PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK JAMU AJAIB MBOK YEM Victoria Stephanie Oentoeng Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9 Kemanggisan - Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 vic.oen@hotmail.com Victoria Stephanie, Devi K. Homan, S.Sn., M.Sn., Frans Santoso, S.Sn., M.Des. ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN ialah menyentil masyarakat tentang akibat buruk dari ketamakan yang dengan atau tanpa kita sadari merupakan sifat dasar manusia, dan dikemas dalam budaya Jawa berupa tradisi minum jamu. METODE PERANCANGAN antara lain berupa pencarian data-data melalui literatur buku, artikel, referensi visual, dan internet. HASIL YANG DICAPAI ialah penulis mendapatkan data-data serta literatur yang bermanfaat dalam membangun konsep dan cerita film pendek animasi ini. SIMPULAN ialah penulis dapat menghasilkan sebuah film pendek animasi komedi sebagai sarana untuk menghibur, dengan pesan moral tentang ketamakan seorang manusia dan menggunakan unsur tradisi minum jamu sebagai tampilannya, berkat bantuan data-data dan penelitian yang dilakukan penulis. Kata Kunci: ketamakan, jamu, komedi, film pendek, animasi ABSTRACT RESEARCH PURPOSE is to help people realize about the bad result of greed and the story is wrapped in a thick Javanese culture. DESIGN METHOD is by research from book literatures, articles, visual references, and some data from internet. THE RESULTS are some data that helps writer to build a concept and story of this short animation. CONCLUSION is, with the help of the data that has been collected, the writer can produce a short animation with a good value about greed which is wrapped in a Javanese culture to entertain people. Keyword: greed, potion, comedy, short movie, animation PENDAHULUAN Pada dasarnya ketamakan merupakan sifat dasar manusia. Sulit bagi kebanyakan manusia untuk merasa cukup dengan apa yang dimiliki sekarang. Setiap kata cukup sering kali diikuti dengan keinginan-keinginan baru sehingga pada akhirnya kita tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki sekarang. Rasa tidak pernah puas dan tidak pernah cukup inilah yang menjadi benih ketamakan. Ketamakan tidak selalu berbicara tentang materi semata. Ketamakan juga bisa berupa ketidakpuasan akan pujian dan perhatian yang sudah diterima, kondisi fisik yang dimiliki, dan sebagainya. Orang
yang tamak memiliki rasa ketidakpuasan yang tidak ada batasnya, sedangkan ketamakan tidak akan pernah berhasil memberikan rasa puas bagi orang yang tamak. Namun ketamakan sendiri tidak selalu berkonotasi negatif. Ada kalanya ketamakan yang menjadi sifat dasar manusia ini memicu kita untuk memiliki ambisi demi menjadi orang yang lebih baik. Dalam Wealth of Nations, Adam Smith menuliskan Dengan mengejar minatnya sendiri, dia sering kali memajukan masyarakat dengan lebih efektif dibandingkan dengan saat dia benar-benar bermaksud untuk memajukannya. Selain itu tokoh Gordon Gekko dalam film Wall Street (1987) mengatakan, Ketamakan itu baik. Hal ini benar, selama kita tidak sampai mengorbankan dan merugikan orang lain karena ketamakan atau ambisi kita. Faktanya sering kali ketamakan dan ambisi kita menyebabkan kita melakukan hal-hal yang melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Demi memuaskan ambisi kita sendiri, sering kali kita justru menjatuhkan orang lain agar diri kita dapat berada di posisi yang lebih tinggi dari posisi kita sebelumnya. Oleh karena itu kita memerlukan penampar agar kita sadar akan nilai-nilai moral dan tidak terbuai akan ketamakan dan ambisi kita sendiri. Pengingat nilai-nilai moral ini dapat terkandung dalam berbagai hal, salah satunya adalah dalam bentuk cerita dengan pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya. Pada kesempatan kali ini penulis ingin membuat sebuah cerita dengan pesan moral tentang ketamakan yang dikemas dalam bentuk film pendek animasi. Penulis berharap para penonton dapat memahami dan menerima pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut. 1. Teori Prinsip Dasar Animasi Terdapat dua belas prinsip utama dalam dunia animasi yang bertujuan agar para animator dapat memproduksi animasi yang lebih realistik dan tidak lepas