BAB II SIGN SYSTEM GANG CIROYOM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Gambaran Umum Kelurahan Sumberwungu. Melakukan survei sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB II PERANCANGAN SIGN SYSTEM DI UNIKOM Pengertian sistem tanda ( Sign system ) dibagi ke dalam 4 (empat) bagian antara lain :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB III PRAKTEK PERPARKIRAN DI KABUPATEN KENDAL. A. Keadaan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Keagamaan serta Letak

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar III.1 SWOT Sumber: Data Pribadi (15 juni 2016)

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Reguler Periode LXI divisi I kelompok B unit 3

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. wilayah Kelurahan Basen, Kecamatan Kotagede. Perumahan Winong termasuk

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Tepus berada di sebelah selatan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. batas antara Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar pada tanggal 14 Mei

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah. Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. kelurahan dan profil Rukun Warga (RW) 22 dari Kelurahan Wirogunan. Hasil

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

Baru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB III METODA PENELITIAN

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR. yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL DAMPINGAN. (Kemampuan Tangan, Kepala dan Hati. sayuran secara mandiri dengan metode hidroponik.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pilihan lembaga asuransi kesehatan kian beragam, baik swasta

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh kelompok kami sebelum penerjunan. 1) Nama Ranting : Ranting Muhammadiyah Kricak

Lampiran 1. Kuisioner Untuk Pengguna Sepeda Sentul City EVALUASI LANSKAP JALUR KHUSUS SEPEDA DI SENTUL CITY, BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. ada di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa. Tengah. Kelurahan Lodoyong ini terdiri dari 6 RW dan 39 RT.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II IDENTITAS PRODUK C59 JUNIOR KID BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di

BAB I PENDAHULUAN. bergaya western, asia dan Indonesia, sedangkan minuman terdiri dari jus, ice

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

Madrasah Ibtidaiyah Babussalam Banjarmasin berlokasi di jalan setia. RT.37 RW. 4 Kelurahan Pemurus Dalam Kecematan Banjarmasin Selatan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Rembang. geografis Kabupaten Rembang terletak pada garis koordinat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang semakin berkembang.

BAB IV GAMBARAN UMUM KONDISI MASYARAKAT DESA GEDANGAN. Arteri Sekunder (jalan provinsi) yang cukup startegis membujur arah Utara-

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

Transkripsi:

BAB II SIGN SYSTEM GANG CIROYOM 1.1. Sign system 1.1.1. Pengertian Sign system Dengan berkembangnya sebuah pemukiman dan semakin rumitnya kondisi pemukiman kecil di daearah Ciroyom maka dibutuhkan media informasi berupa tanda (sign) untuk memudahkan masyarakat baik penghuni Ciroyom atau pun di luar daerah Ciroyom. C. S Peirce dalam Sign In Use, (seperti dikutip Septianto, 2010) menyatakan bahwa sign adalah tanda berbentuk simbol yang dapat mengartikan suatu pesan atau istilah, sign dibuat untuk menjadi pembeda atau pembanding dengan tanda-tanda yang lain. Raymond Boudon dalam Sign In Use, (seperti dikutip Septianto, 2010) System adalah suatu cara untuk melaksanakan sebuah perencanaan yang telah ada, system juga dapat diartikan menjadi sebuah siasat atau cara untuk dapat menyampaikan sesuatu dengan baik dan mudah. Pengertian sign system adalah kumpulan dari tanda-tanda individual yang telah didesain untuk mengidentifikasikan atau mengarahkan lalu lintas dan atau sebuah bangunan yang 6

kompleks atau berkelompok. Menyangkut tanda sebagai sebuah sistem harus berdasarkan elemen-elemen desain lainya. 2.1.2. Jenis-Jenis Sign System Dalam sistem komunikasi visual tanda mengalami perkembangan dan terdapat lima macam dasar dari jenis-jenis tanda (sign type) yang mudah diingat, Kelima jenis tersebut adalah: 1. Tanda Petunjuk dan Informasi Tanda ini berupa tanda yang berguna untuk mengarahkan suatu objek sasaran dengan menginformasikan dimana suatu lokasi atau benda tersebut berada. 2. Tanda Petunjuk Arah (Direction) Tanda petunjuk arah adalah tanda-tanda yang mencakup arah panah yang mampu mengarahkan objek sasaran menuju suatu tempat, seperti ruangan, jalan ataupun fasilitas lainnya. 3. Tanda Pengenal (Identification) Tanda pengenal adalah tanda yang digunakan untuk membedakan antara suatu objek dengan objek lainnya, seperti identitas kantor, gedung, perusahaan atau produk. 4. Tanda Larangan dan Peringatan (Regulation) Tanda ini berujuan untuk menginformasikan mengenai apa yang tidak boleh dikerjakan atau dilarang. Selain itu, tanda ini juga menginformasi agar audiens berhati-hati. 7

