Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

dokumen-dokumen yang mirip
DISLOKASI SENDI PANGGUL

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I

Wan Rita Mardhiya, S. Ked

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Tindakan keperawatan (Implementasi)

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

BAB 1 PENDAHULUAN. muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior

BAB I PENDAHULUAN. patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat,

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur.

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

trauma pada flexsus brachialis, fraktur klavikula, dan fraktur humerus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersama dengan kemajuan zaman yang dirasakan dan perkembangan ilmu

Apakah Anda menderita nyeri. MAKOplasty. pilihan tepat untuk Anda

1. tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah. Fraktur bersifat segmental atau komunitif hebat.

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang

PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH

BERBAGAI MACAM TES UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESTABILAN SENDI LUTUT. Oleh: Bambang Priyonoadi Jur. PKR-FIK-UNY

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang

SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM)

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) :

Blanko Kuisioner Neck Disability Index (NDI)

BAB I PENDAHULUAN. Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. karena musibah yang diberikan oleh-nya hendaknya tidak mudah berputus asa,

ROM (Range Of Motion)

BAYU TIRTA SUKMANA ANATOMI OLAHRAGA. Anatomi Olahraga PENGANTAR UMUM TENTANG TUBUH

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

BAB I PENDAHULUAN. baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

22/03/2016 MASYKUR KHAIR

BAB I PENDAHULUAN. Berjalan merupakan sebuah aktifitas berpindah atau bergerak untuk

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR

LAPORAN PENDAHULUAN DISLOKASI

Gangguan Pada Bagian Sendi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. kesehatan yang optimal, maka diperlukan kemauan dan kemampuan akan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

Teksbook reading. Tessa Rulianty (Hal 71-80)

PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011).

CEDERA KAKI Perhatian Dislokasi Panggul Mekanisme cedera Manifestasi klinis

BAB II TINJAUAN TEORI

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIS EKSTREMITAS BAWAH

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

3. Peradangan pada sendi adalah salah satu gangguan di sistem gerak manusia. Nama penyakitnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur.

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)/ Club Foot-I

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL

IKRIMA RAHMASARI J

HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sebagai alat pergerakan yang membantu manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ischiadicus dan kedua cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

Transkripsi:

Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering ditemukan adalah dislokasi sendi panggul bawaan. Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Mekanisme trauma Pada anak di bawah umur 5 tahun, asetabulum sebagian besar terdiri dari tulang rawan lunak dan terdapat kerenggangan pada sendi termasuk sendi panggul. Apabila otot mengalami relaksasi, maka dengan trauma yang ringan dapat terjadi dislokasi sendi panggul. Mungkin juga terdapat perbedaan antara ruang panggul dan kaput femur dibandingkan pada anak-anak di negara lain. Dengan bertambahnya umur, sendi panggul menjadi lebih kuat, sehingga dislokasi hanya dapat terjadi bila terkena trauma yang lebih besar. Dislokasi tipe posterior terjadi akibat trauma hebat pada lutut dan anggota gerak dalam posisi fleksi. Dislokasi anterior biasanya terjadi karena trauma langsung pada trokanter mayor atau jatuh dari ketinggian. Klasifikasi Dislokasi sendi panggul traumatic dibagi dalam tiga tipe: 1. Tipe posterior Tipe ini yang paling sering ditemukan. Iliaka; kepala femur berada di posterior dan superior sepanjang aspek lateral ilium

Isial; kaput femur bergeser ke postero-inferior dan berada di dekat greater sciatic noth. 2. Tipe anterior Kaput femur berada di daerah membrane obturator Pubik; kaput femur bergerak ke antero-superior sepanjang ramus superior tulang pubis 3. Tipe sentral Pada keadaan ini ditemukan fraktur komunitif bagian sentral asetabulum dimana terjadi perpindahan kaput femur dan fragmen asetabulum ke dalam panggul. Gambaran klinis Penderita datang setelah mengalami trauma misalnya jatuh dari pohon, sepeda atau karena kecelakaan lalu lintas. Pada tipe I (dislokasi posterior) terlihat tungkai atas dalam keadaan fleksi, rotasi interna dan adduksi, sedangkan pada tipe II (dislokasi anterior) tungkai atas dalam keadaan abduksi, rotasi eksterna dan sedikit fleksi. Pada dislokasi sentral yang disertai fraktur asetabulum tidak terlihat gambaran deformitas pada tungkai bawah, hanya terdapat gangguan pergerakan pada sendi panggul karena adanya spasme otot. Pemeriksaan rontgen akan menentukan tipe dislokasi. Pengobatan Harus dilakukan reposisi secepatnya dalam 6 jam, bila tidak akan menimbulkan kesulitan dan komplikasi berupa nekrosis avaskuler di kemudian hari. 1. Pengobatan dislokasi panggul tipe posterior Reduksi tertutup dilakukan dengan pembiusan umum menurut beberapa cara: a. Metode Bigelow

Penderita diletakkan dalam posisi terlentang di lantai, asisten melakukan traksi berlawanan dan tahanan pada daerah spina iliaka anterior superior dan ilium. Ahli bedah memegang tungkai yang terkena pada daerah pergelangan kaki dengan satu tangan, serta tangan lain di belakang lutut. Tungkai difleksi 90 O atau lebih pada daerah abdomen dan dilakukan traksi longitudinal. Dengan cara ini ligament Y akan mengalami relaksasi dan kaput femur berada di bagian posterior asetabulum. Kaput femur dibebaskan dari muskulus rotator dengan melakukan rotasi dan menggerakkan tungkai ke depan dan ke belakang (rocking). Selanjutnya dalam keadaan traksi, kaput femur digerakkan ke dalam asetabulum dengan manipulasi abduksi, rotasi eksterna serta ekstensi pada panggul. b. Metode Stimson Penderita dalam keadaan tengkurap dan tungkai bawah yang mengalami trauma dibiarkan tergantung pada pinggir meja. Panggul dimobilisasi oleh asisten dengan cara menekan sacrum. Dengan tangan kiri ahli bedah memegang pergelangan kaki dan melakukan fleksi pada lutut sebesar 90 O dengan tangan kanan menekan ke bawah pada daerah tungkai bawah di bawah lutut. Dengan gerakan rocking dan rotasi pada tungkai serta tekanan langsung pada daerah kaput femur dapat dilakukan reposisi. c. Metode Allis Penderita dalam posisi terlentang di lantai, asisten menahan panggul dan menekannya. Ahli bedah melakukan fleksi pada lutut sebesar 90 O dan tungkai di adduksi ringan dan rotasi medial. Lengan bawah ditempatkan di bawah lutut dan dilakukan traksi vertical dan kaput femur diangkat dari bagian

posterior asetabulum. Panggul dan lutut diekstensikan secara hati-hati. Metode yang ketiga merupakan metode yang lebih mudah. Syarat terpenting dalam melakukan reposisi adalah sesegera mungkin dan dilakukan dengan pembiusan umum disertai relaksasi cukup. 2. Pengobatan dislokasi panggul tipe anterior Reposisi dislokasi anterior dianjurkan dengan mempergunakan metode Allis dengan urutan sebagai berikut: a. Fleksi lutut untuk mendapatkan relaksasi otot harmstring b. Abduksi penuh pada panggul disertai dengan fleksi c. Melakukan traksi longitudinal sesuai dengan aksis femur d. Asisten menahan kaput femur dengan telapak tangan Apabila tidak berhasil dapat dicoba dengan melakukan Bigelow terbalik. Setelah direposisi, dilanjutkan dengan traksi kulit menurut cara ekstensi Buck untuk beberapa hari dan setelah itu dipasang spika panggul selama 4-6 minggu 3. Pengobatan dislokasi panggul tipe sentral Reduksi dislokasi sentral memerlukan traksi tulang dengan mempergunakan K-wire untuk beberapa minggu karena dislokasi sentral disertai fraktur pada asetabulum. Komplikasi 1. Jebakan fragmen intra-artikuler Biasanya karena terjadi reduksi yang tidak lengkap akibat adanya ganjalan fragmen tulang rawan asetabulum. Diagnosis dapat ditegakkan dengan artogram 2. Dislokasi rekuren Dislokasi rekuren jarang terjadi kecuali pada penderita Sindroma Down

3. Nekrosis avaskuler Insidens kelainan ini diperkirakan 10%. Apabila direposisi dalam waktu 6 jam setelah trauma biasanya tidak ditemukan komplikasi ini. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi Edisi Ketiga. Jakarta: PT Yarsif Watampone. 2007. Hal 395-7 Pendahuluan Sendi panggul sangatlah stabil, membutuhkan gaya yang signifikan untuk mengakibatkan dislokasi. Jadi, dislokasi panggul murni atau dislokasi dengan fraktur kepala femur pada umumnya adalah akibat trauma berkekuatan tinggi dan sering disertai cedera penyerta lainnya yang harus ditemukan. Sebuah studi mengemukakan bahwa 95% pasien dengan dislokasi panggul setelah kecelakaan kendaraan mengalami cedera penyerta lainnya yang membutuhkan rawat inap. Selain evaluasi standar trauma, pemeriksaan musculoskeletal dan neurologis serta penilaian x-ray yang teliti amat diperlukan untuk menghindari cedera yang hilang. Hasil perawatan tergantung pada banyak variable. Beberapa hal seperti kerusakan tulang rawan pada dampak dan cedera pada pembuluh darah kepala femur berada di luar kendali dari ahli bedah. Hal lainnya, seperti waktu dan akurasi dari reduksi, adalah variabel yang dapat berpengaruh secara positif dalam mengenal dan menangani dislokasi sebagai keadaan darurat. Komplikasi yang umum mencakup nekrosis avascular, artritis, cedera neurologis, osifikasi heterotropik dan dislokasi ulang. Penanganan dislokasi panggul diarahkan untuk menghindari komplikasi dengan reduksi darurat dan memastikan sendi dalam keadaan stabil. Mekanisme Trauma

Sebagian besar dislokasi panggul terjadi akibat trauma kecelakaan lalu lintas berenergi tinggi. Pengemudi yang tidak memakai pengaman memiliki risiko tinggi mengalami dislokasi panggul dibanding pengemudi yang memakai pengaman. Mekanisme lainnya termasuk jatuh, pejalan kaki yang ditabrak, kecelakaan industri dan cedera olahraga. Posisi dari panggul, vektor gaya yang diaplikasikan dan anatomi individu; semua hal tersebut mempengaruhi arah dislokasi, fraktur dengan dislokasi atau dislokasi murni tanpa fraktur. Dislokasi posterior lebih sering terjadi dibandingkan dislokasi anterior sekitar 9:1. Mekanisme terjadinya dislokasi posterior diakibatkan kecelakaan dimana lutut korban membentur dashboard mobil dengan lutut dan panggul dalam keadaan fleksi. Semakin fleksi dan adduksi posisi panggul saat gaya longitudinal berlaku pada femur, semakin memungkinkan terjadinya dislokasi murni. Adduksi atau rotasi internal yang kurang mempermudah terjadinya dislokasi fraktur, dimana dapat terjadi dengan fraktur dinding posterior atau cedera geser dari kepala femur sebagai dampak benturan terhadap dinding posterior. Dislokasi anterior yang jarang terjadi adalah akibat hiperabduksi dan ekstensi. Mekanisme ini dapat timbul pada cedera deselerasi dimana korban dalam posisi santai saat terjadi benturan dengan kaki dalam keadaan fleksi, abduksi, dan rotasi eksternal, seperti pada kecelakaan sepeda motor dimana tungkai bawah sering dalam keadaan hiperabduksi. Derajat fleksi panggul menentukan tipe dislokasi anterior dengan ekstensi mengarah ke dislokasi pubis superior dan fleksi mengakibatkan dislokasi obturator inferior.

Tanda & Gejala Pasien dengan dislokasi panggul harus dianggap memiliki cedera multipel. Lebih dari 95% kejadian memiliki cedera yang memerlukan rawat inap terlepas dari dislokasi yang dialami. Trauma intra-abdomen, kepala dan dada Merupakan cedera penyerta yang paling umum terjadi. Meskipun gambarannya umum, termasuk deformitas dari ekstremitas, diagnosis dislokasi panggul bias saja terlupakan karena adanya cedera penyerta yang lebih mengancam jiwa. Cedera tulang yang umum menyertai termasuk fraktur kepala, leher atau tulang poros femur; fraktur acetabular; fraktur pelvic; cedera lutut; cedera pergelangan kaki dan cedera kaki. Cedera lutut, termasuk dislokasi posterior, cedera cruciatum dan fraktur patella paling sering terjadi dengan dislokasi panggul posterior akibat dari trauma langsung dengan dashboard. Tidak adanya tulang poros atau fraktur leher femur, posisi dan gerakan ekstremitas dapat menunjukkan dislokasi. Pada dislokasi posterior, tungkai bawah dalam keadaan fleksi, adduksi dan rotasi interna. Setiap gerakan panggul, terutama dalam upaya untuk memperpanjang atau memutar panggul sangatlah menyakitkan. Sebaliknya, dislokasi anterior tampak dengan rotasi eksterna ekstremitas dengan jumlah variasi dari fleksi dan abduksi. Pemeriksaan khusus untuk dislokasi panggul harus dimulai dengan palpasi dari semua tulang panjang dan sendi ektremitas terkait dan pemeriksaan neurovascular yang teliti. Penekanan pada fungsi prereduksi dari saraf skiatik sangat penting dalam dislokasi posterior karena saraf dapat terluka selama reduksi. Dislokasi panggul posterior dapat berhubungan dengan dislokasi lutut posterior dan meskipun jarang, dislokasi anterior dapat mencederai pembuluh darah femur, yang mengharuskan penilaian secara seksama terhadap pulsasi distal. Terakhir, tulang belakang dan panggul harus diperiksa. Meskipun cedera pada daerah-daerah tersebut jelas secara klinis, mereka tidak dapat dikesampingkan tanpa pemeriksaan x-ray.