dari hukum fisika. Meskipun awalnya prinsip-prinsip ini ditujukan kepada animasi tradisional yang masih menggunakan gambar manual, prinsip-prinsip ini juga masih memiliki relevansi yang sangat besar terhadap animasi modern. Dua belas prinsip animasi tersebut adalah: Solid Drawing, Timing and Spacing, Squash and Stretch, Anticipation, Slow In and Slow Out, Arcs, Secondary Action, Follow Through and Overlapping Action, Straight Ahead Action and Pose to Pose, Staging, Appeal, dan Exaggeration. Dalam film pendek animasi Jamu Ajaib Mbok Yem ini, penulis akan lebih menonjolkan prinsip Exaggeration. Prinsip tersebut dirasa penulis dapat lebih menonjolkan unsur komedi di dalam karya film pendek animasi ini, serta lebih dapat menyampaikan pesan yang tersirat tanpa perlu adanya narasi dan dialog. 2. Teori Warna Dalam pembuatan film animasi pendek Jamu Ajaib Mbok Yem ini, penulis akan menggunakan warna-warna yang mengesankan karakter tradisional, berkenaan dengan kemasan cerita penulis berupa tradisi minum jamu. Dalam buku yang berjudul Color Harmony Compendium, dijelaskan bahwa kombinasi warna-warna tradisional sering kali diambil dari hal-hal yang menyangkut signifikansi historikal. Gambar 1. Palet warna tradisional dalam buku Color Harmony Compendium 3. Teori Scott McCloud Dalam perancangan film pendek animasi ini, penulis menggunakan teori Scott McCloud tentang pemahaman gaya visual dalam bukunya yang berjudul Understanding Comics. Scott McCloud membagi gaya visual ke dalam tiga kategori, yaitu realistik, abstrak, dan ikonik. Penulis menggunakan
teori ini untuk menganalisa gaya visual yang sebaiknya digunakan oleh penulis dalam karya animasi Jamu Ajaib Mbok Yem. Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh penulis, data membuktikan bahwa kebanyakan karya animasi memiliki gaya dan bentuk-bentuk karakter yang ikonik dan sederhana. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk keluar dari area tersebut dengan menggunakan gaya dan bentuk-bentuk karakter yang berbeda. Penulis pada dasarnya ingin mengadaptasi bentuk karakter dari film The Book of Life yang berbentuk abstrak-ikonik, namun demi mendapatkan bentuk visual yang tetap berbeda, penulis akhirnya memutuskan untuk menggunakan bentuk visual abstrak-realistik. Gambar 2. Gambar karakter dalam film animasi The Book of Life 4. Teori Konseptualisasi Komedi Schopenhauer Seorang penulis komedi harus mengerti tentang epistemology tentang dunia komedi itu sendiri. Berbeda dengan pandangan orang pada umumnya, komedi sebenarnya adalah sebuah cabang keilmuan yang bisa dipelajari, dibedah, dan dianalisa satu per satu. Kita sering kali bertanya apa yang bisa membuat kita tertawa. Pertanyaan sederhana ini sebenarnya cukup sulit untuk dijawab oleh semua orang yang ingin menulis komedi, namun mereka tetap harus bisa menemukan jawabannya. Schopenhauer, seorang filsuf Jerman, menjelaskan tentang komponen dasar dalam humor dalam karyanya yang berjudul The World as Wild and Representation. Dalam tulisannya tersebut, beliau menjelaskan bahwa tertawa adalah sebuah respon yang datang dari sesuatu yang disebut the ludicrous, yaitu suatu ketidaksinambungan persepsi yang kita terima yang timbul di antara representasi konseptual kita dari realitas itu sendiri. Schopenhauer menyimpulkan bahwa semakin kuat dan tidak terduga ketidaksinambungan persepsi seseorang, maka akan semakin heboh tawa yang dihasilkan. Teori Schopenhauer tersebut membuat kita masuk ke dalam konsep komedi yang paling sederhana, yaitu set-up dan punchline. Jika dikaitkan dengan teori tersebut, set-up adalah kejadian yang membuat konseptualisasi keadaan kita menjadi sesuatu yang normal, tidak lucu, dan mengarahkan kita kepada punchline. Punchline sendiri merupakan bagian yang menggeser konsep yang tadi ada di kepala kita, dan merupakan bagian yang akhirnya kita anggap lucu. Penulisan komedi yang baik harus memahami bahwa proporsi antara set-up dengan punchline harus berkaitan dengan sangat erat. Ini berarti set-up yang disampaikan harus benar-benar solid dan bisa membuat persepsi pembaca menjadi nyaman sebelum pada akhirnya kita kagetkan dengan punchline yang mengejutkan dan menghasilkan gelak tawa. METODE PENELITIAN