Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: Serang, 12 Desember 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Metode HIRARC pada PT. Charoen Pokphand Indonesia

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

Nama : Esa Rahmanda Hardianto NPM : Pembimbing : Rossi Septy Wahyuni, ST.,MT.

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN:

Dian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

Riandi Fauzan *), Nia Budi Puspitasari. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikeluarkan oleh pohon karet. Lateks terdapat pada bagian kulit, daun dan biji

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

ABSTRAK. Kata Kunci : Keselamatan Keselamatan Kerja, Job safety analysis (JSA), Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

Identifikasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dan Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Berdasarkan OHSAS (Studi Kasus di PT. Vopak Terminal Merak)

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

Keywords: HIRARC, risk control.

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

SCHEDULE TRAINING 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

Analisis Risiko K3 di PLTA Berdasarkan Hazard Identification Risk Analysis and Risk Control (HIRARC)

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

(STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK) Presented by: NOVI MARHAENDRA PUTRANTO ( )

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PEKERJA PADA BAGIAN PRODUKSI PENGOLAHAN KAYU DENGAN METODE JSA (JOB SAFETY ANALYSIS)

PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

Upaya Pencapaian Zero Accident di PT. Sari Mas Permai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Abstrak. Kata kunci : HAZOP, perangkingan, risk assessment

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Data Kecelakaan Kerja Tahun Cacat Total

Rancangan Sistem Keselamatan Kerja Stasiun Kerja Induksi Fumace berdasarkan Metode SWIFT (The Structured What-If Analysis)

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik.

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

Analisis Identifikasi Bahaya Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol, Dengan Metode HIRARC dan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis (BCA)

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

RISK ASSESSMENT K3 PADA PROSES PENGOPERASIAN SCAFFOLDING PADA PROYEK APARTEMEN PT. X DI SURABAYA

PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: 9786027367203 IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO K3 PADA TINDAKAN PERAWATAN & PERBAIKAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC (HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT RISK CONTROL) PADA PT. X Supriyadi 1, Ahmad Nalhadi 2, Abu Rizaal 3 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya 21) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya 31) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya Jl. Raya Serang Cilegon Km. 05 (Taman Drangong), Serang Banten Email: supriyadimti@gmail.com 1), irqi02@gmail.com 2), aburizaalmncc@msn.com 3) ABSTRAKS Setiap lingkungan atau tempat kerja mengandung potensi bahaya yang tinggi sehingga diperlukan suatu upaya pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja disebabkan oleh tindakan orang yang tidak mematuhi keselamatan kerja (unsafe action) dan keadaankeadaan lingkungan atau proses dan sistem yang tidak aman (unsafe condition). Pengidentifikasian bahaya dan risiko kerja merupakan tahap awal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian adalah mencegah terjadinya bahaya risiko K3 terhadap tindakan perawatan, dan mengetahui sumber bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dalam tindakan perawatan dan perbaikan dalam sistem yang diterapkan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yang mendeskripsikan terkait identifikasi dan penilaian risiko K3. Pengambilan data mengenai identifikasi dan penilaian risiko dianalisa dengan HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control), kemudian akan dievaluasi dan ditentukan upaya perbaikan dan pengendalian risiko bahaya di tempat kerja sehingga tempat kerja menjadi aman. Hasil penelitian ini adalah hasil risk assessment teridentifikasi 70 resiko dari 52 bahaya dari 5 proses tindakan perawatan dan perbaikan yang di klasifikasikan risiko rendah 16 %, sedang 54 %, tinggi 27% dan extrim 3%. Pengendalian risiko untuk terkena sengatan listrik pada saat menghidupkan panel operasional, tindakan pengendalian/penurunan risiko dapat dilakukan dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan sarung tangan kulit, iritasi karena percikan dan terserap ke dalam mata dan kulit, gangguan pernafasan karena menghirup gas/uap dapat dilakukan tindakan pengendalian/pengurangan risiko dengan menggunakan APD (googles, masker) MSDS material, serta larangan makan dan minum di tempat kerja, kebakaran, tindakan pengendalian resiko dapat dilakukan yaitu penyedian alat pemadam kebakaran dan Untuk jatuh dari ketinggian, tindakan pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan APD yaitu safety belt dan body harness pada saat bekerja di tempat ketinggian serta melakukan rekayasa engineering atau modifikasi pemasangan hand rail Kata Kunci: Risiko, Keselamatan Kerja, Identifikasi Bahaya dan HIRARC. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lingkungan kerja mengandung potensi bahaya yang tinggi sehingga diperlukan suatu upaya pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena adanya risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Secara garis besar penyebab kecelakaan kerja disebebkan oleh faktorfaktor, yaitu tindakan orang yang tidak mematuhi keselamatan kerja (unsafe action) dan keadaankeadaan lingkungan atau proses dan sistem yang tidak aman (unsafe condition). Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengendalian untuk mencegah dan mengurangi potensi terjadinya kecelakaan kerja agar perusahaan mencapai tujuan program K3 yaitu zero accident sesuai apa yang diinginkan oleh perusahaan dan pihakpihak terkait. Kelancaran kegiatan operasional dan kesiapan alat, fasilitas dalam melaksanakan tugastugasnya adalah salah satu tugas utama departemen maintenance untuk menjaga tingkat kesiapan alat dan fasilitas serta infastuktur agar dapat beroperasi secara lancar sesuai yang dikehendaki oleh karena itu tindakan perbaikan dan perawatan infastuktur menjadi peran utama Gambar 1. Tinjauan Incident dan Accident 281

