BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia dikenal sebagai megabiodiversity country, yaitu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang besar. Di hutan tropis Indonesia terdapat sekitar 30.000 tumbuhan, diduga sekitar 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, dan sekitar 200 spesies di antaranya merupakan tumbuhan obat penting bagi industri obat tradisional. Saat ini banyak orang yang kembali menggunakan bahan-bahan alami,salah satunya adalah penggunaan tumbuhan untuk pengobatan (Kardinan dan Kusuma, 2004 dalam Lukmanto, 2015 : 2). Tanaman kenari (Canarium indicum L) sudah lama dikenal di kepulauan Maluku utara khususnya di Ternate. Kenari bermanfaat sebagai tumbuhan obat. Resin yang terdapat dalam tanaman kenari untuk mengobati ulser, akar kenari untuk mengobati sakit kepala (Quattrocchi, 2012 dalam Lukmanto, 2015 : 3). Daun tanaman kenari (Canarium indicum, L.) mengandung senyawa flavonoid, polifenol, tanin dan saponin serta tidak mengandung senyawa alkaloid dan steroid (Lukmanto, 2015 : 38). Kandungan senyawa polifenol, tanin dan saponin yang diketahui melalui penapisan fitokimia pada daun kenari juga berkontribusi pada aktivitas antioksidan yang dihasilkan karena telah diketahui senyawa polifenol, tanin dan saponin 1
mempunyai aktivitas antioksidan (Heim et al., 2002; Robinson, 1995 dalam Lukmanto, 2015 : 38). Daun tanaman kenari mengandungsalah satu senyawa fitoestrogen, berupa flavonoid. Tumbuhan mengandung senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan salah satunya senyawa flavonoid (Pietta,2000). Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga pasti di temukan pada setiap telaah ekstrak tumbuhan (Pricilia, 2013:3). Fitoestrogen adalah senyawa yang terdapat pada tanaman yang memiliki khasiat hampir sama dengan hormon estrogen endogen atau dapat juga berinteraksi dengan reseptor estrogen endogen. Estrogen endogen ini diketahui dapat menyebabkan proliferasi sel ditandai dengan kenaikan ukuran tebal sekaligus pertambahan jumlah kelenjar endometrium uterus tikus putih betina. Fitoestrogen adalah kelompok yang sangat banyak dari tumbuhtumbuhan yang mengandung struktur non streroid yang bersifat menyerupai estrogen. Estrogen diperlukan untuk beberapa hal, misalnya adalah mempengaruhi pertumbuhan endometrium uterus, mengontrol pelepasan hormon pituitary (FSH dan LH), manifestasi fisiologik dari uterus, perubahan-perubahan histologis pada epitelium vagina selama siklus estrus, serta mempengaruhi kelenjar mamae pada hewan mammalia (Suhandoyo dan Ciptono., 2009:34). 2
Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus putih (Rattus norvegicus.l)betina yang belum pernah bunting Strain Wistar. Menurut Martin dan De Blasé, (2001;333), tikus betina memiliki fase estrus sekitar 4-6 hari, sedangkan lama kebuntingan antara 21-22 hari.alasan mengapa di gunakan hewan uji tikus putih adalah tikus putih merupakan binatang yang kecil sehingga mudah disimpan dan dipelihara, dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan baru, dapat berkembang biak dengan cepat dan memiliki umur pendek antara dua sampai tiga tahun, sehingga beberapa generasi tikus dapat diamati dalam waktu yang relatif singkat. Harga tikus juga relatif murah dan dapat dibeli dalam jumlah besar dari peternakan yang mengembangbiakkan tikus khusus untuk penelitian.tikus-tikus pada umumnya juga memiliki temperamen sedang dan cenderung patuh, sehingga membuat para peneliti mudah menanganinya.selain itu, sebagian besar tikus yang digunakan dalam percobaan medis adalah hasil perkawinan dari tikus yang memiliki hubungan keluarga yang dekat, sehingga selain perbedaan jenis kelamin, mereka hampir identik secara genetik.hal ini dapat membantu membuat hasil percobaan medis lebih seragam. Alasan lain tikus digunakan sebagai subjek percobaan dalam pengujian medis adalah karena karakteristik genetik, biologi dan perilaku mereka sangat mirip dengan manusia, dan banyak gejala suatu penyakit pada kondisi manusia dapat direplikasi pada tikus. 3
