2016 KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan waduk Jatigede merupakan strategi pemerintah untuk. mengatasi kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim penghujan

2015 ANALISA PENGISIAN AWAL WADUK (IMPOUNDING) PADA BENDUNGAN JATIGEDE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pradikta Prisma Waris Damier

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

2015 ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN

2015 PERGESERAN NORMA KESUSILAAN MASYARAKAT DESA SINDANGPANO KECAMATAN RAJAGALUH KABUPATEN MAJALENGKA PASCA PEMBANGUNAN WADUK LAPANGAN SINDANGPANO

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Sumedang merupakan salah satu daerah otonom yang ada di

OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA. Hendra Kurniawan 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pandang geologi. Wilayah ini dikontrol oleh hasil aktifitas tumbukan dua

Bab VI Analisa Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. berarti suatu proses di mana real per capita income dari satu negara meningkat

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

penambangan pasir. Sungai Bah Bolon adalah sungai yang terletak di Kabupaten

Bendungan Kuningan Mampu Menampung 25 juta m3, Sumber Irigasi dan Air Baku Baru di Pantura Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumberdaya alam yang terdapat di suatu wilayah pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 POLA ASUH ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA IBU YANG BERPROFESI BURUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim yang mana terdapat banyak kota berada di wilayah pesisir, salah satunya adalah Kota Pekalongan.

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. 9 Tubuh Air Jumlah Sumber : Risdiyanto dkk. (2009, hlm.1)

BAB VI PENUTUP. Penelitian ini menyajikan pengamatan di 1 bh lokasi PLTP yaitu PLTP

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Kuta Baru Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai terancam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahan Umum yang bergerak di bidang penyediaan air baku dan listrik bagi

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup umat manusia. pertanahan yang dilakukan oleh pemerintah. 1

2015 POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Distribusi bendungan besar di dunia (Icold 2005).

BAB VI PENUTUP. menyuarakan penolakannya. Penolakan yang didasari atas kearifan lokal terhadap

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meninggikan taraf muka air sungai dan membendung aliran sungai sehingga aliran

Konflik Sosial (Kasus Pada Pembangunan Bendungan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang Jawa Barat) * Oleh : Opan S.Suwartapradja **

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, Pelayanan Umum Bentuk Usaha. Pembangunan Proyek Nasional serbaguna Jatiluhur yang meliputi bendungan

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

Pembangunan Daerah Berbasis Pengelolaan SDA. Nindyantoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. skala nasional maupun internasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat serta

Abstrak. Kata kunci : investasi, CAPM, tingkat pengembalian saham, risiko.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN. negara berkembang tidak selalu mengalami kegagalan karena faktor-faktor

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lahan permukiman, jalan, industri dan lainnya. 1. hukum pertanahan Indonesia, negara berperan sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN. BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber bahan bakar minyak merupakan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Permasalahan Maksud Dan Tujuan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia dengan total

BAB I PENDAHULUAN. Raden Ario Wicaksono/

Manajemen Konflik dan Negosiasi Wajah Dalam Budaya. Kolektivistik (Konflik Pembangunan Bandara di Kulon Progo)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Proses perencanaan pembangunan yang bersifat top-down sering dipandang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan proses yang harus dilalui setiap negara dari

I. PENDAHULUAN. satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai, yang berfungsi menampung,

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan tempat manusia tinggal dalam upaya untuk meningkatkan status

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo termasuk salah satu kabupaten yang sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Tugas Akhir Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah dan Perbaikan Jaringan Irigasinya

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PT. Mettana (2015), Bendungan Jatigede mulai dibangun pada

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Kabupaten Sleman merupakan sektor yang. strategis dan berperan penting dalam perekonomian daerah dan

a. data jumlah penduduk yang akan dimukimkan kembali; b. kondisi sosial, ekonomi, dan budaya penduduk yang akan dimukimkan kembali;

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kota seringkali diidentikkan dengan berkembangnya

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seolah sudah menjadi tradisi tahunan yang wajib dirasakan apabila musim

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan upaya manusia dalam menggunakan sumber. daya alam dan lingkungan untuk meningkatkan taraf hidup.

