima terhadap harapan jasa yang akan diterima dari pemberi jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perceived Service menurut Zeithaml (2000) ada 4, yaitu: Service Encounters adalah tempat pelayanan yang meliputi tempat administrasi, ruang tunggu, farmasi, dan klinik JPKM itu sendiri. Jika tempat pelayanan tadi dalam keadaan bersih dan rapi maka akan mempengaruhi penilaian pengguna jasa terhadap kualitas pelayanan klinik JPKM di Rumah Sakit X ; Evidence of Service adalah bukti dari pelayanan, misalnya: pelayanan yang diberikan cepat, akurat, petugas sopan dan ramah serta tersedianya fasilitas fisik dan medis yang memadai akan mempengaruhi penilaian pengguna jasa terhadap pelayanan klinik JPKM di Rumah Sakit X ; Image adalah reputasi pemberi jasa yaitu reputasi klinik JPKM di Rumah Sakit X yang baik dan kurang baik dilihat dari sudut pandang pengguna jasa klinik JPKM, hal tersebut akan mempengaruhi

10 penilaian pengguna jasa terhadap pelayanan klinik JPKM di Rumah Sakit X ; Price adalah harga jasa pelayanan yang meliputi premi setiap bulan yang mahal atau murah menurut pengguna jasa. Hal tersebut akan turut mempengaruhi penilaian pengguna jasa terhadap pelayanan klinik JPKM di Rumah Sakit X. Selain Perceived Service ada pula Expected Service yang berfungsi sebagai alat pembanding bagi pengguna jasa dalam menilai suatu kualitas jasa. Harapan pengguna jasa terhadap jasa pelayanan terbentuk dari beberapa faktor yang tidak dapat dikendalikan dan berbeda pada tiap pengguna jasa, tergantung dari pendidikan, usia, status sosial, lingkungan dan pengalaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi Expected Service menurut Zeithaml, yaitu Personal Needs, Enduring Service Intensifiers, Transitory Service Intensifiers, Perceived Service Alternative, Self Perceived Service Role, Situational Factor, Predicted Service, Explicit Service Promises, Implicit Service Promises, Word of Mouth, dan Past Experiences. Jika dikaitkan dengan teori kebutuhan, kesenjangan antara Perceived Service dan Expected Service menggambarkan sejauh mana kebutuhan pengguna jasa klinik JPKM sudah terpenuhi Hubungan antara klinik JPKM dengan para pengguna jasa bukan sekedar transaksi jual beli, sebab yang ditawarkan oleh klinik JPKM merupakan suatu pelayanan jasa kesehatan. Peran klinik JPKM menjadi sangat penting karena menyangkut keselamatan seseorang. Terlepas dari parah atau tidaknya penyakit yang diderita, seorang pengguna jasa klinik JPKM tetap membutuhkan pelayanan yang sigap dan cermat. Klinik JPKM adalah tempat pengguna jasa klinik JPKM

11 akan diperiksa dan diobati, para pengguna jasa tersebut adalah orang-orang yang benar-benar membutuhkan pelayanan dari klinik JPKM. Agar bernilai tinggi suatu pelayanan harus memiliki kualitas. Menurut Zeithaml (2000) terdapat 5 dimensi yang digunakan untuk menilai suatu kualitas pelayanan, kelima dimensi tersebut merupakan dimensi-dimensi yang menentukan tingkat kualitas pelayanan klinik JPKM di Rumah Sakit X yang dapat dijelaskan sebagai berikut; Tangible (penampilan fisik) dapat dilihat dari penampilan fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera dan peralatan medis; Reliability (dapat diandalkan) dapat dilihat dari pelayanan petugas yang dapat diandalkan; Responsiveness (kecepat tanggapan) dapat dilihat dari kesungguhan para petugas untuk menbantu pasien; Assurance (jaminan) dapat dilihat dari keamanan, kesopanan, memiliki keahlian dan pengetahuan petugas yang dibutuhkan untuk pelayanan; Empathy dapat dilihat dari kemampuan petugas untuk berkomunikasi dengan kata-kata yang dimengerti, berusaha untuk memahami pasien. Seseorang yang memutuskan untuk menjadi pengguna jasa klinik JPKM berarti ada kebutuhan dari dalam dirinya akan kenyamanan, rasa aman, kecepatan, keramahan dan ketepatan ketika mendapatkan pelayanan jasa kesehatan. Hal ini sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan setiap bulan untuk menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa klinik JPKM. Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pengguna jasa tergantung dari persepsi pengguna jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh klinik JPKM di Rumah Sakit X. Pelayanan disebut baik sekali jika klinik JPKM memberikan

12 pelayanan yang melebihi atau sama dengan harapan dan kebutuhan pengguna jasa klinik JPKM sedangkan pelayanan disebut kurang baik, apabila pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan harapan atau belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa klinik JPKM. Perceived Service Service Encounters Evidence of Service Image Price Sangat Baik Pengguna jasa Persepsi Service Quality Tangible Reliability Responsiveness Assurance Empathy Baik Kurang baik Expected Service Personal Needs Enduring Service Intensifiers Transitory Service Intensifiers Perceived Service Alternative Self Perceived Service Role Situational Factor Predicted Services Explicit Service Promises Implicit Service Promises Word of Mouth Past Experience Sangat kurang Bagan 1.5 Bagan Kerangka Pikir

13 1.6 Asumsi Kualitas pelayanan klinik JPKM Surya Sumirat di rumah sakit X ditentukan oleh penilaian pengguna jasa JPKM berdasarkan dimensi kualitas jasa, yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Dalam melakukan penilaian terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh klinik JPKM di Rumah Sakit X, masing-masing pengguna jasa JPKM dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Service Encounters, Evidence of Service, Image, dan Price.