BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi ISHAS (Istighfar, Sholawat,

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISA DATA. Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS MASALAH. dirasakan sebagai suatu gangguan dalam jalan kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS PENANGANAN KLEPTOMANIA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM. Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar maupun kecil harus di

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Proses Konseling Tawakal Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh

BAB III PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES. kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. Pada mulanya masyarakat Desa

BAB IV ANALISIS DATA. bimbingan dan konseling Islam yang terjadi di lapangan dengan teori yang

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II )

SKALA I. 3. Sebaiknya jawaban bersifat spontan dan tidak didasarkan atas apa yang dianggap benar.

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

A-1 PETUNJUK PENGISIAN SKALA

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penunjang. Menurut Para Ahli Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

o Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

LAMPIRAN A : SKALA PENELITIAN A-1 Skala Kecemasan pada Penderita Diabetes Mellitus A-2 Skala Konsep Diri

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

Skala Kecemasan Anak Perempuan Pada Masa. Pubertas Menghadapi Perubahan Fisik

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES Pada Penelitian ini, konselor menggunakan analisis deskriptif komparatif yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa deskriptif komparatif yaitu membandingkan proses pelaksanaan bimbingan konseling Islam di lapangan dengan teori yang digunakan. Selanjutnya untuk mengetahui hasil akhir penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan kondisi stres yang dialami konseli sebelum diberikan terapi sabar dan setelah diberikan terapi sabar A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi Sabar dengan Teknik Sufistik (Takhalli, Tahalli, Tajalli) untuk Mengatasi Stres Seorang Ibu Akibat Sudden Death Pada Anak Selama melakukan proses konseling dan terapi, peneliti yang juga sebagai konselor telah melakukannya sesuai dengan langkah-langkah pada teori konseling, yaitu mulai dengan identifikasi masalah, dignosis, prognosis, treatment dan evaluasi. Sehingga berdasarkan penggunaan langkah dan tahapan konseling tersebut peneliti dapat menjelaskan data dan proses konseling secara deskriptif sebagaimana metode penelitian yang digunakan yakni metode penelitian kualitatif. Pada langkah pertama, peneliti sebagai konselor ketika memulai mengumpulkan data dengan menggunakan pendekatan kepada konseli dan 114

115 membangun repport dengan orang-orang yang konselor mintai data dan keterangan yakni suami konseli, adik konseli sebagai informan keluarga, teman konseli, dan bidan desa. Hal itu dilakukan konselor dengan tujuan agar konselor dapat berkomunikasi dan dapat diterima dengan baik oleh mereka selaku informan penelitian. Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, akhirnya peneliti dapat mengetahui gejala-gejala yang muncul pada diri konseli sekaligus faktor yang menyebabkan gejala-gejala tersebut timbul. Sehingga pada langkah ini, peneliti berhasil melakukan pengumpulan data sebagaimana pada langkah pertama yang ada pada teori bimbingan dan konseling yakni melakukan identifikasi masalah. Pada langkah kedua yakni peneliti melakukan penilaian terhadap gejala-gejala yang klien alami dan menetapkan jenis masalah klien. maka berdasarkan pengidentifikaasian masalah yang dihadapi klien adalah stres. Sebagaimana dalam teori stres dijelaskan bahwa stres merupakan kondisi tertekan internal maupun eksternal. Dalam hal ini konseli merupakan seorang yang mengalami tekanan dari dirinya sendiri karena pola pikirnya yang belum bisa merelakan kepergian anaknya, tekanan karena sakit yang dialami dirinya sendiri serta tekanan eksternal berupa pembicaraanpembicaraan saudara yang iri dengan kehidupan konseli sehingga konseli kasihan dengan kedua orang tuanya karena mengeluarkan biaya banyak. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan konselor dengan menggunakan panduan pengukuran gejala stres yang dialami konseli serta beberapa poin indikator yang di observasi konselor.

