ANGKA KEJADIAN KELAINAN KONGENITAL DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Berdasarkan WHO (2012), rubela adalah penyakit. infeksi virus RNA yang menular dan belum ada pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara. Dari hasil WHO Multi Center

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIK DISPROPORTION DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan suatu bentuk dari kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menduduki urutan ke 10 dari urutan prevalensi penyakit. Inflamasi yang terjadi pada sistem saraf pusat

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. Anomali kongenital atau kelainan kongenital didefinisikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

DETEKSI DINI, DIAGNOSIS KELAINAN KONGENITAL. dr.jalila Zamzam, Sp.A

INFEKSI RUBELLA DAN BAHAYANYA PADA KEHAMILAN ( STUDI PUSTAKA )

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masa dewasa dan relatif belum mancapai tahap kematangan mental sosial

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan preterm menurut The American College of. Obstreticians and Gynecologists (ACOG), 2014

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan

2 Pemahaman kesehatan reproduksi tersebut termasuk pula adanya hak-hak setiap orang untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, efektif

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

BAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

Ondansetron in Pregnancy and Risk of Adverse Fetal Outcomes Björn Pasternak, M.D., Ph.D., Henrik Svanström, M.Sc., and Anders Hviid, Dr.Med.Sci.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan kasus yang sering ditemui. di Instalasi Rawat Darurat. Cedera kepala adalah salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Bab III Sistem Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA INDUKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menikah dan hamil pada usia diatas 35 tahun pada saat ini sudah merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

Campak-Rubella (MR) Sayangi buah hati Anda dengan Imunisasi

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup.

BAB I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Salah satu dari tujuan Millenium Development. Goal(MDGs) adalah menurunkan angka kematian balita

PENDAHULUAN. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia terjadi di negara- negara. bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan Survei

CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

RESIKO KEHAMILAN USIA MUDA TERHADAP KESEHATAN IBU DAN ANAK

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog. Fakultas Psikologi UMBY 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum

Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis Kerusakan genetik Pertumbuhan tumor Kejadian cacat waktu lahir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tiga kriteria utama, yaitu gangguan fungsi intelektual secara bermakna,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, terdapat kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari kelainan bawaan disebut dismorfologi. 1. dari seluruh kematian neonatus) yang disebabkan oleh kelainan kongenital di

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : AHMAD AFIF J

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

BAHASAN PENCAPAIAN MDG s 4 & MDG s 5

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memperoleh keturunan merupakan salah satu dari tujuan pernikahan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

Transkripsi:

ANGKA KEJADIAN KELAINAN KONGENITAL DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2004-2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : EKA WIZIYANTI J 500 040 012 Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 1

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era informasi telah mengakibatkan pergeseran paradigma, globalisasi dan futurisasi yang mengisyaratkan perlu perubahan mindset dan perilaku manusia untuk bisa mengantisipasinya. Namun yang terjadi justru bukannya perubahan mindset dan perilaku antisipatif, tapi malah timbul mispersepsi dan lebih mempermasalahkan aspek negatif dari globalisasi, digitalisasi yang berakibat pada ketidakpedulian terhadap futurisasi. Kondisi ini tampak pada penyimpangan dan penyalahgunaan yang terjadi di segala bidang khususnya yang menyangkut kepada makna dan hakikat hidup, kehidupan dan gaya hidup manusia. Hal tersebut berakibat pada komplikasi berupa konflik, disintegrasi, pengrusakan, dan polusi di segala aspek. 1,2 Manifestasi mispersepsi dan penyimpangan serta penyalahgunaan tersebut juga terlihat pada kondisi mobilitas transnasional, traffic accident dan traficking, perkawinan antar bangsa, penyimpangan seksual, perkawinan diluar nikah, penggunaan obat obat narkotika, kebebasan seksual, merebaknya new emmergence diseases serta penyakit-penyakit virus khususnya HIV-AIDS, kehidupan materi dan kemewahan masyarakat baik di kota metropolitan maupun megapolitan. Kesemua hal tersebut diatas memperparah pada kondisi keluarga yang tidak lagi kondusif sebagai home tetapi hanya sebagai house sehingga menghilangkan arti sakral perkawinan, seks, kehamilan dan kelahiran yang akhirnya berdampak pada makin meningkatnya angka kejadian kelainan kongenital. Kelainan kongenital atau birth defect dapat berupa abnormalitas kongenital (kasus terbesar), fetal diseases, genetic diseases, retardasi perkembangan (mental) intra uterine, dan disabilitas. 6

3 Data tentang birth defect ini umumnya didapatkan dari penelusuran empat sumber data yaitu : surat kelahiran, rekam medis rumah sakit, surat kematian bayi atau keguguran, dan surat bayi lahir cacat. Namun untuk melakukan pendataan tersebut, banyak kendala yang dihadapi dan bermuara pada sulitnya melakukan interpretasi dan perbandingan sebagai akibat adanya perbedaan dan ketidaksepahaman dalam hal pendefinisian, taksonomi, klasifikasi, tidak lengkapnya keterangan pada dokumen pencatatan, serta terjadinya kehamilan ganda. 6 Atas dasar ini pulalah, pada penelitian perlu dijelaskan secara tegas apa yang dimaksud dengan kecacatan kongenital yang diteliti dengan menyebutkan definisi yang digunakan (misal : definisi yang mencakup makroskopik, mikroskopik, metabolik, tumor dan sebagainya). Dari aspek klasifikasi kelainan kongenital, ditemukan juga kendala lain yaitu akan banyaknya etiologi kecacatan kongenital yang masih belum diketahui serta ketidaksempurnaan dasar klasifikasi anatomis, yang mengakibatkan sulitnya memasukkan kecacatan yang bersifat ganda dalam klasifikasi tersebut. Karena adanya ketidaksepahaman dalam kedua aspek diatas, maka tidaklah berguna atau bahkan tidak memiliki arti apa-apa dalam melakukan perbandingan hasil-hasil penelitian kecacatan kongenital dari berbagai area atau aspek. Namun disisi lain, penelusuran data insidensi ini merupakan salah satu bentuk Population-based Surveilance yang memberikan kontribusi bermanfaat dalam upaya pencegahan terhadap kecacatan, monitoring terhadap perubahan insidensi serta dalam mengindentifikasi bahaya lingkungan terhadap reproduksi dengan melakukan surveillance data yang akurat sehingga dapat membantu pemerintah dalam mengurangi beban kecacatan kongenital ini. Sebagaimana yang dilakukan di banyak negara di luar Indonesia, misalnya di Canada dibentuk departemen khusus yaitu CCASN (Canadian Congenital Anomalies Surveilance Network) yang dibentuk di

4 tahun 2000, sedangkan di Virginia dibentuk BDSS (The West Virginia Birth Defects Surveillance System) pada tahun 1989. 3,4,10,15 Meski birth defect merupakan problem global, namun dampaknya dirasakan berat bagi negara-negara dengan pendapatan sedang maupun rendah, dimana lebih dari 94% kelahiran di negara tersebut terjadi birth defect yang serius dan 95% dari bayi bayi yang lahir meninggal dunia. Proporsi perbandingan kelahiran dengan kecacatan dan jumlah kelahiran absolut di negara-negara berkembang lebih besar bila dibandingkan dengan negara-negara dengan pendapatan yang tinggi. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan yang tajam pada kesehatan maternal dan pada faktor resiko bermakna seperti kemiskinan, presentase ibu usia lebih tua yang tinggi, besarnya frekuensi consanguineous marriages, keuntungan untuk tetap bisa bertahan bagi penderita malaria yang dapat menjadi carier, bagi penyakit-penyakit sickle cell, thalassemia, dan G-6PD deficeiency gene. 9 Birth defects yang berat dapat bersifat letal, sedang bagi yang dapat bertahan hidup akan mengalami disabilitas mental, fisik, auditorik atau visual. Dari data yang ada minimal ada 3,3 juta anak balita meninggal karena birth defect tiap tahunnya. Dan sebanyak 3,2 juta yang hidup mengalami disabilitas sepanjang hayatnya. Setiap tahun lebih kurang 7,9 juta anakanak (6% dari total kelahiran didunia), lahir dengan birth defect yang berat karena disebabkan faktor genetik atau partially genetic. Ditambah lagi adanya ratusan ribu yang lahir dengan birth defect berat sebagai akibat dari penyebab post konsepsi seperti ibu yang terpapar agen lingkungan (teratogen) seperti alkohol, rubella, syphilis, defisiensi jodium, dan thalassemia yang dapat membahayakan janin yang sedang berkembang. 9,35 Sampai dengan 70% dari birth defect ternyata dapat dicegah atau dapat diberikan perawatan yang bisa menyelamatkan nyawa bayi atau mengurangi keparahan disabilitas yang mungkin diderita dengan memberikan terapi yang tepat yaitu dengan pembedahan. Sedangkan untuk pencegahan, khususnya dilakukan sebelum terjadi pembuahan atau pada kehamilan usia dini. 9,35

5 Selama ini di negara-negara dengan income sedang atau rendah hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali perbaikan pada angka kematian bayi karena birth defect, sehingga upaya-upaya surveillance, pencegahan dan promosi tentang insidensi birth defect ini sangat perlu dikembangkan secara seksama dan segera. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perawatan dan pencegahan birth defect layak dilakukan dan hemat-biaya. 9 Atas dasar pertimbangan tersebut maka penulis mencoba membangkitkan masalah-masalah ini melalui penulisan tren data retrospektif dan profil kelainan kongenital di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sebagai rumah sakit pendidikan yang memiliki sumber data rekam medis yang cukup representatif. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi, maka perlu adanya tren data retrospektif yang menunjukkan profil dan angka kejadian kelainan kelainan kongenital yang lebih up to date dan bisa mencerminkan sebagai data statistik Nasional sehingga penulis ingin mengetahui Bagaimana profil dan angka kejadian kelainan kongenital tahun 2004-2007 di RS.Dr.Sardjito Yogyakarta. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil dan angka kejadian kelainan kongenital di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2004 2007. 2. Tujuan Khusus untuk mengetahui :

6 a. angka kejadian kelainan kongenital tahun 2004 2007 di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. b. profil dan jenis-jenis kelainan kongenital tahun 2004 2007 di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk memperbaharui data insidensi dan profil kelainan kongenital di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. 2. Sebagai masukan awal untuk dilakukannya penelitian penelitian lanjutan mengenai insidensi dan profil kelainan kelainan kongenital spesifik secara Nasional. 3. Untuk ikut memacu terbentuknya Birth Defect Center di Indonesia. 4. Untuk ikut memacu peningkatan minat dan perkembangan Perinatologi di Indonesia. 5. Demikian pula dengan melakukan pendataan bayi bayi yang terkena atau mengalami birth defect maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai awal dilakukannya penelitian-penelitian cohort tentang diagnosa, terapi, kondisi sosial, pendidikan dan akhirnya kebutuhan pekerjaan bagi mereka yang mempunyai kelainan kongenital dan tetap hidup ( preliminary studies ).