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: 9786027367203 Tindakan proses perbaikan dan perawatan dapat berpotensi terjadi kecelakan kerja karena (unsafe action) atau pun (unsafe condition), dengan melakukan identifikasi bahaya dan risiko serta pengendalianya dengan metode JSA (Job Safety Analysis) dapat mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. Halhal yang dilakukan dalam penerapan JSA (Job Safety Analysis) adalah Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja serta menentukan bagaimana untuk mengontrol bahayanya tetapi dalam hal ini kekurangan metode JSA (Job Safety Analysis) adalah tidak dapat menganalisa risiko dan menilai bahaya risiko atau risk assessment yang ada dalam tindakan perbaikan dan perawatan infastuktur di PT X Metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) adalah serangkaian proses identifikasi bahaya yang terjadi dalam aktivitas rutin maupun non rutin di perusahaan yang diharapkan dapat dilakukan usaha untuk pencegahan dan pengurangan terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan, dan menghindari serta minimalisir risiko dengan cara yang tepat dengan menghindari dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja serta pengendaliannya dalam melakukan proses kegiatan perbaikan dan perawatan sehingga prosesnya menjadi aman. Identifikasi bahaya serta penilaian risiko dan pengendaliannya merupakan bagian dari sistem manajemen risiko yang merupakan dasar dari SMK3 sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terdiri dari identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian risiko (risk assessment) dan pengendalian risiko (risk control) Tujuan dari penelitian adalah untuk mangetahui tingkat bahaya dan risiko K3 pada tindakan perbaikan dan perawatan dengan metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) dan melakukan pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja dapat memberikan alternatif perbaikan manajemen K3. 1.2 Tinjauan Pustaka Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Salah satu tujuan K3 adalah untuk mencapai Zero Accident. (Ramli. 2010.) Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Manajemen risiko K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja yang dapat menimbulkan kerugian bagi peusahaan (Ramli, 2010). Implementasi K3 dimulai dengan perencanaan yan baik dimulai dengan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control). Penilaian risiko menurut standard AS/NZS 4360, kemungkinan atau Likelihood diberi rentang antara suatu risiko yang jarang terjadi sampai dengan risiko yang terjadi setiap saat. HIRARC menurut OHSAS 18001 adalah merupakan elemen pokok dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan langsung dengan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya di samping itu HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) juga merupakan bagian dari Risk Management yang harus dilakukan di seluruh aktivitas organisasi untuk menetukan kegiatan organisasi yang mengandung potensi bahaya dan menimbulkan dampak serius terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (Ramli, 2010). Identifikasi bahaya adalah landasan dari program pencegahan kecelelakaan atau pengendalian risiko. Tanpa mengenal bahaya maka tidak dapat ditentukan sehingga upaya pencegahan dan pengendalian risiko tidak dapat dijalankan Berikut ini merupakan langkahlangka manajemen resiko dengan menggunakan HIRARC (Suma mur, 1986): 1. Hazard Identification Proses pemeriksaan tiap tiap area kerja dengan tujuan untuk mengidentifikasi semua bahaya yang melekat pada suatu pekerjaan. 2. Risk Assesment Suatu proses penilaian risiko terhadap adanya bahaya di tempat kerja. 3. Risk Control Suatu proses yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan semua kemungkinan bahaya ditempat kerja serta melakukan peninjauan ulang secara terus menerus untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka telah aman Penilaian potensi bahaya yang diidentifikasi bahaya risiko melalui analisa dan evaluasi bahaya risiko yang dimaksudkan untuk menentukan besarnya risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadi dan besar akibat yang ditimbulkan. Dari hasil analisa dapat diditentukan peringkat nilai risiko sehingga dapat di lakukan penilaian risiko yang memiliki dampak penting terhadap perusahaan dan risiko tidak penting. Hasil analisa risiko dievaluasi dan dibandingkaan dengan kriteria yang telah ditetapkan atau baku dan norma yang berlaku untuk menetukan apakah risiko tersebut penting atau tidak penting, jika penting harus dikelola atau ditangani dengan baik. Kendali (kontrol) terhadap bahaya di lingkungan kerja adalah tindakantindakan yang diambil untuk 282

