IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY METHOD UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA (PTK di kelas VIII E Semester 2 SMP N 2 Gatak Tahun Ajaran 2011/2012) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika BAYU DWI PRIHASTOMO A410080142 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
PENGESAHAN IMPLEME,NTA,SI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCO YE RY METHOD I]NTUK MEI\TINGKATKAIY KEAKTIFAN BELAJAR SISWA (PTK di kelas VIII E semester 2 smp N z catal rahun Ajaran zaflnllf- Yang dipersiapkan dan disusun oleh : BAY{I DWI PRIIIASTOMO A 410 080 142 Teldl dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 23 hxrt2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan dewan penguji : t. Ivlasduki, M. Si 2. Drs. Slamet HW, M.Pd (..----:'. ( 3. Drs. N. Setyaningsih, M.Pd Universitas Muhammadiyah Surakarta F'akultas Keguruan dan Iknu pendidikan NIIC 547
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY METHOD UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA (PTK Pembelajaran Matematika di kelas VIII E Semester 2 SMP N 2 Gatak Tahun Ajaran 2011/2012) Bayu Dwi Prihastomo Pendidikan Matematika FKIP UMS prihastomobay@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa melalui implementasi model pembelajaran matematika berbasis Discovery Method. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Gatak yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan metode alur yaitu data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan dan dikembangkan selama proses pembelajaran. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Adanya peningkatan aktifitas mencatat atau membuat ringkasan ketika mengikuti pembelajaran dari 12,5% menjadi 45%. 2) Adanya peningkatan aktifitas siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan dari 10% menjadi 47,5%. 3) Adanya peningkatan mengemukakan ide dalam pembelajaran dari 5% menjadi 52,5%. 4) Adanya peningkatan siswa yang mengerjakan soal dan tugas dari 22,5% menjadi 62,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran matematika berbasis Discovery Method dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
Kata kunci : Keaktifan, Pembelajaran Matematika, Discovery Method PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jam mata pelajaran ini dibandingkan mata pelajaran lain, serta matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menentukan kelulusan siswa dalam ujian akir nasional (UAN) sehingga pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi. Pada umumnya guru mengajarkan matematika dengan menerangkan konsep dan operasi matematika, memberi contoh mengerjakan soal, serta meminta siswa untuk mengerjakan soal yang sejenis dengan soal yang sudah diterangkan guru. Guru menekankan pembelajaran matematika bukan pada pemahaman siswa terhadap konsep dan operasinya, melainkan pada pelatihan simbol-simbol matematika dengan penekanan pada pemberian informasi dan latihan penerapan algoritma. Guru bergantung pada metode ceramah, siswa yang pasif, sedikit tanya jawab, dan siswa mencatat dari papan tulis. Permasalahan proses pembelajaran tersebut juga sama dengan pelaksanaan proses pembelajaran di SMP Negeri 2 GATAK. Pembelajaran masih didominasi oleh ceramah dari guru dan siswa cenderung pasif
mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Setelah peneliti melakukan observasi pendahuluan ditemukan berbagai permasalahan, diantaranya : 1) Siswa masih jarang aktif untuk mengemukakan ide-ide, 2) Siswa jarang mengajukan pertanyaan ketika pembelajaran, walaupun guru sudah memberikan waktu untuk bertanya, 3) Siswa masih kurang dalam mencatat atau meringkas materi, 4) Masih banyak siswa yang merasa takut mengerjakan soal-soal di depan kelas. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala-kendala di atas adalah model pembelajaran matematika berbasis Discovery. Model pembelajaran berbasis Discovery Method adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil dan semacamnya. Sehingga melalui penerapan model pembelajaran berbasis Discovery Method diharapkan dapat menciptakan siswa-siswa yang selalu aktif dalam proses pembelajaran dikelas. 2. Landasan Teori a. Model pembelajaran matematika berbasis Discovery Method Model pembelajaran penemuan terbimbing sering disebut juga metode discovery, dalam model pembelajaran berbasis Discovery Method para siswa diberi bimbingan singkat untuk menemukan jawabannya. Harus diusahakan agar jawaban atau hasil akhir itu tetap ditemukan sendiri oleh siswa (RussEffendi, 2004:5). Jika siswa belajar menemukan sesuatu
