HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KOMUNIKASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM GMIM PANCARAN KASIH MANADO. Meisy M Londok*, Adisti A. Rumayar*, Franckie R. R. Maramis* *Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu. Kepemimpinan penting untuk diteliti karena suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Komunikasi yang baik juga dapat menjadi sarana yang tepat dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan dan komunikasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Jumlah populasi 192 perawat dan sampel sebanyak 66 perawat. Analisis statistik yang digunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan nilai p-value yang diperoleh dari hasil analisis hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat sebesar 0,007 dan nilai OR=4,6. Hubungan antara komunikasi dengan kinerja perawat sebesar 0,007 dan nilai OR=4,5. Terdapat hubungan antara kepemimpinan dan komunikasi dengan kinerja perawat. Pimpinan sebaiknya memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja perawat, sehingga kinerja di dalam Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado menjadi lebih baik. Kata Kunci: Kepemimpinan, Komunikasi, Kinerja Perawat ABSTRACT Peformance indicator was the criterion which was used to give assessment in successful acievement of the goal oganization by implementing certain measurements. Leadership was important to be observed for an organization would succeed or fail and the most was depended on leadership. A good communication could be a right tool in increasing employee peformance. Moreover the objective of this research was to know the correlation between leadership and communication with nurse peformance at GMIM Pancaran Kasih Manao hospital. This research was carried out by quantitative through cross sectional study approach. The population was 192 nurses and 66 nurses as samples. Indeed, the statistics analitics was chi-square test. Research result showed p-value obtaining by the analysis correlation between leadership and nurse performance as 0,007 and OR=4,6. Correlation between communication with nurse performance as 0,007 and OR=4,5.There is correlation between leadership and communication with nurse performance. Leader should be pay attention to factors who can increased the nurse performance, so performance at GMIM Pancaran Kasih Manado General Hospital become better. Keywords: Leadership, Communication, Nurse Peformance. 1
PENDAHULUAN Manajemen kinerja merupakan proses yang bertujuan meningkatkan kinerja individu pegawai, kinerja tim kerja, dan kemudian meningkatkan kinerja organisasi. Proses manajemen kinerja dilakukan bersama antara manajer dan pegawai menurut Armstrong (1995) dalam Abdullah (2014), kemudian menurut Moeheriono (2012), kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja karyawan juga dapat diukur melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan efsien serta melakukan peran dan fungsinya dan itu semua berhubungan positif bagi keberhasilan suatu perusahaan, faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, dikarenakan pengaruh yang berasal dari lingkungannya, dan teman sekerja yang menurun semangatnya, adapun faktor positif yang dapat meningkatkan kinerja karyawan diantaranya adanya dorongan dan perhatian pimpinan terhadap bawahannya (Reza, 2010). Salah satu faktor yang berhubungan dengan kinerja suatu organisasi yaitu kepemimpinan. Kepemimpinan penting untuk diteliti karena suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, hal tersebut menunjukkan bahwa dalam suatu organisasi posisi kepemimpin merupakan posisi yang terpenting (Chairunnisah dkk, 2014). Kepemimpinan sebagai sifat dan perilaku untuk memengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja sama sehingga membentuk jalinan kerja yang harmonis dengan pertimbangan aspek efisien dan efektif untuk mencapai tingkat produktivitas kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan (Siswanto, 2010). Gaya kepemimpinan yang dikembangkan oleh seorang pemimpin dipengaruhi oleh tiga faktor utama, faktor yang pertama ialah kekuatan yang bersumber pada dirinya sendiri sebagai pemimpin, faktor kedua bersumber pada kelompok yang dipimpin, dan faktor ketiga tergantung pada situasi. Ketiganya akan menentukan sejauh mana pemimpin akan melakukan pengawasan terhadap kelompok yang dipimpin (Muninjaya, 2004). Menurut Robbins (1996) dalam Sehfudin (2011), dalam melaksanakan pekerjaan, karyawan tidak lepas dari komunikasi dengan sesama rekan sekerja, dengan atasan dan dengan bawahan. Komunikasi diperlukan dalam upaya mewujudkan hubungan dan keinginan yang sinergi antara atasan dan bawahan dalam upaya mencapai tujuan (Fahmi, 2012). Komunikasi berasal dari kata communicare yang artinya berpartisipasi atau memberitahukan atau communis yang 2