5. Tanda Pemberitahuan Resmi Tanda ini menunjukan informasi tentang pemberitahuan resmi dan agar tidak dikacaukan dengan tanda tanda petunjuk. Menurut Julianto (2010) dalam pembuatan Sign system yang baik harus memenuhi empat kriteria berikut: 1. Mudah dilihat Penempatan sign system juga harus dipikirkan secara tepat, dan penempatan sign system yang baik yaitu ditempat yang mudah diakses orang. 2. Mudah Dibaca Bentuk huruf atau tipografi yang digunakan dalam sign system Sebisa mungkin dapat terbaca baik siang maupun malam. 3. Mudah Dimengerti Bentuk penulisan yang tertera pada sign system harus mudah untuk dipahami. Oleh semua kalangan dari semua usia, bentuk tulisan juga sebisa mungkin dibuat singkat dan padat. 4. Dapat Dipercaya Kebenaran informasi yang ada dapat dipercaya tidak menyesatkan. 8

2.2. Gang Ciroyom 1.2.1. Perihal Ciroyom Ciroyom nama sebuah nama daerah yang berada di kota Bandung Kecamatan Andir, sebelumnya dulu disebut dengan nama Ganguan an dan kemudian diganti menjadi Ciroyom. Nama Ciroyom sendiri diambil karena adanya kali disekitar daerah tersebut. Dulu Ciroyom bukanlah sebuah pemukiman warga seperti sekarang, melainkan sebuah kebun sayur yang luas yang terdiri dari beberapa jenis sayur dedaunan, Masa peralihan kebun sayur menjadi pemukiman terjadi antara tahun 1960 hingga sekarang dan mendapat julukan nama Ciroyom, dan lokasi yang sekarang dijadikan pasar dulunya adalah sebuah tempat peternakan babi yang kemudian dijadikan pasar peraliahan dari daerah Babatan oleh pemerintah masa peralihan Peternakan menjadi sebuah pasar terjadi antara tahun 1970 dimana pedagang di pasar Babatan yang dulu berjualan sebagai pedagang kaki lima dipindahkan ke daerah Ciroyom agar lebih tertib, dan hingga sekarang pedagang yang ada di daerah Ciroyom sendiri semakin bertambah. 9

2.2.2. Gang Dalam wawancara dengan Daddy, Dinas Bina Marga (2010) berpendapat bahwa: Gang adalah sebuah jalan kecil memiliki lebar kurang dari empat meter, Lebar sebuah gang dalam satu lajur jalan tidak menentu karena sebetulnya sebuah gang hanya diwajibkan memiliki lebar dua meter yang difungsikan minimal kegunaannya dapat digunakan untuk membawa jenazah keluar dari gang. Kadang keberadaan lebar sebuah gang hanya sebuah hibah dari pemilik rumah yang ada, biasanya masyarakat memberikan hibah tanahnya untuk sebuah jalan umum hanya satu meter saja. Sebuah ruang gang mempunyai banyak kegiatan dan keselarasan, baik kegiatan yang menyangkut hal sosial atau ekonomi. Dalam hal sosial setiap warga di waktu tertentu kerap melakukan kerja bakti sosial untuk kebersihan daerahnya, dan dari segi ekonomi di dalam sebuah gang dapat terjadi kegiatan jual beli diantaranya sebuah warung yang ada di dalam gang atau pedagang yang berkeliling ke setiap jalan dan gang. Adisasmita (2010) Pemanfaatan spasial (ruang) yang serasi janganlah hanya dilihat dari keserasian fisik, tetapi juga dari keserasian sosial-ekonomi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam pemanfaatan sepasial (ruang) seharusnya dikaitkan dan dapat dikaitkan dengan kegiatan sosial-ekonomi penduduk didaerah/kawasan yang bersangkutan dan sekitarnya (h. 38). 10

