KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul Persalinan Sungsang dengan lancar. Dalam pembuatan referat ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : dr.vb Haryanto, sp OG dan para bidan yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga referat ini dapat selesai dengan lancar serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan referat ini. Akhir kata semoga referat ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan referat ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih. Jakarta, 21 Mei 2014 Rico Pratama
BAB I PENDAHULUAN Persalinan adalah suatu moment yang menyenangkan sebagai suatu perjuangan untuk menjalankan peranan sebagai wanita sekaligus peranan seorang ibu dengan berbagai kemungkinan resiko, dalam hal ini ibu termasuk kategori ibu bersalin yang beresiko tinggi karena kehamilan yang di alami ibu adalah kehamilan dengan letak sungsang sehingga dalam proses persalinan bidan berperan memberikan motifasi dan Asuhan Sayang Ibu. Serta pemantauan janin yang ketat diawali dari pemeriksaan kehamilan yang rutin. Dengan demikian diharapkan depat mengurangi dan menangani morbiditas dan mortalitas pada ibu bersalin, karena kejadian letak sungsang berkisar antara 2%-3% bervariasi diberbagai tempat. Sekalipun kejadiannya kecil tetapi mempunyai penyulit yang besar dengan angka kematian sekitar 20%- 30%. Pada letak kepala, kepala merupakan bagian terbesar lahir terlebih dahulu, sedangkan persalinan letak sungsang justru kepala merupakan bagian dari bayi yang lahir terakhir. Persalinan kepala pada letak sungsang tidak mempunyai mekanisme moulage karena susunan tulang dasar kepala yang rapat dan padat, sehingga hanya mempunyai waktu 8 menit, setelah badan lahir. Keterbatasan waktu persalinan kepala dan tidak mempunyai mekanisme moulage dapat menimbulkan kematian bayi yang besar.
Persalinan letak sungsang dalam laporan ini, disebutkan banyak berpengaruh terhadap ibu seperti kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi. Terhadap janin bisa terjadi gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir karena tali pusat terjepit antara kepala panggul dan anak bisa menderita asfiksia. Yang mana pengaruh tersebut merupakan salah satu penyebab angka morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal.
BAB II PERSALINAN SUNGSANG Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan 36minggu, presentasi bokong adalah malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30% dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu. Etiologi Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui. Faktor resiko Prematuritas Abnormalitas struktur uterus Polihidramnion Plasenta previa Multipara Mioma uteri Kehamilan multipel
Anomali janin Riwayat presentasi bokong sebelumnya Diagnosis Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen. Pemeriksaan Leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan perawatan antenatal bila umur kehamilannya 34minggu. Untuk memastikan apabila masih terdapat keraguan pada pemeriksaan palpasi, dapat dilakukan pemeriksaan dalam (VT) atau pemeriksaan USG. Pemeriksaan yang hanya menunjukkan adanyua presentasi bokong saja belum cukup untuk membuat perkiraan besarnya resiko guna pengambilan keputusan cara persalinan yang hendak dipilih. Taksiran berat janin, jenis presentasi bokong, keadaan selaput ketuban, ukuran dan struktur tulang panggul ibu, keadaan hiperekstensi kepala janin, kemajuan persalinan, pengalaman penolong dan ketersediaan fasilitas pelayanan intensif neonatal merupakan hal-hal yang penting diketahui. Peranan UGS penting dalam diagnosis dan penilaian resiko pada presentasi bokong. Dapat digunakan untuk melihat letak plasenta, penilaian volume air ketuban, jenis presentasi bokong, keadaan hiperekstensi kepala. Berat janin dapat diperkirakan berdasarkan ukuran diameter biparietal, lingkar kepala, lingkar perut dan panjang tulang femur. Keadaan hiperekstensi kepala janin (flying fetus atau stargazer fetus) adalah keadaan janin sedemikian sehingga tulang mandibula membentuk sudut >105 derajat terhadap sumbu memanjang vertebra servikalis. Hiperekstensi didiagnosis menggunakan pemeriksaan radiografi atau ultrasonografi. Terjadi pada sekitar 5% dari seluruh presentasi bokong pada umur kehamilan
cukup bulan. Hiperekstensi kepala merupakan kontra indikasi untuk dilakukan persalinan melalui vagina. Kepala akan sulit dilahirkan sehingga beresiko menimbulkan cedera medula spinalis leher. Klasifikasi Klasifikasi presentasi bokong dibuat terutama untuk kepentingan seleksi pasian yang akan dicoba persalinan vaginam. Terdapat tiga macam presentasi bokong yaitu bokong murni (60-70% kasus), bokong komplit (10% kasus) dan kaki. Varian presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki komplit, kaki inkomplit dan lutut. Janin dengan presentasi kaki dan variannya direkomendasikan untuk tidak dilakukan percobaan persalinan vaginam. Persalinan Untuk menentukan cara persalinan pada presentasi bokong diperlukan pertimbangan berdasarkan ada tidaknya kontra indikasi persalinan vaginam, umur kehamilan, taksiran berat janin dan
persetujuan pasien. Percobaan persalinan vaginam tidak dilakukan apabila didapatkan kontra indikasi persalinan vaginam bagi ibu atau janin, presentasi kaki dan variannya, hiperekstensi kepala janin, berat bayi >3600 gram, tidak adanya inform consent dan tidak adanya petugas yang berpengalaman melakukan pertolongan. Prosedur Melahirkan Bokong dan Kaki 1. Biarkan persalinan berlangsung dengan sendirinya hingga bokong tampak pada vulva. 2. Pastikan bahwa pembukaan sudah benar-benar lengkap sebelum memperkenankan ibu mengejan. 3. Perhatikan hingga bokong membuka vulva. 4. Lakukan episiotomi bila diperlukan. 5. Biarkan bokong lahir, bila tali pusat sudah tampak kendorkan. Perhatikan hingga tulang belikat janin mulai tampak di vulva. 6. Dengan lembut peganglah bokong dengan cara kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panggul sedang jari-jari lain memegang belakang pinggul janin. 7. Tanpa melakukan tarikan, angkat kaki, bokong dan badan janin dengan kedua tangan penolong disesuaikan dengan sumbu panggul ibu sehingga berturut-turut lahir perut, dada, bahu, lengan, dagu, mulut dan seluruh kepala.