artinya milik bersama atau berlaku dimanamana (Azwar, 2013). Jumlah perawat di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado berjumlah 192 perawat. Berdasarkan survei pra-penelitian, peneliti menemukan masih adanya perawat yang kurang menaati tata tertib seperti ketidak tepatan waktu dalam bertugas, dan penampilan perawat saat bertugas yang kurang baik, karena itu kemudian timbul pemikiran bagaimana sehingga kepala ruangan mampu membuat perawat menaati tata tertib dengan mampu berkomunikasi dengan baik, agar pelayanan yang diberikan menjadi lebih baik kepada pasien kemudian dapat meningkatkan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian survei, bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan studi cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado, pada bulan Oktober November 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado yaitu 192 perawat. Peneliti menentukan sampel dengan cara pengambilan sampel ditentukan berdasarkan rumus slovin yaitu 66 responden. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner yang telah disusun mencakup pernyataan yang berhubungan dengan variabel bebas yaitu kepemimpinan dan komunikasi, dan variabel terikat yaitu kinerja perawat. Analisis yang digunakan adalah uji statistik chi square dengan Cl 95% dan nilai α = 0,005. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Karakteristik Responden N % Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Umur < 25 tahun 25 tahun Pendidikan Terakhir SMA Diploma Sarjana 24 42 34 32 4 18 44 36,4 63,6 51,5 48,5 6,0 27,3 66,7 Tabel 1. Diatas menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak dalam penelitian ini yaitu 63,6% sedangkan laki-lki yaitu 36,4%. Kelompok umur lebih banyak berumur < 25 tahun yaitu 51,5%, dibandingkan denga umur dari 25 tahun yaitu 48,5%, umur responden dibagi dua kelompok berdasarkan nilai median kelompok umur. Berdasarkan pendidikan terakhir kelompok Sarjana merupakan tingkat paling banyak yaitu 66,7%, kemudian kelompok Diploma yaitu 27,3% dan paling sedikit yaitu kelompok SMA dengan hasil 66,7%. 3
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Penelitian Distribusi Responden n % Kepemimpinan Komunikasi Kinerja 33 33 35 31 34 32 50,0 50,0 53,0 47,0 51,5 48,5 Berdasarkan Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa mengenai kepemimpinan perawat baik dengan kepemimpinan perawat yang kurang baik sebanding yaitu 50,0%. Distribusi komunikasi perawat baik sebanyak 53,0% dan kurang baik yaitu 47,0%. Dari hasil penelitian didapatkan juga bahwa kinerja perawat yang baik sebanyak 51,5% dibandingkan dengan kinerja perawat yang kurang baik yaitu 48,5%. Tabel 3. Hubungan Antara Kepemimpinan dan Komunikasi dengan Kinerja Perawat Kinerja Hubungan Antara Variabel % Kuran g Kepemimpinan Total 23 11 34 34,8 16,7 51,5 10 22 32 % Total % p value 15,2 33,3 48,5 33 33 66 50,0 50,0 100 0,007 OR CI 4,600 Komunikasi Total 24 10 34 36,4 15,2 51,5 11 21 32 16,7 31,8 48,5 35 31 66 53,0 47,0 100 0,007 4,582 Dalam tabel 3 dapat dilihat bahwa perhitungan dengan menggunakan uji chi square terhadap variabel kepemimpinan dengan kinerja perawat yang menyatakan kepemimpinan baik memiliki kinerja baik 23 (34,8%), lebih banyak dari pada yang menyatakan kepemimpinan baik memiliki kinerja kurang baik 10 (15,2%), adapun yang menyatakan kepemimpinan kurang baik memiliki kinerja baik 11 (16,7%) lebih sedikit dibandingkan yang menyatakan kepemimpinan kurang baik memiliki kinerja kurang baik 22 (33,3%). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kepemimpinan yang baik atau kurang baik memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap kinerja perawat. Pengujian hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat di Rumah sakit umum GMIM Pancaran Kasih Manado dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square dengan menggunakan batas signifikan 0,05, nilai signifikan yang didapatkan yaitu 0,007 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti H1 diterima H0 ditolak atau terdapat hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit 4
umum GMIM Pancaran kasih Manado. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 4,600, artinya perawat dengan kepemimpinan yang baik mempunyai peluang 4,6 kali lebih besar untuk mempunyai kinerja baik, dibandingkan perawat dengan kepemimpinan kurang baik. Menurut Ralph M. Stogdill (1971) dalam Siswanto (2010), kepemimpinan manajerial sebagai proses pengarahan dan memengaruhi aktivitas yang dihubungkan dengan tugas dari para anggota kelompok. Pernyataan mengenai kepemimpinan ini bermaksud untuk melihat keefektivan kepala perawat apakah sudah baik dan mempunyai pengaruh terhadap kinerja perawat juga peningkatan kinerja didalam Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Didimus dkk, (2013) tentang faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RS. Ibnu Sina Makasar, mendapatkan ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat dengan menggunakan uji chi square, dengan nilai (p = 0,000), penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2013), tentang pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat RS. Bhayangkara Medan, menunjukan bahwa ada hubungan kepemimpinan terhadap kinerja perawat dengan nilai (p = 0,791). Kepemimpinan memiliki hubungan yang erat dengan kinerja karyawan. Kinerja karyawan tidak hanya dilihat dari skill saja namun juga dilihat dari cara seseorang itu memimpin dan mempengaruhi kawan sepekerjanya untuk mencapai tujuan yang menguntungkan. Seorang pemimpin harus mampu berkontribusi terhadap prediksi adanya pemberdayaan pada bawahan. Dalam hal ini pemimpin perusahaan juga dituntut untuk memotivasi bawahannya agar mereka mempertahankan prestasinya dalam dunia kerja dan terus bisa menghasilkan hasil kinerja yang efektif (Menurut Zacky, 2013). Hal ini berarti semakin sering kepala ruangan memberikan arahan dan petunjuk maka kepuasan kerja dan kinerja perawat di Rumah Sakit akan semakin baik. Pada tabel diatas dapat dilihat juga bahwa variabel komunikasi dengan kinerja perawat dapat dilihat dari hasil penelitian, perawat yang menyatakan komunikasi baik memiliki kinerja baik 24 (36,4%), lebih banyak dari pada yang menyatakan komunikasi baik memiliki kinerja kurang baik 11 (16,7%), berbanding dengan yang menyatakan komunikasi kurang baik memiliki kinerja baik 10 (15,2%), lebih sedikit dari pada yang menyatakan komunikasi kurang baik memiliki kinerja kurang baik 21 (31,8%). Hasil penelitian ini menunjukan baik atau kurang baik komunikasi dalam suatu pekerjaan berpengaruh terhadap kinerja perawat, atau ada hubungan antara komunikasi dengan kinerja perawat. Pengujian hubungan antara komunikasi dengan kinerja perawat di Rumah sakit umum GMIM Pancaran Kasih Manado dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square dengan menggunakan batas 5
signifikan 0,05, nilai signifikan yang didapatkan yaitu 0,007 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti H1 diterima H0 ditolak atau terdapat hubungan antara komunikasi dengan kinerja perawat di Rumah sakit umum GMIM Pancaran kasih Manado. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 4,582, artinya perawat yang berkomunikasi baik mempunyai peluang 4,5 kali lebih besar untuk mempunyai kinerja baik dibandingkan dengan perawat yang berkomunikasi kurang baik. Komunikasi dalam sebuah organisasi atau lembaga adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna yang membuat setiap orang, kelompok, organisasi dapat melakukan interaksi sosial dan memberikan pengaruh kerjasama dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau lembaga (Hardjana, 2016). Menurut Mohammed dan Bungin (2016) dalam Makahengkeng (2016), upayaupaya di dalam meningkatkan produktivitas organisasi tidak terlepas dari meningkatkan kelancaran informasi di dalam organisasi, melalui komunikasi, oleh karena itu komunikasi menjadi aspek generik di dalam sebuah organisasi, selain itu aktivitas komunikasi dalam organisasi dilakukan untuk tujuan menggerakan ke arah pencapaian tujuan organisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rudianti (2014), tentang peningkatan kinerja perawat pelaksana melalui komunikasi organisasi di ruang rawat inap rumah sakit hasil penelitiannya, mendapatkan adanya hubungan antara komunikasi organisasi dengan kinerja perawat perawat di ruang rawat inap rumah sakit dengan menggunakan uji chi square (p = 0,046; α = 0,05), penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Candrasari (2013), tentang pengaruh komunikasi organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat pelaksana di rumah sakit DR. Oen Solo Baru, hasil penelitiannya menunjukan bahwa komunikasi organisasi berpegaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat di rumah sakit. Komunikasi memiliki hubungan dengan kinerja yaitu kemampuan berkomunikasi kepala bidang yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang baik atau tinggi dan sebaliknya apabila kemampuan berkomunikasi kepala bidang yang buruk atau rendah maka kinerja pegawai akan buruk atau rendah. Pengaruh signifikan menunjukan bahwa kemampuan untuk berkomunikasi mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kinerja pegawai (Siregar, 2005). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit umum GMIM Pancaran Kasih Manado maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan antara Kepemimpinan dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit umum GMIM Pancaran Kasih Manado 2. Terdapat hubungan antara Komunikasi dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit umum GMIM Pancaran Kasih Manado. 6
SARAN 1. Disarankan kepada kepala rumah sakit untuk terus meningkatkan kepemimpinan menjadi lebih baik sehingga kinerja perawat menjadi lebih baik. 2. Disarankan kepada kepala rumah sakit dan perawat untuk tetap menjaga dan saling berkomunikasi dengan baik agar dapat meningkatkan kinerja dalam Rumah Sakit. 3. Untuk peneliti selanjutnya untuk dapat memperluas cakupan penelitian, seperti ke tenaga paramedis, juga menambah variabel seperti sikap, pemberian reward dan motivasi yang berpengaruh terhadap kinerja perawat. DAFTAR PUSTAKA Abdullah. M, 2014. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Aswaja Pressindo, Sleman Yogyakarta. Afridon, 2014. Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. (Online). http://www.repository.unand.ac.id diakses, 19 November 2016. Azwar A, 2013. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara Candasari, 2013. Pengaruh Komunikasi Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit DR. Oen Solo Baru. (Online) https://www.digilib.uns.ac.id diakses 19 November 2016. Chairunnisah. Nuryadi. Witcahyo, 2014. Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai dengan Kinerja Puskesmas di Kabupaten Jember. e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no.3) September 2014 Didimus. Stiani. Indar. Hamzah. Asiah, 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RS Ibnusina Makasar. (Online). http://www.repository.unh as.ac.id diakses 8 Desember 2016. Fahmi, 2012. Manajemen Kepemimpinan : Teori dan Aplikasi Bandung :Afabeta Hardjana, dan Andre, 2016. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara Makahengkeng M, 2016. Hubungan Motivasi dan Komunikasi dengan Kinerja pegawai di perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara, Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Moeheriono, 2012. Pengukuran Kinerja Berbasisi Kompetensi. Grafindo Persada, Jakarta. Muninjaya, 2004. Manajemen Kesehatan Edisi Kedua. Jakarta: EGC. Reza, 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara, Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. 7
Rudianti. Handiyani. Sabri, 2014. Peningkatan Kinerja Perawat Pelaksana Melalui Komunikasi Organisasi Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.1. (Online) http://www.jki.ui.ac.id diakses 20 November 2016. Sehfudin, A, 2011. Pengaruh gaya kepemimpinan Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bank tabungan pensiunan Nasional cabang Semarang. (online). http://www.eprints.undip.ac.id diakses 19 Juli 2016. Siswanto. Susila. Suyanto, 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran, Bursa Ilmu, Yogyakarta. Siswanto, 2010. Pengantar Manajemen, PT Bumi Aksara, Jakarta. Siregar, S, 2009. Pengaruh Kemampuan Berkomunikasi Kepala Bidang Terhadap Kinerja Pegawai Pelayanan Keperawatan Jiwa Di RSJ Daerah Provinsi Sumatra Utara. Jurnal. Universitas Sumatra Utara Medan. Zacky, A, 2013. Hubungan antara kepemimpinan, komunikasi, motivasi dan pengembangan karir terhadap kinerja karyawan. (Online). https://www.ahmadzackyfitra.wordpr ess.com diakses 16 April 2017. 8