BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, sumber daya alam dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PENGHARGAAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KARYAWAN CV. SARI ALAM SUKOHARJO S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. diri (Sunarto, 2004). Hal ini disebabkan karena dunia kerja sekarang telah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu factor yang mampu menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

PENGARUH PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR DI CIBITUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena elemen manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana dan pengendali

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

RETNO SAWITRIAVI F

BABI PENDAHULUAN. dibandingkan waktu sebelumnya. Para manajer puncak dihadapkan pada arus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tantangan bagi manajemen sumber daya manusia karena abad ke-21 ini

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dunia usaha belakangan ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menginginkan terciptanya kinerja yang tinggi dalam bidang pekerjaannya. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Mahdi et al., 2012). Widjaja et al. (2011) mengungkapkan bahwa proses turnover

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik perusahaan besar, swasta maupun pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Job insecurity adalah suatu keadaan yang tidak nyaman dan rancu yang dialami para UKDW

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

PENGARUH KETIDAKAMANAN KERJA, KEPUASAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PENGUNDURAN DIRI PEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia semakin penting artinya di dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, sebagai wadah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai sumber daya dalam perusahaan sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Hal ini sangat mendesak dalam

BAB I PENDAHULUAN. selalu berubah sehingga menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia mampu menciptakan berbagai macam inovasi dan merupakan komponen utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah masuk dalam berbagai aspek kehidupan manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini persaingan perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN. Kompensasi merupakan bagian manajemen sumber daya manusia yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perusahaan asuransi jiwa yang pertama kali berdiri di Indonesia. PT

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aset penting bagi

PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu ciri kehidupan modern dapat dilihat dari semakin kompleknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab kepada banyak stakeholder. (Anthony dan Govindaradjan, 2005:60).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. khusus dan pengkajian yang lebih mendalam karena bagaimanapun juga dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. individunya saling menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ekonomi yang terus mengalami perubahan, maka

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN

BAB I PENDAHULUAN. beban operasional perusahaan sehingga mengakibatkan jumlah jabatan struktural

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PLN P3B RJBR sadar akan hal tersebut sehingga berusaha melakukan penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perusahaan terdapat beberapa sumber daya yang dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi penghimpun orang-orang yang biasa di

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pada dasarnya merupakan organisasi dari sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sistem pengendalian manajemen yang memberikan jaminan melalui para manajer bahwa organisasi tersebut telah melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien (Anthony dan Govindarajan, 1998). Sistem pengendalian manajemen didesain untuk mengatur aktivitas anggota organisasi (karyawan) agar sesuai dengan yang diinginkan oleh organisasi. Proses pengendalian manajemen meletakkan manusia sebagai aktornya. Artinya ada proses mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Suatu organisasi menarik dan mempertahankan karyawannya hanya dengan satu tujuan yaitu mencapai tujuan organisasi melalui prestasi kerja para karyawan tersebut. Oleh karena itu sistem reward harus didesain untuk menghargai perilaku karyawan yang memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Masalah reward selalu mendapat perhatian besar dari setiap karyawan. Hal ini disebabkan karena reward merupakan sumber pendapatan, merupakan penerimaan yang diperoleh karena pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya, menunjukkan kontribusi kerja mereka, dan merupakan salah

satu elemen kepuasan kerja. Kepuasan erat kaitannya dengan harapan yang dimiliki karyawan. Kepuasan terhadap reward yang diterima dari seorang karyawan merupakan elemen utama terciptanya kepuasan kerja karyawan tersebut dan juga akan menimbulkan persepsi terhadap reward tersebut. Makin puas seorang karyawan terhadap reward yang diterimanya, maka makin positif persepsi karyawan tersebut terhadap reward. Elemen utama yang mempengaruhi kepuasan karyawan terhadap reward yang diterima adalah keadilan yang dirasakan terhadap reward. Diberikannya reward pada karyawan dapat mendorong karyawan merasa tenang dan bersemangat dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat memperbesar tingkat produktifitas. Reward merupakan daya tarik yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu karena bisa mendapat imbalan yang memuaskan kebutuhannya. Herman (Setiawan, 1996) mengatakan bahwa pemaksimalan kinerja para pegawai yaitu dengan memberikan kesempatan untuk mendapatkan reward agar sepadan tingkat tanggung jawab terhadap perusahaan. Perusahaan yang telah susah payah mengembangkan SDM-nya tentu saja sangat dirugikan oleh fenomena bajak-membajak ini. Namun karena aturan main mengenai hal ini memang belum ada, yang bisa dilakukan adalah mengembangkan program-program untuk mempertahankan karyawan dengan memberikan reward sehingga mendatangkan kepuasan kerja ( Teguh Poeradisastra, 2001).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Peter Vle Blane & Paul Mulvey (1997) yang menyatakan bahwa komitmen para karyawan pada organisasi dan keinginannya untuk keluar dari perusahaan secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat kepuasan terhadap reward yang diterimanya. Ketidakpuasan terhadap reward disebabkan karena seorang karyawan mengalami ketidaknyamanan dalam bekerja sehingga akan berdampak pada menurunnya daya tarik pekerjaan. Menurunnya daya tarik pekerjaan ini akan mengakibatkan perputaran karyawan yang mengarah pada turnover karyawan, ketidakpuasan terhadap pekerjaan dan meningkatnya absensi. Penelitian yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan terhadap reward saat ini misalnya, Ashford dkk (1989) menyebutkan bahwa kepuasan kerja yang cenderung pada kepuasan terhadap reward disebabkan oleh faktor ketidaknyamanan kerja yang dirasakan oleh karyawan. Greenhalgh dan Rosenblatt (1989) mendefinisikan ketidaknyamanan kerja sebagai ketidakberdayaan untuk mempertahankan kesinambungan yang diinginkan dalam kondisi kerja terancam. Dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam organisasi, karyawan sangat mungkin terasa terancam, gelisah dan tidak aman karena potensi perubahan untuk mempengaruhi kondisi kerja dan kelanjutan hubungan serta balas jasa yang diterimanya dari organisasi. Konstruk ini terdiri dari lima komponen. Empat komponen yang pertama membentuk besarnya ancaman, atau derajat ancaman yang dirasakan mengenai kelanjutan situasi kerja tertentu. Ancaman ini dapat terjadi pada berbagai aspek pekerjaan atau pada keseluruhan pekerjaan.

Ketidaknyamanan kerja dapat dialami oleh siapapun dengan jenis pekerjaan apa saja, secara umum orang berpendapat bahwa semakin tinggi jabatan yang dimiliki oleh seseorang maka ia akan semakin mudah pula mengalami ketidaknyamanan dalam bekerja karena beban tanggung jawab yang harus ditanggungnya juga semakin besar dibanding pemegang jabatan yang lebih rendah. Anggapan semacam ini sebenarnya kurang tepat karena orang yang bekerja di bawahnya juga dapat mengalami tekanan dalam pekerjaan. Jadi tidak hanya pimpinan saja yang dapat mengalami ketidaknyamanan kerja tetapi karyawan biasapun bisa mengalaminya. Dalam batas-batas ketidaknyamanan kerja, tekanan masih dapat ditoleransi, tetapi bila melampaui batas daya tahan seseorang akan mengakibatkan kerusakan penyimpangan-penyimpangan fisiologis, psikologis serta menyebabkan hubungan perilaku yang tidak harmonis pada orang-orang yang terlibat dalam organisasi (Farida, 2003). Banyaknya tugas dan tanggung jawab menuntut karyawan-karyawan untuk dapat memenuhi dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan yang ada di tempat kerja. Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan dan tuntutan di tempat kerja dapat mengakibatkan ketidaknyamanan kerja, hal ini karena ketidakseimbangan antara tuntutan kerja dengan sumber daya atau kemampuan yang dimiliki karyawan untuk memenuhinya. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh warta ekonomi pada tahun 2001 diperoleh hasil bahwa 54% responden menyatakan kemungkinan akan pindah kerja dalam enam bulan hingga satu tahun ke depan dari perusahaan dikarenakan alasan ingin mendapatkan gaji yang lebih besar (54,3%), jenjang

karir lebih baik (39,1%), pengalaman baru (10,9%), ketidaknyamanan dalam bekerja ( 35%), dan tunjangan hari tua (6,5%) ( Siadari dan Arief, 2001). Ketidaknyamanan dalam bekerja disebabkan karena adanya faktor komunikasi perusahaan. Komunikasi perusahaan ini disebut juga komunikasi organisasi karyawan dalam perusahaan. Definisi tradisional komunikasi organisasi cenderung menekankan pada kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional (organizational boundary). Definisi lain adalah bahwa komunikasi organisasi ini merupakan proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Hubungan antara karyawan, konteks komunikasi, akan menentukan makna kata-kata yang bersangkutan. Fokus perhatiannya adalah pada transaksi verbal dan non verbal yang sedang terjadi. Di dalam komunikasi organisasi terdapat saluran-saluran yang harus dilalui yaitu unit komunikasi yang berupa orang-orang dalam jabatan-jabatan dalam suatu perusahaan, dan itu akan berhasil dilalui apabila karyawan mampu mempersepsikan komunikasi organisasi ini dengan baik. Hal ini akan mempengaruhi karyawan dalam meningkatkan produktivitas kerjanya, meningkatkan prestasi kerjanya di dalam perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja. Apabila kita gagal karena ketidakmampuan dalam berkomunikasi, apa yang kita inginkan menjadi tidak terpenuhi akibat tidak pandainya mengkomunikasikan apa yang kita inginkan. Peran keterampilan melakukan komunikasi organisasi sangat menentukan dalam segala perputaran aktivitas organisasi.

Kasus yang terjadi di Indonesia yaitu seperti unjuk rasa mogok kerja yang dialami oleh karyawan Dagadu (Kompas, 13 Agustus 2005). Para karyawan melakukan mogok kerja atas dasar karena adanya faktor ketidakpuasan terhadap reward atau penghargaan dari perusahaan tersebut. Di samping itu, para karyawan juga merasa atas ketidaknyamanan kerja dalam perusahaan. Diduga ada pergolakan internal yang menyebabkan produktivitas kerja perusahaan dan kepuasan kerja karyawan menurun. Pihak perusahaan kemudian berusaha mencari akar permasalahan ini yang akibatnya juga berdampak besar pada produktivitas perusahaan. Dalam hal ini, faktor ketidaknyamanan dapat berasal dari luar diri kita dan bukan berasal dari diri kita sendiri, misalnya sikap kita yang sebenarnya tidak tepat dalam menghadapi orang lain. Bila ini yang terjadi, meminta untuk dipindahkan ke tempat yang dapat membuat kita merasa lebih nyaman dapat dipertimbangkan. Tetapi bila memang faktor ketidaknyamanan ini berasal dari diri kita sendiri, maka tidak ada jalan lain kecuali memperbaiki sikap kita yang kurang baik. Faktor ketidaknyamanan ini juga karena adanya ketidakcocokan dengan atasan. Ini disebabkan misalnya oleh atasan yang gagal memberikan arahan yang diperlukan, melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan, menghargai kontribusi bawahannya, dan membantu membangun bakat dan kemampuan para karyawannya. Jadi perlu

adanya komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan. Dari kondisi di atas memperlihatkan bahwa semakin kurangnya komunikasi yang akan menyebabkan semakin tinggi rasa tidak nyaman dalam kerja maka akan semakin negatif persepsi karyawan terhadap reward. Dan sebaliknya, semakin efektifnya komunikasi yang akan menyebabkan karyawan merasa nyaman dalam kerja maka akan semakin positif pula persepsi karyawan terhadap penghargaan (reward) tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka timbul pertanyaan apakah persepsi terhadap penghargaan (reward) mempunyai hubungan dengan ketidaknyamanan kerja dan komunikasi organisasi? Dari pertanyaan penelitian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul HUBUNGAN ANTARA KETIDAKNYAMANAN KERJA DAN KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGHARGAAN (REWARD). B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan antara ketidaknyamanan kerja dan komunikasi organisasi dengan persepsi terhadap penghargaan (reward). 2. Untuk mengetahui hubungan antara ketidaknyamanan kerja dengan persepsi karyawan terhadap penghargaan (reward) 3. Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi organisasi dengan persepsi karyawan terhadap penghargaan (reward).

4. Untuk mengetahui tingkat atau keadaan komunikasi dalam organisasi pada karyawan. 5. Untuk mengetahui keadaan ketidaknyamanan kerja pada karyawan. 6. Untuk mengetahui tingkat persepsi karyawan terhadap reward. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan 3 manfaat yaitu : 1. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang mendalam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya serta memberi sumbangan teoritis pada disiplin ilmu psikologi industri dan organisasi tentang persepsi terhadap reward, ketidaknyamanan dalam kerja dan komunikasi dalam organisasi. 2. Manfaat praktis, karyawan diharapkan lebih memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam menilai reward yang diberikan perusahaan sehingga akan lebih bisa menentukan sikap kerja dan kenyamanan dalam organisasi tersebut. 3. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai hubungan antara ketidaknyamanan kerja dan komunikasi organisasi yang dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, bagi pimpinan perusahaan maupun psikologi industri.