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Pusat Penelitian Perubahan Iklim dan Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan perubahan yang terencana menuju suatu perbaikan. Pembangunan memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas seluruh aspek kehidupan masyarakat yakni aspek sosial, budaya, politik, dan ekonomi guna mewujudkan kesejahteraan sosial. Namun dalam pelaksanaannya tidaklah selalu berbanding lurus dengan apa yang diharapkan, karena segala perubahan terutama pembangunan selalu disertai dengan permasalahan bahkan konflik, khususnya dalam pembangunan Bendungan. Pembangunan bendungan melibatkan aspek lingkungan fisik berupa sumber daya lahan serta aspek sosial berupa sistem kependudukan sehingga memerlukan sistem administrasi berupa proses pembebasan lahan. Pada proses pembebasan lahan terdapat sejumlah permasalahan ataupun pertentangan yang mendorong terjadinya konflik, tentunya konflik tersebut harus disertai dengan upaya penyelesaiannya. Adapun salah satu contoh pembangunan bendungan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pembangunan Bendungan Jatigede di Desa Wado. Bendungan Jatigede terletak di Kabupaten Sumedang, sumber air bendungan berasal dari aliran Sungai Cimanuk di wilayah Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Bendungan ini disebut-sebut sebagai bendungan terbesar di Asia Tenggara. Pembangunan Bendungan Jatigede membawa implikasi penting bagi pembangunan nasional khususnya pembangunan regional Jawa Barat. Tujuan utama pembangunan bendungan Jatigede adalah untuk pengendalian banjir dan pengelolaan irigasi guna meningkatkan produktivitas di bidang pertanian, mengurangi resiko banjir di daerah hilir, serta mendorong perkembangan ekonomi berupa peningkatan pendapatan daerah melalui bidang pariwisata yang mencakup 4 kabupaten yaitu Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Majalengka. Pembangunan bendungan memiliki sejumlah tujuan, diantaranya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), irigasi dalam pengembangan sektor pertanian, pariwisata, pengendalian banjir, dan untuk air minum. 1

2 Pembendungan sungai menghasilkan listrik tenaga air dan mengurangi resiko perubahan iklim global (Fan, et.all, 2015). Pembangunan Bendungan Jatigede mengacu pada kebijakan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Barat No.598.82/SK.1266-Pem.Um/81 tanggal 16 September 1981 tentang penerbitan izin pembebasan tanah dan tata cara pengadaan lahan dan SK Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri dengan Menteri Pekerjaan Umum No.77 Tahun 1984/431/KPTS/1984 tanggal 5 November 1984 tentang pembangunan Bendungan Jatigede. Terdapat perbedaan yang terletak pada penentuan harga ganti rugi dari kedua dasar hukum tersebut, sehingga menimbulkan keresahan dalam pelaksanaan pembebasan lahan dan pembayaran ganti rugi. Aktivitas proyek pembangunan bendungan Jatigede belum berjalan secara optimal, karena pada pelaksanaannya sempat terhambat karena dihadapkan oleh beberapa kendala. Kendala-kendala tersebut muncul akibat permasalahan pembebasan lahan, dimana pemberian uang ganti rugi dan relokasi belum sesuai dan belum merata. Kondisi tersebut menimbulkan beragamnya pendapat penduduk terhadap pembangunan Jatigede, dimana terdapat masyarakat yang pro dan kontra, sehingga meningkatkan gejolak sosial di kalangan masyarakat khususnya masyarakat di Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang. Gejolak sosial tersebut pada akhirnya menimbulkan beragam permasalahan bahkan konflik sosial dalam masyarakat, khususnya masyarakat di Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang. Tabel 1.1 Data Wilayah dan Penduduk Desa Wado Yang Tergenang No Dusun Jumlah Penduduk 1 Buah Ngariung 457 orang 2 Maleber 434 orang Luas wilayah yang tergenang 145.62 ha Sumber: Hasil Data Penelitian Kualitatif (2016)