2.2.3. Kondisi Daerah Ciroyom Luas wilayah daerah Ciroyom adalah 60 hektar, jumlah RW dan RT serta penduduk dan kepala keluarga yang tinggal menurut data sensus penduduk terakhir 2010: Jumlah Kelompok No Nama Wilayah Jumlah RT Jumlah KK Jumlah Jiwa 1 RW 01 9 648 2483 2 RW 02 6 178 571 3 RW 03 10 473 1866 4 RW 04 8 253 951 5 RW 05 9 335 1249 6 RW 06 10 493 1853 7 RW 07 9 414 1694 8 RW 08 9 478 1745 9 RW 09 8 390 1460 10 RW 10 9 507 1804 Jumlah 87 4.169 15.760 Tabel II. 1 Sensus penduduk Gang Ciroyom I (satu) sampai dengan VI (enam) berada diantara RW 07, 08 dan RW 09, jumlah RT yang ada di dalam gang tersebut berada sekitar 14 RT, dengan 1282 kepala keluarga dan 4899 jiwa. 11

1.2.4. Demografis Masyarakat Gender : - Laki laki - Perempuan Usia SES Status : 0 s/d ± 90 tahun : C, B dan AB : - Belum Menikah - Menikah - Janda / Duda Pekerjaan : - Pelajar - Ibu Rumah Tangga - Pegawai Swasta - Penjual/Pedagang - Buruh - Seniman - Guru/Pengajar - Musisi - Polisi - Pensiunan - Pegawai Negeri 12

1.2.5. Peta Gang Ciroyom Gambar II. 1 Peta Gang (Sumber: Dokumen pribadi) 13

2.2.5.1. Gang Ciroyom I Gang Ciroyom I memiliki lebar yang cukup untuk masuk sebuah mobil (kendaraan roda empat), muka jalan tersebut cukup lebar namun penyempitan terjadi di bagian tengah gang. Boleh dibilang jalan yang lebar hanya terdapat di muka saja. Gang itu memiliki gapura namun tidak terdapat sign system nama gang sebagai mana seharusnya. Gambar II. 2 Gang Ciroyom I (Sumber: Dokumen pribadi) Warga di gang Ciroyom I sebagian besar adalah pedagang yang berjualan di pasar Ciroyom, kebanyakan warga di gang ini menggunakan sepeda motor untuk kendaraan sehari-hari. Orang tua disini pun cukup aktif dalam berkegiatan keagamaan di masjid, setiap minggu warga gang Ciroyom selalu melakukan kegiatan Salsih (Salasa bersih) dan Jumsih (Jumat bersih). Kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk bersih-bersih di sepanjang gang 14

Ciroyom. Warga di gang Ciroyom I ramah terhadap pendatang baru dengan pembawaan bahasa Sunda yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Warga gang ini cukup upaya dalam kebersihan lingkungan terutama ibu-ibu yang kerap menyapu jalanan halaman rumahnya dari sampah yang berserakan. 2.2.5.2. Gang Ciroyom II Gang ini sempit, keadaan di dalam gang tersebut tidak terlalu ramai karena gang tersebut terhimpit bangunan yang tinggi dan sempit, selain itu juga gang ini tidak memiliki gapura dan sign system nama gang sebagai mana seharusnya. Gambar II. 3 Gang Ciroyom II (Sumber: Dokumen pribadi) Warga di gang Ciroyom II sebagian besar adalah pedagang yang berjualan di pasar Ciroyom, kebanyakan warga di gang ini menggunakan sepeda motor untuk 15

kendaraan sehari-hari. Seperti di gang Ciroyom I aktivitas yang dilakukan masyarakat pun sama. Termasuk kegiatan Salsih dan Jumsih. 2.2.5.3. Gang Ciroyom III Gang ini sempit, di dalam gang ini terdapat masjid (tempat ibadah umat islam), gang ini memiliki sign system nama di depan gang tetapi di ujung gang belakang tidak terdapat sign system. Selain itu tidak terdapat gapura seperti pada gang lainya, sehingga sign system yang ada ditempel pada papan masjid yang terdapat pada mulut gang. Gambar II. 4 Gang Ciroyom III (Sumber: Dokumen pribadi) Warga di gang Ciroyom III menggunakan sepeda motor untuk kendaraan sehari-hari banyak dari mereka berjualan di pasar Ciroyom dan juga membuat usaha sendiri seperti industri rumahan dengan membuat otak-otak dan basreng (baso goreng) atau makanan lainnya yang kemudian dijual di 16

