NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia.

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM KEGIATAN PRAMUKA

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di. dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

EDY NOVIYANTO A

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn KELAS X SMA (Studi Kasus Di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012)

DIAN TRI HANDAYANI A

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN REMAJA ( studi kasus kegiatan rohis di SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013)

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen) NASKAH PUBLIKASI

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

KEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN: KENDALA DAN SOLUSINYA ( Studi Kasus di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta)

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI PADA PEMILIH PEMULA. (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjan S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sarjana S-1

SIKAP TOLERANSI TERHADAP SISWA PENYANDANG DISABILITAS DALAM SEKOLAH INKLUSI (Studi Kasus Pada Siswa SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI BUKU GURU SEBAGAI ACUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

KEMANDIRIAN WANITA SINGLE PARENT DALAM MENDIDIK ANAK. (Studi Kasus Di Desa Pakang, Andong, Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

PENANAMAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA PELAKSANAAN ULANGAN HARIAN DALAM MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION DALAM KEGIATAN OSIS TAHUN AJARAN (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 20 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A

PELAKSANAAN SAMBATAN UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI DALAM EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

HUBUNGAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN MATA PELAJARAN AKHLAK (STUDI KASUS KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013)

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

(Analisis Isi 2014/2015) persyaratan. Sarjana S-1. Diajukan Oleh: A

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGTALUN 1

PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat. Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA PEMUDA DESA MELALUI KEGIATAN KEPEMUDAAN KARANG TARUNA

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III. METODE PENELITIAN. usaha untuk menemukan kebenaran, mengembangkan dan menguji kebenaran

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena yang terjadi secara

IMPLEMENTASI KETAATAN HUKUM PADA SISWA. (Studi Kasus Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah di SMP Muhammadiyah 1. Kartasura Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA SD NEGERI 2 GENENGSARI KEMUSU TAHUN AJARAN 2014/2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PONDOK PESANTREN KHALAFIAH DI KUDUS NASKAH PUBLIKASI. Pancasila dan Kewarganegaraan

PENANAMAN KARAKTER PATRIOTISME PADA SISWA TUNAGRAHITA (Studi Kasus di SMPLB Bina Karya Insani Cangakan Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014)

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PERAN BPD DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN (Studi Kasus di Desa Ciputih, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL MELALUI KEGIATAN HISBUL WATHAN (HW) (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Disusun oleh: Endri Dwi Astutik A220090076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL MELALUI KEGIATAN HISBUL WATHAN (HW) (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013) Endri Dwi Astutik, A220090076, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, xvii+60 halaman Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW), untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang mengandung pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan, untuk mengetahui hambatan-hambatan yang mempengaruhi implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW), untuk mengetahui solusi untuk mengatasi implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode yang digunakan adalah studi kasus, karena hanya fokus pada kasus tertentu. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta diberikan pada kegiatan ekstrakurikuler banyak nilainilai karakter yang terselip di dalamnya, salah satunya adalah pendidikan karakter kepedulian sosial, sehingga pelan-pelan dapat merubah karakter siswa yang semua kurangnya rasa antar sesama menjadi siswa yang mempunyai rasa antar sesama dan kepedulian sosial yang tinggi. 2) Bentuk-bentuk kegiatan yang mengandung pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta pendidikan karakter kepedulian sosial dapat ditumbuhkan dengan melalui berbagai cara antara lain bakti sosial, bersedekah, donor darah, pengumpulan dana, bantuan bencana dan tolong menolong. 3) Hambatan-hambatan yang mempengaruhi implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta yaitu faktor intern (kurangnya minat, motivasi, semangat) dan faktor ekstern yaitu faktor keluarga, lingkungan, media elektronik, alam (cuaca), serta sarana dan prasarana. 4) Solusi untuk mengatasi implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta adalah memberikan pengarahan, tanggungjawab dan menumbuhkan sikap peduli sosial yang baik secara individu maupun kelompok dalam setiap kegiatan, serta memberi hukuman bagi siswa yang kurang disiplin. Kata Kunci: Implementasi pendidikan karakter, Kepedulian sosial, Hisbul Wathan (HW).

