BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, pengukuran nilai perusahaan dan nilai pemegang saham telah bergeser kepada parameter yang berbasis aliran kas bebas (free Cash Flow) karena parameter ini dipandang lebih transparan dan relatif sulit untuk direkayasa. Terlepas dari keunggulan tersebut, kandungan informasi aliran kas bebas masih menjadi perdebatan diantara para peneliti, terutama menyangkut pertanyaan apakah aliran kas bebas dapat sebagai determinan bagi nilai pemegang saham ataukah sebaliknya (Sasongko, dkk, 2012). Arieska dan Gunawan (2011) tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran politik para pemegang saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan kepentingan yang berkenaan dengan perusahaan. Pemegang saham akan cenderung memaksimalkan nilai saham dan memaksa manajer untuk bertindak sesuai dengan kepentingan mereka melalui pengawasan yang mereka lakukan. Kreditor disisi lain cenderung akan berusaha melindungi dana yang sudah mereka investasikan. Manajer juga memiliki dorongan untuk mengejar kepentingan pribadi mereka. Maka tidak akan menutup kemugkinan untuk para manajer melakukan investasi walaupun investasi tersebut tidak dapat memaksimalkan nilai pemegang saham. Konflik kepentingan antara pemegang saham dengan manajer dapat timbul jika manajer bertindak untuk mengejar kepentingannya sendiri demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan kepentingan para pemegang saham (wardani dan Siregar 2009). Pengeluaran yang dilakukan oleh pemegang saham
sebagai pengambil keputusan dalam perusahaan cenderung konsumtif dan tidak produktif. Bahkan manajer kadang membuat keputusan yang menguntungkan diri mereka sendiri untuk mendapatkan kepuasan pribadi mereka sendiri. Masalah keagenan dapat disebabkan oleh keberadaan aliran kas bebas. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Manajer mempunyai keinginan dana yang ada digunakan untuk memperbesar perusahaan melebihi ukuran optimalnya sehingga mereka tetap melakukan investasi meskipun investasi tersebut memberikan net present value negatif. Sedangkan para pemegang saham menginginkan sisa dana tersebut dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraan. Bagi pemegang saham, keputusan tersebut tersebut dinilai sebagai keputusan yang tidak berpihak kepada pemegang saham (Arieska dan Gunawan, 2011). Jensen (1986) dalam Wardani dan Siregar (2009) mendefinisikan aliran kas bebas sebagai kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki nilai bersih sekarang positif. Aliran kas bebas mencerminkan keleluasaan perusahaan dalam melakukan investasi tambahan, melunasi hutang, membeli saham treasury atau menambah likuiditas, sehingga aliran kas bebas yang tinggi mengindikasikan kinerja perusahaan yang tinggi. Berdasarkan prediksi, harga saham akan meningkat jika perusahaan membayar atau berjanji untuk membayar kelebihan kas yang dimiliki kepada pemegang saham. Dengan kata lain, peningkatan pembayaran deviden dalam bentuk deviden kas akan menghasilkan respon yang positif pada harga saham dalam jangka pendek. Penelitian Sasongko, dkk (2012) mengenai pengaruh aliran kas bebas positif dan negatif, devidn dan leverage terhadap nilai pemegang saham menyimpulkan bahwa aliran kas bebas memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham.
Keputusan pendanaan mempengaruhi perilaku manajer dalam situasi tertentu, perilaku ini mempengaruhi nilai dari suatu perusahaan. Haruman (2008) menyatakan bahwa semakin besar dana yang dimiliki oleh perusahaan, maka semakin besar kesempatan investasi yang bisas dilakukan oleh perusahaan. Pendanaan dalam penelitian ini merupakan pendanaan dari luar (hutang). Semakin besar hutang yang dimiliki perusahaan, akan semakin besar dana yang dimiliki oleh perusahaan. Namun di sisi lain, penambahan hutang akan menambah beban bunga perusahaan. Beban bunga ini akan mengurangi beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan sebagai efek dari tax deductible. Menurut Fama dan French (1998) dalam Wijaya (2010) Investasi yang dihasilkan dari leverage memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Apabila perusahaan tidak mempunyai dana internal untuk memenuhi dana tersebut, maka perusahaan dengan prospek yang baik akan cenderung mempergunakan hutang sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan pembayaran deviden dalam jangka pendek. Baskin (1989) dan Adedeji (1998) dalam Haruman (2008) menyimpulkan bahwa jika perusahaan menggunakan hutang sebagai alternatif kebutuhan untuk pembayaran dividen maka nilai perusahaan akan meningkat. Rozeff (1982) dalam Haruman (2008) yang menganggap bahwa dividen nampaknya memiliki atau mengandung informasi (informational content of dividend) atau sebagai isyarat prospek perusahaan. Kebijakan dividen ini merupakan corporate action yang penting yang harus dilakukan perusahaan kebijakan tersebut dapat menentukan berapa banyak keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham. Keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham ini akan menentukan kesejahteraan para pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka
kinerja emiten atau perusahaan akan dianggap semakin baik pula dan pada akhirnya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dianggap menguntungkan dan tentunya penilaian terhadap perusahaan tersebut akan semakin baik pula, yang biasanya tercermin melalui tingkat harga saham perusahaan. Penelitian Gordon (1963) & Bhattacharya (1979), Myers & Majluf (1984) dalam Haruman (2008) Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal sebagai sinyal harapan manajemen tentang akan membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Arieska dan Gunawan (2011) berdasarkan penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pada pengujian secara serentak (Uji F), variabel aliran kas bebas, keputusan pendanaan, set kesempatan investasi, dividen, moderasi aliran kas bebas dengan set kesempatan investasi, moderasi aliran kas bebas dengan deviden, moderasi keputusan pendanaan dengan set kesempatan investasi, moderasi keputusan pendanaan dengan deviden dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham. Pada pengujian secara parsial (Uji T), variabel moderasi aliran kas bebas dengan set kesempatan investasi, moderasi aliran kas bebas dengan deviden, moderasi keputusan pendanaan dengan set kesempatan investasi menunjukan hasil signifikan, tetapi variabel keputusan pendanaan dan moderasi keputusan pendanaan dengan deviden tidak menunjukan hasil yang signifikan. Sasongko, dkk (2012) dalam penelitiannya dapat disimpulkan bahwa aliran kas bebas memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham. Aliran kas bebas positif tidak berpengaruh terhadap penciptaan nilai pemegang saham, sedangkan aliran kas bebas negatif memberikan pengaruh signifikan positif terhadap nilai pemegang saham.
Haryadi (2013) menyimpulkan bahwa secara parsial, aliran kas bebas memberikan pengaruh kas negatif terhadap nilai pemegang saham, keputusan pendanaan memberikan pengaruh negatif terhadap nilai pemegang saham. Secara simultan, aliran kas bebas dan keputusan pendanaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai pemegang saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Aliran kas bebas dan keputusan pendanaan yang diputuskan oleh perusahaan sebagai referensi yang tepat dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi pada saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu investoir juga harus mempertimbangkan faktor lain seperti kondidi ekonomi, peraturan pemerintah dan persaingan perusahaan domestik dan asing yang terjadi serta faktor-faktor eksternal yang lain. Penelitian ini mengacu pada penelitian Arieska dan Gunawan (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada tahun periode. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena untuk memberikan informasi mengenai perusahaan manufaktur dalam penelitian tentang arus kas bebas dan keputusan pendanaan terhadap nilai pemegang saham dengan set kesempatan investasi dan deviden sebagai variabel moderasi. Serta dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah aliran kas bebas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai pemegang saham? 2. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai pemegang saham?
3. Apakah set kesempatan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai pemegang saham? 4. Apakah deviden berpengaruh signifikan positif terhadap nilai pemegang saham? 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada pengaruh aliran kas bebas, keputusan pendanaan, set kesempatan investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk : 1. Memperoleh bukti empiris bahwa aliran kas bebas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai pemegang saham. 2. Memperoleh bukti empiris bahwa keputusan pendanaan berpengaruh signifikan signifikan terhadap nilai pemegang saham. 3. Memperoleh bukti empiris bahwa set kesempatan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai pemegang saham. 4. Memperoleh bukti empris bahwa deviden berpengaruh positif signifikan terhadap nilai pemegang saham. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak seperti: 1. Bagi Investor Agar penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam keputusan berinvestasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 2. Bagi Akademisi
Agar penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti serta penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi penelitian yang berkaitan dengan akuntasi keuangan serta hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna bagi sivitas akademika.