ANALISIS BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK SAFARY MILK Nama : Syaifi Tirza Dayanara NPM : 27212246 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Syntha Noviyana, SE., MMSI Diajukan guna melengkapi syarat untuk mencapai gelar Jenjang Strata Satu Jurusan Akuntansi SEMINAR PENULISAN SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016
LATAR BELAKANG Tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya agar kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan dari waktu ke waktu. Untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, perusahaan perlu menyusun perencanaan laba yang baik. Manajemen dituntut untuk menghasilkan keputusankeputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Rumusan Masalah : 1. Berapa penjualan yang harus dipertahankan agar Safary Milk tidak mengalami kerugian? 2. Berapa jumlah penjualan minimal yang harus dicapai pada jumlah laba yang direncanakan Safary Milk? 3. Berapa besar margin of safety agar jumlah penjualan Safary Milk boleh berkurang dari rencana semula, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian? 4. Bagaimana akibat dari perubahan elemen penentu break even point terhadap perencanaan laba pada Safary Milk? Tujuan Penelitian : 1. Mengetahui dan menganalisis penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 2. Mengetahui dan menganalisis jumlah penjualan minimal yang harus dicapai pada jumlah laba yang direncanakan. 3. Mengetahui dan menganalisis margin of safety agar jumlah penjualan Safary Milk dapat berkurang dari rencana semula, tetapi perusahaan tidak mengalami kerugian. 4. Mengetahui dan menganalisis akibat dari perubahan elemen penentu break even point terhadap perencanaan laba.
METODE PENELITIAN OBJEK PENELITIAN SUMBER DATA Safary Milk JENIS DATA Data Primer Data Kuantitatif
Keterangan Susu Coklat Susu Stroberi Total Unit yang terjual 23.200 21.076 44.276 Harga Jual Rp 7.500 Rp 8.000 Penjualan Rp 174.000.000 Rp 168.608.000 Rp 342.608.000 Biaya Variabel Rp 144.006.400 Rp 136.446.400 Rp 280.452.800 CM Rp 29.993.600 Rp 32.161.600 Rp 62.155.200 Biaya Tatap Rp 27.611.313 Rp 25.487.366 Rp 53.098.679 Laba Bersih Rp 2.382.287 Rp 6.674.234 Rp 9.056.521
Perubahan Komposisi Penjualan Produk Tabel 4.9 Komposisi Anggaran Penjualan Penjualan tahun 2015 sebelum ada perubahan Produk Jumlah Komposisi Susu Coklat Susu Stroberi (%) 23.200 52% 21.076 48% Total 44.276 100% Jika jumlah produk susu coklat bertambah 25% dan susu stroberi tetap, maka perhitungan BEP: Tabel 4.10 Komposisi Anggaran Penjualan Penjualan tahun 2015 setelah ada perubahan 25% pada produk susu coklat Produk Jumlah Komposisi (%) Susu Coklat 29.000 58% Susu Stroberi 21.076 42% Total 50.076 100%
Tabel 4.11 Anggaran penjualan susu coklat bertambah 25% dan susu stroberi tetap tahun 2015 Keterangan Susu Coklat Susu Stroberi Total Unit yang terjual 29.000 21.076 Harga jual Rp 7.500 Rp 8.000 Penjualan Rp 217.500.000 Rp 168.608.000 Rp 386.108.000 Biaya variabel Rp 180.008.400 Rp 136.446.400 Rp 316.454.800 CM Rp 37.491.600 Rp 32.161.600 Rp 69.653.200 Biaya tetap Rp 27.611.313 Rp 25.487.366 Rp 53.098.679 Laba bersih Rp 9.880.287 Rp 6.674.234 Rp 16.554.521
Jika jumlah produk susu stroberi bertambah 25% dan susu coklat tetap, maka perhitungan BEP: Tabel 4.12 Komposisi Anggaran Penjualan Penjualan tahun 2015 setelah ada perubahan pada produk susu stroberi Produk Jumlah Komposisi Susu Coklat 23.200 47% Susu Stroberi 26.345 53% Total 49.545 100%
Tabel 4.11 Anggaran penjualan susu streoberry bertambah 25% dan susu stroberi tetap tahun 2015 Keterangan Susu coklat Susu stroberi Total Unit yang terjual 23.200 26.345 Harga jual Rp 7.500 Rp 8.000 Penjualan Rp 174.000.000 Rp 210.000.000 Rp 384.000.000 Biaya variabel Rp 144.006.400 Rp 170.558.000 Rp 314.564.400 CM Rp 29.993.600 Rp 39.442.000 Rp 69.435.600 Biaya tetap Rp 27.611.311 Rp 25.487.366 Rp 53.098.679 Laba bersih Rp 2.282.287 Rp 13.954.634 Rp 16.236.921
Perubahan Biaya Tetap Tabel 4.15 Perubahan biaya tetap naik 5% pada produk susu coklat tahun 2015 Keterangan Sebelum Sesudah Unit yang terjual 23.200 23.200 Harga jual Rp 7.500 Rp 7.500 Penjualan Rp 174.000.000 Rp 174.000.000 Biaya variabel Rp 144.006.400 Rp 144.006.400 CM Rp 29.993.600 Rp 29.993.600 Biaya tetap Rp 27.611.313 Rp 28.991.878 Laba bersih Rp 2.382.287 Rp 1.001.722
Tabel 4.16 Perubahan biaya tetap naik 5% pada produk susu stroberi tahun 2015 Keterangan Sebelum Sesudah Unit yang terjual 21.076 21.076 Harga jual Rp 8.000 Rp 8.000 Penjualan Rp 168.608.000 Rp 168.608.000 Biaya variabel Rp 136.446.400 Rp 136.446.400 CM Rp 32.161.600 Rp 32.161.600 Biaya tetap Rp 25.487.366 Rp 26.761.734 Laba bersih Rp 6.674.234 Rp 5.399.866
Perubahan Harga Jual Keterangan Susu coklat Susu stroberi Total Unit yang terjual Tabel 4.17 Anggaran penjualan tahun 2015 sesudah adanya kenaikan harga jual sebesar 7% 23.200 21.076 Harga jual Rp 8.025 Rp 8.560 Penjualan Rp 186.180.000 Rp 180.410.560 Rp 366.590.560 Biaya variabel Rp 144.006.400 Rp 136.446.400 Rp 280.452.800 CM Rp 42.173.600 Rp 43.964.160 Rp 86.137.760 Biaya tetap Rp 27.611.313 Rp 25.487.366 Rp 53.098.679 Laba bersih Rp 14.562.287 Rp 18.476.794 Rp 33.039.081
Tabel 4.18 Anggaran penjualan tahun 2015 sesudah adanya penurunan harga jual sebesar 7% Keterangan Susu coklat Susu stroberi Total Unit yang 23.200 21.076 terjual Harga jual Rp 6.975 Rp 7.440 Penjualan Rp 161.820.000 Rp 156.805.440 Rp 318.625.440 Biaya variabel Rp 144.006.400 Rp 136.446.400 Rp 280.425.800 CM Rp 17.813.600 Rp 20.359.040 Rp 38.172.640 Biaya tetap Rp 27.611.313 Rp 25.487.366 Rp 53.098.679 Laba bersih (Rp 9.797.713) (Rp 5.128.326) (Rp 14.926.039)
Perubahan Biaya Variabel Tabel 4.19 Anggaran penjualan tahun 2015 sesudah adanya kenaikan biaya variabel susu coklat sebesar 5% Keterangan Sebelum Sesudah Unit yang terjual 23.200 23.200 Harga jual Rp 7.500 Rp 7.500 Penjualan Rp 174.000.000 Rp 174.000.000 Biaya variabel Rp 144.006.400 Rp 151.206.720 CM Rp 29.993.600 Rp 22.793.280 Biaya tetap Rp 27.611.313 Rp 27.611.313 Laba bersih Rp 2.832.287 (Rp 4.818.033)
Tabel 4.20 Anggaran penjualan tahun 2015 sesudah adanya kenaikan biaya variabel susu stroberi sebesar 5% Keterangan Sebelum Sesudah Unit yang terjual 21.076 21.076 Harga jual Rp 8.000 Rp 8.000 Penjualan Rp 168.608.000 Rp 168.608.000 Biaya variabel Rp 136.446.400 Rp 143.268.720 CM Rp 32.161.600 Rp 25.339.280 Biaya tetap Rp 25.487.336 Rp 25.487.336 Laba bersih Rp 6.674.234 (Rp 148.086)
Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan menggunakan alat analisis break even point, maka nilai jumlah penjualan yang harus dipertahankan oleh perusahaan pada tahun 2015 secara total adalah sebesar Rp 294.992.661. Sedangkan untuk masing-masing produk nilai break even point yang harus dipertahankan yakni susu coklat sebesar Rp 162.419.488 dan susu stroberi sebesar Rp 134.144.031. 2. Menentukan target keuntungan atau profit margin bagi perusahaan salah satu perencanaan yang dilakukan manajemen perusahaan. Tahun 2015 perusahaan menetapkan profit margin atau target keuntungan sebesar 10%. Dengan target keuntungan tersebut dapat diketahui penjualan minimal total yang harus dicapai perusahaan adalah sebesar Rp 663.733.487. Untuk pernjualan minimal masingmasing produk yakni susu coklat adalah sebesar Rp 337.089.696 dan susu stroberi adalah sebesar Rp 326.643.790. 3. Dari data BEP dan anggaran penjualan peusahaan tahun 2015, margin of safety total agar jumlah penjualan produk susu Safary Milk boleh berkurang dari rencana semula sehingga perusahaan tidak menderita rugi adalah sebesar 13% atau sebesar Rp 44.539.040. Pada masing-masing produk, total penjualan yang boleh berkurang adalah sebesar 6% atau Rp 10.440.000 untuk susu coklat dan sebesar 20% atau Rp 33.721.600 untuk susu stroberi. 4. Elemen yang menentukan break even point yaitu: perubahan komposisi penjualan, perubahan biaya tetap, perubahan harga jual, dan perubahan biaya variabel. Apabila salah satu faktor berubah (tanpa mempengaruhi faktor lain) maka akan mempengaruhi jumlah BEP.
Saran - Jika perusahaan menginginkan kenaikan pada biaya tetap dan biaya variabel. Maka perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan penjualan pada masingmasing produk agar tidak menderita kerugian. Peningkatan penjualan yang tinggi harus ditunjang dengan strategi pemasaran yang baik. Dalam hal ini strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menambah varian rasa pada produksi susu, melakukan perluasan pasar dan bekerja sama dengan supplier bahan baku, agar perusahaan tidak kesulitan dalam memperoleh bahan baku dengan harga yang sesuai.
TERIMA KASIH