8. Bila pada langkah no 7 tidak ada kemajuan atau tungkai tidak lahir secara spontan maka lahirkan kaki satu per satu dengan cara jari telunjuk dan jari tengah di belakang paha sebagai bidai, lakukan eksorotasi pada sampai tungkai lahir. 9. Tentukan posisi lengan janin dengan cara merabanya di depan dada, di atas kepala atau di belakang leher. 10. Selanjutnya lakukan langkah melahirkan tangan dan kepala spontan. Prosedur Melahirkan Lengan di Depan Dada 1. Biarkan bahu dan lengan anterior lahir sendirinya dengan cara bokong ditarik ke arah berlawanan. Bila tidak bisa lahir spontan, keluarkan lengan dengan mengusap lengan atas janin menggunakan 2 jari penolong berfungsi sebagai bidai 2. Angkatlah bokong janin ke arah perut ibu untuk melahirkan bahu dan lengan posterior. Tehnik yang serupa dengan melahirkan bahu dan lengan anterior dapat dipakai bila bahu dan lengan posterior tidak dapat lahir secara spontan. Apabila kesulitan dalam melahirkan bahu dan lengan anterior, maka dilahirkan dahulu bahu dan lengan posterior.
Prosedur Melahirkan Lengan di Atas Kepala atau di Belakang Leher 1. Pegang janin pada pinggulnya. 2. Putar badan bayi setengah lingkaran dengan arah putaran mengupayakan punggung berada di atas. 3. Sambil melakukan gerakan memutar, lakukan traksi ke bawah sehingga lengan posterior berubah menjadi anterior dan melahirkannya dengan menggunakan dua jari penolong di lengan atas bayi. 4. Putar kembali badan janin ke arah berlawanan sambil traksi ke arah bawah. Dengan demikian lengan yang awalnya anterior kembali ke posisi anterior untuk dilahirkan dengan cara yang sama. Prosedur Melahirkan Kepala 1. Janin dalam posisi telungkup menghadap ke bawah, letakkan tubuhnya di tangan dan lengan penolong sehingga kaki janin berada di kiri kanan tangan tersebut 2. Tempatkan jari telunjuk dan jari manis di tulang pipi janin 3. Gunakan tangan yang lain untuk memegang bahu dari arah punggung dan dipergunakan untuk melakukan traksi 4. Buatlah kepala janin fleksi dengan menekan tulang pipi janin ke arah dadanya 5. Bila belum terjadi putaran paksi dalam, penolong melakukan gerakan putar paksi dengan tetap menjaga kepala tetap fleksi dan traksi pada bahu mengikuti arah sumbu panggul
6. Bila sudah terjadi putaran paksi dalam, lakukan traksi ke bawah dengan mempertahankan fleksi kepala janin dan mintalah asisten untuk menekan daerah suprasimfisis 7. Setelah suboksiput lahir di bawah simfisis, badan janin sedikit demi sedikit dielevasi ke atas
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.Persalinan letak sungsang paling banyak ditemukan pada kehamilan belum cukup bulan <28 minggu 2.Kejadian letak sungsang lebih banyak pada ibu yang multigravida. 3.Persalinan letak sungsang secara Seksio Sesarea merupakan persalinan yang paling banyak dilakukan untuk semua golongan berat badan lahir bayi dansemua golongan usia kehamilan. Ini berkaitan dengan sedikit komplikasi yangditimbulkan. Saran Kepada setiap ibu hamil agar memeriksakan kandungan secara rutin sehingga dapat diketahui letak bayi secara dini.
Daftar Pustaka Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Universitas Padjadjaran Bandung. 1984.Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Rayburn, William F, dkk. 1996. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika