BAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penggunaan internet. Dalam setiap hal pasti memiliki kemanfaatan

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat, dan secepat mungkin. Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat pada bidang ekonomi. Teknologi juga telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social

Akademi Akuntansi YKPN. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. (Handayani, 2010 dalam Ratnaningsih, 2014). Teknologi informasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam setahun terakhir tercatat lebih dari 73 coffee shop tumbuh berkembang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berorientasi pada profit maupun nonprofit khususnya pada sektor

I. PENDAHULUAN. Proses-proses akuntansi suatu entitas dituntut harus bisa dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terutama

BAB I PENDAHULUAN. kapan dan ke mana manusia abad 21 akan bekerja. Pergeseran paradigma ini juga

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan teknologi informasi tidak bisa dipungkiri selalu mengalami kemajuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pekerjaan individual pemakai (Jogiyanto, 2007:18). Dalam memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai berbagai keperluan pemerintah dan pembangunan, antara

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri merupakan suatu kebutuhan yang penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Information and Communication Technology ( ICT ) yang. keuntungan yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mendirikan sekolah. Pola otonomi pendidikan yang. hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Jogiyanto, 2005 : 1). Sampai saat ini teknologi informasi (TI) telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kab. Sleman yang mengalami juga perkembangan pesat adalah distro. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. politik, dan sosial budaya, hingga hal-hal yang lebih spesifik

PENGUJIAN COGNITIVE ABSORPTION TERHADAP KEPERCAYAAN-KEPERCAYAAN PENGGUNA UNTUK BERBAGI INFORMASI DI LINGKUNGAN VIRTUAL WORLDS

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam waktu yang relatif singkat (Simamarta, 2006:5 dalam Sarasmitha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem informasi merupakan kombinasi teknologi dan aktivitas orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi yang sudah di modernisasi dan juga dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. Brata (2003) menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting

BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saling terintegrasi guna mendukung tercapainya suatu strategi bisnis, yakni

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet telah mengubah cara pandang, cara kerja dan

II. TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Sejak tahun 1980an, penelitian-penelitian sistem informasi telah mencoba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. telah membawa dunia ke era baru yang belum pernah terbayangkan

PENGARUH FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KEYAKINAN MANFAAT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (TI) pada zaman sekarang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin besar pula kebutuhan akan informasi. Penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menggunakan salah satu perdiktor dari TAM yaitu perceived ease of. use(persepsi kemudahan dalam menggunakan teknologi).

BAB I PENDAHULUAN. Prestridge (2012) menyatakan bahwa dengan pengembangan Teknologi

keputusan. Oleh karena itu perusahaan perlu memikirkan bagaimana caranya mencapai kesuksesan. Kemampuan pengelolaan informasi secara efektif di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. komputer (hardware, software) dengan teknologi komunikasi (data, image,

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat

PENGARUH INNOVATION DAN KNOWLEDGE BASED TRUST TERHADAP SIKAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION DALAM MENGGUNAKAN LAYANAN MOBILE BANKING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Logika dan Desain Pemrograman adalah salah satu mata kuliah yang ada

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

(Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Novita Panca Dewi J

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekali mengalami perubahan (Jogiyanto, 2008: 1). Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Penggunanya pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Akan tetapi tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, penggunaan internet di dalam kelas sebagai bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah satunya disebabkan oleh nilai pembelajaran secara online telah diakui dan diterima secara luas oleh seluruh civitas akademika (Saade dan Bahli, 2005). Pengaruh penggunaan internet atau web dalam dunia pendidikan telah mengubah kegiatan belajar mengajar, sehingga dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam dunia pendidikan, maka diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi para pengajar dan pelajar (mahasiswa) dalam melakukan proses transfer knowledge, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien. Pemanfaatan teknologi informasi khususnya internet yang dilakukan oleh perguruan tinggi secara langsung dapat mempengaruhi pola pengajaran dalam lingkungan pendidikan termasuk pengajaran akuntansi (Suwardjono, 1992). Suwardjono menyatakan bahwa komputer merupakan fenomena dan wujud teknologi yang tidak dapat dipisahkan lagi dengan akuntansi. Ditinjau dari sudut proses pengolahan data akuntansi, sifat pengolahan data akuntansi adalah sistematis, logis dan aritmetis (Suwardjono, 1992). Sifat semacam ini merupakan makanan empuk bagi komputer atau teknologi informasi dan dalam hal inilah akuntansi mengalami perubahan yang luar biasa. Oleh karena itu, pemahaman dan 1