PENDAHULUAN Perkembangan pendidikan tidak terlepas dari kecenderungan globalisasi yang mempengaruhi kehidupan manusia. Pendidikan akan berkembang sesuai IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Jika pendidikan suatu negara statis, maka kualitas sumber daya manusia akan kalah bersaing dengan negara lain. Salah satu upaya untuk melaksanakan pendidikan sebagaimana diharapkan, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 mengamanahkan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan potensi subjek didik untuk memiliki kecerdesasan, kepribadian, dan akhlak mulia. Amanah tujuan pendidikan itu bermaksud membentuk insan cerdas juga berkepribadian atau berkarakter sehingga lahir generasi bangsa yang berbudaya. Penanaman dan pengembangan pendidikan karakter pada siswa dapat dilakukan dalam pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan karakter dalam pendidikan non formal dilakukan di lingkungan keluarga dan masyarakat, sedangkan dalam pendidikan formal dapat dilakukan di sekolah salah satunya dengan cara mengikuti kegiatan Hisbul Wathan (HW), semua itu dimaksudkan untuk dapat menciptakan generasi muda yang sadar sebagai warga negara yang baik, menghasilkan perubahan perilaku yang lebih matang secara psikologi dan sosio-kultural, khususnya sebagai warga negara yang sadar hak dan kewajibannya. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk negara kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena gerakan kepanduan nasional mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Jiwa kesatria yang patriotik dan nasionalisme telah mengantar ke pandu medan juang secara bahu-membahu dengan para pemuda untuk mewujudkan cita-cita rakyat indonesia dalam menegakkan Negara Kesatuan Indonesia. Hisbul Wathan (HW) adalah organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah yang bergerak dibidang kepanduan adalah putra/putri Muhammadiyah yang memiliki minat, bakat dan ketrampilan untuk menjadi seorang pandu. Ortom Muhammadiyah lainnya adalah: 'Aisyiyah, Nasyiatul 'Aisyiyah (NA), Pemuda Muhammadiyah (PM), Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW), bentuk-bentuk kegiatan yang mengandung pendidikan karakter kepedulian sosial, hambatan-hambatan yang mempengaruhi implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW), solusi untuk mengatasi implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. METODE PENELITIAN Tempat dan waktu penelitian. Tempat penelitian ini adalah SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama empat bulan yaitu mulai bulan Februari sampai bulan Mei 2013. Jenis Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di lapangan yaitu mengadakan penelitian di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Strategi Penelitian. Strategi penelitian ini adalah sudi kasus tunggal, karena kesimpulannya hanya berlaku untuk kasus ini saja yaitu pendidikan karakter kepedulian sosial melalui Hisbul Wathan. Menurut Surakhmad (1990:143), Berbeda dengan survey, studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subjek yang diselidiki terdiri dari satu unit (atau satu kesatuan unit) yang dipandang sebagai kasus. Karena sifat yang mendalam dan mendetail itu, studi kasus umumnya menghasilkan gambaran yang longitudinal, yakni hasil pengumpulan dan analisa data kasus dalam satu jangka waktu. Kasus dapat terbatas pada satu orang, satu lembaga, satu keluarga, satu peristiwa, satu desa, ataupun satu kelompok manusia, dan kelompok objek lainlain yang cukup terbatas, yang dipandang sebagai satu kesatuan. Teknik Pengumpulan Data. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi yang masing-masing diuraikan secara singkat sebagai berikut.