116 Dapat diketahui bahwa setelah anaknya meninggal, konseli sering menangis sendiri, mudah marah/tersinggung, mudah lelah, nafsu makannya menurun, dan tidak bersemangat. Hal itu sebagaimana indikator-indikator stres yang terdapat pada teori stres yang penulis tuliskan pada bab II, sehingga berdasarkan kesesuaian antara data lapangan yang peneliti peroleh dengan teori yang penulis tuliskan tersebut maka konseli termasuk dalam kategori mengalami stres. Langkah ketiga, yaitu peneliti sekaligus konselor merencanakan dan merumuskan teknik terapi yang sesuai dan relevan dengan masalah klien. setelah memikirkan dan menganalisa, konselor memutuskan untuk menggunakan terapi sabar kepada klien dengan alasan karena konselor mengetahui bahwa konseli sering berkeluh kesah karena merasa hidupnya di penuhi musibah, yang pada akhirnya konseli merasa sedih dengan menangis sendiri dan melamun. Supaya konseli menerima kenyataan (takdir) dalam hidupnya tersebut dengan ikhlas dalam arti tidak lagi mengeluhkan musibah yang dialami dengan kesedihan, maka cara atau teknik untuk melawan kesedihan karena musibah yang dihadapi konseli tersebut konselor menggunakan terapi sabar. Sebagaimana yang di maksud dengan terapi sabar yang telah penulis cantumkan pada pada bab II, bahwa konsep terapi sabar sendiri merupakan metode penyembuhan dengan menanamkan ketenangan dalam jiwa individu, sehingga pada terapi ini konseli tidak lagi berkeluh kesah atas cobaan yang menimpanya kepada selain Allah, karena ia menyadari

117 bahwa setiap cobaan hidupnya merupakan takdir Allah. Hal tersebut memiliki kesesuaian dengan tujuan konselor memberikan terapi sabar ketika dilapangan kepada konseli yakni untuk menghasilkan perubahan diri konseli yang awalnya sering berkeluh kesah menjadi tidak berkeluh kesah, merasa tenang, tidak larut dalam kesedihan dan terutama agar tidak sering melamun Adapun tujuan terpenting konselor melakukan terapi sabar ini adalah bagaimana caranya konseli dapat menerima musibah yang terjadi dalam hidupnya berupa kematian anaknya, hal tersebut apabila dikaitkan dengan teori modern maka tujuan agar konseli dapat menerima kenyataan merupakan bagian dari teori realitas, sebagaimana teori realitas lebih menekankan pada kondisi sekarang bukan masa lalunya, karena pada dasarya masa lalu setiap orang itu telah tetap dan tidak dapat diubah, dan yang hanya bisa diubah hanya sekarang dan yang akan datang. Terapi sabar yang diterapkan konselor pada proses bimbingan dan konseling islam ini adalah dengan melandaskan pada teori realitas, hanya saja di dalamnya menggunakan konsep islam yang dikombinasikan dengan teknik terapi berbasis islam yakni takhalli, tahalli, dan tajalli. Hal tersebut berkesinambungan dengan maksud konselor memberikan terapi sabar yakni agar konseli memiliki akhlaqul karimah dimana akhlaqul karimah yang diharapakan adalah prilaku sabar dalam menerima kenyataan berupa musibah yang terjadi dalam hidupnya yakni anaknya mengalami sudden death.

118 Langkah keempat peneliti memulai melakukan tindakan penyembuhan terhadap klien. Di samping melakukan terapi sesuai dengan teori ahli, peneliti sekaligus konselor juga memberikan nasihat serta motivasi kepada konseli agar konseli dapat menerima kenyataan yang terjadi dalam hidupnya serta menemukan penyelesaian, sehingga konseli dapat berfikir kedepan tanpa berlarut-larut dengan masalah yang dihadapinya kemarin. Hal itu sebagaimana fungsi bimbingan dan konseling islam yakni membantu individu memahami keadaan baik itu situasi atau kondisi, membantu individu menemukan penyelesaiaan masalah, dan membantu individu mengembangkan kemampuan serta mengantisipasi masa depannya. Selain itu, selama proses terapi sabar konselor memberikan dorongan kepada klien agar senantiasa berpositif kepada Allah, serta mendorong konseli untuk merelakan anaknya yang sudah meninggal. Adapun tahapan teknik terapi sabar yang digunakan dalam proses bimbingan konseling islam ini disesuaikan dengan teknik terapi berbasis islam, dimana tahapannya yakni berwudlu dan melakukan sholat taubat merupakan teknik takhalli. Takhalli sendiri dalam terapi berbasis islam yang bertujuan untuk membersihkan diri konseli. Kemudian memberikan bimbingan dari kisah Rasulullah yang juga ditinggalkan anaknya wafat yang mana anak tersebut juga masih kecil dan mengajak konseli membuat jadwal keseharian ketika dirumah sendiri agar konseli tidak merasa kesepian dan konseli bisa menerima kenyataan yang terjadi dalam

119 hidupnya tanpa berlarut-larut dalam kesedihan, hal itu merupakan teknik tahalli. Sebagaimana maksud teknik tahalli dalam terapi berbasis islam yakni untuk menumbuhkan sifat-sifat baik dan terpuji. Kemudian tahap teknik terapi selanjutnya yakni mengajak konseli untuk beristighfar serta bersyukur atas nikmat hidup yang diperoleh konseli selama ini meskipun konseli menderita sakit kelainan jantung hal tersebut sesuai dengan tahap tajalli. Sebagaimana maksud tajalli pada teknik terapi berbasis islam merupakan teknik untuk meningkatkan hubungan dengan Allah. Langkah terakhir, peneliti selaku konselor mengevaluasi proses pelaksaanan bimbingan dan konseling islam yang telah dilakukan dengan cara membandingkan ada atau tidak adanya perubahan yang diperoleh konseli setelah memperoleh bimbingan dan konseling islam dengan terapi sabar. Setelah melakukan tahap evaluasi dan peninjauan kembali, konselor telah menjalankan tahap-tahap konseling dan terapi sesuai dengan tahap prognosis dan teori yang ada, sehingga dampak dari kesesuaian teori tersebut konseli mengalami perubahan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Apabila dilakukan perbandingan kesesuaian antara teori yang telah penulis berikan pada bab II dengan hasil yang penulis peroleh dan lakukan selama di lapangan, maka penulis dapat menggambarkan keberhasilan dan kesesuaiannya sebagai berikut:

120 Tabel 4.1 Langkah-Langkah Proses Bimbingan Konseling Islam NO Data Teori Data Empiris (lapangan) 1 Identifikasi masalah (untuk mengetahui gejala-gejala yang nampak) 2 Diagnosa (menetapkan masalah berdasarkan latar belakang) Adapun gejala-gejala yang nampak pada prilaku konseli, dan hasil wawancara maupun observasi yang telah konselor lakukan kepada konseli, bahwa: 1. Konseli ketika di rumah mudah marah sebagaimana yang diungkapkan adiknya 2. Keseharian konseli sering melamun 3. Konseli merasa kesepian dalam hidupnya sehingga konseli pernah meminta suaminya untuk tidek bekerja dan menemaninya saja di rumah 4. Susah tidur bahkan terkadang konseli menangis sendiri ketika melihat foto anaknya 5. sejak anak konseli mengalami sudden death nafsu makan konseli juga semakin menurun sehingga konseli terlihat lemas dan kurang bersemangat. Adapun faktor yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala tersebut, setelah dilakukan wawancara dan hasil sumber stresor yang dituliskan konseli sendiri mengenai hal-hal yang sering di pikirkan, antara lain ada 2 faktor: 1. faktor internal: perasaan belum menerima anaknya mengalami sudden death, dan konseli merasa bahwa yang terjadi pada anaknya karena konseli sakit gangguan jantung 2. faktor eksternal: konseli merasa kasihan dengan orang tuanya karena mengeluarkan banyak biaya untuk pengobatan dan biaya sejak anaknya meninggal, hal itu juga disebabkan karena pembicaraan keluarga yang iri kepada konseli Akibat dari faktor-faktor tersebut, sehingga timbul gejala-gejala yang menyebabkan adanya perubahan pada diri konseli, berdasarkan gejala-gejala tersebut yang telah ditemukan pada langkah identifikasi masalah, maka dapat ditetapkan bahwa konseli merupakan seorang penderita gangguan stres