pengembangan akuntansi tidak dapat mengabaikan perkembangan teknologi informasi. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa hampir semua perusahaan mengembangkan teknologi informasi untuk membantu kelancaran operasinya termasuk untuk akuntansinya. Sehingga di masa mendatang mungkin tidak akan lagi dijumpai sistem akuntansi manual untuk perusahaan menengah ke atas (Suwardjono, 1992). Hal tersebut tentu saja harus ada pendekatan baru dalam pengajaran akuntansi agar mereka yang belajar akuntansi tidak tergelincir untuk menguasai hal yang teknis sementara kita ketahui hal yang teknis tersebut dalam praktiknya akan diganti fungsinya oleh komputer atau teknologi informasi. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi menuntut perubahan dalam sikap dan wawasan para pengajar serta perubahan pola pengajaran akuntansi khususnya yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi internet (Suwardjono, 1992). Sebagai salah satu agen yang bertanggung jawab terhadap pengembangan ilmu termasuk ilmu akuntansi, perguruan tinggi yang ada di Indonesia seharusnya telah mengembangkan web site untuk menunjang proses pembelajaran maupun proses pengelolaan pendidikan. Sehingga mahasiswa dan dosen menjadi lebih terbiasa dalam menggunakan teknologi informasi. Integrasi sistem pembelajaran dengan sistem teknologi informasi mendorong para pelajar, pengajar, dan pengelola lembaga pendidikan untuk memahami dan memanfaatkan internet secara maksimal. Ketika dahulu proses pembelajaran khususnya pembelajaran akuntansi banyak dilakukan secara manual, saat ini peneliti melihat telah terjadi kecenderungan perubahan pengajaran yang lebih 2

menekankan pada pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat bantu. Sebagai contoh, mahasiswa mengerjakan tugas-tugas akuntansi (misal pembuatan laporan keuangan) dengan pengerjaannya menggunakan Microsoft Excel atau mengerjakan tugas siklus akuntansi dengan menggunakan software-software akuntansi seperti MYOB, Accurate atau Dac Easy Accounting. Selain itu, untuk memperoleh materi kuliah, mahasiswa dapat melakukan download materi pada basis data perguruan tinggi atau mahasiswa dapat juga mengumpulkan tugas melalui alamat email dosen tanpa harus bertemu dengan dosennya. Penerapan proses pembelajaran dengan teknologi internet atau yang biasa disebut e-learning, umumnya telah terjadi interaksi antara individu sebagai pengguna dengan teknologi informasi yang digunakan (komputer, internet atau web). Dalam berinteraksi dengan e-learning, para pengguna akan memiliki reaksi psikologi yang berbeda-beda antar individu terhadap kepercayaan-kepercayaan dan keberterimaan penggunaan e-learning. Oleh sebab itu, interaksi dengan e- learning mengakibatkan setiap individu, mau tidak mau, harus memahami dan mengerti mengenai penggunaan e-learning, sehingga dapat memberikan manfaat dan kemudahan bagi penggunanya. Menurut Hartono (2008b, hal 397), keberterimaan teknologi oleh pemakai individual tidak terlepas dari kepercayaan-kepercayaan (beliefs) pemakai terhadap teknologinya. Kepercayaan-kepercayaan mewakili struktur-struktur kognitif yang dikembangkan oleh individual setelah mengumpulkan, memproses dan mensintesis informasi tentang teknologi informasi, dan memasukkan penilaianpenilaian individual dari bermacam-macam hasil yang berkaitan dengan 3

penggunaan teknologinya. Kepercayaan-kepercayaan telah menunjukkan mempunyai dampak yang mendalam terhadap perilaku-perilaku individual. Selanjutnya, proses pembentukan kepercayaan-kepercayaan merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut (Agarwal, 2000, dalam Lewis dkk., 2003). Penelitian-penelitian sebelumnya yang melakukan pengujian terhadap kepercayaan-kepercayaan dalam menggunakan teknologi informasi tidak dapat dilepaskan dari model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model (Davis, 1989)). Technology Acceptance Model atau TAM merupakan salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi yang dianggap mampu untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi. Dalam model TAM, variabel-variabel yang termasuk sebagai kepercayaan-kepercayaan individu dalam penggunaan teknologi infromasi adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use). Sedangkan variabel yang mempengaruhi kepercayaan-kepercayaan dalam menggunakan teknologi informasi disebut sebagai variabel-variabel eksternal. Menurut Hartono (2008b, hal.124), variabelvariabel eksternal yang digunakan dapat dikategorikan misalnya, sebagai variabelvariabel individual, organisasi, budaya dan karakteristik-karakteristik tugas. Meskipun penelitian sebelumnya telah melacak faktor-faktor yang mendorong terjadinya kepercayaan-kepercayaan akan tetapi sebagian besar dari penelitian-penelitian tersebut hanya fokus pada suatu anteseden-anteseden yang spesifik dan terbatas saja (Agarwal dan Prasad, 1999; Venkatesh, 2000; Venkatesh dan Davis, 2000; dan Lewis dkk., 2003). Sedangkan Agarwal dan 4