3 Desa Wado Kecamatan Wado merupakan salah satu wilayah yang terkena dampak pembangunan Bendungan Jatigede. Pada pelaksanaan upaya pembebasan lahan di Desa Wado muncul gejolak sosial dalam masyarakat, keberagaman respond dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi upaya pembebasan lahan mendorong terjadinya konflik. Konflik merupakan suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan disertai ancaman dan kekerasan Soekanto (2013, hlm. 35). Konflik-konflik tersebut diantaranya berupa aksi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat. Bentuk aksi demonstrasi pun beragam diantaranya ada yang dengan mengajukan petisi dan surat pernyataan complain kepada pihak Desa yang kemudian disampaikan ke pihak pemerintah pusat, kemudian ada yang melakukan aksi unjuk rasa ke sejumlah kantor pemerintah pusat, dan ada pula masyarakat yang memilih bertahan tinggal di permukiman yang merupakan lokasi genangan bendungan. Pembebasan lahan mengakibatkan peningkatan ketegangan sosial dan ketidakadilan yang mungkin memaksakan timbulnya ancaman jangka panjang untuk stabilitas dan pembangunan berkelanjutan (Qian, 2015). Pembebasan lahan untuk pembangunan bendungan Jatigede telah dilaksanakan sejak tahun 1982. Pembebasan lahan menunjukkan kesenjangan antara pihak mayoritas yang terlibat yakni investor dan masyarakat lokal. Pembebasan lahan menimbulkan permasalahan berupa eksploitasi penduduk yang tingkat pendidikannya rendah, masyarakat lokal dan pemilik tanah yang tidak mampu memahami, mengevaluasi dan menilai implikasi hukum, hak, dan dampak dari upaya pembebasan lahan (Tambang, et.all, 2016). Berdasarkan pembahasan diatas kondisi perubahan sosial dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh adanya konflik dan pembangunan dapat tergambar secara jelas. Pembangunan dapat memberikan dampak positif namun juga memberikan dampak negatif berupa adanya ketidakseimbangan dalam masyarakat, hal tersebut disebabkan oleh respon dan kesiapan masyarakat yang berbeda terhadap adanya pembangunan. Pembangunan bendungan memiliki banyak manfaat, terutama dalam konteks perubahan iklim dan peningkatan permintaan global untuk listrik. Namun juga memiliki dampak

4 negatif terhadap lingkungan, manusia, dan konsekuensi politik (Brown, et.all, 2009). Dalam upaya pembangunan melibatkan lingkungan yakni sumber daya lahan dan pada pelaksanaannya dibutuhkan sistem administratif yang terencana berupa upaya pembebasan lahan. Namun terdapat permasalahan yang muncul dari upaya pembebasan lahan diantaranya kehilangan lahan, hilangnya mata pencaharian, deskripsi kegiatan ekonomi, konflik terkait tanah yang rumit, dan relokasi ke daerah yang kurang berkembang (Mpogole, et.all, 2011). Hal tersebut dapat terlihat langsung dalam proses pembangunan Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang. Untuk mengetahui deskripsi proses pembebasan lahan pembangunan Jatigede di Desa Wado, maka dari itulah, peneliti tertarik untuk meneliti dan mengetahui hal tersebut. Diperlukan adanya upaya analisis mengenai kondisi faktual bagaimana proses pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede, kemudian faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi terjadinya konflik pembebasan lahan, kemudian dampak apa saja yang muncul dari adanya konflik pembebasan lahan, sehingga dapat ditemukan solusi yang tepat untuk menangani berbagai konflik pembebasan lahan serta permasalahan sosial yang dialami oleh masyarakat yang terkena dampak. Maka dari itu peneliti mengambil dan memilih judul KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah pokok penelitian ini, yaitu: Konflik pembebasan lahan proyek pembangunan bendungan Jatigede Di Desa Wado Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan sehingga mencapai sasaran berdasarkan tujuan yang diharapkan, maka peneliti merumuskan inti permasalahan dalam penelitian, yaitu: 1. Bagaimana proses pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede yang terjadi di Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang?

