BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Pemerintah Memastikan Larangan Ekspor Mineral Mentah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seharusnya dijaga, dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sebijak-bijaknya.

Indonesia for Global Justice (IGJ, Seri Diskusi Keadilan Ekonomi. Menguji Kedaulatan Negara Terhadap Kesucian Kontrak Karya Freeport, Kamis, 13 Juli

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN HASIL PENAMBANGAN KOMODITAS TAMBANG MINERAL DI DALAM NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kontrak Karya merupakan kontrak yang dikenal di dalam pertambangan

Perlukah Nasionalisasi Freeport Indonesia? Luqmannul Hakim

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan Indonesia dengan jumlah yang sangat besar seperti emas, perak, nikel,

BAB I PENDAHULUAN. hewan tumbuan dan organisme lain namun juga mencangkup komponen abiotik

Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA

A. RENEGOSIASI KONTRAK KARYA (KK) / PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA (PKP2B)

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat. disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut:

CAPAIAN SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA SEMESTER I/2017

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 108/PUU-XII/2014 Kontrak Karya. I. PEMOHON PT. Pukuafu Indah, diwakili oleh Dr. Nunik Elizabeth Merukh, MBA.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern saat ini. Pada tahun 2014, Indonesia, menurut Survei

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang dikaruniai kekayaan alam yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP Salah satu hal yang diharapkan akan memberikan kontribusi nyata bagi kepentingan nasional dalam UU Minerba adalah adanya kewajiban

BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG

BAB I PENDAHULUAN. bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara

REPORT MONITORING TERHADAP SENGKETA PEMERINTAH INDONESIA DAN FREEPORT 2017 INDONESIA FOR GLOBAL JUSTICE

2017, No Daya Mineral Nomor 05 Tahun 2017 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 9/Okt-Des/2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, bijih besi, dan

SUARA TAMBANG. Keinginan pemerintah Republik Indonesia untuk. Renegosiasi Kontrak Tambang, Soal Keberanian Pemimpin?

Laporan dan Ulasan Seri Diskusi Keadilan Ekonomi -Indonesia for Global Justice- 24 Februari 2017

KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. Evaluasi. Penerbitan. Izin Usaha Pertambangan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

Bedah Permen ESDM No. 7 Tahun Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 LEMBAR PENGESAHAN 2 LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS.. 3 KATA PENGANTAR. 4 ABSTRACK... 7 INTISARI 8 DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung dalam wilayah hukum. pertambangan Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, maka manusia mengingkari kodratnya sendiri. Manusia dengan

Divestasi Minerba tak Kunjung Pasti, Pengaturan tak Tegas? Oleh : Olsen Peranto *

BAB I PENGANTAR. ekonomi tinggi. Penggalian terhadap sumber-sumber kekayaan alam berupa

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi tidak terkecuali pemerintah memerlukan suatu alat

PENGGUGAT KONTRAK KARYA FREEPORT TAK PUNYA LEGAL STANDING

MISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia, yang

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

Dilema Ancaman PHK dan UU Minerba. Ditulis oleh David Dwiarto Rabu, 08 Januari :27 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 08 Januari :29

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tadinya, PT Freeport mematok penjualan emas akan 50,5% dibanding tahun lalu

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya tambang (bahan galian). Negara Indonesia termasuk negara yang

- 5 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1823 K/30/MEM/ K TANGGAL : 7 Mei Maret 2018

BAB I PENDAHULUAN. Cipta. hlm Salim HS Hukum Penyelesaian Sengketa Pertambangan di Indonesia. Bandung: Pustaka Reka

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Batubara; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pe

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan cadangan..., Mudi Kasmudi, FT UI, 2010.

2 Dalam rangka pembangunan nasional khususnya pembangunan industri pengolahan dan pemurnian dalam negeri yang memerlukan investasi besar, perlu diberi

PEMERINTAH DIGUGAT PERUSAHAAN TAMBANG INDIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu

- 3 - Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara

WILAYAH PERTAMBANGAN DALAM TATA RUANG NASIONAL. Oleh : Bambang Pardiarto Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tujuan negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki batubara sebesar 93,4 milyar ton dengan cadangan sebesar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYELESAIAN SENGKETA INVESTASI ASING DI SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA DI INDONESIA DALAM KAITANNYA DENGAN HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

n.a n.a

Menimbang Manfaat PT Freeport bagi Indonesia. Indonesia Corruption Watch (ICW) Jakarta, 1 November 2011

