BAB I PENDAHULUAN. materi pelajaran harus diterima siswa, maupun sarana dan prasarana.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH FASILITAS DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH KELAS X DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran.

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KARIR DENGAN PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT PADA SISWA KELAS XI SMKN 1 BANDUNG KOTA TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dikembangkansejalan dengan tuntunan pembangunan secara tahap demi tahap.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang mempengaruhi proses belajar sesungguhnya banyak sekali

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendidik siswa dalam hal akademis saja, tetapi juga melatih siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kemampuan belajar yang dimiliki individu merupakan bekal yang

mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan ijin penelitian pada penulis. eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin dan usia.

BAB I PENDAHULUAN. dan siswa yang berprestasi dengan kepribadian unggul.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEKNIK PERJANJIAN DAN PENGUATAN DIRI SISWA KELAS V SDN 1 TAWANG HARJO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

1. PENDAHULUAN. Pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas No.

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap siswa harus menanamkan rasa tanggung jawab pada diri masingmasing.

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. 1. merupakan salah satu konsep pendidikan yang menekankan betapa penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, pendidikan merupakan ujung tombak pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PUSAT PENGEMBANGAN ANAK IO-970 ABRAHAM MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENCAPAIAN HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR LEMBAGA PENDIDIKAN KETERAMPILAN MENJAHIT ZETA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

ABSTRAK. Oleh: Budi Hermawan, Jurusan Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Slamet Riyadi, Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Semua manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan karena banyaknya siswa yang kurang disiplin di sekolah. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Langgeng Wening Puji, 2016

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menurun dapat mengakibatkan kerugian dalam organisasi. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan tata tertib yang berlaku di sekolah disebut disiplin siswa. Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP YPK 2 MOPAH LAMA MERAUKE

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sesuai dengan tuntutan kebutuhan. untuk menanggulanginya, baik dari pihak pemerintah maupun pihak yang

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak

22 OKTOBER 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Sebab pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tajam dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dunia pendidikan, menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Alfiyatul Fajar K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi,

BAB I PENDAHULUAN. lebih sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang kompeten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang mana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntunan pembangunan secara tahap demi tahap. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar (pendidikan) tergantung dari faktorfaktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar sesungguhnya banyak sekali macamnya, baik ada pada diri siswa sebagai pelajar, pada guru sebagai pengajar, metode mengajar, bahan materi pelajaran harus diterima siswa, maupun sarana dan prasarana. Disiplin belajar merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua. Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciriciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji, 2002). Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang bisa memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan. Sikap disiplin dalam belajar sangat diperlukan untuk terwujudnya suatu proses belajar yang baik. Sikap disiplin dalam belajar akan lebih mengasah ketrampilan dan daya ingat siswa terhadap materi yang 1

telah diberikan, karena siswa belajar menurut kesadarannya sendiri serta siswa akan selalu termotivasi untuk selalu belajar, sehingga pada akhirnya siswa akan lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal dari materi yang diberikan. Belajar dengan disiplin yang terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas dan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Disiplin adalah kunci sukses dan keberhasilan. Dengan disiplin seseorang menjadi yakin bahwa disiplin akan membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakannya. Setelah berprilaku disiplin, seseorang akan dapat merasakan bahwa disiplin itu pahit tetapi buahnya manis. Disiplin memberikan manfaat yang besar dalam diri seseorang. Sepintas bila kita mendengar kata disiplin maka yang selalu terbayang usaha untuk menyekat, mengawal dan menahan. Padahal tidak demikian, sebab disiplin bermakna melatih, mendidik dan mengatur atau hidup teratur. Berdasarkan dari bentuk itulah kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur dan meningkatkan prestasi dalam belajar karena sifatnya yang mengatur dan mendidik. Dari kebanyakan orang-orang sukses rasanya tidak ada diantara mereka yang tidak berdisiplin, kedisiplinan yang tertanam dalam setiap kegiatan mereka yang membawa kesuksesan. Di PPA IO-970 Abraham ini bertujuan untuk melatih anak dalam mengingat dan melatih anak dalam belajar alkitab, berdoa bersama dengan mentor. Kegiatan di PPA IO-970 Abraham ini untuk membuat anak lebih peka, rajin dalam mengingat materi yang diberikan oleh mentor. Dalam kegiatan di PPA yang didirikan oleh GSJA 2

(Gereja Sidang Jemaat Allah) tersebut agar anak tidak mengenal ilmu di sekolah saja, tetapi anak diberikan materi mengenai kerohanian seperti adanya konser doa, mengenal isi yang ada dalam alkitab yang mencritakan perjanjian lama dan perjanjian baru. Dalam kegiatan PPA ini dilihat dari intelektual yang dimana membatu anak agar bisa membantu dalam belajar, mengingat kembali materi yang sudah disampaikan oleh mentor, anak juga diberi kegiatan yang berhubungan dengan sosioemosional anak ketika PPA berlangsung yaitu anak diberi permainan bola tangan agar anak bisa bermain secara sportif. Peneliti tertarik dengan PPA IO-970 Abraham karena anak-anaknya sangat antusias saat mengikuti kegiatan PPA itu, bisa melihat secara langsung proses belajar anak-anak yang sangat disiplin, motivasi belajar tinggi dan peka ketika diberikan materi oleh mentor. Saat di ajak bernyanyi dalam kegiatan di pusat pengembangan anak, semua anakanak PPA usia 5-8 tahun sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang di lakukan oleh mentor saat di dalam kelas. Anak-anak yang berusia 6-7 tahun masih butuh bantuan dalam belajar. Anak-anak di PPA saat bernyanyi ada yang sambil menggambar, anak di sana tidak hanya bermain tetapi mereka belajar mengenal alkitab. Kegiatan PPA ini di pusatkan untuk belajar membuka dan mencari ayat-ayat dalam alkitab tersebut. Kemudian mentor menjelaskan atau menceritakan isi dari alkitab tersebut sambil anak-anak bisa mengenal isi alkitab. Anak-anak antusias dalam memperhatikan mentornya saat menceritakan alkitab yang bertemakan Kekuatan dan Kuasa Tuhan yang Agung dan Tuhan Membuatku Tenang dan penuh Sukacita. Dalam kegiatan PPA ini anak-anak menjawab dengan 3

serentak ketika di beri pertanyaan oleh mentor. Anak-anak juga diajak oleh mentor untuk membuat kartu emosi yang diberikan oleh mentor agar anak-anak PPA bisa menggambar ekspresi. Semua anak-anak PPA mengikuti dengan semangat dan menggambar secara kreatif yang telah diajarkan oleh mentor di dalam kelas. Dalam menggambar ekspresi wajah banyak anak yang kreatif dan aktif, di pusat pengembangan anak ini tidak hanya bermain, tetapi belajar dengan mentor agar semakin disiplin dalam belajar. Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Anak-anak usia 9-11 tahun dalam PPA IO-970 yang sudah besar, sudah bisa diatur saat mentor memberikan peringatan. Mengikuti kegiatan PPA bagi PPA IO- 970 tidaklah mudah karena harus bisa menaati peraturan yang ada di dalam Pusat Pengembangan Anak IO-970 tersebut. Setiap tahun banyak anak yang masuk PPA tidak menggunakan surat ijin saat mengikuti kegiatan PPA, tidak tepat waktu saat datang di kegiatan PPA harusnya masuk jam 2 tetapi sebagian anak datang terlambat. Dalam hal ini penulis, meneliti anak yang bisa membaca secara mandiri dan disiplin dalam belajar saat di dalam kelas. Dari hasil wawancara dengan mentor dan observasi awal di pusat pengembangan anak pada tanggal 7 Januari 2013, diketahui bahwa kedisiplinan belajar anak di Pusat Pengembangan Anak IO-970 Abraham kurang begitu baik. Dari hasil penelitian di 4

PPA IO-970 Abraham ini pada tanggal 7 Januari 2013, penulis menyebarkan skala kedisiplinan belajar dan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Variabel Kedisiplinan Belajar di PPA IO-970 Abaraham Kategori Frekuensi Percent Sangat tinggi 0 0 Tinggi 7 23,35% Sedang 7 23,34% Rendah 16 53,3% Total 30 100% Berdasarkan hasil penyebaran skala sikap kedisiplinan belajar siswa dari jumlah 30 anak yang rendah ada 16 anak, sedangkan 7 anak berada pada kategori tinggi dan 7 anak ada pada kategori sedang. Dari hasil tersebut prosentase yang paling tinggi adalah anak yang suka datang disiplin tepat waktu dan selalu menaati peraturan, dan ada 16 anak yang masih disiplin belajarnya rendah. Anak yang disiplin belajarnya rendah harus diatasi dengan cara diberi motivasi belajar yang bisa membuat anak tetap belajar secara mandiri, anak di dorong agar bisa disiplin belajar yang tinggi, anak diberikan masukan agar dalam belajar tidak malas apalagi saat diberikan materi oleh mentor. Oleh karena itu bagi siswa yang mengalami disiplin yang rendah perlu memerlukan pendekatan-pendekatan khusus untuk membantu anak dalam meningkatkan hasil belajarnya tersebut. Peneliti menemukan kelemahan-kelemahan yang ada di PPA IO-970 Abraham yaitu banyak anak yang tingkat belajar rendah, masih ada anak yang belum 5

bisa membaca, sulit belajar didalam kelas. Anak juga memiliki tingkat emosi yang masih rendah, penguasaan materi yang masih kurang saat diberikan oleh mentor. Dalam kenyataan ini seseorang sering mengalami kedisiplinan dalam belajar, hal ini disebabkan karena kurang minat terhadap materi yang disampaikan oleh guru atau mentor, terganggu oleh pikiran yang kacau dengan banyaknya tugas yang ada di sekolah ataupun di rumah atau masalah-masalah kesehatan, seringnya kurang tidur, bosan dengan materi yang ada di sekolah dan lain-lain (Slameto, 2003). Bimbingan kelompok adalah proses pemberi bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok (Romlah,2001). Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagai salah satu teknik bimbingan, bimbingan kelompok mempunyai prinsip, kegiatan, dan tujuan yang sama dengan bimbingan. Sedangkan menurut Prayitno (1998), bimbingan kelompok berarti memanfaatkan dinamika dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok lebih merupakan suatu upaya bimbingan kepada individu kepada kelompok. Hasil penelitian Aristiani (2005) menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dalam peningkatan kedisiplinan belajar siswa kelas XI di SMA MAN 2 Surakarta sudah efektif dengan peningkatan yang signifikan secara statistik. Dalam penelitian yang peneliti lakukan layanan yang diberikan kepada siswa guna meningkatkan kedisiplinan belajar siswa adalah bimbingan kelompok. 6

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas penulis tertarik untuk melakukan peneltian tentang peningkatan kedisiplinan belajar anak usia 6-12 tahun di PPA IO-970 Abraham melalui bimbingan kelompok. 1.2. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis merumuskan masalah : apakah layanan bimbingan kelompok secara signifikan dapat meningkatkan kedisiplinan belajar anak PPA IO-970 Abraham? 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikan peningkatan kedisiplinan belajar pada anak usia 6-12 tahun di pusat pengembangan anak IO-970 Abraham melalui layanan bimbingan kelompok. 1.4. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Dengan bimbingan kelompok, dapat meningkatkan kedisiplinan belajar yang memiliki disiplin belajarnya rendah. Penelitian ini juga bermanfaat tidak hanya berhenti pada suatu penjelasan bimbingan kelompok saja, tetapi lebih dalam khususnya pemahaman tentang peningkatan kedisiplinan belajar anak usia 6-12 tahun IO-970 Abraham dalam layanan bimbingan kelompok. Selain itu akan memberikan gambaran lebih luas mengenai pengertian atau teori dari motivasi belajar dan bimbingan kelompok. 7

b. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang di ambil : a. Bagi Guru atau Mentor Dapat memberikan masukan kepada semua guru atau mentor untuk membantu meningkatkan kedisiplinan belajar siswa, untuk mengingat pelajaran dan lebih disiplin belajar. b. Bagi Siswa Melalui penelitian dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, siswa dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa, untuk mengingat pelajaran dan lebih disiplin belajar. 1.5 Sistematika Penulisan Bab I dengan judul Pendahuluan, yang berisi : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. Bab II dengan judul Landasan Teori, yang berisi : pengertian kedisiplinan, tujuan kedisiplinan belajar, faktor kedisiplinan belajar dari luar diri siswa, aspekaspek kedisiplinan belajar, pengertian layanan bimbingan kelompok, teknik-teknik bimbingan kelompok, tujuan bimbingan kelompok, asas-asas bimbingan kelompok, tahap-tahap bimbingan kelompok, temuan yang relevan dan hipotesis. Bab III dengan judul Metode Penelitian, yang berisi : jenis penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. 8

Bab IV dengan judul Pelaksanaan dan hasil Penelitian, yang berisi: persiapan penelitian, gambaran lokasi penelitian, pelaksanaan, analisis data, uji hipotesis dan pembahasan. Bab V dengan judul Penutup, yang berisi: kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. 9