Karahanna (2000) menyatakan bahwa penelitian sebelumnya mengenai faktorfaktor yang mendorong kepercayaan-kepercayaan tersebut hanya memfokuskan perhatiaannya pada centrality of beliefs dalam hasil-hasil penting, seperti sikapsikap dan penggunaan, serta masih sedikit yang menitikberatkan pada bagaimana kepercayaan-kepercayaan tersebut dibentuk. Dengan melakukan pengembangan terhadap model TAM, Agarwal dan Karahanna (2000) menambahkan konstruk penyerapan kognitif atau cognitive absorption (CA) yang merupakan keadaan individu tentang keterlibatan secara mendalam dengan software atau keadaan dari pengalaman menyeluruh (holistic experience) individual terhadap teknologi informasi. Tiga aspek dari cognitive absorption yang digunakan dalam penelitian Agarwal dan Karahanna (2000) adalah trait dimension called absorption (Tellegen, 1982; Tellegen dan Atkinson, 1974), the state of flow (Csikszentrnihalyi, 1990), dan the notion of cognitive engagement (Webster dan Ho, 1997). Mereka menyatakan bahwa cognitive absorption adalah penting untuk penelitian terhadap perilaku penggunaan teknologi karena cognitive absorption merupakan anteseden penting bagi kepercayaan-kepercayaan utama terhadap teknologi informasi, yaitu perceived usefulness dan perceived ease of use. Sebagai salah satu anteseden dari kepercayaan-kepercayaan individual tentang penggunaan teknologi informasi, konstruk cognitive absorption mulai diperkenalkan pada penelitian yang dilakukan oleh Agarwal dkk. (1997). Mereka menyatakan bahwa cognitive absorption membentuk kepercayaan-kepercayaan individual mengenai alat bantu dan kegunaan dari teknologi dalam memenuhi 5

tugas-tugas yang dihubungkan dengan pekerjaan. Pada tahun 2000, Agarwal dan Karahanna melakukan revisi terhadap model penelitian yang telah dilakukan oleh Agarwal dkk. (1997) dan menguji pengaruh cognitive absorption terhadap kepercayaan-kepercayaan individual, yaitu perceived usefulness dan perceived ease of use. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa cognitive absorption secara signifikan adalah penentu bagi kepercayaan-kepercayaan individu terhadap penggunaan teknologi infromasi. Dengan menggunakan Social Cognitive Theory (SCT) atau teori kognitif sosial (Bandura, 1986), Agarwal dan Karahanna (2000) menyajikan penjelasan yang sangat baik terhadap konsep cognitive absorption termasuk penggunaan 5 subkontruk. Walaupun teori kognitif sosial (Bandura, 1986) menjelaskan hubungan timbal balik antara lingkungan, kognitif dan perilaku, Agarwal dan Karahanna (2000) hanya mengidentifikasi anteseden dari cognitive absorption berdasarkan faktor individual saja, yaitu computer playfulness dan individual innovativeness (Zhang dkk, 2006; Chandra dkk., 2009; dan Chandra dkk, 2012). Penggunaan anteseden tersebut disebabkan karena mereka melakukan penelitian mengenai cognitive absorption dalam konteks perilaku individual terhadap penggunaan internet secara umum. Dengan tetap menggunakan teori kognitif sosial (Bandura, 1986) dalam menjelaskan fenomena yang terjadi dalam interaksi antara individu dengan teknologi internet, penelitian ini berusaha untuk mengembangkan model penelitian cognitive absorption yang dilakukan oleh Agarwal dan Karahanna (2000). Pengembangan model penelitian tersebut dilakukan dengan menambahkan 6

