Pemodelan Vector Autoregresive (VAR) pada Komoditas Harga Cabai di Jawa Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

Peramalan Laju Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Menggunakan Model Vector Autoregressive (VAR)

PREDIKSI INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH

PROYEKSI DATA PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) DAN FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) MENGGUNAKAN VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di:

Pemodelan Inflasi di Kota Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta dengan pendekatan GSTAR

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

PROYEKSI DATA PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) DAN FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) MENGGUNAKAN VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran

ANALISIS INTERVENSI FUNGSI STEP (Studi Kasus Pada Jumlah Pengiriman Benda Pos Ke Semarang Pada Tahun )

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

PEMODELAN DAN PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM VECTOR AUTOREGRESSIVE EXOGENOUS (VARX)

Peramalan Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Menggunakan Model Variasi Kalender

Model Vector Autoregressive (VAR) untuk Analisis Indeks Harga Konsumen Kota Samarinda dan Kota Sampit

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

Meytaliana F Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc. Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes.

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC),

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman Online di:

99.9. Percent maka H 0 diterima, berarti residual normal

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus : KA Argo Muria)

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATAWAN MENGGUNAKAN MODEL ARMAX DENGAN NILAI KURS DAN EKSPOR-IMPOR SEBAGAI FAKTOR EKSOGEN

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

model Seasonal ARIMA

PEMODELAN INFLASI DI KOTA SEMARANG, YOGYAKARTA, DAN SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN GSTAR. Oleh : Laily Awliatul Faizah ( )

Seminar Hasil Tugas Akhir

PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH)

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

PERAMALAN NILAI EKSPOR DAN NILAI IMPOR INDONESIA KE JEPANG MENGGUNAKAN MODEL VARIMA

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PREDIKSI RETURN PORTOFOLIO MENGGUNAKAN METODE KALMAN FILTER

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di:

Peramalan Penjualan Pipa di PT X

PREDIKSI INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-249

PERBANDINGAN MODEL ARCH/GARCH MODEL ARIMA DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham

PEMODELAN RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (TGARCH)

Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

PERAMALAN LAJU INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

PEMODELAN VECTOR AUTOREGRESSIVE X (VARX) UNTUK MERAMALKAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PEMODELAN RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (TGARCH)

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Bali Tahun 2019: Metode ARIMA

PENDEKATAN METODE VAR-GARCH PADA PEMODELAN KETERKAITAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG), KURS DOLLAR AMERIKA DAN HARGA EMAS DUNIA

PENENTUAN MODEL TERBAIK UNTUK PERAMALAN DATA SAHAM CLOSING PT. CIMB NIAGA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ARCH-GARCH

PENJUALAN SEPATU MEREK NIKE DENGAN METODE AUTOREGRESSIVE INTREGATED MOVING AVERAGE (ARIMA)

PEMODELAN KURS MATA UANG RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

Perbandingan Metode Fuzzy Time Series Cheng dan Metode Box-Jenkins untuk Memprediksi IHSG

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

ANALISIS PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) dari PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA dengan METODE ARIMA BOX JENKINS

Program Studi Matematika, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan

SKRIPSI JURUSAN STATISTIKA PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN 4 KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR)

PEMODELAN DATA TIME SERIES DENGAN METODE BOX-JENKINS

PERAMALAN BANYAKNYA PELANGGAN LISTRIK MENGGUNAKAN MODEL HARVEY

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus: KA Argo Muria)

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP ABSTRAK

PERBANDINGAN MODEL STAR DAN GSTAR UNTUK PERAMALAN INFLASI DUMAI, PEKANBARU, DAN BATAM

PEMODELAN DAN PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG DAN PESAWAT DI TERMINAL KEDATANGAN INTERNASIONAL BANDARA JUANDA SURABAYA DENGAN METODE VARIANSI KALENDER

BAB III METODE PENELITIAN

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN DI AGROWISATA KUSUMA BATU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL. Oleh: Niswatul Maghfiroh NRP.

