BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut mata pelajaran agama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan. Kesempurnaan, kemuliaan, serta kebahagiaan tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam. perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat untuk sesama, untuk lingkungan disekitarnya dan juga untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

والنظرية الرتبوية اإلسالمية ادلستمد من الكتاب والسنة- أي منتشريع اإلسال م الكلي للوجود اإلنساين وعال قا ته با خلا لق والكوان واحلياة...

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. bidang perniagaan, teknologi, industri, pendidikan dan berbagai bidang lainnya, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah sedang mengadakan berbagai usaha untuk membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah Swt. pada Q.S. al-mujadalah ayat 11, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dan prasarana sekolah yang dimiliki saat ini kurang memadai. Cukup banyak

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. ada perantaraan pendidikan agar perkembangannya sempurna sesuai dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu ;

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Agama Islam mewajbkan kepada semua penganutnya agar rajin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera lahir dan batin, material, dan. yang beriman dan berilmu pengetahuan yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sejahtera lahir dan batin. Semua itu diperoleh dengan menyiapkan

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. formal dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana,

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniyah maupun rohaniah menumbuh suburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi manusia dengan Allah, manusia dan alam semesta. Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut mata pelajaran agama Islam diajarkan sejak Indonesia merdeka di sekolah-sekolah umum, jadi dengan belajar Pendidikan Agama Islam siswa SDLB minimal dapat mengatasi permasalahan ringan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. 1 Aspek pendidikan agama merupakan aspek yang penting, dengan adanya pendidikan agama Islam maka anak akan mampu mendekatkan dirinya kepada tuhan yang memberikan mereka kehidupan, mengenal tuhannya dan mensyukuri apa yang telah diberikan kepadanya. Tetapi guru bukan hanya mendidik dan sekedar memberikan pelajaran saja atau membuat slogan/ poster yang bergambar menarik dan bertuliskan kata-kata kebersihan sebagian daripada iman akan tetapi slogan/poster 1 Daulay, Haidar, Putra, Pemberdayaan Pendidikan Islam Di Indonesia, (Rineka Cipta, Jakarta : 2009 ),h 8-11 1

2 tersebut tidak akan berpengaruh apabila seorang guru tidak membina peserta didiknya untuk bersikap seperti itu, oleh karena itu aspek pengamalan dan keteladanan juga sangat berperan penting dalam membina dan mendidik anak apalagi anak yang memiliki keterbelakangan mental, sebelum anak tersebut melakukannya seharusnya terlebih dahulu seorang guru mencontohkan hal tersebut serta mengamalkannya dalam ruang lingkup sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan, guru dan peserta didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan dalam belajar, guru ingin memberikan layanan yang terbaik dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik. Kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam sikap dan berbuat, serta mau memahami peserta didiknya dengan segala konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dan dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari perilaku peserta didik maupun yang bersumber dari luar diri peserta didik, harus guru hilangkan dan bukan membiarkannya, karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas. Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan

3 bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan peserta didik. Pandangan guru terhadap peserta didik akan menentukan sikap perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai peserta didik, hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Guru yang memandang peserta didik sebagai pribadi yang berbeda dengan peserta didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang peserta didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai peserta didik, sebaiknya guru memandang peserta didik sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran. Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar yakni: pendekatan individual, kelompok, bervariasi, edukatif, pengalaman, pembiasaan, emosional, rasional, fungsional, keagamaan, dan kebermaknaan. Antara beberapa pendekatan di atas memang semuanya berperan penting dalam menunjang keaktifan proses belajar mengajar, namun untuk anak yang mengalami kelainan pendekatan yang berperan penting dalam proses pembelajaran yakni pendekatan individual karena pendekatan tersebut merupakan pendekatan awal dilakukan oleh seorang guru untuk melakukan proses pembelajaran PAI. 2 Pendidikan di tingkat sekolah dasar merupakan pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral, etika, 2 Syaiful, Bahri, Djamarah. Strategi Belajar Mengajar, (Rineka Cipta, Jakarta: 2002) h. 53-69