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: 9786027367203 meminimalisir atau mengeliminasi risiko kecelakaan kerja melalui eliminasi, subtitusi engineering control warning system administrative control dan alat pelindung diri Berikut ini matrik yang digunakan untuk penilaian dalam jurnal penyusunan HIRARC (Irawan, Panjaitan dan Bendatu 2015) Tabel 1 Skala Probability Pada Standard AS/NZS 4360 Tingkat Kriteria Penjelasan Insignifican Tidak ada kerugian, 1 (tidak bermakna) material sangat kecil Cidera ringan 2 Minor (kecil) p2k3 langsung dapat ditangani di lokasi kejadian, kerugian material sedang 3 Moderate (sedang) 4 Major (besar) 5 Catastrophic (bencana) Hilang hari kerja, medis, kerugian material cukup besar. Cidera mengakibatkan cacat atau hilang fungsi tubuh secara total kerugian material besar Menyebabkan bencana material sangat besar Tabel 2. Skala Severity Pada Standard AS/NZS 4360 Tingkat Kriteria Penjelasan 1 Insignifican (tidak bermakna) Tidak ada kerugian material sangat kecil 2 3 4 5 Minor (kecil) Moderate (sedang) Major (besar) Catastrophic (bencana) Cidera ringan p2k3 langsung dapat ditangani di lokasi kejadian kerugian material sedang Hilang hari kerja, medis, kerugian material cukup besar. Cidera mengakibatkan cacat atau hilang fungsi tubuh secara total kerugian material besar Menyebabkan bencana material sangat besar Tabel 3. Skala Risk Matrik Pada Standard AS/NZS 4360 Kemungkinan Konsekuensi 1 2 3 4 5 5 H H E E E 4 M H E E E 3 L M H E E 2 L L M H E 1 L L M H H Hasil dari risk assessment akan dijadikan dasar untuk melakukan risk control. Kendali (kontrol) terhadap bahaya di lingkungan kerja adalah tindakan yang diambil untuk meminimalisir atau mengeliminasi risiko kecelakaan kerja melalui eliminasi, subtitusi engginering control warning system administrative control dan alat pelindung diri 1.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Nurbuko (2005), metode deskriptif yaitu memberikan gambaran secara jelas suatu masalah dan keadaan berdasarkan datadata yang sebenarnya, sehingga hanya merupakan pengungkapan suatu fakta dan data yang diperoleh serta digunakan sebagai bahan penulisan. Analisis pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan lapangan dan analisis dokumen dengan metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) dengan tahapan mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko serta pengendalianya kemudian dilakukan analisis risk rating untuk mengetahui tingkat risiko yang ada. 2. PEMBAHASAN Pengolahan data akan dilakukan dengan metode HIRARC yang terdiri dari hazard identification, risk assessment, dan risk control. Potensi penurunan risk rating akan dibuat setelah pembuatan risk control. Potensi penurunan dibuat sebagai acuan atau target dari hasil risk control. 2.1 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification) Proses identifikasi bahaya adalah proses lanjutan dari identifikasi kegiatan, pada proses identifikasi bahaya akan dilakukan penjabaran resiko dari setiap kegiatan yang sudah diidentifikasi. Adapun bagianbagian yang terdapat pada bagian ini kegiatan atau aktivitas yang dilakukan yaitu: pekerjaan panas yang di dalamnya terdapat pengelasan, pengerindaan, pemotongan, serta pengeboran. Pekerjaan dingin bekerja di ketinggian, pengecatan perbaikan intalasi pipa, perbaikan mesin/pompa sera perbaikan listrik, civil dan mechanic. Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan 283

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: 9786027367203 dalam kegiatan perawatan. Tindakan perawatan infrastuktur paling banyak adanya kecelakaan dan perbuatan yang mengarah pada tindakan yang mengandung bahaya kerja selalu diikuti dengan potensi terjadinya kecelakaan kerja akibat kurangnya perhatian manusia, cara penggunaan peralatan yang salah atau tidak semestinya, pemakaian alat pelindung diri yang kurang baik dan kesalahan lain yang terjadi dilingkungan kerja. Konsultasi dengan karyawan yang berpengalaman adalah salah satu hal yang paling mudah dan efektif dalam proses pengidentifikasian bahaya di tempat kerja, karyawan tersebut lebih tahu apa saja yang dapat dilakukan dengan cara yang salah dan mereka tahu alasan kenapa, berdasarkan pengalaman kerja mereka sebelumnya. Adapun bagianbagian yang terdapat pada bagian ini kegiatan atau aktivitas yang dilakukan yaitu: pekerjaan panas yang di dalamnya terdapat pengelasan, pengerindaan, pemotongan, serta pengeboran. Pekerjaan dingin bekerja di ketinggian, pengecatan perbaikan intalasi pipa, perbaikan mesin/pompa sera perbaikan listrik, civil dan mechanic. Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan perawatan. Tindakan perawatan infrastuktur paling banyak adanya kecelakaan dan perbuatan yang mengarah pada tindakan yang mengandung bahaya kerja selalu diikuti dengan potensi terjadinya kecelakaan kerja akibat kurangnya perhatian manusia, cara penggunaan peralatan yang salah atau tidak semestinya, pemakaian alat pelindung diri yang kurang baik dan kesalahan lain yang terjadi dilingkungan kerja. Contoh hasil dari hazard identification dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Identifikasi Bahaya dan Risiko K3 No Proses Potensi Bahaya Risiko 1 Pengelasan A. Terkena asap las Manusia Lingkungan Asset B. Percikan api las Manusia Lingkungan Asset C. Radiasi sinar las Manusia Lingkungan Asset D. Tersengat arus listrik Manusia Lingkungan Asset E. Hubugan arus Ganguan pernafasan Cedera anggota badan Kebakaran/kerusakan asset Ganguan penglihatan Cedera anggota badan/kematian pendek Manusia Lingkungan Asset Cedera anggota badan Kebakaran/ledakan 2.2 Penilaian Resiko (Risk Assessment) Penilaian potensi bahaya yang diidentifikasi bahaya risiko melalui analisa dan evaluasi bahaya risiko yang dimaksudkan untuk menentukan besarnya risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadi dan besar akibat yang ditimbulkan. Penelitian resiko (risk assessment) mencakup dua tahap proses yaitu menganalisa resiko (risk analysis) dan mengevaluasi risiko (risk evaluation). Kedua tahap ini sangat penting karena akan menentukan langkah dan strategi pengendalian risiko. Parameter yang digunakan untuk melakukan penilaian resiko adalah likelihood dan severity. Likelihood adalah probabilitas terjadinya kecelakaan kerja. Parameter pengukuran likelihood yang digunakan dalam penelitian ini adalah seberapa sering terjadinya kegiatan yang dapat memicu kecelakaan kerja. Risk rating menggambarkan seberapa besar dampak dari potensi bahaya yang diidentifikasi yang kemudian akan dilihat dengan bantuan tabel risk matrix. Contoh dari risk assessment pada Tabel 5. Tabel 5. Penilaian Resiko Pengelasan No Proses Potensi Bahaya Risiko S P 1 Pengelasan Percikan api las Terhadap Manusia. Cedera anggota badan 2 2 4 Sedang Terhadap Lingkungan Nilai Signfikan Resiko Terhadap Asset Kebakaran/Kerusakan asset 4 3 12 Ekstrim Hasil Penilaian berdasarkan risk assessment terdapat 70 risiko bahaya dalam tindakan perawatan infrastuktur. Penilaian risiko ditujukan untuk menyusun prioritas penanganan bahaya yang sudah diidentifikasi. Tindakan kontrol dimulai dari bahaya yang mempunyai risiko tinggi kemudian yang lebih rendah tingkat bahayanya. Nilai risiko yang ada dalam tindakan perbaikan dan perawatan infastuktur untuk sebagian besar jenis kegiatan risiko bahanya sedang 54%, terdapat juga risiko tinggi 27%, rendah 16% dan extrim 3% Prioritas risiko yang perlu dilakukan adalah meniminalisir risiko yang ada, dengan cara rekayasa engineering/modifikasi, training, instruksi kerja dan pemakaian alat pelindung diri yang sesuai. Persentase hasil risk assessment dapat dilihat Gambar 2 melihat tingkat risiko pada kegiatan 284