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Kontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Mineral. Batubara. Kebutuhan. Berjualan. Harga. Patokan. Pemasokan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

file://\\ \web\prokum\uu\2003\uu panas bumi.htm

Oleh Rangga Prakoso. Batasan Ekspor Mineral Diperlonggar

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 06 Tahun 2017 tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pemberia

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

BAB IV UPAYA PT NEWMONT DALAM MEMPENGARUHI KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA. Dalam penerapan kebijakan pemerintah terkait dalam UU minerba no 4

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kebijakan Kriminal, Penyalahgunaan BBM Bersubsidi 36

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lex et Societatis, Vol. V/No. 3/Mei/2017

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

PROGRES IMPLEMENTASI 5 (LIMA) SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB V PENUTUP. 1. Pemeriksaan hukum atau due diligence merupakan suatu tahapan yang. terbitlah izin yang diperlukan. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Orga

BAB I PENDAHULUAN. lain melalui perbankan, lembaga pembiayan, dan pasar modal. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia (PTFI) terhadap regulasi yang dibuat oleh pemerintah Indonesia menjadi salah satu persoalan serius dalam kepastian hukum sektor pertambangan nasional. Semenjak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Minerba) diundangkan, PT. Freeport Indonesia belum memenuhi keenam point renegosiasi yang diajukan oleh pemerintah. Keenam point renegosiasi itu merupakan turunan dari Undang-Undang tentang Mineral dan Batubara. Padahal, Undang-Undang dibuat untuk ditaati. Tatanan hukum merupakan sistem normatif yang menggunakan paksaan untuk menjamin kepatutan terhadap hukum. Dalam hal ini yang dipersoalkan bukanlah bagaimana hukum itu seharusnya (what the law ought be), tetapi apa hukumnya (what the law is) 1. Keenam point renegosiasi tersebut terdiri dari penyempitan 40 persen luas wilayah, pembangunan fasilitas pengelolaan dan pemurnian atau smelter, divestasi saham dan penggunaan tenaga kerja lokal, barang serta jasa pertambangan dalam 1 Andre Ata Ujan, Filsafat Hukum Membangun Hukum Membela Keadilan, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm. 84. 1

negeri, penerimaan royalti sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2012 dan Perpanjangan Kontrak atau Kelanjutan Operasi 2. Ketidakpatuhan korporasi terhadap Undang-Undang (UU) suatu negara sebenarnya merupakan bagian dari kejahatan korporasi. Kejahatan korporasi pada umumnya bernilai ekonomis dan hanya menguntungkan perusahaan yang menurut Marshall B. Clinard dan Peter C. Yeager (1980:16) dalam Weda (1993:3) kejahatan korporasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh korporasi yang bisa diberikan hukuman oleh negara, entah melalui hukum administrasi negara, hukum perdata maupun hukum pidana 3 Undang-Undang Minerba menginstruksikan waktu renegosiasi terhadap keenam point tersebut hanya berlangsung satu tahun setelah Undang-Undang disahkan yang artinya jika Undang-Undang-nya diundangkan pada tahun 2009 maka renegosiasi harus selesai pada tahun 2010. Di samping itu juga perusahaanperusahaan diwajibkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut hingga tahun 2014, atau lima tahun setelah Undang-Undang Mineral dan Batubara diundangkan. Alasan dibentuknya Undang-Undang Minerba yakni untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentun Pokok Pertambangan yang dinilai sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhuan 2 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 3 H. Setiyono, Kejahatan Korporasi (Malang: Bayumedia Publishing,2003), hal.20 2

masyarakat. Undang-Undang Minerba dibentuk dengan harapan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan perintah Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan, Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai oleh negara dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Perintah Undang-Undang Mineral dan Batubara tersebut kemudian diturunkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Mineral dan Batubara yang mempertegas kewajiban pengelolaan dan pemurnian di dalam negeri. Dalam hal ini pemegang Kontrak Karya (KK) dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) baru dapat melakukan ekspor mentah apabila komoditas hasil tambangnya telah diola dan atau dimurnikan di dalam negeri. Dalam tesis ini, penulis secara khusus membahas salah satu point dari keenam point renegosiasi tersebut. Adapun point dimaksud yakni tentang kewajiban pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter oleh perusahaan Kontrak Karya (KK) termasuk PT. Freeport Indonesia. Adapun ketentuan itu termuat dalam dua pasal yakni pasal 103 dan pasal 170. Pasal 103 menyebutkan: pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi wajib melakukan pengelolaan dan pemurnian hasil tambang di dalam negeri 4. 4 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara, Pasal 103 3