Organ yang dipengaruhi oleh hormon estrogen antara lain adalah uterus dan ovarium. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pengaruh dari ekstrak daun kenari (Canarium indicum L) pada salah satu organ tersebut.organ yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uterus.estrogen berperan dalam merangsang pertumbuhan endometrium, yaitu berupa bertambahnya jumlah kelenjar dan lapisan endometrium. Berdasarkan uraian di atas, bahwa tanaman daun kenari mengandung senyawa fitoestrogen yang berupa flavonoid diduga akan berpengaruh terhadap jumlah kelenjar dan lapisan endometrium, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrakdaun kenari secara oral terhadap jumlah kelenjar endometrium dan ketebalan lapisan endometrium uterus pada tikus putih betina (Rattus norvegicus, L.). B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat di identifikasi beberapa masalah, yaitu : 1. Apa pengaruh biji kenari terhadap organ uterus tikus putih? 2. Apa pengaruh daun kenari terhadap organ ovarium tikus putih? 3. Apa pengaruh fitoestrogen yang berupa flavonoid yang berasal dari daun kenari di dalam organ reproduksi terhadap penambahan jumlah kelenjar? 4
4. Apa pengaruh fitoestrogen yang berupa flavonoid yang berasal dari daun kenari di dalam organ reproduksi terhadapketebalan lapisan endometrium tikus putih betina C. Pembatasan masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, untuk menghindari hal-hal yang dapat memperluas permasalahan, maka perlu diberi batasan-batasan dalam penelitian ini yaitu jenis daun yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun tanaman kenari yang diambil dari hutan Biologi Fakultas Biologi UGM, daun yang diambil adalah daun yang hijau (tua), hewan uji dalam penelitian ini adalah tikus putih betinarattus norvegicus, L.) yang belum pernah mengalami kebuntingan (galur wistar. Penilitian ini berlangsung selama 21 hari. Kemudian parameter dalam penelitian ini adalah jumlah kelenjar dan ketebalan lapisan endometrium tikus putih. D. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut 1. Apa pengaruh ekstrak daun kenari (Canarium indicum,l.) terhadap jumlah kelenjar endometrium tikus putih? 2. Apa pengaruh ekstrak daun kenari (Canarium indicum,l.) terhadap ketebalan endometrium tikus putih? 5
E. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kenari (Canarium indicum,l.) terhadapjumlah kelenjarendometrium tikus putih. 2. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kenari (Canarium indicum,l.) terhadapketebalan endometrium tikus putih. F. Kegunaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi : 1. Teoritis a. Sebagai wawasan keilmuan tentang pengaruh ekstrak daun tanaman kenari terhadap jumlah kelenjar dan ketebalan endometrium tikus putih. 2. Realitik a. Untuk memberikan dorongan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak daun tanamn kenari terhadap jumlah kelenjar dan ketebalan endometrium tikus putih. b. Dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan ekstrak daun tanaman kenari terhadap salah satu terapi alami hormon estrogen c. Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa flavonoid dari jenis legum lainnya. 6
G. Batasan Operasional 1. Daun kenari (Canarium indicum L) diambil dari hutan Biologi Fakultas Biologi UGM. Daun yang diambil adalah aun yang hijau (tua). 2. Ekstrak daun kenari adalah daun kenariyang sudah dikeringkan kemudian di ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96 %. 3. Tikus yang digunakan adalah jenis tikus putih (Rattus norvegicus, L) galur wistar betina umur ±2 bulan dengan berat 150-200gr. 4. Jumlah kelenjar endometrium adalah menghitung kelenjar endometrium uterus yang terdapat pada preparat sayatan uterus dan dihitung dengan carasampling, yaitu menghitung kelenjar yang terdapat pada preparat sayatan uterus dengan mikroskop perbesaran 100x dan dilihat dilayar monitor. 5. Lapisan endometrium adalah mengukur jarak yang dimulaidari lapisan yang berbatasan langsung dengan lumen uterus sampai batas antara lapisan endometrium dengan lapisan miometrium menggunakan bantuan mikrometer okuler yang telah dikalibrasi dengan mikrometer obyektifmenggunakanmikroskop perbesaran 100x. 7