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: 9786027367203 proses tindakan perbaikan dan perawatan infarstuktur penting maka perlu dilakukan risk control atau pengendalian untuk meminimalisir tingkat risiko yang ada. Gambar 2. Persentase Risiko 2.3 Pengendalian Risiko (Risk Control) Risk control bertujuan untuk meminimalkan tingkat risiko dari potensi bahaya yang ada. Contoh dari risk control dapat dilihat pada Tabel 6 Proses Pengelasan Potensi Bahaya Percikan api las Terhadap Manusia. Cedera anggota badan Terhadap Lingkungan Terhadap Asset Risiko Kebakaran/ Kerusakan asset Tabel 6. Risk Control Signfikan Resiko Rencana Pengendalian Pengendalian Legal & Other Requiremet Sedang 4 Alat Pelindung Diri (sarung PerMankerTrans No: tangan las, Masker 08/MEN/VII/201 Las dan helmet 0 Ekstrim 6,7 Penetapan sistem PerMenaker permit to work Per02/Men/1983 meliputi : Penentuan sistem proteksi dari proses pengelasan dan Kesiapan peralatan penanganan Upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau menurunkan tingkat risiko agar menjadi rendah yaitu: Untuk terkena sengatan listrik pada saat menghidupkan panel operasional, tindakan pengendalian/penurunan risiko dapat dilakukan dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan sarung tangan kulit. Hal ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja, yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan Per. 03/MEN/1998 tentang cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan serta pemasangan instalasi listrik telah sesuai dengan Kepmenaker. 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan (SNI) standard nasional Indonesia nomor 0402252000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) dan membuat intruksi kerja pemasangan atau instalasi di tempat kerja. Untuk iritasi karena percikan dan terserap ke dalam mata dan kulit, gangguan pernafasan karena menghirup gas/uap dapat dilakukan tindakan pengendalian/pengurangan risiko dengan menggunakan APD (googles, masker) MSDS material, serta larangan makan dan minum di tempat kerja. Hal ini sesuai dengan UU No. Tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja, yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan Kepmenaker. 333/MEN/1989 tentang diagnosis dan pelaporan penyakit akibat kerja dan Kepmenaker. 187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya serta PP No. 18 tahun 1999 revisi PP 101/2014 di pengendalian sampah B3 padat/non organik, dan IK Waste Management di tempat kerja serta di lakukan sosialisai dan pelatihan pengunaan APD yang benar dan penanganan bahan kimia. Untuk kebakaran, tindakan pengendalian resiko dapat dilakukan yaitu penyedian alat pemadam kebakaran. Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Permenaker No. 04/MEN/1980 tentang syaratsyarat pemasangan dab pemeliharaan APAR, dan Kep. 186/MEN/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja. PerMenaker Per 02/Men/1983 tentang Penetapan sistem permit to work meliputi: Penentuan sistem proteksi dari proses pengelasan dan. Kesiapan peralatan penanganan kondisi darurat serta melalukan sosialisasi dan pelatihan tanggap darurat Untuk kebisingan, tindakan pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan APD berupa eur plug dan noise monitoring. Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja, yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan Kep. 51/MEN/1999 tentang nilai ambang batas (NAB) faktor fisika di tempat kerja. Untuk jatuh dari ketinggian, tindakan pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan APD yaitu safety belt dan body harness pada saat bekerja di tempat ketinggian serta melakukan rekayasa engineering atau modifikasi pemasangan hand rail. Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. 3. KESIMPULAN Hasil identifikasi terdapat 52 bahaya risiko dari 5 proses kegiatan dan risk assessment terdapat 70 risiko bahaya dalam tindakan perawatan. Kontrol dimulai dari bahaya yang mempunyai risiko tinggi kemudian yang lebih rendah tingkat bahayanya sehingga prosesnya menjadi aman. Nilai risiko tindakan perawatan dan perbaikan infastuktur untuk risiko bahaya rendah 16% sedang 54%, terdapat risiko tinggi 27%, dan extrim 3%. 285