Dalam perancangan komunikasi visual film pendek animasi berjudul Jamu Ajaib Mbok Yem ini, penulis melakukan riset yang mengacu pada data pendukung serta sumber referensi konsep cerita dan visual yang sesuai. Metode riset yang digunakan oleh penulis dalam menyusun perancangan ini diantaranya adalah literatur buku, diantaranya: Professional Short Films with Autodesk 3ds Max (Chris Neuhahn and Josh Book), Color Harmony Compendium (Terry Marks, MINE, Origin, Tina Sutton), Color Design Workbook (Terry Lee Stone with Sean Adams and Noreen Morioka), An Economic Theory of Greed, Love, Groups, and Networks (Paul Frijters with Gigi Foster), International Marketing, 13 th Ed (Cateora, Graham), Understanding Comics (Scott McCloud),
Jamu: The Indonesian Traditional Herbal Medicine (Elfahmi, Komar Ruslan, Rein Bos, Oliver Kayser, Herman J. Woerdenbag, Wim J. Quax); literatur internet, diantaranya: http://trueanimationptik.weebly.com/, http://dgi-indonesia.com/, http://bbc.co.uk/, http://www.cambridge.org/, http://www.designyourway.net/, http://saritemulawak.com/; referensi video, diantaranya: Film Pendek Animasi Si Nini, Film Dokumenter Jamu Mbok Maryati, Film The Wolf of Wall Street, Film Bruce Almighty, Film Brave, Film Animasi The Book of Life, Film Pendek Animasi Geri s Game, Film Pendek Animasi Pada Suatu Ketika, Film Pendek Animasi The Lady and The Reaper ; dan wawancara dengan Bapak Dermawan Syamsuddin, M.Sn., Rizki Pratama Novianto pemenang Best Animation HelloFest10 2014, dan Daryl Wilson dari P.T. Kumata Indonesia. HASIL DAN BAHASAN 1. Desain Title Penulis menggunakan font Rockwell Extra Bold untuk memberikan kesan kuat dan kokoh yang mencerminkan efek dari jamu ajaib buatan Mbok Yem. Font ini juga memberikan kesan klasik dan jadul sesuai dengan karakter Mbok Yem karena merupakan serif font. Selain itu penulis juga menambahkan ornamen tambahan berupa gambar telapak tangan beruang untuk menyiratkan kaitan khasiat beruang dengan jamu ajaib. Penulis memilih warna ungu sebagai warna utama judul karena warna ungu melambangkan hal-hal mistis, sesuai dengan khasiat jamu ajaib Mbok Yem. 2. Visualisasi Karakter a. Mbok Yem Gambar 3. Title Jamu Ajaib Mbok Yem Penulis menggambarkan Mbok Yem sebagai seorang wanita baya penjual jamu gendong yang bertubuh gendut dan pendek. Kepalanya dibuat besar secara agak berlebihan dibandingkan dengan tubuhnya, karena menggambarkan kecerdasannya dalam meracik jamu-jamu hingga berhasil membuat jamu ajaib. Ujung-ujung jarinya juga terlihat menguning karena hampir setiap hari ia berkutat dengan kunyit dan akar-akaran lainnya untuk membuat jamu. Mbok Yem terlihat ramah dan lugu khas wanita baya asal Jawa lainnya. Mbok Yem terlihat mengenakan pakaian kebaya berwarna ungu gelap, melambangkan hal-hal mistis. Gambar 4. Desain Karakter Mbok Yem
b. Kuli Penulis menggambarkan penulis menggambarkan karakter kuli bertubuh cukup besar dengan kepala yang relatif kecil untuk menggambarkan bahwa ia bertubuh kuat namun sedikit kurang cerdas. Ia mengenakan kaus kumal bergambarkan logo partai dan celana berwarna krem. Kaos yang dikenakannya berwarna hijau, melambangkan keserakahan dan racun. 3. Visualisasi Environment Gambar 5. Desain Karakter Kuli Dalam film pendek animasi ini, penulis membuat dua environment, yaitu dapur Mbok Yem untuk opening scene, dan rumah yang sedang direnovasi. a. Dapur Mbok Yem Merupakan tempat Mbok Yem sehari-hari membuat jamu. Dapur ini terlihat penuh dengan perkakas memasak serta barang-barang lainnya karena ukuran dapur tersebut kecil sehingga tempat untuk menyimpan barang sangat minim. Panci-panci dan peralatan memasak lainnya terlihat hanya digantungkan begitu saja di tembok menggunakan paku. Karena Mbok Yem selalu membuat jamunya pada dini hari agar jamunya masih segar saat dijajakan pada pagi hari, maka pencahayaan di dapur Mbok Yem terlihat sedikit remang-remang. b. Rumah Renovasi Gambar 6. Environment dapur Mbok Yem Merupakan tempat tokoh kuli bekerja sehari-hari. Terletak di jalanan sempit yang merupakan rute Mbok Yem menjajakan jamunya tiap pagi. Terlihat berantakan dan penuh dengan tumpukan batu bata, potongan-potongan kayu, tumpukan semen, tumpukan tanah, dan lain-lain.
Gambar 7. Environment rumah renovasi 4. Visualisasi Scene Berikut adalah beberapa cuplikan dalam film pendek animasi Jamu Ajaib Mbok Yem. Gambar 8. Scene dalam film animasi pendek Jamu Ajaib Mbok Yem 5. Poster Untuk proyek animasi pendek ini, penulis mendesain tiga poster, yaitu satu promotional poster dan dua character poster. Dalam promotional poster, penulis menampilkan botol jamu ajaib Mbok Yem dalam ukuran raksasa, dengan tokoh Mbok Yem yang terlihat terkejut sekaligus was-was dan tokoh kuli yang hendak mengambil botol jamu ajaib di belakang botol raksasa tersebut. Hal ini sekilas menceritakan tentang kuli yang sangat terobsesi dengan jamu ajaib Mbok Yem sehingga menyebabkan Mbok Yem terkejut dan was-was. Sedangkan dalam character poster, penulis menampilkan Mbok Yem yang sedang berjalan dengan wajah ceria saat sedang menjajakan jamu dagangannya pada pagi hari, serta kuli yang sedang mengangkat karung-karung semen sambil menyeringai.
Gambar 9. Poster Film KESIMPULAN Keserakahan pada dasarnya adalah hasrat naluriah manusia. Tanpa adanya keserakahan dalam diri manusia, maka manusia tidak akan memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik dan mengejar hasil terbaik. Namun sering kali keserakahan memicu manusia untuk mengorbankan orang lain demi pencapaiannya sendiri. Konflik yang dipicu oleh hal ini tentu sangat familiar di kalangan masyarakat dan dapat menjadi poin yang menarik untuk diangkat ke dalam sebuah karya animasi tiga dimensi. Selain bertujuan sebagai sarana hiburan, cerita ini juga dapat menyentil masyarakat akan keserakahan yang berujung konflik. SARAN Seiring dengan makin besarnya industri animasi di dunia secara global, industri animasi Indonesia pun dapat dikatakan mulai berkembang. Hal ini tentu juga menambah peluang bagi para animator Indonesia untuk ikut bersaing baik dalam industri lokal maupun industri global. Agar dapat bersaing dan bertahan dalam dunia industri animasi yang semakin besar, kita sebagai individu harus memiliki nilai tambah tersendiri yang dapat menjadi ciri khas kita dan menunjukkan orisinalitas kita. Selain itu kita juga harus banyak belajar dan memperkaya wawasan karena dunia animasi yang semakin berkembang dari segi kualitas dan teknologi tentu juga harus diimbangi dengan berkembangnya wawasan kita agar dapat tetap bertahan. REFERENSI - Professional Short Films with Autodesk 3ds Max (Chris Neuhahn and Josh Book) - Color Harmony Compendium (Terry Marks, MINE, Origin, Tina Sutton) - Color Design Workbook (Terry Lee Stone with Sean Adams and Noreen Morioka) - An Economic Theory of Greed, Love, Groups, and Networks (Paul Frijters with Gigi Foster) - International Marketing, 13 th Ed (Cateora, Graham) - Understanding Comics (Scott McCloud) - Jamu: The Indonesian Traditional Herbal Medicine (Elfahmi, Komar Ruslan, Rein Bos, Oliver Kayser, Herman J. Woerdenbag, Wim J. Quax) - http://true-animationptik.weebly.com/ - http://bbc.co.uk/ - http://www.cambridge.org/ - http://saritemulawak.com/ - Film Pendek Animasi Si Nini - Film Dokumenter Jamu Mbok Maryati - Film The Wolf of Wall Street - Film Bruce Almighty - Film Animasi Brave
- Film Animasi The Book of Life - Film Pendek Animasi Geri s Game - Film Pendek Animasi Pada Suatu Ketika - Film Pendek Animasi The Lady and The Reaper RIWAYAT PENULIS Victoria Stephanie Oentoeng lahir di kota Banyuwangi pada tanggal 5 April 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual Animasi pada tahun 2015. Saat ini bekerja sebagai character animator di OneAnimation Studio.