5 2. Apa saja faktor penyebab terjadinya konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede yang terjadi Desa Wado Kabupaten Sumedang? 3. Bagaimana dampak konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede yang terjadi di Desa Wado Kabupaten Sumedang? 4. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede di Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana konflik pembebasan lahan proyek pembangunan Bendungan Jatigede. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui proses pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede yang terjadi di Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang. b. Untuk mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede yang terjadi Desa Wado Kabupaten Sumedang. c. Untuk mengidentifikasi dampak konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede yang terjadi di Desa Wado Kabupaten Sumedang. d. Untuk menganalisis upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede di Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang? 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

6 1.4.1 Manfaat teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan dan bagi pengembangan ilmu sosiologi. b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang sosiologi pembangunan. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti sejenis di masa yang akan datang. 1.4.2 Manfaat praktis a. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan menambah pengetahuan mengenai konflik pembebasan lahan proyek pembangunan Bendungan Jatigede. b. Bagi peneliti dan pembaca Penelitian ini dapat memberi bekal pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat. c. Bagi Pemerintah Pusat Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan perencanaan pembangunan nasional agar lebih maksimal. d. Bagi Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan perencanaan pembangunan regional agar lebih maksimal. e. Bagi Tokoh Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat mengenai konflik pembebasan lahan proyek pembangunan Bendungan jatigede. f. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat mengenai konflik pembebasan lahan proyek pembangunan Bendungan jatigede.

7 1.5 Struktur Organisasi Struktur organisasi berisi tentang sistematika penulisan dari setiap bab dan sub-bab yang ada dalam penulisan skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab, yang didalamnya terdiri dari beberapa sub-sub bab. Sistematika dalam penyusunan skripsi ini meliputi: BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, identifikasi masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Latar belakang masalah memaparkan konteks penelitian yang dilakukan, mengapa peneliti tertarik meneliti permasalahan berdasarkan fakta-fakta, data-data, referensi, dan temuan penelitian sebelumnya. Dalam identifikasi masalah dan rumusan masalah, peneliti memaparkan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan khusus yang menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan. Kemudian manfaat penelitian dilihat dari salah satu aspek atau beberapa aspek yang berhubungan dengan konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede. BAB II Tinjauan pustaka Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumentasi dan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis. Dokumentasi dan data diperoleh dari studi literatur. Tinjauan pustaka berfungsi sebagai landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian. Selain itu kajian pustaka digunakan untuk membandingkan mengkontraskan dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang hendak dikaji dan dihubungkan dengan masalah yang sedang diteliti yaitu konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede. Konsep dan teori berhubungan dengan konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede. Penelitian terdahulu dan teori yang digunakan yaitu teori Konflik Karl Max dan Ralf Dahrendorf.

8 BAB III Metodologi Penelitian Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai konflik pembebasan lahan proyek pembangunan Bendungan Jatigede. Selain itu, dalam Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah UPI (2015, hlm. 28). BAB III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk beberapa komponen lainnya, yaitu desain penelitian, partisipan, pengumpulan data, analisis data, dan isu etik. BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini penulis memuat analisis data untuk menghasilkan temuan data dan pembahasan. Bagian pembahasan dan analisis data mengaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas sebelumnya. Hasil penelitian berupa informasi dan data yang diperoleh dari lapangan tentang konflik pembebasan lahan proyek pembangunan Bendungan Jatigede diantaranya adalah mengenai proses pembebasan lahan, faktor penyebab konflik pembebasan lahan, dampak adanya konflik pembebasan lahan, dan upaya untuk mengatasi konflik pembebasan lahan. Penulis mendeskripsikan secara jelas dan terurai agar hasil akurat dan sesuai dengan fakta. BAB V Penutup Pada bab ini berisikan simpulan dan rekomendasi. Penulis mencoba memberikan simpulan dan rekomendasi berupa saran sebagai penutup dari penelitian dan permasalahan yang telah dirumuskan dan diidentifikasi serta dikaji dalam skripsi ini. Saran tersebut akan diajukan kepada pihak-pihak yang terlibat seperti pemerintah, masyarakat lokal, dan peneliti selanjutnya yang akan meneliti lebih lanjut.