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

UNNES Journal of Mathematics

Pemodelan Space Pemasangan Iklan di Surat Kabar Harian X dengan Metode ARIMAX dan Fungsi Transfer

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT

E-Jurnal Matematika Vol. 3, No.1 Januari 2014, ISSN:

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q)

BAB V PEMBAHASAN. menghitung peramalan salah satunya adalah Metode Box Jenkins (ARIMA),

BAB III PEMODELAN DATA IHSG DAN LAJU INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN VECTOR AUTOREGRESSIVE WITH EXOGENOUS VARIABLE (VARX)

ANALISIS INTEGRASI PASAR BAWANG MERAH MENGGUNAKAN METODE VECTOR ERROR CORRECTION MODEL

MODEL ARMA (AUTOREGRESSIVE MOVING AVERAGE) UNTUK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH - INDONESIA. Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

PERBANDINGAN AKURASI MODEL ARCH DAN GARCH PADA PERAMALAN HARGA SAHAM BERBANTUAN MATLAB Sunarti, Scolastika Mariani, Sugiman

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y

Transkripsi:

Pemodelan Vector Autoregresive (VAR) pada Komoditas Harga Cabai di Jawa Tengah Memi Nor Hayati 1, Alan Prahutama 2,*, Hasbi Yasin 2, Tiani Wahyu Utami 3 1 Program Studi Statistika, Universitas Mulawarman 2 Departemen Statistika, Universitas Diponegoro Semarang 3 Program Studi Statistika, Universitas Muhammadiyah Semarang Email korespondensi: alan.prahutama@gmail.com Abstrak Analisis time series digunakan untuk memodelkan dan meramalkan data waktu yang berupa series. Metode time series yang sering digunakan salah satunya adalah metode ARIMA. Metode ARIMA hanya dilakukan untuk memodelkan data time series yang bersifat univariat. Sementara untuk memodelkan data time series yang sifatnya multivariat salah satunya menggunakan metode vector autoregressive (VAR). Asumsi dalam metode VAR antara lain data berdistribusi multivariat dan terjadi hubungan kausal antar variabel. Penentuan lag pada model var juga didasarkan pada plot PACF. Pada pemodelan VAR untuk komoditas harga cabai di Jawa Tengah terdapat hubungan antara variabel atau bisa dikatakan harga cabai di kota Semarang dipengaruhi oleh harga di kabupaten Cilacap dan kota Pekalongan. Nilai R-square yang dihasilkan dari setiap model berkisar 50%. Kata Kunci: VAR, harga cabai. Pendahuluan Inflasi merupakan naiknya harga komoditas barang ataupun jasa secara terus menerus. Nilai inflasi yang tidak terkontrol bisa mengganggu perekonomian suatu negara. Ada beberapa faktor-fakto ataupun variabel yang memberikan kontribusi terhadap perubahan inflasi. Komoditas-komoditas yang memberikan pengaruh terhadap inflasi dikelompokan menjadi tujuh sektor antara lain sektor bahan makanan, Sektor makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; Sektor Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar; Sektor Sandang; Sektor Kesehatan, Sektor Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga; Sektor Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan. Salah satu komoditas yang memberikan nilai inflasi paling besar adalah bahan makanan. Contoh fenomena yang sering terjadi misalnya pada waktu bulan Ramadhan terjadi kenaikan harga pada bahan makanan seperti daging sapi, ayam dan telur sehingga memicu terjadinya kenaikan inflasi yang tidak terkontrol. Contoh lainnya adalah kenaikan harga cabai rawit yang disebabkan oleh para petani gagal panen juga menyebabkan kenaikan inflasi yang tidak terkendali. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode untuk memodelkan atau meramalkan harga-harga komoditas yang mempengaruhi nilai inflasi. Analisis runtun waktu merupakan analisis yang digunakan untuk memodelkan atau meramalkan data yang berupa waktu berbentuk series. Data time series merupakan data dari satu objek/subjek yang diamati secara terus menerus berdasarkan waktu yang ditentukan. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menganalisa data time series adalah metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). Metode ARIMA membutuhan asumsi stasioneritas terhadap rata-rata dan varian. Selain itu asumsi residual model ARIMA adalah white noise dan berdistribusi normal. Estimasi model ARIMA menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Prosedur pemodelan menggunakan ARIMA antara lain pengujian stasioneritas, penentuan model ARIMA, overfitting dan underfitting, pengujian parameter, dan pengujian diagnostik model. Metode ARIMA hanya digunakan untuk menganalisis data time series yang sifatnya multivariat. Salah satu metode yang dikembangkan untuk menganalisa data time series yang sifatnya multivariat adalah metode Vector Autoregressive (VAR). Asumsi yang harus dipenuhi dalam memodelkan data time series multivariate menggunakan VAR antara lain terjadi kausalitas antar variabel pengamatan dan berdistribusi normal multivariat. Selain itu sebelum dimodelkan menggunakan VAR, data harus stasioner dulu secara multivariat. Untuk melakukan pengecakan stasioneritas data multivariat menggunakan Multivarite Partial Autocorrelation Function (MPACF). Sedangkan untuk menguji hubungan antar variabel dalam model VAR menggunakan kausalitas Gangger. Estimasi parameter pada model VAR juga menggunakan OLS. Prosedur pemodelan menggunakan VAR sama halnya dengan ARIMA antara lain stasioneritas data, 12

penentuan model VAR didasarkan pada lag, pengujian parameter dan pengujian diagnostik model. Pada penelitian ini, ingin memodelkan harga cabai di Jawa Tengah menggunakan metode VAR. Data didasarkan pada empat wilayah antara lain kota Semarang, Purwokerto, Surakarta dan kota Pekalongan. Model Vector Autoregressive (VAR) Menurut Widarjono (2013) secara umum model VAR dengan berikut: variabel dapat ditulis sebagai dengan = angka peramalan variabel pada waktu ke- ; = konstanta untuk variabel = nilai parameter pada variabel lag ke- = nilai parameter pada variabel 2 lag ke- = nilai parameter pada variabel lag ke- = nilai residual pada waktu ke- : 1, 2,, n dengan n = banyaknya pengamatan : dengan = banyaknya variabel : dengan = banyaknya lag Contoh model VAR dengan K variabel pengujian dan jumlah lag dapat dituliskan sebagai berikut: Contoh model VAR dalam bentuk matriks: = + Secara umum, model VAR untuk variabel akan terdiri dari persamaan dimana setiap satu persamaan merupakan persamaan dengan salah satu variabel sebagai variabel dependen, dan variabel independen adalah lag dari seluruh variabel yang lain (Rosadi, 2011). Untuk memodelkan menggunakan VAR data stasioner secara multivariat yang dicek melalui plot MACF (Multivariate Autocorrelation Function) dan MPACF (Multivariate Function). Selain itu data diuji apakah terjadi hubungan antar variabel atau tidak menggunakan uji Causalitas Gangger. Pengujian lain yang dilakukan adalah data berdistribusi normal multivariate. Uji Kausalitas Gangger Uji Kausalitas Uji kausalitas adalah pengujian untuk menentukan hubungan sebab akibat antara variabel dalam sistem VAR. Menurut Gujarati (2012), untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis digunakan uji F dengan tahapan pengujian sebagai berikut: Hipotesis : 13

H0 : (variabel satu tidak berpengaruh terhadap variabel lain) H1: paling sedikit ada satu (variabel satu berpengaruh terhadap variabel lain) dengan dan atau H0: = 0 (variabel satu tidak berpengaruh terhadap variabel lain) H1: paling sedikit ada satu 0 (variabel satu berpengaruh terhadap variabel lain) dengan dan Hubungan sebab akibat ini bisa diuji dengan menggunakan uji kausalitas Granger, dengan statistik uji sebagai berikut: dengan: RSS R : jumlah residual kuadrat restricted RSS UR : jumlah residual kuadrat unrestricted :banyak lag :banyak data pengamatan :banyak parameter yang diestimasi pada model Jika nilai F hitung melebihi nilai tabel pada signifikansi 5% maka hipotesis nol ditolak, sehingga dapat disimpulkan variabel satu berpengaruh terhadap variabel lain. Estimasi Parameter Model VAR Estimasi parameter model VAR menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Estimasi OLS diperoleh dengan meminimalkan jumlah kuadrat residual. Parameter yang diestimasi untuk model VAR menggunakan OLS adalah dengan dan. Dimisalkan perhitungan OLS dengan 2 variabel pengujian dan jumlah lag dengan model VAR adalah sebagai berikut: Bentuk persamaan matriks untuk Persamaan (4) adalah: dengan, dan Sehingga diperoleh estimasi parameter sebagai berikut: Pengujian Signifikansi Parameter Uji individual (uji-t) dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing parameter terhadap model. Hipotesis: H0: βji = 0 H1: βji 0 untuk j= 1,2,, k dan i=1,2,.,p Statistik Uji: Kriteria Pengujian: Tolak H0 jika > atau P-Value < α, dengan n banyaknya observasi Metodologi Penelitian Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data komoditas cabai (per kg) di empat kota di Jawa Tengah antara lain kota Semarang (Y 1), kabupaten Purwokerto (Y 2), kabupaten Cilacap (Y 3) dan kota Tegal (Y 4). Data yang digunakan dari uari 2011 sampai Oktober 2016. Adapun langkahlangkah dalam memodelkan VAR sebagai berikut: 1. Pengujian stasioneritas data baik mean ataupun varian 2. Pengujian kausalitas gangger 3. Penentuan lag optimal 4. Estimasi model VAR 5. Pengujian parameter model VAR 6. Cek diagnostik yang meliputi independensi residual dan berdistribusi normal multivariate Analisis Dan Pembahasan Statistika Deskriptif harga Cabai Berikut disajikan scatterplot harga cabai di empat kota di Jawa Tengah antara lain kota Semarang, kabupaten Cilacap, kabupaten Purwokerto dan kota Pekalongan., 14

