Pola Tekanan Darah Pada Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Padang Pasir Padang Januari 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis

INTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menopause merupakan berhentinya masa menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

General Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

Gambaran Status Gizi Pasien Hipertensi Lansia di RSUP H. Adam Malik Medan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA


PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. psikologis akibat proses menua. Lanjut usia merupakan tahapan dimana

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

HUBUNGAN HIPERTENSI DERAJAT 1 DAN 2 PADA OBESITAS TERHADAP KOMPLIKASI ORGAN TARGET DI RSUP DR KARIADI SEMARANG

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

Transkripsi:

269 Artikel Penelitian Pola Tekanan Darah Pada Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Padang Pasir Padang Januari 2014 Saskia Konita 1, Syaiful Azmi 2, Erkadius 3 Abstrak Saat ini, di seluruh dunia jumlah penduduk lanjut usia diperkirakan mencapai 500 juta, dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Berdasarkan data penduduk mutakhir, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia sekarang sekitar 16 juta jiwa. Pada tahun 2025, jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai 273 juta jiwa, dan hampir seperempat dari jumlah penduduk tersebut atau sekitar 62,4 juta jiwa tergolong sekelompok penduduk lanjut usia.menjadi lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya.kemunduran struktur dan fungsi organ juga terjadi pada sistem kardiovaskular, salah satunya adalah dinding arteri telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis sehingga darah dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan darah dan menimbulkan berbagai komplikasi yang mengancam jiwa.penelitian dilakukan pada lansia di posyandu lansia Kelurahan Padang Pasir pada Januari 2014. Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan jenis cross sectional study dengan jumlah sampel 17 lansia. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tekanan darah langsung kepada lansia. Hasil penelitian menemukan bahwa 11 dari 17 lansia (64,7%) menderita hipertensi. Kelompok umur terbanyak yang menderita hipertensi dalam rentang 60-65 tahun, dan angka kejadian wanita lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki serta stadium hipertensi yang dominan adalah stadium satu (140-159/90-99). Dari 11 lansia hipertensi, 10 diantaranya (90,9%) menderita hipertensi sistolik terisolasi. Kata Kunci: lansia, tekanan darah, hipertensi sistolik terisolasi Abstract Currently, the worldwide number of elderly people is expected to reach 500 million, and is expected in 2025 will reach 1.2 billion. Based on the latest population data, the number of elderly people in Indonesia now around 16 million people. In 2025, Indonesia's population is projected to reach 273 million people, and nearly a quarter of the total population, or about 62.4 million people belong to a group of elderly people. Being elderly is a process of gradual disappearance of the network s ability to self-repair or replace themselves and maintain the structure and function normally. Setbacks structure and function of organs also occur in the cardiovascular system, one of which is the arterial wall has been thickened and stiff due to arteriosclerosis so that blood is forced through narrow vessels than usual and cause a rise in blood pressure and cause life-threatening complications. The study was conducted elderly at Padang Pasir elderly intergrated health post in January 2014. This study used observational design with the type of cross -sectional study by using 17 elderly as samples. Files collection was performed by measurement of blood pressure directly to the elderly. The results found that 11 of the 17 elderly (64.7 %) had hypertension. Largest age group with hypertension in a span of 60-65 years, and the incidence of women is higher than men with the dominant stage is the first stage of hypertension (140-159/90-99). Between 11 elderly hypertensive, 10 of them (90.9 %) had isolated systolic hypertension. Keywords: elderly, blood pressure, isolated systolic hypertension Affiliasi penulis : 1. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, 2. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, 3. Bagian Ilmu Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

270 Korespondensi :Saskia Konita, E-mail: saskia.chia@yahoo.com, Telp: 085376388587 PENDAHULUAN Menurut Darmojo pada tahun 2010 lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Saat ini, di seluruh dunia jumlah penduduk lanjut usia diperkirakan mencapai 500 juta, dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. 1 Menjadi lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau menggantidiri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya. 2 Kemunduran struktur dan fungsi organ juga terjadi pada sistem kardiovaskular, salah satunya adalah dinding arteri telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis sehingga darah dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan darah. 8 Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi masalah kesehatan yang serius, karena jika tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya stroke (penurunan drastis aliran darah otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal. 3 Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi (HST). Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia. 4 Berkaitan dengan status kesehatan pada lansia, saat ini dengan meningkatnya pelayanan kesehatan oleh pemerintah memungkinkan pula peningkatan derajat kesehatan para lansia. 4 Salah satu tempat pelayanan kesehatan yang digalakkan pemerintah bagi lansia adalah pos pelayanan terpadu lansia (posyandu lansia). Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakatdan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya. 7 Posyandu lansia yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang saat ini sedang digalakkan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan juga ada diadakan di Kecamatan Padang Barat. Kecamatan Padang Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Padang. 5 Berdasarkan laporan Puskesmas Padang Pasir di Kecamatan Padang Barat pada tahun 2013 diketahui bahwa jumlah Posyandu Lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir sebanyak 11 posyandu yang tersebar di 11 kelurahan. Salah satu kelurahan yang cukup tinggi kunjungan lansia ke posyandu adalah kelurahan padang pasir. 5 Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti pola tekanan darah pada lansia di Kelurahan Padang Pasir.. METODE Penelitian ini dilakukan di posyandu lansia di Kelurahan Padang Pasir pada bulan Januari 2014 dengan menggunakan 23 lansia. Lansia tersebut telah menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian, dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan desain cross sectional. Pengolahan data dilakukan secara manual. Variabel independen adalah tekanan darah dan variabel dependen adalah lansia. HASIL Pada bulan Januari 2014 terdapat 23 orang lansia yang datang ke posyandu lansia Kelurahan Padang Pasir, 6 orang dikeluarkan dari penelitian karena tidak memenuhi kriteria inklusi yang menyebutkan umur subyek yang akan diteliti harus diatas 60 tahun. Dari hasil penelitian didapatkan 3 orang dengan tekanan darah normal, 3 orang dengan prehipertensi, dan 11 orang hipertensi. Tabel 1. Data Dasar Umur n % 60-65 9 52,9 66-70 3 17,7 71-75 4 23,5 >75 1 5,9 Berdasarkan Tabel 1 didapatkan subyek penelitian terbanyak umur 60-65 tahun sebanyak 9

271 orang (52,9%), diikuti umur 71-75 tahun sebanyak 4 orang (23,5%), umur 66-70 tahun sebanyak 3 orang (17,7%), dan umur >75 tahun sebanyak 1 orang (5,9%). 75 tahun dengan jumlah 3 orang (27,3%) yang menderita hipertensi, 2 orang (18,2%) dari kelompok umur 66-70 tahun dan 1 orang (9,1%) dari kelompok umur >75 tahun. Tabel 2. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n % Pria 4 23,5 Wanita 13 76,5 Berdasarkan Tabel 2 didapatkan subyek penelitian terbanyak adalah wanita berjumlah 13 orang (76,5%) sedangkan pria berjumlah 4 orang (23,5%). Tabel 3. Distribusi Subyek Berdasarkan Tekanan Darah Tekanan Darah n % Normal 3 17,65 Prehipertensi 3 17,65 Hipertensi stadium 1 8 47,05 Hipertensi stadium 2 3 17,65 Berdasarkan Tabel 3 didapatkan golongan terbanyak tekanan darah subyek penelitian adalah hipertensi stadium 1 sebanyak 8 orang (47,05%), diikuti hipertensi stadium 2, prehipertensi, dan tekanan darah normal masing masing 3 orang (17,65%). Tabel 4. Pola Tekanan Darah Lansia Berdasarkan Umur Tekanan Darah 60-65 66-70 71-75 >75 Normal 2 0 1 0 Prehipertensi 2 1 0 0 Hipertensi stadium 1 3 2 2 1 Hipertensi stadium 2 2 0 1 0 Total 9 3 4 1 Berdasarkan tabel 4 didapatkan hipertensi pada lansia di posyandu lansia Kelurahan Padang Pasir sebanyak 11 orang (64,7%) dengan penderita terbanyak ditemukan pada umur 60-65 tahun yang berjumlah 5 orang (45,4%) diikuti kelompok umur 71- Tabel 5. Pola Tekanan Darah Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin Tekanan Darah Pria Wanita Normal 1 2 Prehipertensi 0 3 Hipertensi stadium 1 3 5 Hipertensi stadium 2 0 3 Total 4 13 Berdasarkan tabel 5 didapatkan hipertensi lebih banyak pada wanita berjumlah 8 orang (72,7%) sedangkan pada pria hipertensi hanya berjumlah 3 orang (27,3%). Untuk wanita lima dari delapan orang penderita hipertensi menderita hipertensi stadium satu, sisanya tiga orang stadium dua. Pada pria seluruh penderita hipertensi menderita hipertensi stadium satu. Tabel 6. Distribusi Hipertensi Sistolik Terisolasi Pada Subyek Dengan Hipertensi Umur Hipertensi sistolik Hipertensi terisolasi sistolik-diastolik 60-65 3 2 66-70 2 0 71-75 2 1 >75 0 1 Total 7 4 Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa pada kelompok hipertensi pada lansia yang termasuk ke dalam hipertensi sistolik terisolasi lebih banyak dibandingkan hipertensi biasa dengan total 7 orang (63,6%). PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran tekanan darah pada lansia di posyandu lansia Kelurahan Padang Pasir. Data didapatkan dengan pengukuran lansung tekanan darah pada Januari 2014 pada seluruh lansia yang datang berkunjung ke posyandu lansia Kelurahan Padang