121 3 Prognosa (menentukan bantuan) jenis Memberikan bantuan bimbingan konseling Islam dengan terapi sabar yakni dengan langkah-langkah terapinya sebagai berikut: 1. Pra terapi, konselor menjelaskan cara pelaksanaan terapi sabar dan segala hal yang perlu dipersiapkan 2. Tahap awal, dilakukan konselor agar konseli meyakini hanya Allah yang memberi pertolongan 3. Tahap kedua, membuat penentuan waktu dan tempat untuk melakukan terapi sabar 4. Tahap ketiga merupakan proses pelaksanaan terapi sabar yang berlandaskan pada terapi islam yakni takhalli, tahalli, dan tajali antara lain: a. berwudlu dengan menyertakan do a setelahnya b. sholat taubat c. menjadikan kisah Rasulullah, sebagai cerita untuk diteladani d. membuat jadwal keseharian e. mengajak beristighfar dan membaca lafadz 4 Terapi atau treatment dengan terapi sabar merupakan metode penyembuhan dengan menanamkan ketenangan dalam jiwa individu, sehingga ia tidak lagi berkeluh kesah atas cobaan yang menimpa kepada selain Allah, karena ia menyadari bahwa setiap cobaan hidupnya merupakan takdir Allah, dengan melandaskan pada teori realitas dan dikombinasikan denan f. memperbaiki kebiasaan yang kurang baik, seperti menjalankan sholat tepat waktu, memperbanyak membaca Al-Qur an terapi sabar yang diberikan konselor kepada konseli dengan langkah-langkah terapinya berlandasakan pada teknik terapi berbasis islam antara lain sebagai berikut: a. takhalli 1. berwudlu dengan menyertakan do a setelahnya (responsibility) 2. sholat taubat (responsibility) b. tahalli 1. menjadikan kisah Rasulullah, sebagai cerita untuk diteladani (reality) 2. membuat jadwal keseharian (reality) c. tajalli 1. mengajak beristighfar dan membaca lafadz (right)

122 teknik terapi berbasis islam yang ttelah ada yakni: takhalli, tahalli, dan tajalli 5 Evaluasi atau follow up 2. memperbaiki kebiasaan yang kurang baik, seperti menjalankan sholat tepat waktu, memperbanyak membaca Al-Qur an (right) Menindaklanjuti perkembangan selanjutnya setelah proses konseling sekaligus evaluasi berhasil tidaknya bimbingan konseling Islam yang telah dilakukan konselor kepada konseli dan kepada orang yaang terdekat dengan konseli (suaminya). B. Analisis Hasil dari Pelaksanaan Terapi Sabar dengan Teknik Sufistik (Takhalli, Tahalli, Tajalli) untuk Mengatasi Stres Seorang Ibu Akibat Sudden Death Pada Anak Pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dan terapi sabar pada seorang ibu di Desa Mentaras Dukun Gresik dapat dikatakan cukup berhasil, meskipun belum maksimal dikarenakan masih adanya gangguan yang terkadang masih dialami konseli tersebut seperti melamun sendiri. Namun terlepas dari hal itu, berhasil dan tidaknya tindakan penyembuhan yang konselor lakukan dapat dilihat dari terjadinya perubahan pada diri konseli antara sebelum diberikan bimbingan konsleing islam dengan terapi sabar dengan kondisi konseli setelah mendapat bimbingan konseling islam dengan terapi sabar. Seperti yang awalnya konseli sering menangis ketika mau tidur atau ketika melihat foto anaknya, setelah memperoleh terapi sabar konseli tidak menangis ketika melihat foto anaknya, konseli yang awalanya mudah marah dan tersinggung ketika di rumah, menurut adik konsali setelah memperoleh terapi konseli menjadi tidak sering marah dan