1. Observasi. Menurut Nawawi dan Martini (1992:74), Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian. Menurut Arikunto (2006:230), observasi adalah menatap kejadian, gerak atau proses. Dengan observasi peneliti dapat mengetahui implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. 2. Wawancara (interview). Menurut Nawawi dan Martini (1992:98), wawancara adalah: Wawancara (interview) alat yang dipergunakan dalam komunikasi tersebut yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul data sebagai pencari informasi (interviewer atau information) yang dijawab secara lisan pula ileh responden (interviewer). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tidak terstruktur karena peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya sehingga wawancara bebas. Dalam metode wawancara ini digunakan untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih jelas. 3. Dokumentasi. Menurut Arikunto (2006:231), dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasati, notulen, legger, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi memiliki beberapa kebaikan dibandingkan dengan metode lain, diantaranya adalah: a. Metode ini menghemat waktu, karena dapat dilihat secara langsung sekaligus mencatatnya. b. Tidak perlu pengantar orang lain. c. Tidak menimbulkan kecurigaan. d. Dapat mengetahui data yang berlalu. Instrumen pengumpulan Data. Sugiyono (2007: 222), menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitataif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun longistiknya. HASIL PENELITIAN 1. Implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Menurut Sri Darwati, S.Pd, M.Pd, bahwa Pelaksanaan pendidikan karakter kepedulian sosial di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta juga diberikan pada kegiatan ekstrakurikuler. Melalui kegiatan ekstrakurikuler banyak nilai-nilai karakter yang terselip di dalamnya, salah satunya adalah pendidikan karakter kepedulian sosial, sehingga pelan-pelan dapat merubah karakter siswa yang semua kurangnya rasa antar sesama menjadi siswa yang mempunya rasa antar sesama dan kepedulian sosial yang tinggi. Contoh kegiatan dalam ekstrakurikuler siswa yang mempunyai karakter kepedulian sosial antara lain: PP (Pertolongan Pertama), kemah, PBB. dll. Selanjutnya menurut Edy Eko Sunarno, SE, bahwa: Pendidikan karakter kepedulian sosial juga diberikan melalui kegiatan yang sudah dijadwalkan, sehingga dapat merubah karakter siswa menjadi peduli sosial secara perlahan-lahan. Kegiatan dilaksanakan setiap hari Jum at pukul 13.00 WIB, untuk anggotanya adalah semua siswa kelas X wajib dan kelas XI, ini telah memiliki jadwal yang tetap yaitu pada minggu pertama sampai minggu ketiga adalah kegiatan rutin yang diisi dengan materi Hisbul Wathan di dalam kelas, PBB, dan permainan; untuk minggu keempat diisi dengan wide game. Wide game adalah kegiatan penjelajahan di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dengan prosedur setiap regu yang menjelajah mencari beberapa pos dan setiap pos sudah dijaga oleh regu inti akan diberikan pertanyaan baik tentang sandi-sandi, baris berbaris, maupun permainan. Menurutnya, siswa yang mengikuti kegiatan Hisbul Wathan

mempunyai karakter yang berbeda dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan Hisbul Wathan. Siswa yang mengikuti kegiatan Hisbul Wathan biasnya mepunyai karakter lebih mandiri, peduli sosial, disiplin, tanggungjawab, saling menghargai, saling menghormati, dan kreatif. Selanjutnya wawancara dengan Cica Monika siswa Kelas X.2 mengemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter kepedulian sosial dalam Hisbul Wathan itu diberikan dalam sosialisasi agar semua anggota Hisbul Wathan itu bisa akrab, terjalin sikap yang bisa menolong, membantu, bahkan saling menyanyangi antar sesama. Beberapa teknik pengumpulan data tersebut dapat dirumuskan mengenai Implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) diberikan pada anggota Hisbul Wathan supaya dalam kegiatan itu ada kekompakan di setiap anggota-anggotanya. Siswa yang mengikuti kegiatan Hisbul Wathan biasanya mempunyai karakter lebih mandiri, peduli sosial, disiplin, tanggungjawab, saling menghargai, saling menghormati, dan kreatif. 2. Bentuk-bentuk kegiatan yang mengandung pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Pendidikan karater kepedulian sosial menjadi sangat penting kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Khususnya masyarakat di lingkungan pendidikan sekolah perlu ditanamkan sejak dini, mulai dari kegiatan pembelajaran di kelas maupun luar kelas yang selalu berinteraksi dengan orang lain. Semua warga sekolah bisa menumbuhkan pendidikan karakter kepedulian sosial setiap harinya. pendidikan karakter kepedulian sosial dapat ditumbuhkan dengan melalui berbagai cara. Sebagai contoh melalui kegiatan-kegiatan sekolah yang melibatkan partisipasi dari semua orang termasuk partisipasi siswa. Menurut Edy Eko Sunarno, SE, mengatakan bahwa pendidikan karakter kepedulian sosial ditanamkan tidak secara langsung, pendidikan karakter kepedulian sosial ditanamkan melalui berbagai kegiatan antara lain: bakti sosial,