272 Pasir. Total anggota posyandu lansia Kelurahan Padang Pasir 45 orang, sedangkan kunjungan lansia pada Januari 2014 sebanyak 23 orang, enam orang diantaranya dikeluarkan dari penelitian karena tidak memenuhi kriteria inklusi yang menyebutkan umur minimal 60 tahun. Sehingga didapatkan 17 orang subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Kemudian subyek penelitian dikelompokkan berdasarkan umur menjadi 4 kelompok yaitu 60-65 tahun, 66-70 tahun, 71-75 tahun dan >75 tahun. Untuk kelompok umur 60-65 tahun subyek penelitian berjumlah 9 orang (52,9%), kelompok umur 66-70 tahun sebanyak 3 orang (17,7%), kelompok 71-75 tahun sebanyak 4 orang (23,5%) dan kelompok umur >75 tahun sebanyak 1 orang (5,9%). Pengelompokkan yang berdasarkan jenis kelamin didapatkan 13 orang (76,5%) dari subyek penelitian adalah wanita dan 4 orang (23,5%) adalah pria. 6 Dari hasil pengolahan data, didapatkan 11 orang (64,7%) menderita hipertensi. Prevalensi ini jika dibandingkan dengan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 32,2% termasuk angka yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kejadian hipertensi seiring dengan bertambahnya umur. Dari 64,7% penderita hipertensi, 8 orang diantaranya (47,1%) hipertensi stadium 1 dan 3 orang lainnya (17,6%) hipertensi stadium 2. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian National Health and Nutrition Examination Survey pada tahun 2001 menemukan prevalensi keseluruhan hipertensi pada kelompok umur 65-74 adalah 49,6% untuk hipertensi derajat 1 (140-159/90-99 mmhg), 24,7% untuk hipertensi derajat 2 (>160/100 mmhg). 5 Berdasarkan umur yang telah dikelompokkan menjadi 4 kelompok, kelompok umur 60-65 tahun, 66-70 tahun, 71-75 tahun, dan >75 tahun didapatkan kejadian hipertensi tertinggi pada rentang umur 60-65 tahun sebanyak 5 orang (45,4%). Setelah itu disusul oleh kelompok umur 71-75 tahun sebanyak 3 orang (27,3%), kelompok umur 66-70 tahun sebanyak 2 orang (18,2%) dan kelompok umur >75 tahun sebanyak 1 orang (9,1%). Ditinjau dari jenis kelamin, didapatkan 3 lansia pria dan 8 lansia wanita (61,5%) yang menderita hipertensi. Menurut Kaplan, perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. 8 Menurut Palmer, dkk pada tahun 2007 mengatakan prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. 9 Penderita hipertensi dikelompokkan berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik menjadi dua kelompok, hipertensi sistolik terisolasi dan hipertensi sistolik-diastolik. Dari 11 lansia dengan hipertensi, 10 diantaranya termasuk ke dalam kelompok hipertensi sistolik terisolasi (90,9%) dan satu lansia lainnya masuk ke dalam kelompok hipertensi sistolik-diastolik (9,1%). Mekanisme dasar peningkatan tekanan sistolik sejalan dengan peningkatan usia terjadinya penurunan elastisitas dan kemampuan meregang pada arteri besar. Tekanan aorta meningkat sangat tinggi dengan penambahan volume intravaskuler yang sedikit menunjukan kekakuan pembuluh darah pada lanjut usia. KESIMPULAN Prevalensi terjadinya hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Padang Pasir sebesar 64,7%. Golongan umur dengan hipertensi terbanyak adalah 60-65 tahun sebanyak 5 lansia (45,5%). Berdasarkan jenis kelamin, hipertensi lansia wanita lebih banyak ditemukan yaitu sebanyak 8 lansia dan pria sebanyak 3 lansia. Hipertensi stadium 1 adalah golongan tekanan darah yang terbanyak yaitu 8 lansia (47,1%), diikuti hipertensi stadium 2, prehipertensi, dan tekanan darah dalam batas normal masing-masing 3 lansia (17,7%). Dari seluruh penderita hipertensi pada lansia di posyandu yang berjumlah 11 orang, 10 diantaranya (90,9%) termasuk hipertensi sistolik terisolasi yang khas pada lansia.

273 DAFTAR PUSTAKA 1. Darmojo, R.B. Penyakit Kardiovaskular Pada Usia Lanjut. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2010. 2. Vita Health. Hipertensi. Jakarta: Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama. 2004. 3. Guyton, A & Hall, J. Buku Ajar FisiologiKedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC. 2002. 4. Hull, A. Penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi. Jakarta: Sinar Grafika Offset. 1996. 5. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2013; 2013. 6. Moerdowo. Masalah Hipertensi / Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. 1984. 7. Dekker, E. Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: CV. Mulia Sari. 1996. 8. Kaplan, N. M. Kaplan s Clinical Hypertension. Philadelphia: Lipincott Williams & Wilkins. 2006. 9. Palmer & Williams. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga. 2007.