pasar Ciroyom. Seperti di gang Ciroyom sebelumnya aktivitas yang dilakukan masyarakat pun sama. Termasuk kegiatan Salsih dan Jumsih. 2.2.5.4. Gang Ciroyom IV Gang ini bisa dibilang gang yang terpanjang di antara gang yang lain. Gang ini juga menjadi gang yang mempunyai akses menuju arah jalan raya yang menghubungkan antara jalan Ciroyom dan Jalan Rajawali Timur. Di dalam gang ini warga banyak yang beraktivitas termasuk anak-anak yang bermain, pergi atau pun pulang sekolah karena gang ini salah satu akses menuju sekolah madrasah yang berada didalam gang. Selain itu juga banyak lalu lalang sepeda motor, gerobak dan becak. Gang ini memiliki sign system nama di depan gang tetapi di ujung gang belakang tidak terdapat sign system, selain itu juga gang ini tidak memiliki gapura baik di depan ataupun di belakang mulut gang sehingga sign system yang ada hanya ditempel pada dinding. 17

Gambar II. 5 Gang Ciroyom IV (Sumber: Dokumen pribadi) Warga di gang ini banyak yang berjualan dan bahkan ada juga yang membuat usaha sendiri seperti industri rumahan yang kemudian hasilnya dijual di pasar Ciroyom, serta pedagang yang berjualan di pasar Ciroyom. Kebanyakan warga Ciroyom IV menggunakan sepeda motor untuk kendaraan sehari-hari. ketertiban di gang ini kurang begitu baik karena di gang ini cukup banyak gerobak jualan meraka yang disimpan sehabis berjualan disimpan sembarang dipinggir jalan gang, sehingga menyebabkan penyempitan jalan. Penduduk di gang ini cukup banyak yang datang dari luar daerah dan kecenderungan pendatang berasal dari daerah jawa. Kerap remaja di gang ini berkumpul bersama untuk ngobrol dan berkegiatan di dalam gang. Seperti di gang Ciroyom sebelumnya aktivitas yang dilakukan masyarakat pun sama. Termasuk kegiatan Salsih dan Jumsih. Penduduk disini pun ramah terhadap pendatang 18

baru dengan pembawaan bahasa Sunda yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari. 2.2.5.5. Gang Ciroyom V Gang ini lebar tetapi tidak cukup untuk di lewati mobil (kendaraan roda empat) aktivitas di gang ini banyak lalu lalang sepeda motor, gerobak dan becak. Kondisi gang ini ramai dan banyak anak-anak yang bermain, karena menjadi salah satu akses menuju sekolah madrasah yang berada di dalam gang. Dimuka jalan gang ini terdapat sign system nama tetapi tidak memiliki gapura sehingga sign system yang sudah ada ditempel pada bangunan yang ada. Gambar II. 6 Gang Ciroyom V (Sumber: Dokumen pribadi) Warga di gang ini banyak yang berjualan dan mempunyai industri rumahan sendiri. Orang tua dan remaja disini cukup aktif dalam berkegiatan keagamaan di masjid, 19

dan warga Gang Ciroyom V sendiri relatif ramah terhadap pendatang baru. Kebersihan menjadi salah satu prioritas di gang ini. 2.2.5.6. Gang Ciroyom VI Gang ini merupakan gang terakhir dari gang Ciroyom, termasuk sempit untuk dilalui gerobak dan becak tetapi sepeda motor masih bisa masuk. Gang ini memiliki sign system nama dan gapura akan tetapi sign system yang ada penempatannya tidak tepat karena ditempatkan di tembok belakang gapura selain itu sign system nama yang ada tidak jelas keterbacaannya karena teknisnya yang tidak begitu bagus. Gambar II. 7 Gang Ciroyom VI (Sumber : Dokumen pribadi) 20

Warga di gang Ciroyom VI termasuk aktif dalam berkegiatan keagamaan di masjid, penduduk disini bersikap ramah terhadap pendatang baru. Kebersihan juga menjadi salah satu prioritas. 1.2.6. Kondisi Sign System Ciroyom Kondisi gang Ciroyom termasuk dalam ketegori rumit dan kekurangan informasi. Melihat kondisi sign system yang ada di dalam gang, menjadikan keadaannya kurang maksimal dalam menyampaikan informasi kepada masyakat baik di daerah Ciroyom atau pun luar deaerah. Gambar II. 8 Kondisi Sign system nama gang (Sumber: Dokumen pribadi) 21