faktor-faktor yang berasal dari luar individu seperti pengaruh lingkungan sosial. Selain mengembangkan model cognitive absorption, penelitian ini dapat juga dikatakan merupakan pengembangan model penelitian yang dilakukan oleh Lewis dkk., (2003) mengenai beliefs model. Dalam penelitiannya, Lewis dkk., (2003) menggunakan pengaruh faktor individual, faktor sosial dan faktor institusional sebagai anteseden yang dapat mempengaruhi kepercayaan-kepercayaan individu dalam menggunakan internet. Hasil penelitian Lewis dkk., (2003) menunjukkan faktor sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kedua faktor kepercayaan yaitu kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian. Dengan menggunakan kedua model penelitian tersebut, penelitian ini setidaknya telah mengembangkan usulan penelitian yang dilakukan oleh Agarwal dan Karahanna (2000) mengenai penambahan variabel anteseden yang mempengaruhi cognitive absorption. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Chandra dkk. (2012) yang menyatakan bahwa masih belum banyak penelitian sebelumnya yang menguji faktor lingkungan sosial dan faktor individu sebagai anteseden bagi cognitive absorption dalam penelitian empiris tunggal. Selain menggunakan usulan dari kedua penelitian tersebut, alasan lain yang digunakan peneliti dalam menggabungkan kedua model penelitian tersebut adalah variabel independen yang digunakan dalam penelitian Lewis dkk., (2003) dipandang tepat untuk diuji kembali sebagai anteseden cognitive absorption khususnya pada penelitian penggunaan e-learning dengan sampel dosen. Dengan demikian dibandingkan penelitian yang dilakukan Agarwal dan Karahanna (2000) dan Lewis dkk., (2003) yang menggunakan konteks perilaku 7

penggunaan internet, penelitian ini lebih spesifik mengukur faktor individual, faktor sosial dan faktor institusional sebagai anteseden cognitive absorption dalam kepercayaan-kepercayaan pengguna pada pemanfaatan e-learning. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk mengisi kesenjangan yang terdapat dalam penelitian-penelitian sebelumnya khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi cognitive absorption. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan isu yang telah dijelaskan di atas, maka pertanyaan yang diajukan pada penelitian ini adalah Apakah komitmen manajemen puncak, faktor sosial dan faktor individu berpengaruh terhadap cognitive absorption dalam lingkup kepercayaan-kepercayaan individual terhadap pemanfaatan teknologi informasi yang digunakan dalam proses belajar-mengajar dengan sistem e- learning? 1.3. Batasan Masalah Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan berdasarkan pada teori dan literatur yang digunakan dalam mengembangkan model penelitian, yaitu: a. E-learning umumnya mengacu pada bentuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Beberapa istilah telah digunakan untuk mendeskripsikan metode pengajaran dan pembelajaran seperti yang 8

dimaksudkan di atas, yaitu online-learning, virtual learning, distributed learning, network, long distance learning dan web-based learnimg (Wentling, 2000, dalam Monalisa, 2009). Dalam penelitian ini, e-learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi berupa internet dalam mendukung proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas (bukan pembelajaran jarak jauh), seperti dosen menginstruksikan pengumpulan tugas melalui alamat email dosen, dosen menyediakan waktu konsultasi secara online, dan dosen memberikan materi kuliah yang dapat diunduh melalui database perguruan tinggi. Berdasarkan batasan definisi tersebut, media yang digunakan akan berpusat pada sistem teknologi informasi yang dikembangkan oleh situs web perguruan tinggi. b. Chandra dkk (2012) menyatakan bahwa penelitian cognitive absorption masih belum banyak yang menguji faktor individu dan faktor sosial sebagai anteseden yang berpengaruh terhadap cognitive absorption dalam penelitian empiris tunggal. Menurut teori kognitif sosial (Bandura, 1986) bahwa perilaku, kognitif dan lingkungan merupakan tiga faktor yang saling mempengaruhi satu sama lainnya (terdapat hubungan timbal balik). Oleh sebab itu, untuk mengisi kesenjangan (gap) yang ada dalam penelitian sistem teknologi informasi, maka penelitian ini menggunakan karakteristik individu dan lingkungan sebagai anteseden yang mempengaruhi secara langsung cognitive absorption. Selain itu, penelitian ini menambahkan faktor komitmen manajemen puncak yang berpengaruh secara langsung terhadap cognitive absorption. Penulis beranggapan bahwa kemampuan kognitif dosen (sampel 9