4 estetika dan lain-lain merupakan bekal hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mulai ditanamkan dan dipelajari. Pada tingkat ini sifat anak masih relatif mudah untuk dibentuk dibandingkan dengan anak yang mulai tumbuh dewasa. Kegagalan pendidikan di tingkat dasar akan menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan ditingkat selanjutnya. Pembudayaan sifat-sifat yang baik dan positif seperti mematuhi peraturan yang menjadi kesepakatan bersama, menghormati orang yang lebih tua, cinta terhadap keluarga dan lingkungannya, atau senang terhadap mata pelajaran yang dipelajari di sekolah sehingga menimbulkan semangat untuk belajar, serta belajar teratur dapat dimulai dari tingkat ini dengan efektif. Adapun sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca-tulis-hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai tingkat perkembangannya serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Dengan demikian, pendidikan secara umum merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja untuk memberikan bekal kepada peserta didik melalui kegiatan bimbingan, tuntunan, keteladanan, pengawasan pengajaran dan latihannya bagi perannya dimasa depan. Pendidikan secara ideal bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal, mempunyai intelektual dan skill ditopang oleh moral dan nilai-nilai keagamaan yang mantap. Untuk mengembangkan semua itu, maka pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam membina dan mendidik manusia, sehingga pada akhirnya terjadi kesinambungan antara aspek jasmani dan rohani dalam upaya mencapai kedewasaan. dan tidak menutup kemungkinan siswa yang

5 mengalami kelainan berhak mendapatkan pendidikan. Selagi masih sehat, seringkali tidak sadar akan kesulitan-kesulitan hidup yang dihadapi oleh golongan masyarakat sehubungan dengan kelainan yang dimiliki. Dilihat dari sudut perikemanusiaan bukan hanya pendidikan bagi siswa yang sehat saja yang penting, tetapi seharusnya kesejahteraan khususnya di bidang pendidikan siswa yang tergolong memiliki kelainan harus mendapat perhatian yang setara untuk siswa yang normal. Allah Swt berfirman dalam surah An Nur ayat 61 yang berbunyi: ل ي س ع ل ى األع م ى ح ر ج و ال ع ل ى األع ر ج ح ر ج و ال ع ل ى ال م ر يض ح ر ج و ال ع ل ى أ ن ف س ك م أ ن ت أ ك ل وا م ن ب ي وت ك م أ و ب ي وت آب ائ ك م أ و ب ي وت أ م ه ات ك م أ و ب ي وت إ خ و ان ك م أ و ب ي وت أ خ و ات ك م أ و ب ي وت أ ع م ام ك م أ و ب ي وت ع م ات ك م أ و ب ي وت أ خ و ال ك م أ و ب ي وت خ االت ك م أ و م ا م ل ك ت م م ف ا ت ه أ و ص د يق ك م ل ي س ع ل ي ك م ج ن اح أ ن ت أ ك ل وا ج يع ا أ و أ ش ت ات ا ف إ ذ ا د خ ل ت م ب ي وت ا ف س ل م وا ع ل ى أ ن ف س ك م ت ي ة م ن ع ن د الل ه م ار ك ة ي ة ك ل ي الل ه ل ك م ااي ات ل ع ل ك م ت ع ق ل ون. Atas dasar sumber Al-qur an di atas maka jelaslah bahwa siswa yang berkelainan mempunyai hak dan derajat yang sama dalam kehidupan terutama dalam memperoleh pendidikan yang layak. siswa berkelainan ini mempunyai kemampuan untuk dididik dalam membaca, menulis dan berhitung secara sederhana, dan juga dapat dilatih kebiasaan sehari-hari. Proses pembelajaran untuk anak-anak ini pada intinya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kehidupan lahir batin yang layak. Oleh karena itu, pelaksanaan kurikulum sekolah luar biasa memberikan kesempatan yang lebih sesuai dengan bakat, minat, kemampuan menurut kelainan

6 dan kebutuhan lingkungan sekitar siswa. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, hendaknya siswa yang memiliki kelainan diberikan penghidupan yang layak dan wajar. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka salah satu usaha yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah dengan mendirikan lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran kepada warganya, tanpa membedakan laki-laki dan perempuan, orang yang normal fisik maupun orang yang cacat. Bahkan khusus untuk anak-anak cacat telah didirikan sekolah luar biasa yang ditunjukkan untuk anak-anak yang memiliki kelainan baik itu cacat fisik dan mental. Hal ini dijamin oleh undang-undang yang dianut oleh negara, untuk mencapai maksud ini pendidikan memegang peranan penting karena taraf kemajuan suatu negara ditentukan oleh mutu dan sistem pendidikan yang ditegakkan. Dalam hal ini pemerintah sudah mengatur dan merumuskan wujud Pendidikan buat anak yang menderita kelainan, jadi tidak perlu diragukan lagi bahwa anak yang memiliki kelainan sangat perlu pendidikan dalam perkembangannya menuju kedewasaan jasmani dan rohani. Kurikukum PLBN (Pendidikan Luar Biasa Negeri) disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental dan/atau kelainan perilaku, dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan tingkat kelainan serta jenjang tiap satuan

7 pendidikan. 3 Di antara anak yang memiliki cacat atau kelainan tersebut adalah siswa SDLBN Marabahan Kabupaten Barito Kuala. Siswa-siswa tersebut termasuk anak yang berkelainan mental yang memiliki hambatan dalam perkembangan fungsi pikirnya, kemampuan anak tersebut di bawah kemampuan normal pada umumnya. Siswa-siswa tersebut memerlukan bantuan lebih banyak khususnya dalam bidang pendidikan agar siswa tersebut dapat mengembangkan potensi pribadinya secara optimal terhadap dirinya sendiri serta memungkinkan siswa tersebut tidak semakin terbelakang. Dari hasil pendekatan pendahuluan di SDLBN Marabahan bahwa seluruh siswanya adalah tunagrahita ringan. Adapun istilah tunagrahita digunakan untuk siswa yang mengalami cacat pikiran atau lemah daya pikir hingga idiot. Anak-anak tunagrahita ringan ini mempunyai kemampuan untuk dididik dalam membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Proses pembelajaran untuk anak-anak tunagrahita ringan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kehidupan lahir dan batin yang layak. Kebutuhan pembelajaran anak tunagrahita ringan dalam belajar keterampilan membaca, keterampilan motorik, dan keterampilan lainnya adalah sama seperti anak normal pada umumnya. Perbedaan anak tunagrahita ringan dalam mempelajari keterampilan terletak pada karakteristik belajarnya yaitu tingkat kemahirannya dan 3 Depdikbud, kurikulum Pendidikan Luar Biasa, landasan, Program dan Pengembangan, (Jakarta, 2000) h 6.

8 kemampuan generalisasi dan transfer, serta minat terhadap tugas belajar. 4 Berdasarkan latar belakang masalah di atas, menurut penulis PAI merupakan pembelajaran yang sangat penting untuk menunjang pembentukan pribadi muslim pada diri anak terutama peserta didik yang mempunyai kelainan, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh terhadap SDLBN Marabahan yang menyelenggarakan pembelajaran PAI dengan mengangkat judul Pendekatan Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Marabahan Kabupaten Barito Kuala. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapatlah dirumuskan permasalalahan yang akan diteliti yaitu pendekatan pembelajaran PAI Di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Marabahan Kabupaten Barito Kuala meliputi: 1. Apa saja pendekatan pembelajaran PAI di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Marabahan Kabupaten Barito Kuala? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendekatan pembelajaran PAI di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Marabahan Kabupaten Barito Kuala? C. Identifikasi Masalah Identikasi masalah dari judul Pendekatan Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar Luar Biasa Marabahan Kabupaten Barito Kuala adalah: 1. Pembelajaran PAI dikelas masih berjalan monoton seperti perencanaan, metode, Biasa,2003) h.18. 4 Depdikbud, Petunjuk Penyelenggaraan SLB, (Jakarta: Proyek Pembinaan Sekolah Luar

9 media, materi dan evaluasi. 3. Kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran PAI. D. Definisi Operasional Untuk memudahkan pemahaman mengenai istilah yang terdapat pada judul di atas, maka penulis merasa perlu membuat penegasan judul sebagai berikut: 1. Pendekatan Dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalam mewadahi, menginspirasi, mengutkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach) 2. Pembelajaran Proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa. Adapun yang dimaksud pembelajaran di sini adalah proses penyampaian pelajaran PAI yang dilakukan oleh guru PAI dengan menggunakan segenap komponen pembelajaran. 3. PAI Suatu bidang ilmu yang merupakan uraian secara sistematis dan ilmiah tentang bimbingan atau tuntunan pendidikan kepada peserta didik dalam