Pasal 170 menyebutkan, pemegang Kontrak Karya (KK) sebagaimana dimaksud dalam pasal 169 yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya lima tahun sejak Undang-Undang itu diundangkan 5. Intinya, kedua pasal itu mengamanatkan tanggal 11 Januari 2014 merupakan batas terakhir bagi pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan ekspor mineral mentahnya. Sejak tanggal 12 Januari 2014 aktivitas eskpor dalam bentuk mentah itu tidak diperbolehkan lagi oleh Undang- Undang tersebut. Khusus untuk PT. Freeport Indonesia, sampai saat ini belum membangun smelter, padahal mestinya telah selesai pada tahun 2014 lalu. Tetapi sampai saat ini setelah tujuh tahun berjalan proses pembangunan smelter PT. Freeport Indonsia berdasarkan keterangan menteri Energi Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said belum juga selesai, bahkan berdasarkan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot, perkembangan pembangunan smelter PT. Freeport Indonesia baru berjalan 30 persen pada April 2016, jauh dari kesepakatan sebelumnya yakni 60 persen 6. Sebenarnya, pemerintah punya wewenang untuk memberikan sanksi terhadap PT. Freeport Indonesia sebagai sikap tegas karena adanya perbuatan melawan hukum nasional. Undang-Undang Mineral dan Batubara sebenarnya merupakan 5 Ibid., Pasal 170 6 Progres Pembangunan Smelter Freeport Baru 30% (Berita), Okezone.com. Jakarta, Senin, 4 April 2015 Pkl. 11:13. 4

turunan dari Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang mempertegas kedudukan negara dalam penguasaan atas tanah. Pasal 33 ayat 3 berbunyi Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat 7. Jadi karena punya hak atas tanah itulah makanya pemerintah mestinya memberikan sanksi terhadap ketidakpatuhan PT. Freeport 8 Dalam kenyataannya, hal itu justru tidak dilakukan oleh pemerintah yang ditandai dengan memberikan kelonggaran terhadap perusahaan tersebut untuk tetap mengekspor mineral mentah dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor I Tahun 2014 sebagai perubahan ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Kegiatan Usaha Mineral dan Batubara serta Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 1 Tahun 2014. Dengan dua aturan itu perusahaan yang dinilai berkomitmen membangun smelter pun mendapatkan izin untuk tetap mengekspor mineral mentah. Privilege itu diberikan kepada PT. Freeport Indonesia karena perusahaan itu memiliki komitmen, meskipun dalam perjalanannya implementasi komitmen itu jauh dari yang diharapkan. Pertimbangan pemerintah sehingga memberikan kelonggaran itu karena PT. Freeport Indonesia belum membangun pabrik pengelolaan dan pemurnian, belum memiliki izin dan lahan lokasi smelter yang dibangun. Batas waktu 7 Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 33. 8 Salim HS, Hukum Penyelesaian Sengketa Pertambangan di Indonesia (Bandung:Pustaka Reka Cipta) hal.95 5

keringanan diberikan hingga tahun 2017 dengan beberapa persyaratan bahwa PT. Freeport harus membuat beberapa komitmen terkait pembangunan smelter. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengakui kebijakan tersebut bertentangan dengan Undng-Undang Mineral dan Batubara tetapi terpaksa dilakukan agar perekonomian tetap berjalan. Berikut pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said: Memang, harus kami akui ada yang tidak nyambung, yang itu dimaksud potensi pelanggaran 9 Pemerintah tidak ingin mengalami kerugian akibat tidak beroperasinya perusahaan tambang PT. Freeport. Menurut Menteri ESDM, alasan pemberian kelonggaran ekspor konsentrat itu untuk menjaga kesinambungan operasi dari PT. Freeport Indonesia. Untuk itu, pemerintah berupaya untuk mencari solusi termasuk dengan mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu). Atas dasar itulah makanya hingga kini PT. Freeport telah mengantongi tiga kali perpanjangan izin ekspor konsentrat dari pemerintah yakni pada Januari dan Juli 2015 serta Februari 2016. Dalam perpanjangan izin itu, pemerintah sebenarnya menetapkan beberapa syarat termasuk progres pembangunan smelter hingga 60 persen tetapi hingga perpanjangan ketiga ini realitasnya baru 14 persen. Karena kelonggaran itulah makanya pemerintah kerap dikritik oleh banyak pemerhati pertambangan, apalagi semenjak PT.Freeport beroperasi di Indonesia, apa 9 Izin Ekspor Freeport Melanggar Undang-Undang (Berita), Kata Data, 28 Januari 2015, diunduh pada Rabu,3 Agustus 2016 Pkl.23.50 Wib 6

yang diberikan oleh PT.Freeport kepada Indonesia tidak sebanding dengan apa yang diberikan oleh bangsa ini kepada PT.Freeport. Sebagai contoh, semenjak beroperasi sejak 1967 hingga 2014, besaran royalti yang dibayar PT. Freeport ke pemerintah hanya 1 persen dari total produksinya, padahal di negara lain bisa mencapai 6-7 persen. Bandingkan dengan pendapatan perusahaan itu yang mencapai 80 triliun rupiah per tahun, tentunya sulit diterima karena Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hanya mendapat royalti 1 persen dalam jangka waktu sekitar 47 tahun. Padahal, berdasarkan pasal 33 ayat 3 Undang- Undang Dasar 1945 menyebutkan bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jadi, apa yang dilakukan oleh PT. Freeport tersebut sangat tidak adil. Lalu ketika PT. Freeport tidak patuh terhadap Undang-Undang Indonesia, negara justru tidak menjatuhkan sanksi tegas, padahal itu menyangkut kedaulatan negara. Di samping itu, Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang disebutkan Menteri ESDM hingga kini belum terbit, padahal PT. Freeport Indonesia telah mendapatkan kelonggaran izin ekspor konsentrat sebanyak tiga kali. Atas dasar itu Forum Mahasiswa Pengawas Aset Bangsa (FMPAB) melaporkan Menteri ESDM, Sudirman Said ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Laporan itu terkait dengan keluarnya Surat Keputusan Nomor 7522/13/MEM/2015 tanggal 7 Oktober 2015 7

tentang Perpanjangan Izin Operasi PT. Freeport Indonesia sampai dengan tahun 2021. 10 Selain dilaporkan ke KPK, advokat Habiburokhman selaku kuasa hukum dari empat aktivis pro demokrasi dengan mekanisme citizen law suit atau gugatan warga negara menggugat Presiden Jokowi dan Freeport ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada Senin 2 Agustus 20 Februari 2015 11. Gugatan itu sebagai bentuk kekecewaan atas sikap Presiden yang mengizinkan Menteri ESDM, Sudirman Said untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) perpanjangan ekspor konsentrat Freeport yang habis masa berlakunya pada 24 Januari 2015. Menurut Habiburokhman, penandatanganan MoU tersebut merupakan pelanggaran terhadap Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 dan Pasal 170 Undang-Undang Minerba Ketidakpatuhan PT. Freeport ini memperkuat anggapan bahwa pada era globalisasi ini, korporasi boleh dikatakan sebagai pelintas batas. Tidak ada lagi ruang yang bisa membatasi suatu korporasi termasuk Undang-Undang suatu negara 12. Atas dasar itulah makanya penulis membuat Tesis ini dengan judul Tinjauan Hukum Terhadap Perbuatan Melawan Hukum PT. Freeport Indonesia Sesuai Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Mineral dan Batubara. Dalam 10 Sudirman Said dilaporkan ke KPK (Berita), Berita Satu, 20 November 2015,19:47 11 Akhirnya, Presiden Jokowi digugat karena Perpanjangan Kontrak Freeport (Berita) Kantor Berita Politik RMOL.CO, Senin, 2 Februari 2015, 05.55 WIB) 12 Ferdy Hasiman, Monster Tambang (Jakarta:JPIC-OFM) hal.7 8

penelitiannya penulis mengkaji bentuk-bentuk perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut. Penulis beranggapan bahwa masalah ini penting karena menyangkut Undang- Undang, tentang kedaulatan negara. Ketidakpatuhan PT. Freeport terhadap regulasi di Indonesia mencerminkan begitu lemahnya Indonesia dihadapkan perusahaan asal asing tersebut. Bergaining positioning pemerintah semakin rendah setelah pemerintah justru memberikan kelonggaran terhadap perusahaan tersebut untuk tetap melakukan ekspor mineral mentah yang sebenannya dilarang Undang-Undang (UU). Ketidakpatuhan PT. Freeport terhadap hukum nasional Indonesia menjadi preseden buruk ke depannya karena bisa berdampak negatif terhadap berbagai aturan selanjutnya. Perusahaan-perusahaan lain dapat menjadikan kasus PT. Freeport sebagai ajang pembelajaran untuk melakukan pelanggaran hukum dengan berbagai macam dalil. Apabila itu terjadi maka hukum di Indonesia semakin tidak dihargai lagi. Penelitian ini untuk mengkaji masalah PT. Freeport tersebut dengan menawarkan solusi seperti apa langkah yang mestinya diambil pemerintah ketika PT. Freeport melanggar ketentuan yang berlaku. Penelitian ini juga untuk mencegah kemungkinan lain agar tidak ada lagi kasus serupa dikemudian hari. 9

B. Perumusan Masalah Mengacu pada uraian pada latar belakang di atas maka masalah yang hendak diteliti ialah bagaimana bentuk perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia terkait dengan status Kontrak Karya (KK)-nya. Secara khusus diteliti 1. Bagaimana implementasi perbuatan melawan hukum dalam kaitannya dengan kasus PT. Freeport yang melanggar pasal 103 dan 170? 2. Apa hambatan dalam upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi pelanggaran PT. Freeport? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia Tujuan khususnya: 1. Untuk mengetahui implementasi perbuatan melawan hukum dalam kaitannya dengan kasus PT.Freeport yang melanggar pasal 103 dan 170 Undang-Undang Minerba. 2. hambatan dalam upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi pelanggaran PT. Freeport D. Manfaat Penelitian Setiap penelitian selalu diharapkan dapat memberi manfaat pada berbagai pihak. 10

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penulis pribadi atau pembaca yang tertarik dalam hukum perdata, mengenai pentingnya suatu itikad baik kedua belah pihak dalam melaksanakan perjanjian. Dalam kasus PT. Freeport misalnya, seharusnya PT. Freeport sebagai perusahaan yang beroperasi di wilayah Indonesia dan masih terikat kontrak dengan pemerintah Indonesia sampai dengan tahun 2021 memiliki itikad baik untuk mematuhi semua regulasi yang dibuat oleh pemerintah Indonesia, apalagi sebelumnya perusahaan tersebut telah menyepakati untuk menjalankan semua point renegosiasi kontrak yang diajukan pemerintah. b. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi sebagai bahan acuan bagi penelitian di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Untuk memberikan jawaban atas masalah yang diteliti yakni terkait dengan bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia terhadap peraturan perundang-undangan di Indonesia. b. Untuk melatih mengembangkan pola pikir yang sistematis sekaligus untuk mengukur kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh. 11

E. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian serupa pernah dibuat oleh Intan Permata Murtafiah (2013) tentang IMPLIKASI HUKUM PELAKSANAAN KONTRAK KARYA PERTAMBANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PT. VALE INDONESIA, TBK SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG MINERBA. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) implikasi hukum pelaksanaan Kontrak Karya PT.Vale Indonesia, Tbk setelah berlakunya Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009, (2) kendala yang terjadi dalam pelaksanaan Kontrak Karya PT.Vale Indonesia, Tbk setelah berlakunya Undang-undang Nomor 4 tahun 2009. Penelitian ini bersifat normatif empiris. Banyaknya kendala dalam pelaksanaan Undang-Undang Minerba berpotensi merugikan negara dan tetapi menguntungkan PT.Vale. 2. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Fahrudin Muhammad (2015). Hasil dari penelitian ini adalah renegosiasi tidaklah melanggar asas kebebasan berkontrak, karena kontrak pertambangan sebagai sebuah perjanjian perdata haruslah tunduk pada amanat Undang-Undang Minerba berkaitan dengan nilai presentase royalti 13. 3. Penelitian terkait juga pernah dilakukan oleh Jose G. Vargas-Hernandez (2007) dalam disertasi-nya menyangkut sengketa tambang di Mexico. Hasil 13 Jurnal Hukum Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Universitas Sebelas Maret 12

penelitian menunjukan, keberadaan perusahaan tambang telah memicu terjadinya konflik sosial yang buruk antara penghuni San Pedro. Hal ini menjadi bukti kurangnya sensitifitas perusahaan tambang asing terhadap masyarakat dan lingkungan 14 4. Penelitian terkait juga pernah dilaporkan oleh Ferdy Hasiman (2014). Ferdy melaporkan, regulasi Undang-Undang Pertambangan yang mengatur gerak korporasi hampir sangat liberal. Ferdy mengacu pada Undang-Undang No.11 Tahun/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA). F. Kerangka Teori 1. Teori Perlindungan Hukum Menurut John Locke, hukum yang dibuat dalam negara untuk melindungan hak-hak dasar manusia. Prinsip Perlidungan hukum terhadap tindakan pemerintah bertumpu dan bersumber dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia. Hal serupa juga disampaikan oleh Soetjipto Rahardjo dan Setiono yang menyebutkan bahwa perlindungan hukum adalah upaya untuk mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak sesuai dengan kepentingannya. Dalam kasus PT. Freeport Indonesia, Pemerintah mengalokasikan suatu kekuasaan kepada perusahaan tersebut untuk bertindak sesuai dengan kepentingannya yakni beroperasi di Papua. Atas adanya pemberian kekuasaan untuk beroperasi 14 Salim HS, Hukum Penyelesaian Sengketa Pertambangan di Indonesia (Bandung:Pustaka Reka Cipta) hal.79 13

tersebut, maka pemerintah mengaturnya dalam bentuk Undang-Undang Mineral dan Batubara. Regulasi tersebut merupakan aturan yang berfungsi untuk melindungi aktivitas PT. Freeport di Papua dari kesewenang-wenangan pemerintah baik pusat maupun pemerintah daerah serta masyarakat lainnnya. Sebagai konsekuensinya, PT. Freeport harus mematuhi semua point yang termuat dalam UU Minerba termasuk isi pasal 103 dan 170. 2. Teori Pertanggungjawaban Hukum Menurut Abdulakadir Muhamad, teori tanggung jawab adalah perbuatan melanggar hukum atau tort liability. Ada tiga bentuk pelanggaran hukum dan dalam kaitanya dengan kasus PT. Freeport Indonesia, tergolong perbuatan melanggar hukum karena kelalaian 15. Kelalaian yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia ialah dengan tidak melaksanakan Undang-Undang Minerba khususnya pasal 103 dan 170. Kedua pasal tersebut memerintahkan kepada perusahaan tersebut untuk membantung smelter dan tidak lagi mengekspor mineral mentah tetapi, PT. Freeport belum membangun smelter dan tetap mengekspor mineral mentah hingga tahun 2017. G. Kerangka Konseptual a. Perbuatan Melawan Hukum: Setiap perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perbuatan tersebut seperti perbuatan 15 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Aditya Bakti,2010, hal 503 14

melanggar hukum atas kesalahannya, sehingga diharuskan untuk mengganti kerugian atas kesalahan yang dilakukanya 16. b. PT. Freeport Indonesia: Perusahaan Kontrak Karya (KK) yang beroperasi di kabupaten Mimika, Papua. PT. Freeport Indonesia merupakan anak perusahaan dari Freeport-McMoRan (FCX) yang merupakan perusahaan tambang internional dengan kantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. c. Renegosiasi Kontrak: Negosiasi ulang terhadap kontrak-kontrak yang dianggap sudah tidak ekonomis lagi untuk dilanjutkan. Negosiasi ulang dibuat karena adanya aturan baru yang mengharuskan untuk melakukan renegosiasi. d. Undang-Undang: Peraturan yang dibuat oleh suatu negara yang konsekuensinya harus ditaati oleh individu atau perusahaan yang masuk di wilayah tersebut. e. Smelter : Fasilitas pengelolaan dan pemurnian yang fungsinya untuk memproses mineral mentah ke dalam bentuk setengah jadi atau jadi. f. Kontrak Karya: Perjanjian pengusahaan pertambangan antara pemerintah dan perusahaan swasta nasional untuk melaksanakan kegiatan pertambangan di luar minyak dan gas bumi 16 Rosa Agustina, Hukum Perikatan (Denpasar. Sinar Grafika,2012), hal.3 15

g. Pertambangan: Rangkaian kegiatan dalam upaya pencarian, penambangan atau penggalian, pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian mineral dan batubara. H. Sistematika Penulisan Penulisan akan dibagi dalam lima Bab dengan urutan penulisan sebagai berikut: a. Bab I menjelaskan tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metodelogi penelitian serta sistematika penulisan. b. Bab II menjabarkan Peraturan Perundang-Undangan dan Sejarah c. Bab III, menjelaskan tentang Metode Penelitian d. Bab IV, Hasil Penelitian yang di dalamnya membahas tentang Implementasi, Pelanggaran dan Analisis e. Bab V merupakan bagian penutup yang memberikan kesimpulan serta saran terhadap negara dan PT. Freeport Indonesia. 16