yang digunakan) dalam menggunakan teknologi e-learning selain dipengaruhi oleh kemampuan individu, juga akan dipengaruhi oleh hubungan antara dosen satu dengan dosen lainnya serta dipengaruhi juga oleh komitmen dan dukungan manajemen puncak dalam menyediakan fasilitas pendukung. c. Seperti telah dijelaskan oleh Davis (1989) bahwa TAM terdiri dari lima konstruk utama, yaitu kegunaan persepsian, kemudahan penggunaan persepsian, sikap terhadap perilaku menggunakan teknologi, niat perilaku menggunakan teknologi dan penggunaan teknologi sesungguhnya. Variabelvariabel yang mempengaruhi kepercayaan-kepercayaan (kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian) merupakan variabel-variabel eksternal dan biasa digunakan para peneliti untuk mengembangkan model TAM tersebut. Berdasarkan model TAM, maka penelitian ini hanya menggunakan konstruk kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian sebagai variabel dependen untuk menguji kepercayaankepercayaan penggunaan teknologi informasi dalam konteks e-learning dan variabel yang digunakan sebagai anteseden bagi kepercayaan-kepercayaan (beliefs) dalam penelitian ini adalah hanya satu variabel yang langsung berhubungan dengan kepercayaan tersebut, yaitu cognitive absorption. Selain itu penelitian ini juga meneliti pengaruh faktor komitmen manajemen puncak, faktor lingkungan sosial dan faktor individu terhadap cognitive absorption dalam penggunaan e-learning. 10

1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji secara empiris faktor-faktor, terutama pengaruh komitmen manajemen puncak, faktor sosial dan faktor individual (personal innovativeness dan playfulness), yang mempengaruhi cognitive absorption dalam pemanfaatan teknologi informasi yang digunakan dalam proses pembelajaran e-learning. 2. Untuk memberikan bukti empiris faktor-faktor, terutama pengaruh komitmen manajemen puncak, faktor sosial dan faktor individual (personal innovativeness dan playfulness), yang mempengaruhi cognitive absorption. 3. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh cognitive absorption terhadap faktor kepercayaan-kepercayaan (perceived ease of use dan perceived usefulness) dalam menggunakan e-learning. 1.5. Kontribusi Penelitian Kontribusi yang ingin diberikan dalam penelitian ini adalah kontribusi teoretis dan kontribusi praktis. Dari sisi teoritis, kontribusi yang diberikan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor pengaruh komitmen manajemen puncak, faktor lingkungan sosial dan faktor individu sebagai anteseden yang berpengaruh terhadap cognitive absorption. Dengan menambahkan faktor lingkungan dan pengaruh komitmen manajemen puncak, maka penelitian ini dapat mengembangkan usulan dari penelitian Agarwal dan Karahanna (2000) yang menyebutkan bahwa masih perlu diteliti variabel-variabel yang mempengaruhi 11

cognitive absorption. Kontribusi teoritis lainnya yang diberikan pada penelitian ini adalah dengan menambahkan konstruk cognitive absorption sebagai anteseden yang berpengaruh terhadap kepercayaan-kepercayaan dalam menggunakan teknologi informasi, maka penelitian ini dapat mengembangkan model penelitian TAM (Davis, 1989) dan beliefs model (Lewis dkk., 2003). Kontribusi praktis yang ingin diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian ini dapat digunakan sebagai petunjuk bagi para pengambil keputusan di masing-masing perguruan tinggi yang menjadi sampel penelitian untuk menerapkan pengembangan sistem teknologi dalam tujuan proses belajar-mengajar dengan sistem e-learning. Kedua, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki praktek e-learning yang telah berjalan di masing-masing perguruan tinggi yang menjadi tempat penelitian ini. Ketiga, penelitian ini dapat juga dijadikan informasi masukan dalam menentukan kebijakan yang dilakukan perguruan tinggi, khususnya manajemen puncak perlu memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kognitif masing-masing individu (dosen) untuk mendukung kesuksesan penggunaan e-learning. 1.6. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, batasan masalah, kontribusi penelitian dan sistematika pembahasan. 12

BAB II : Kajian Literatur dan Pengembangan Hipotesis Bab ini menjelaskan tentang konsep dan teori yang relevan dengan topik penelitian yang dilakukan serta temuan-temuan empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya. Bab ini juga akan menguraikan model penelitian yang digunakan serta pengembangan hipotesis yang diuji dalam penelitian. BAB III : Metoda Penelitian Menguraikan mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, metoda pengumpulan data, pilot study, defenisi operasional dan pengukuran variabel, serta berbagai prosedur analisis data yang dilakukan. BAB IV : Analisis Data dan Hasil Penelitian Bab ini berisikan hasil pengujian model, hasil analisis data, serta pengujian hipotesis dan temuan-temuan dalam penelitian. BAB V : Penutup Bab ini berisi simpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, implikasi manajerial, dan arahan untuk penelitian selanjutnya. 13