Dari 6 (enam) gang yang ada didaerah Ciroyom hanya terdapat 4 (empat) buah sign system nama gang yang masih terpasang dengan penempatan yang bermacam-macam dan beberapa kondisi yang kurang baik. Gambar II. 9 Kondisi Sign system (Sumber : Dokumen pribadi) Bila dilihat dari sign system yang ada pembuatan sign system gang yang ada sekarang masih menggunakan teknik manual, pemilihan huruf sans serif dengan ukuran yang tidak rata dan material yang digunakan seadanya tanpa adanya standar material. Penempatannya yang tidak tepat dan seadanya menjadikan fungsi dari sign system tersebut kurang efektif serta 22

kalimat yang digunakan pada sign system kadang tidak sesuai dengan keadaan masyarakat Ciroyom sehingga komunikasi yang disampaikan terkadang tidak tepat. Ukuran dan format yang digunakan pun tidak memiliki standar sehingga sign system yang ada kadang terlihat lebih besar atau terlalu kecil serta tidak serasi dengan yang lainya dan untuk sign system yang terlalu kecil menjadi tidak terlihat jelas apabila dilihat dari jarak pandang yang cukup jauh. Dari sign system yang ada didalam gang Ciroyom terjadi masalah yang harus diinformasikan kepada pengguna gang agar para penggunanya dapat menjaga ketertiban gang dan menjaga lingkungan gang. 2.3. Analisis 2.3.1. Analisis SWOT Analisis SWOT dilakukan untuk memperjelas kelemahan dan kekurangan agar dapat memaksimalkan potensi-potensi yang ada pada daerah Ciroyom. Freddy Rangkuti (seperti dikutip Suherman, 2008 h.187) analis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (stengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat melemahkan (weakness) dan ancaman (threaths). 23

a. Strength Nama yang sudah dikenal dan mudah diketahui. Nama gang, jalan sampai dengan kelurahan sama yaitu Ciroyom. Warganya yang memiliki kepedulian akan lingkungan. b. Weakness Informasi yang ada pada setiap gang belum tersampaikan dengan baik. Sikap warga yang membiarkan kondisi peringatan kurang jelas. Perilaku sebagian warga yang tidak tertib dalam penggunaan jalan gang keberadaan warga pendatang baru yang tinggal c. Opportunity di daerah Ciroyom. Daerah Ciroyom merupakan daerah yang dapat membantu perekonomian masyarakat, terutama dalam memperoleh mata pencaharian hidup. d. Threat Tidak adanya campur tangan pemerintah kota yang menangani secara serius masalah keadaan gang. 24

Anlisis dengan memanfaatkan peluang warga yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan menjadi kekuatan, dan memanfatkan kelemahan informasi yang ada belum tersampaikan dengan baik sebagai peluang. Ancaman karena tidak adanya campur tangan pemerintah yang menangani masalah gang menjadi kekuatan dalam membuat peraturan yang akan dibuat didalam gang. Kesimpulan yang dapat diambil dengan menggunakan analisis SWOT adalah berupaya membuat dan menambah media informasi yang sesuai keadaan gang Ciroyom dengan penyampaian pesan yang mudah dimengerti agar masyarakat dapat dengan mudah menerima pesan dan menjalankannya sesuai dengan pesan yang disampaikan. 1.3.2. Target Audiens 1. Demografis : Gender : - Laki laki - Perempuan Usia : 16 s/d 60 tahun SES : C, B dan AB Status : - Belum Menikah - Menikah - Janda / Duda 25

Pekerjaan : - Pegawai/ Buruh - Wiraswasta - Ibu rumah tangga - Pelajar (SMA, Mahasiswa) - PNS (Pegawai Negri Sipil) 2. Geografis : Warga Negara Indonesia daerah kota dan kabupaten Bandung daerah Ciroyom. 3. Psikografis : Orang yang peduli akan lingkungan sekitar Terpelajar, bergaya hidup sederhana. Menggunakan kendaraan roda dua sebagai alat transportasi utama. Aktif bekerja 26

27