dikatakan ia belajar melalui penemuan. Bila guru mengajar siswa tidak dengan memberitahu tetapi memberikan kesempatan atau berdialog dengan siswa agar ia menemukan sendiri, cara guru mengajar demikian disebut metode penemuan. Kekuatan model pembelajaran berbasis Discovery Method menurut Suherman, (1993: 214) adalah sebagai berikut: 1) Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab mereka berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir. 2) Siswa memahami benar materi pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya, sehingga lebih lama di ingat. 3) Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas, dan mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga belajarnya meningkat. 4) Siswa lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks. 5) Siswa terlatih untuk belajar sendiri. Kelemahan model pembelajaran berbasis Discovery Method adalah sebagai berikut: 1) Metode ini banyak menyita waktu dan tidak menjamin siswa tetap semangat untuk mencari penemuan baru. 2) Tidak semua guru mempunyai kemampuan atau selera untuk mengajar menggunakan metode penemuan dan Metode ini tidak dapat digunakan untuk semua topik
3) Kelas yang banyak siswanya akan merepotkan guru dalam memberikan bimbingan dan pengarahan serta tidak semua siswa mampu melakukan penemuan b. Keaktifan belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 24) dituliskan, Aktifitas yang diartikan sebagai kegiatan, kesibukan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian. Dalam belajar aktif siswa dilibatkan dalam proses belajar mengajar, dalam proses belajar mengajar guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa tetapi siswa mendapat pengetahuan dengan keterlibatan mereka secara aktif dalam kegiatan tersebut. Sadirman (2001:56) menyatakan bahwa gerak menciptakan kadar keaktifan siswa yang lebih tinggi dalam proses belajar mengajar, hendaknya para pendidik menggunakan metode pengajaran dengan melibatkan mental siswa setinggi mungkin, siswa diberi kesempatan luas untuk menyerap informasi dan striktur kognitif dengan informasi baru sehingga dapat dicapai tingkat keberhasilan yang setinggi-tingginya. 3. Kajian Penelitian Terdahulu Menurut Susi Setyowati (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis Discovery menghasilkan dampak yang lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, Kodriyah (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Upaya Peningkatan Keaktifan melalui Penerapan Metode Discovery
menyimpulkan bahwa penerapan metode tindakan pembelajaran melalui metode Discovery mengakibatkan gairah siswa, aktifitas belajar siswa serta minat belajar siswa dikelas. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Sutarman(2006) menyimpulkan bahwa pemberian Lembar Kerja Siswa memberi pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, yaitu prestasi belajar siswa akan lebih baik. Selain itu pemberian LKS juga meningkatkan kreatifitas siswa dalam belajar matematika. 4. Rumusan Masalah Apakah Model pembelajaran matematika berbasis Discovery Method mampu meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas VIII E semester Genap SMP Negeri 2 Gatak tahun ajaran 2011/2012? 5. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran berbasis Discovery Method dalam pembelajaran matematika. 6. Manfaat a. Manfaat Teoritis Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan pada dunia pendidikan dalam pengajaran matematika bahwa penerapan model pembelajaran matematika berbasis Discovery Method dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa. b. Manfaat Praktis 1) Sebagai masukan bagi guru dan sekolah untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa.
2) Memberikan pengalaman langsung pada siswa sebagai subyek penelitian, sehingga diharapkan siswa memperoleh pengalaman tentang kebebasan dalam belajar matematika. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas bercirikan perbaikan terus menerus terhadap praktek-praktek pembelajaran sehingga peneliti merasa proses pembelajaran mengalami peningkatan menjadi lebih baik. Penelitian tindakan merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, 4) refleksi, dan 5) evaluasi. 2. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gatak dan yang menjadi subyek dari penelitian ini adalah guru matematika kelas VIII E SMP Negeri 2 Gatak sebagai pemberi tindakan, serta siswa-siswa kelas VIII E yang berjumlah 40 siswa sebagai subyek penerima tindakan. 3. Prosedur Penelitian Adapun prosedur yang ditempuh dalam tindakan ini yaitu: a. Dialog Awal Dialog awal dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan antara peneliti dengan guru matematika dan bersama-sama melakukan perkenalan, menyatukan ide dan berdiskusi untuk membahas masalah yang tertuang dalam proses pembelajaran dan upaya-upaya untuk meningkatkan koneksi belajar matematika siswa. b. Perencanaan Tindakan Langkah-langkah persiapan yang dilakukan untuk mengadakan tindakan terdiri dari:
1) Identifikasi masalah. Berdasarkan dialog awal, peneliti merumuskan permasalahan siswa terutama yang berhubungan dengan koneksi belajar selama pembelajaran. Permasalahan tersebut antara lain: a) tingkat pemahaman keterhubungan materi masih kurang, b) siswa masih lemah dalam hal penyampaian materi kepada teman sebayanya, c) kurangnya kemampuan berkomunikasi secara efektif antar siswa, dan d) siswa malas untuk mengerjakan soal latihan. 2) Identifikasi siswa. Proses identifikasi siswa dilakukan untuk menemukan siswa yang hasil belajarnya bagus dalam belajar melalui serangkaian kegiatan pengumpulan data. Tindakan yang dilaksanakan antara lain: a) melakukan wawancara dengan guru kelas VIII A sebelum dan selama melaksanakan tindakan, b) mengacu pada dokumen hasil tes awal sebelum dilaksanakan tindakan. 3) Perencanaan solusi masalah. Solusi untuk mengatasi permasalahan dalam meningkatkan koneksi belajar matematika siswa adalah dengan penerapan strategi pembelajaran tutor sebaya dengan superitem pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel. c. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan pada perencanaan, oleh karena itu rencana tindakan harus tentatif dan sementara, fleksibel, dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru dengan menerapkan strategi pembelajaran tutor sebaya pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel di kelas sesuai tindakan-tindakan yang ada dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penelitian ini akan dilaksanakan selama beberapa putaran, dan satu putaran dilaksanakan selama satu kali tatap muka atau 2 x 40 menit. Pelaksanaan tindakan akan berakhir setelah indikator ketercapaian dalam penelitian ini tercapai. d. Observasi Observasi dilakukan dengan mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Pada waktu observasi,
observer mengamati proses pembelajaran dan menyimpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut baik yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi kelas. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan dibekali pedoman observasi dan catatan lapangan. e. Refleksi Kegiatan ini adalah kegiatan mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil tindakan dari berbagai kriteria yang menjadi dasar bagi pelaksanaan tindakan selanjutnya. Pelaksanaan refleksi dilakukan dengan cara diskusi antara peneliti dan guru matematika untuk menelaah hasil tindakan yang telah dilaksanakan. Pada tahap refleksi ini terfokus pada pembuatan dan revisi program tindakan yang telah dilaksanakan di kelas setiap akhir putaran penelitian. Bila muncul masalah baru dari pelaksanaan di kelas program tindakan direvisi dengan memperhatikan masukan dari guru matematika kelas VIII E. f. Evaluasi Kegiatan ini sebagai proses pengumpulan data, mengolah data dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti peningkatan koneksi belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang terjadi setelah dilaksanakan serangkaian tindakan. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Metode Observasi Observasi dilakukan di kelas yang menjadi sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang kegiatan belajar siswa di kelas. Peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam mempersiapkan, memperhatikan, dan menanggapi penyelesaian atau
penjelasan dari guru selama pelaksanaan kegiatan terjadi pada saat pembelajaran matematika kelas VIII E SMP Negeri 2 Gatak ini berlangsung. b. Metode Tes Metode ini dilakukan sebagai dasar untuk mengelompokkan subyek penelitian dalam kemampuan penguasaan materi pelajaran serta digunakan juga dalam upaya untuk mendapatkan data koneksi belajar matematika sebelum dan sesudah pemberian tindakan. c. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mencatat semua temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lebar observasi, bentuk temuan ini berupa koneksi belajar siswa dan permasalahan lain yang dihadapi selama pembelajaran. d. Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu melalui buku-buku maupun arsip yang berhubungan dengan yang akan diteliti. Dokumentasi juga digunakan untuk memberikan data sekolah dan nama siswa serta foto rekaman proses tindakan kelas. e. Wawancara Wawancara dilakukan pada dialog awal oleh guru matematika kelas VIII E SMP Negeri 2 Gatak untuk mengetahui permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran matematika dalam kelas. Wawancara juga dilakukan kepada siswa kelas VIII E dengan sistem tanya jawab oleh peneliti diluar jam pelajaran sebelum dilakukan tindakan dan setiap selesai dilakukan tindakan.
HASIL PENELITIAN Berikut ini adalah data lengkap hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat dituliskan pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Keaktifan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gatak Sebelum dan Sesudah Penelitian No Aspek Sebelum Penelitian Sesudah Penelitian Putaran I Putaran II Putaran III 1 Mencatat atau (5 siswa) (7 siswa) (11 siswa) (18 siswa) membuat ringkasan 14,28% 20,00% 31,43% 51,43% 2 Mengajukan dan (4 siswa) (9 siswa) (17 siswa) (19 siswa) menjawab 11,28% 25,71% 48,57% 54,28% pertanyaan 3 Mengemukakan ide (2 siswa) (6 siswa) (14 siswa) (21 siswa) 5,71% 17,14% 40,00% 60,00% 4 Mengerjakan soal (9 siswa) (14 siswa) (19 siswa) (25 siswa) latihan dan tugas 25,71% 40,00% 54,29% 71,42% Gambar dibawah ini menunjukkan grafik peningkatan koneksi belajar matematika siswa dalam pembelajaran matematika. Profil kelas sebelum dan sesudah penelitian dalam koneksi belajar matematika siswa pada gambar 1 berikut:
30 25 20 15 10 5 0 sebelum putaran I putaran III putaran III mencatat atau membuat ringkasan mengajukan dan menjawab mengemukakan ide mengerjakan soal latihan dan tugas mengerjakan didepan kelas Gambar 1 Peningkatan Koneksi Belajar Matematika Siswa PEMBAHASAN Permasalahan : Apakah Model pembelajaran matematika berbasis Discovery Method mampu meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas VIII E semester Genap SMP N 2 GATAK tahun ajaran 2011/2012? Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan harapan, karena sudah menerapkan Discovery Method dalam pembelajaran matematika dengan baik. Berkaitan dengan tindak mengajar yang telah dilakukan oleh guru matematika kelas VIII E di SMP Negeri 2 Gatak adalah selalu memberitahukan tujuan pembelajaran, materi ajar dan kegiatan yang akan dilakukan, membimbing dan mengarahkan siswa untuk dapat menyelesaikan soal dengan baik, berlaku adil pada semua siswa, serta menciptakan suasana yang membuat siswa terlibat secara aktif dengan memberikan latihan soal-soal.
Proses pembelajaran melalui penerapan Discovery Method merupakan upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa, upaya-upaya tersebut dilakukan dengan cara mendorong siswa untuk dapat berfikir lebih mendalam berkaitan dengan materi yang diajarkan melalui memberikan penilaian terhadap hasil kerja orang lain dan menyampaikannya di depan kelas. Adapun peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi : ketepatan waktu dalam masuk kelas, pembagian waktu yang tepat untuk pelaksanaan diskusi, presentasi. Membantu siswa yang mengalami kesulitan serta memberikan kesimpulan diakhir pembelajaran. Pendapat guru berkenaan mengajar dengan penerapan Discovery Method lebih baik dan mudah menarik siswa untuk aktif dalam pembelajaran matematika sehingga siswa tidak hanya aktif berpikir namun dapat merangsang siswa untuk aktif. Dalam rangka peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika, guru serta peneliti dikelas VIII E SMP Negeri 2 Gatak melakukan pembenahan pelaksanaan tindakan pada saat proses belajar mengajar. Pembelahan pelaksanaan tindakan tersebut adalah dengan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran matematika. Tingginya keterlibatan siswa dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Dari hasil observasi selama proses penelitian berlangsung telah diperoleh data sebelum tindakan diberikan, terdapat siswa yang mencatat sebanyak 5 siswa (12,5%), banyaknya siswa yang mengajukan dan menjawab pertanyaan sebanyak 4 siswa (10%), siswa yang merani mengemukakan ide sebanyak 2 siswa (5%), siswa yang
mengejakan soal latihan dan tugas sebanyak 9 siswa (22,5%).Rendahnya keaktifan siswa belajar siswa dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah cara mengajar guru yang masih konvensional membuat siswa merasa jenuh dengan gaya mengajar guru. Peningkatan keaktifan siswa diketahui dari hasil observasi yang telah dilakukan selama proses pemberian tindakan kelas. Dari tindakan kelas putaran I, terdapat siswa terdapat siswa yang membuat catatan sebanyak 7 siswa (17,5%), banyaknya siswa yang mengajukan dan menjawab pertanyaan sebanyak 9 siswa (22,5%), siswa yang merani mengemukakan ide sebanyak 6 siswa (15%), siswa yang mengejakan soal latihan dan tugas sebanyak 14 siswa (35%). Dari data tersebut menunjukkan bahwa keaktifan siswa belum begitu meningkat, hal ini disebabkan siswa masih menyesuaikan diri untuk mengikuti model pembelajaran yang digunakan. Tindakan kelas putaran II dilakukan setelah disepakatinya perbaikanperbaikan dari tindakan kelas putaran I yang diberikan. Pemberian tindakan pada putaran II ini berdasarkan hasil evaluasi yang telah disepakati. Dari hasil tindakan kelas putaran II diperoleh data terdapat siswa yang membuat catatan arau ringkasan sebanyak 11 siswa (27,5%), banyaknya siswa yang mengajukan dan menjawab pertanyaan sebanyak 17 siswa (42,5%), siswa yang merani mengemukakan ide sebanyak 14 siswa (35%), siswa yang mengejakan soal latihan dan tugas sebanyak 19 siswa (47,5%). Hasil dari tindakan kelas putaran II menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar matematika semakin meningkat, hal ini disebabkan siswa tidak merasa bosan
dalam pembelajaran dan sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Siswa cenderung berani bertanya jika ada materi yang belum dipahami ataupun tugas-tugas yang kurang jelas perintahnya. Hasil tindakan kelas putaran III diperoleh data terdapat siswa yang membuat catatan sebanyak 18 siswa (45%), banyaknya siswa yang mengajukan dan menjawab pertanyaan sebanyak 19 siswa (47,5%), siswa yang merani mengemukakan ide sebanyak 21 siswa (60,00%), siswa yang mengejakan soal latihan dan tugas sebanyak 25 siswa (71,43%). Dalam penelitian ini keaktifan siswa mengalami peningkatan dari setiap tindakan, peningkatan keaktifan siswa yang terjadi dalam pembelajaran matematika tersebut telah menunjukkan ketercapaian dari masing-masing indikator ketercapaian dalam penelitian ini. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 2) Keaktifan siswa dalam membuat catatan semakin meningkat. Sebelum penelitian baru 12,5%, pada putaran I mencapai 17,5%, pada putaran II mencapai 27,5% dan pada putaran III mencapai 45%. 3) Keaktifan siswa untuk mengajukan dam menjawab pertanyaan dalam setiap putaran semakin meningkat. Sebelum penelitian 10%, pada putaran I mencapai 22,5%, pada putaran II mencapai 42,5%, pada putaran III mencapai 47,5%.
4) Keaktifan siswa dalam keberanian untuk menyampaikan ide meningkat. Sebelum penelitian 5%, pada putaran I mencapai 25%, pada putaran II mencapai 40,00%, pada putaran III mencapai 52,5%. 5) Keakktifan siswa dalam mengerjakan soal latihan semakin meningkat. Sebelum penelitian 22,5%, pada putaran I mencapai 35%, pada putaran II mencapai 47,5%, pada putaran III mencapai 45%. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif yang telah dilaksanakan, maka diajukan sejumlah saran yaitu : a. Guru hendaknya menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran matematika sebagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan dan sebagai alternatifnya dengan penerapaa Discovery Method untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembalajaran matematika. b. Guru kelas perlu memperbanyak latihan selama proses pembelajaran. Hal ini akan membantu guru untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. c. Guru matematika perlu memperhatikan waktu, yaitu dengan pembagian waktu seefektif mungkin dalam proses pembelajaran agar indikator keaktifan siswa dapat tercapai dengan baik. d. Terhadap Peneliti Selanjutnya, penelitian ini masih banyak kekurangan terutama berkenaan dengan pengalokasian waktu yang di gunakan untuk pelaksanaan tindakan di kelas serta materi-materi yang dapat digunakan untuk menerapkan Discovery Method, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan penelitian ini dan mampu mengatasi
permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran matematika. Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar di sekolah berjalan efektif tanpa hambatan, sesuai dengan yang kita inginkan. DAFTAR PUSTAKA Kodriyah. 2005. Upaya Peningkatan Keaktifan melalui Penerapan Metode Discovery. Rineke Cipta. Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja RosdakaryaPrihanto, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia. RuSseffendi. 2004. Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Mengembangkan CBSA. Bandung: Tarsito. Sadirman.2007. Cerdas Aktif Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Ganesa Exact Setyowati, Susi. 2004. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika. Jakarta. Indeks. Suherman, dkk. (2001). Common TexBook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung. Sutarman. 2006. Pengaruh Lembar Kerja Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jakarta. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2133253-metode-discoverypenemuan-terbimbing/ [ Diakses pada hari jumat, 2 Maret 2012 ]