10 perkembangannya agar tumbuh secara wajar pribadi muslim, sebagai anggota masyarakat yang hidup selaras dan seimbang dalam memenuhi kebutuhan hidup di dunia dan akhirat. 4. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Bentuk persekolahan (layanan pendidikan) bagi anak berkebutuhan khusus tidak hanya satu jenjang kelainan saja, tetapi bisa dari berbagai jenis kelamin. Misalnya dalam satu unit SDLB dapat menerima siswa tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, bahkan siswa autis. 5 Dengan demikian yang dimaksud dengan judul di atas adalah suatu penelitian tentang proses dan hasil pendekatan pembelajaran PAI di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Marabahan Kabupaten Barito Kuala. E. Alasan Memilih Judul Ada beberapa alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul di atas adalah: 1. Penulis ingin mengetahui lebih mendalam bagaimana sebenarnya pendekatan pembelajaran PAI yang diberikan terhadap anak yang mempunyai kelainan di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Marabahan Kabupaten Barito Kuala. 2. Pendidikan yang diberikan untuk anak yang mempunyai kelainan sangat membutuhkan kesabaran, kasih sayang, motivasi dorongan serta bantuan yang lebih besar dibandingkan dengan siswa normal. 5 Nur Uhbiyati,Ilmu Pendidikan Islam, ( Bandung : Pustaka Setia, 2000 ) h.12

11 3. Mengingat mata pelajaran PAI merupakan pelajaran pokok yang harus di- ikuti oleh siswa di samping mata pelajaran lainnya. Pendidikan PAI juga sangat besar pengaruhnya terhadap siswa, oleh karena itu perlu ditangani secara khusus. 4. Sepengetahuan penulis masalah yang sama pernah diteliti oleh hayatun nisa dengan judul skripsi Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika di SDLB Marabahan dan Saprudin dengan judul skripsi Pembelajaran PAI di SDLB B/C Paramitha Graha Banjarmasin, sedangkan penulis ingin meneliti dengan masalah yang sama tetapi pada judul yang berbeda yaitu Pendekatan Pembelajaran Pai di SDLBN Marabahan. F. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran pada mata pelajaran PAI yang berlangsung di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Marabahan Kabupaten Barito Kuala. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendekatan pembelajaran PAI di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Marabahan Kabupaten Barito Kuala. G. Signifikansi Penelitian 1. Memberikan pemikiran dan masukan yang berguna bagi kepala sekolah dan guru-guru PAI yang bersangkutan tentang problem yang tengah dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran mata pelajaran PAI, sehingga dapat berupaya mencari jalan keluar dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Sebagai sumbangan pemikiran informasi dan masukan bagi penyelenggaraan

12 pendidikan di Sekolah Dasar Luar Negeri Marabahan Kabupaten Barito Kuala. 3. Untuk memperkaya khazanah perpustakaan khususnya perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. H. Sistematika Penulisan Penulis memberikan sistematika yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian, sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah,identifikasi masalah, definisi operasional, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan teoritis, yang berisikan pengertian pendekatan, pengertian pembelajaran,pengertian pendidikan islam, Dasar dan tujuan pendekatan pembelajaran PAI, karakteristik anak luar biasa, pengertian anak luar biasa, karakter anak luar biasa, media dan metode pengajaran pendidikan agama islam. Bab III Metode penelitian yang berisikan gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. Subjek dan objek penelitian, data, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data dan prosedur data Bab IV. Penyajian data dan analisis data yang berisikan, Gambaran umum lokasi penelitian, Sejarah berdirinya SDLBN Marabahan, Sarana dan prasarana, Keadaan guru dan siswa SDLBN Marabahan, Visi dan misi, Penyajian data, Pelaksanaan pendekatan mata pelajaran PAI di SDLBN Marabahan, Faktor-faktor yang mempengaruhi pendekatan pembelajaran PAI SDLBN Marabahan.

Bab V Berisikan simpulan dan saran-saran. 13