123 tidak sering tersinggung, selain itu konseli yang awalnya pola makannya tidak teratur karena tidak bersemangat sekarang konseli pola makannya menjadi teratur ketika dirumah meskipun sendirian. Adapun cara untuk menganalisis hasil akhir dari proses pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan terapi sabar dari awal hingga akhir, apakah benar-benar terdapat perubahan pada konseli antara sebelum dan setelah dilakukan terapi sabar dapat digambarkan pada tabel di bawah ini TABEL 4. 2 Gejala yang Nampak Sebelum dan Sesudah Proses Konseling Gejala yang tampak pada klien Apakah anda merasa berprilaku tidak seperti diri anda biasanya? Apakah suasana hati anda menjadi negatif, penuh kemarahan, putus asa, dan cemas? Apakah anda mengalami gangguan untuk tidur? Apakah anda merasa sangat sensitif, mudah marah, dan emosional? Apakah anda banyak membuat kesalahan dalam melakukan pekerjaan? Apakah anda banyak membuat keputusan-keputusan tidak efektif? Apakah anda kehilangan minat terhadap aktivitas yang selama ini anda sukai? Gejala yang tampak sebelum proses konseling Gejala yang tampak setelah proses konseling YA TIDAK YA TIDAK Apakah anda menggunakan

124 obat-obatan? Apakah anda merasa energi atau kegairahan kerja anda telah habis? Apakah anda mengalami penurunan dan peningkatan nafsu makan yang berlebihan? Apakah anda merasa cemas, bosan lelah, jenuh setiap saat? Apakah anda mengalami sakit kepala, tengkuk terasa kaku, mulut kering, perut terasa sakit, dada terasa sesak, badan terasa panas, jantung berdebar-debar? Apakah anda kehilangan semangat untuk beraktivitas? Apakah perasaan anda di penuhi dengan keresahan, kebencian, dan kebencian? Apakah anda merasa sulit untuk kosentrasi dalam melakukan aktivitas? Keterangan kriteria untuk mengetahui tingkat stres pada individu: Sangat tinggi skor : 13-15 Tinggi skor : 8-12 Menengah skor : 4-7 Rendah skor : 1-3 Apabila dilihat dari tabel diatas, menyebutkan bahwa berdasarkan hasil sebelum dilakukan proses bimbingan dan konseling islam dengan terapi sabar yang awalnya konseli mengalami 12 gejala stres dan setelah dilakukan proses bimbingan dan konseling islam konseli mengalami 4 gejala stres, hal tersebut menunjukkan bahwa konseli yang awlny dalam kategori stres tingkat tinggi mengalami penurunan menjadi kategori menengah. Selain itu dapat kita bandingkan pula dengan hasil observasi yang peneliti lakukan, sebagaiana hasilnya pada tabel berikut ini:

125 TABEL 4. 3 Hasil Observasi Sebelum dan Sesudah Proses Konseling Indikator Gejala sebelum Sulit berkosentrasi Memendam kemaraham Kecewa dengan hidup Lemas / tidak bersemangat Terlihat Tidak terlihat Indikator Gejala setelah Sulit berkosentra si Memendam kemaraham Kecewa dengan hidup Lemas / tidak bersemanga t Terlihat Tidak terlihat Melamun Melamun Telapak tangan Telapak menjadi basah tangan dan lembab menjadi basah dan lembab Sehingga berdasarkan perubahan gejala yang dialami konseli baik yang konselor lakukan melalui wawancara kepada konseli maupun observasi tersebut dapat diketahui bahwa konseli mengalami penurunan gejala stres, sehingga dapat dikatakan bahwa proses bimbingan dan konseling islam terapi sabar yang diberikan konselor kepada konseli seorang ibu yang mengalami stres akibat sudden death pada anaknya adalah cukup berhasil.