Data 80000 70000 60000 50000 40000 30000 Variable Kota Semarang Purwokerto Cilacap kota Pekalongan Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa harga cabai di empat wilayah tersebut tidak begitu jauh selisihnya. Harga cabai tertinggi bisa mencapai Rp 700-an per kg-nya. Harga cabai pada periode 2011-an sampai 2014-an cenderung stabil. Sedangkan memasuki tahun 2015 mengalami kelonjakan naik yang cukup signifikan. Berikut ditampilkan tabel statistika deskriptifnya. 20000 10000 Month Year 0 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Gambar 1. Scatterplot Harga Cabai beberapa kota di Jawa Tengah periode uari 2011 sampai Oktober 2016 Tabel 1. Statistik Deskriptif Harga Cabai beberapa kota di Jawa Tengah periode uari 2011 sampai Oktober 2016 Variabel Mean SE Mean Stdev Minimum Maksimum kota Semarang 22171 1094 9153 5708 44583 Purwokerto 24337 1402 11728 7338 74433 Cilacap 20592 1203 10068 8000 67300 kota Pekalongan 21589 1143 9566 8500 62333 Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa ratarata harga cabai dikisaran Rp 200-an dan nilai maksimum bisa mencapai Rp 700-an. Pengujian Stasioneritas Data Pada penelitian ini dilakukan pengujian stasioneritas masing-masing variabel menggunakan pengujian Augmented Dickey Fuller Test (ADF-test) Tabel 2. Pengujian Stasioneritas data menggunakan ADF test Variabel Nilai ADF probabilitas Keputusan Kesimpulan kota Semarang -4.567 004 H0 ditolak Data Stasioner Purwokerto -4.024 023 H0 ditolak Data Stasioner Cilacap -4.871 001 H0 ditolak Data Stasioner kota Pekalongan -4.436 006 H0 ditolak Data Stasioner Berdasarkan tabel 2 menunjukan data disetiap wilayah sudah stasioner sehingga tidak perlu dilakukan diferencing. Pemodelan Harga Cabai Menggunakan VAR Berikut disajikan plot PACF untuk masing-masing variabel: - - 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2 4 6 8 10 12 14 16 18 (a) Kota Semarang (b) Kab. Purwokerto 15

- - 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2 4 6 8 10 12 14 16 18 (c) Kab. Cilacap (d) Kota Pekalongan Gambar 2. Plot PACF untuk masing masing variabel Gambar 2 menunjukan plot PACF untuk masing-masing variabel. Berdasarkan gambar tersebut untuk kota Semarang dan kabupaten Purwokerto keluar pad lag ke-1, sedangkan untuk kabupaten Cilacap dan kota Pekalongan keluar pada lag ke-2. Sehingga untuk pemodelan menggunakan model VAR, perlu ditentukan panjang lag terlebih dahulu. Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan panjang lag ke-1 menghasilkan nilai AIC sebesar 69.48, sementara jika menggunakan panjang lag ke-2 menghasilkan AIC sebesar 69.54. Kedua nilai AIC tersebut tidak begitu berbeda jauh, sehingga jika pertimbangan didasarkan juga pada parsimoni model maka model VAR yang sesuai adalah dengan penjang lag 1. Berikut diperoleh hasil estimasi dan pengujian parameter masing-masing model. Tabel 3. Hasil Estimasi Parameter model VAR untuk harga cabai di empat wilayah Koefesien Variabel parameter t-hitung probabilitas Keputusn Kesimpulan Pemodelan kota Semarang (Y1t) Constant 8362.155 3.76 00368 H0 ditolak signifikan Y1t-1 49 8 855 H0 diterima Tidak signifikan Y2t-1-0.179 2.40 19 H0 ditolak signifikan Y3t-1 0.509-0.71 789 H0 diterima Tidak signifikan Y4t-1-0.111 3.25 018 H0 ditolak signifikan Pemodelan kabupaten Purwokerto (Y2t) Constant 8512.419 22 0.536 H0 diterima Tidak signifikan Y1t-1 89 0.346 0.730 H0 diterima Tidak signifikan Y2t-1 69 3.81 003 H0 ditolak signifikan Y3t-1 92-1.908 408 H0 ditolak signifikan Y4t-1-0.355 2.775 072 H0 ditolak signifikan Pemodelan kabupaten Cilacap (Y3t) Constant 6410.12 2.484 16 H0 ditolak signifikan Y1t-1 2 1.84 41 H0 ditolak signifikan Y2t-1-0.355-2.12 38 H0 ditolak signifikan Y3t-1 1.181 5.56 001 H0 ditolak signifikan Y4t-1-91 -1.86 49 H0 ditolak signifikan Pemodelan kota Pekalongan (Y4t) Constant 5735.438 2.382 202 H0 ditolak signifikan Y1t-1 0.101 0.905 0.369 H0 diterima Tidak signifikan Y2t-1 25-2.73 08 H0 ditolak signifikan Y3t-1 0.741 3.74 003 H0 ditolak signifikan Y4t-1 09 2.799 068 H0 ditolak signifikan Adapun nilai R-square yang dihasilkan untuk model Y 1ˆ t sebesar 38.87%, untuk model Y ˆ 2t menghasilkan R-square sebesar 50.17%, untuk model Y ˆ 3t menghasilkan R-square 52.82% dan untuk model Y ˆ 4t menghasilkan nilai R-square 53.73%. Jika dituliskan persamaannya maka model VAR yang didapat untuk setiap variabel adalah sebagai berikut: Setelah dimodelkan langkah selanjutnya adalah pengujian white noise residual. Berikut disajikan tabel pengujian whiite noise residual 16

Tabel 3. Pengujian White noise model VAR Nilai Ljung Box probabilitas Keputusan Kesimpulan ke-5 82.0339 639 H0 diterima Residual White noise ke-10 169 0.1673 H0 diterima Residual White noise ke-15 263.0321 51 H0 diterima Residual White noise Tabel 3 menunjukan pengujian white noise untuk model VAR. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa model sudah white noise. Kesimpulan Berdasarkan analisis model VAR yang didapat kan untuk pemodelan harga Cabai di empat kota di jawa Tengah, data sudah stasioner sehingga tidak perlu dilakukan diferencing. Pada Pemodelan VAR terdapat hubungan disetiap variabel, semisal model Yˆ 1 t dipengaruhi oleh lag ke-(t-1) pada variabel kedua atau Purwokerto (Y2t-1) dan lag ke-(t-1) pada variabel keempat atau kota Pekalongan (Y4t-1). Walaupun nilai R-square yang dihasilkan tidak terlalu tinggi, tidak ada jaminan juga bahwa model yang dihasilkan buruk. Sebagai saran untuk ukuran kebaikan model bisa menggunakan MAPE ataupun pembagian training dan testing. Daftar Pustaka [1] Ariefianto, D. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan menggunakan Eviews. Jakarta: PT Erlangga. [2] Gujarati, D dan Porter, D.N. 2003. Basic Ekonometrics: Dasar-dasar Ekonometrika Edisi 5. Alih bahasa Raden Carlos M. Jakarta: Salemba Empat. [3] Makridakis, S., S.C Wheelwright, V.E. McGee. 1999. Forecasting: Methods and Applications, Second Edition: Metode dan Aplikasi Peramalan Edisi Kedua. Alih bahasa Ir. Hari Suminto. Jakarta. Binarupa Aksara. [4] Okky, D. dan Setiawan. 2012. Permodelan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Kurs, dan Harga Minyak Dunia dengan Pendekatan Vector Autoregressive. Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol.1, No.1. [5] Rosadi, D. 2012. Ekonometrika dan AnalisisRuntun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta: ANDI. [6] Tyas, V.R.A, Komang D., Made A. 2014. Penerapan Model Arbitrage Pricing Theory dengan Pendekatan vector Autoregression dalam Mengestimasi Expected Return Saham. Jurnal Matematika. Vol.3, No.1. [7] Wei, W.W.S. 1990. Time Series Analysis Univariae and Multivariate Methods. United States: Addison-Wesley Publishing Company. [8] Widarjono A. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Edisi keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 17