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: 9786027367203 Pengendalian resiko yang diusulkan antara lain adalah untuk terkena sengatan listrik pada saat menghidupkan panel operasional, tindakan pengendalian/penurunan risiko dapat dilakukan dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan sarung tangan kulit, iritasi karena percikan dan terserap ke dalam mata dan kulit, gangguan pernafasan karena menghirup gas/uap dapat dilakukan tindakan pengendalian/pengurangan risiko dengan menggunakan APD (googles, masker) MSDS material, serta larangan makan dan minum di tempat kerja, kebakaran, tindakan pengendalian resiko dapat dilakukan yaitu penyedian alat pemadam kebakaran dan Untuk jatuh dari ketinggian, tindakan pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan APD yaitu safety belt dan body harness pada saat bekerja di tempat ketinggian serta melakukan rekayasa engineering atau modifikasi pemasangan hand rail PUSTAKA Irawan, S, Panjaitan, T, WS, & Bendatu, L, M, 2015. Penyusunan Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) di PT. X, Jurnal Titra, Vol. 3 (1): 1518. Mangkunegara, A. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Narbuko, A. 2005 Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara. Peraturan Menteri No. PER05/MEN/1996 tentang Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Jakarta: Departemen Tenaga Kerja. Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: PT. Dian Rakyat Standard Australia License. 1999. AS/NZS 4360:1999 Risk managementin Security Risk Analysis, Brisbane: ISMCPI Suma mur, PK. 1986. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. Wijaya, A, Panjaitan, WS & Palit, H,C, Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Metode HIRARC pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, Jurnal Titra, Vol 3(1); 2934. 286