bersedekah, donor darah, pengumpulan dana, bantuan bencana dan tolong menolong. Itulah merupakan wujud peduli sosial dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Arika Sintiyani siswa kelas XI-IPA, mengatakan bentuk kegiatan pendidikan karakter kepedulian sosial dalam kegiatan Hisbul Wathan itu seperti saat temen kita susah, tolong menolong, pengumpulan dana. Dari hasil teknik pengumpulan data diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk kegiatan pendidikan karakter kepedulian sosial dalam kegiatan Hisbul Wathan adalah bakti sosial, bersedekah, donor darah, pengumpulan dana, bantuan bencana dan tolong menolong. 3. Hambatan-hambatan yang mempengaruhi implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Menurut Edy Eko Sunarno, SE, bahwa dalam setiap kegiatan pasti ada hambatan termasuk dalam implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial dalam kegiatan Hisbul Wathan di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta juga tidak lepas dari hambatan. Hambatan yang terjadi disebabkan oleh 2 faktor, baik dari faktor intern maupun faktor ekstern. a. Faktor intern. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari diri seseorang. Dalam implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial dalam kegiatan Hisbul Wathan di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta yang menjadi faktor intern adalah kurangnya minat, motivasi, semangat dan keinginan siswa untuk berubah menjadi mandiri dan rasa kepedulian sosialnya. b. Faktor ekstern. Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Dalam implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial dalam kegiatan Hisbul Wathan di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta yang menjadi faktor ekstern adalah sebagai berikut: 1) Faktor keluarga. Keluarga merupakan faktor utama yang akan menentukan pribadi seseorang, karena keluargalah yang peranannya paling besar dalam membentuk pribadi seseorang menjadi pribadi yang baik, sopan, mempunyai sikap yang baik.

2) Faktor lingkungan. Lingkungan adalah tempat siswa untuk menentukan pergaulan. Apabila memilih pada pergaulan yang salah atau tidak baik maka karakter yang akan muncul pada siswa juga akan tidak baik. 3) Faktor media elektronik. Media elektronik yang berkembang semakin maju dan canggih memberikan dampak tersendiri bagi siswa. Dampak negatif dari kecanggihan media elektronik yang diterima siswa yaitu rasa ketergantungan terhadap media elektronik yang dapat membuat siswa malas belajar dan kepedulian sosial. Misalnya, siswa lebih memilih online dari pada belajar atau mengasah kemampuannya. 4) Faktor alam (cuaca). Cuaca yang kurang menentu seperti sekarang ini menjadi salah satu hambatan dalam implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial dalam kegiatan Hisbul Wathan di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, sebab jika cuaca kurang bersahabat banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan Hisbul Wathan dan kegiatan sosial. 5) Faktor sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang kurang memadai mengakibatkan terhambatnya kegiatan Hisbul Wathan kurang berjalan lancar. 4. Solusi untuk mengatasi implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Upaya (solusi) yang dilakukan untuk mengatasi hambatan di atas adalah sebagai berikut: a. Memberikan pengarahan bahwa kegiatan Hisbul Wathan merupakan kegiatan yang menarik, baik kegiatan di dalam maupun luar kelas. b. Memberikan hukuman bagi siswa yang tidak masuk kegiatan Hisbul Wathan dan bagi siswa yang kurang disiplin. c. Memberikan tanggung jawab dan menumbuhkan sikap peduli sosial yang tinggi baik secara individu maupun kelompok kepada siswa dalam setiap kegiatan. Berhubungan dengan tanggung jawab dan sikap peduli sosial tinggi yang di berikan kepada siswa, maka mereka akan merasa dipercaya dan akan melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh. Dari hal itulah karakter dari

siswa akan berubah menjadi baik secara perlahan, termasuk karakter kepedulian sosial. d. Melarang siswa untuk tidak membawa media elektronik berupa apapun selama kegiatan berlangsung. e. Kegiatan menyesuaikan cuaca, jika cuaca kurang mendukung maka kegiatan dilakukan didalam kelas baik diisi materi atau permainan. Jadwal untuk kegiatan Hisbul Wathan juga bisa di ubah. f. Pihak sekolah sebaiknya melengkapi sarana dan prasarana kegiatan Hisbul Wathan agar kegiatan Hisbul Wathan dapat berjalan lancardan mencapai hasil yang maksimal. Contohnya menambah dragbar, tenda, tongkat dan sebagainya. Beberapa tekhnik pengumpulan data tersebut dapat dirumuskan bahwa solusi untuk mengatasi implementasi pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) adalah memberikan pengarahan, tanggungjawab dan menumbuhkan sikap peduli sosial yang baik secara individu maupun kelompok dalam setiap kegiatan, serta memberi hukuman bagi siswa yang kurang disiplin. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari. 1992. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar metode Teknik. Bandung: Transito. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasioanal.