BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB I. Pendahuluan UKDW

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB Ι PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman musik Kristiani di Indonesia kian lama juga

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan

Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini.

PERSEPSI JEMAAT TERHADAP MUSIK IRINGAN DALAM IBADAH DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) SRAGEN

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Permasalahan. I.1.1 Latar Belakang

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

Bab 3. Praktek Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI Pecangaan. musik gerejawi yang ada di Gereja Kristen Muria Indonesia Pecangaan berdasarkan

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja

ANALISIS PERMAINAN FILLER KEYBOARD PADA IBADAH KEBAKTIAN UMUM (KBU) DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) GEJAYAN YOGYAKARTA

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk

RINGKASAN HASIL SURVEI, 24 JULI 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

PROGRAM KERJA KOMISI LANJUT USIA ( LANSIA ) GKI SUMUT MEDAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah bukan hanya berkaitan dengan sebuah bernyanyi dan berdoa, nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)

MODEL PEMBELAJARAN PADUAN SUARA ANAK SEKOLAH MINGGU PHILEO DI GEREJA KRISTEN JAWA DAYU YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL. Tugas Akhir S-1 Seni Musik.

2

PENDAHULUAN. Lahirnya Kekristenan maupun Gereja tidak lepas dari peran serta tiga

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I. Pendahuluan. Gereja Bethel Indonesia Pahlawan, Magelang lahir pada bulan maret 2001 di kota UKDW

BAND SEBAGAI MUSIK PENGIRING IBADAH DI GEREJA BAPTIS INDONESIA NGADINEGARAN YOGYAKARTA

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA

Minggu, 27 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB IV Musik gamelan sebagai bagian dari Liturgi ibadah. ibadah, sehingga suasana dalam ibadah semakin semangat dan bergairah.

Bab 2 Nyanyian dan Musik Gerejawi dalam Ibadah Kristen

Liturgi Minggu Nuansa Pemuda. Hidup Bergairah dalam Sukacita dan Kegembiraan Tuhan. GKI Bintaro Utama 30 Agustus 2015 Pukul 17.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

(Aplikasi Pelayanan Proyek Program Sabda)

Di Dalam Tuhan Jerih Lelah Kita Tidak Sia-sia

@UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam

LITURGI KEBAKTIAN BINA IMAN WARGA GEREJA (BIWG) GKI GUNUNG SAHARI DIPANGGIL UNTUK MEMILIH MINGGU VI SESUDAH EPIFANI, 12 FEBRUARI 2017

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

3. VOTUM PL : Ibadah ini berlangsung dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. J : (Menyanyikan) A----min, amin, a---min.

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Alangkah Baik dan Indahnya KMM 81:1-3. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30

GPIB Immanuel Depok Minggu, 27 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2

BAB I PENDAHULUAN. 2000), hal.2. 1 Emanuel Gerit Singgih, Berteologi dalam Konteks (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

Jemaat EKKLESIA di DKI JAKARTA Jl. Kalibata Timur I No.41 Jakarta Selatan 12740

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BIDANG IBADAH & KEBERSAMAAN KOMISI MUSIK

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS

Minggu, 10 September 2017 Pk , 08.00, & WIB

TESIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN ORANG TUA BEDA AGAMA DI JEMAAT GKMI SALATIGA

Minggu, 19 November 2017

2) Nada-nada sumbang dan sendu disebabkan dosaku; Yesus sudah menggantikannya jadi kidung yang merdu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

Pnt. : Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata:

BABI PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia dilahirkan dengan suatu keinginan untuk beragama.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lih. Kis 18:1-8 2 The Interpreter s Dictionary of the Bible. (Nashville : Abingdon Press, 1962). Hal. 682

GPIB Immanuel Depok Minggu, 23 Juli 2017 TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : Doa Pribadi Umat Latihan Lagu-lagu baru Doa para

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

Bab I Pendahuluan UKDW

PELAYANAN GEREJA TUHAN

Gereja Menyediakan Persekutuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibadah dan Pemilihan Repertoar

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Bermegah Dalam Allah Roma 5 : 1-11

BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN TENTANG PERANAN MUSIK DALAM IBADAH MINGGU DI JEMAAT GKMI SALATIGA DARI PERSPEKTIF PSIKO-TEOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I. PERMASALAHAN I.1. Masalah Ibadah adalah salah bentuk kehidupan bergereja yang tidak terlepas dari nyanyian gerejawi. Nyanyian di dalam sebuah ibadah mempunyai beberapa fungsi yang penting, misalnya sebagai sarana untuk memuji Tuhan, menyatakan iman kepada Tuhan, mengucap syukur, menyatakan tekad, menyatakan kebesaran Tuhan kepada orang lain. Nyanyian itu sendiri tidak terlepas dari musik karena nyanyian tanpa musik akan menjadi sebuah nyanyian yang hambar. Musik mempunyai kekuatan tersendiri dalam ibadah Kristen. 1 Kekuatan musik dalam sebuah ibadah terletak dalam kemampuan untuk mengekspresikan perasaan dan untuk mengobarkan semangat. Dengan irama musik yang cepat, dinamis, maka orang yang mendengarkan atau menyanyikan sebuah lagu dengan iringan musik jenis ini, akan dipengaruhi keadaan emosionalnya menjadi semangat, bersukacita. Demikian juga dengan irama yang lambat, orang akan dapat merasakan suasana yang teduh, khidmat. Musik gerejawi mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan budaya. Musik gerejawi yang biasanya hanya memakai organ saja, mulai mengalami perkembangannya. Di GKI Klaten, musik yang pertama kali digunakan ialah dengan menggunakan organ. Corak musik yang dihasilkan dengan penggunaan organ ialah musik yang khidmat, yang mendayu-dayu. Kemudian mulai digunakan alat musik yang lain, seperti piano, gitar, dan band. Nyanyian yang semula hanya Kidung Jemaat dan Nyanyian Kidung Baru bertambah dengan adanya nyanyian pop gerejawi. Bahkan ada kecenderungan, generasi muda di GKI Klaten, khususnya anggota jemaat kategori remaja kurang mengenal nyanyian-nyanyian dalam Kidung Jemaat dan Nyanyian Kidung Baru. Perubahan tersebut membuat anggota jemaat perlu menentukan sikapnya terhadap nyanyian gerejawi. Sikap yang dapat muncul antara lain tetap bertahan pada nyanyian tradisional gerejawi, dan sebaliknya meninggalkan nyanyian tradisional gerejawi atau dengan kata lain memilih nyanyian pop gerejawi. Kedua sikap tersebut muncul di jemaat GKI Klaten. Ada anggota jemaat yang tetap bertahan pada nyanyian tradisional gerejawi, tetapi ada juga anggota jemaat yang 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer, hal.1. 1

lebih memilih nyanyian pop gerejawi sehingga mereka membentuk persekutuan sendiri yang bernama Persekutuan Doa Hujan Akhir. Persekutuan Doa Hujan Akhir merupakan sebuah persekutuan yang berada di luar program kerja GKI Klaten. Perbedaan tipe ibadah Kebaktian Umum dengan Kebaktian Remaja menyebabkan penggunaan nyanyian gerejawi yang berbeda. Kebaktian Umum menggunakan tipe ibadah liturgikal dengan nyanyian tradisional gerejawi, sedangkan Kebaktian Remaja menggunakan tipe ibadah non-liturgi dengan nyanyian pop gerejawi. Ketika anggota jemaat dari Kebaktian Remaja sudah cukup umur untuk pindah ke Kebaktian Umum, penggunaan tipe ibadah dan nyanyian yang berbeda dapat membuat anggota jemaat tersebut mengalami keterasingan dalam Kebaktian Umum. Jikalau dalam Kebaktian Umum digunakan nyanyian tradisional gerejawi, maka ada kemungkinan anggota jemaat yang menyukai nyanyian pop gerejawi berpindah ke gereja lain atau membentuk persekutuan sendiri. Sebaliknya juga demikian, jikalau dalam Kebaktian Umum digunakan nyanyian pop gerejawi, maka anggota jemaat yang menyukai nyanyian tradisional gerejawi kemungkinan akan protes atau tidak mau datang ke kebaktian lagi. Komisi Musik GKI Klaten telah melakukan beberapa cara untuk membuat jembatan antara nyanyian tradisional gerejawi dengan nyanyian pop gerejawi. Yang pertama, dibentuk kebaktian di hari Sabtu. Tetapi karena kurangnya pengelolaan, maka kebaktian hari Sabtu berhenti. Yang kedua, pada kebaktian sore, jam. 17.00 WIB, mulai digunakan instrumen musik selain organ, yaitu band, gitar dengan piano, keyboard. Biasanya pemakaian musik ini dilakukan sebulan sekali. Anggota jemaat GKI Klaten yang terlibat secara signifikan dalam penentuan sikap terhadap nyanyian gerejawi ialah anggota jemaat remaja dan anggota jemaat dewasa. Yang dimaksud dengan anggota jemaat remaja ialah anggota jemaat yang mengikuti Kebaktian Remaja. Sedangkan, anggota jemaat dewasa ialah anggota jemaat yang aktif mengikuti Kebaktian Umum. Dikatakan aktif bila minimal tiga kali dalam sebulan mengikuti kebaktian. Anggota jemaat dewasa terbiasa terdidik dalam nyanyian tradisional gerejawi, dan proses pendidikan tersebut berlangsung lama sehingga mengakar dalam diri. Sedangkan anggota 2

jemaat remaja GKI Klaten tidak terlalu terbiasa dengan nyanyian tradisional gerejawi. Di dalam setiap Kebaktian Remaja, nyanyian-nyanyian yang digunakan ialah nyanyian pop gerejawi. Nyanyian pop adalah sebuah nyanyian yang enak didengar, kata-katanya mudah dimengerti. Biasanya melodi-melodinya adalah melodi-melodi yang sederhana dan yang mudah dipelajari. Perbedaan nyanyian antara anggota jemaat dewasa dan anggota jemaat remaja dapat menimbulkan masalah. Permasalahan yang dapat timbul bagi anggota jemaat remaja ialah mereka dapat tidak mengetahui bentuk ibadah liturgikal dan nyanyian tradisional gerejawi yang menjadi ciri-ciri ibadah gereja tradisional. Mereka kurang mengenal gerejanya sendiri. Ketika mereka telah cukup umur untuk lepas dari Kebaktian Remaja, mereka kemudian berpindah ke Kebaktian Umum. Suasana Kebaktian Umum berbeda dengan suasana Kebaktian Remaja. Perbedaan suasana dapat mengakibatkan perasaan asing. Perasaan asing ini jika dibiarkan akan dapat menyebabkan mereka memilih suasana peribadahan lain yang terdapat di gereja lain, yang sama dengan suasana Kebaktian Remaja yang biasa mereka ikuti. Jika permasalahan ini tidak diperhatikan, maka bisa saja GKI Klaten akan kehilangan generasi. Generasi yang hilang ialah anggota jemaat remaja saat ini. Jika nyanyian pop gerejawi dipergunakan dalam kebaktian, maka ada indikasi bahwa anggota jemaat dewasa tidak setuju karena ada anggapan perusakan tradisi gereja. 1.2. Rumusan Masalah Penyusun merumuskan permasalahan di atas dengan membuat beberapa pertanyaan, yaitu : 1.2.1. Apa pandangan anggota jemaat dewasa GKI Klaten terhadap nyanyian tradisional gerejawi dan nyanyian pop gerejawi? 1.2.2. Apa pandangan anggota jemaat remaja GKI Klaten terhadap nyanyian tradisional gerejawi dan nyanyian pop gerejawi? 1.3. Judul Setelah memahami permasalahan di atas, maka pembahasan akan diberi judul : PENGGUNAAN NYANYIAN GEREJAWI BAIK TRADISIONAL MAUPUN POP DI GKI KLATEN 3

1.4. Tujuan Penulisan Melalui tulisan ini, penyusun ingin mengetahui sikap anggota jemaat GKI Klaten terhadap nyanyian gerejawi, mengapa nyanyian tradisional gerejawi masih dipergunakan di Kebaktian Umum, dan mengapa nyanyian pop gerejawi dipergunakan di Kebaktian Remaja. II. METODE PENYUSUNAN 2.1. Metode Penyusunan Untuk dapat mengetahui sikap anggota jemaat GKI Klaten terhadap nyanyian gerejawi, maka penyusun akan menggunakan metode penelitian penjajakan. 2.2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipakai adalah metode penjajakan melalui penyebaran angket dengan menggunakan purposif sampling. Samplingnya ialah anggota jemaat GKI Klaten yang diklasifikasikan menurut tujuan penyusunan, yaitu anggota jemaat dewasa dan anggota jemaat remaja. Purposif Samplingnya adalah 31 anggota jemaat yang mengikuti Kebaktian Umum dan 30 anggota jemaat yang mengikuti Kebaktian Remaja. Anggota jemaat yang mengikuti Kebaktian Umum merupakan perwakilan dari pengurus kelompok 1-8 (8 orang), anggota paduan suara (3 orang), majelis (4 orang), pengurus Komisi Musik (4 orang), pengurus Komisi Dewasa (3 orang), anggota jemaat (6 orang), dan guru Sekolah Minggu (3 orang). Sedangkan 30 orang yang mengikuti Kebaktian Remaja terdiri dari 15 orang pengurus Komisi Remaja tahun kerja 2004-2005, dan 15 orang anggota jemaat nonpengurus Komisi Remaja GKI Klaten. III. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut : 3.1. BAB I. PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang permasalahan, perumusan masalah, judul yang dipakai, tujuan dari penyusunan, metode penyusunan, dan sistematika pembahasan. 4

3.2. BAB II. MUSIK GEREJA Bab II berisi teori tentang ibadah dan teori tentang musik gereja. Teori ibadah terdiri dari apakah ibadah Kristen itu, tipe-tipe ibadah, titik temu ibadah dengan musik, porsi nyanyian dalam ibadah. Sedangkan teori musik gerejawi berisi tentang pengertian musik gereja, komponen musik, isi musik gereja, nyanyian tradisional gerejawi, dan nyanyian pop gerejawi. 3.3. BAB III. NYANYIAN GEREJAWI DI GKI KLATEN Bab III berisi tentang hasil penjajakan mengenai pandangan anggota jemaat GKI Klaten terhadap nyanyian tradisional gerejawi dan nyanyian pop gerejawi. Bab III juga berisi kesimpulan dan permasalahan yang terjadi di GKI Klaten. 3.4. BAB IV. TINJAUAN TEOLOGIS Bab ini berisi tinjauan teologis atas permasalahan seputar musik gerejawi di GKI Klaten. Dalam bab ini, penyusun akan mencari alternatif pemecahan dengan berefleksi akan suatu perikop tertentu dalam Alkitab. 3.5. BAB V. PENUTUP Bab V berisi kesimpulan akan sikap jemaat GKI Klaten terhadap nyanyian tradisional gerejawi maupun nyanyian pop gerejawi. 5