Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0 6 BULAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 T E S I S. Oleh SRI MARYATI /IKM

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Lampiran 1. Surat Keterangan SK Pembimbing Skripsi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR. * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ANALISIS PENGARUH ASPEK HUKUM, PERAN BIDAN DAN HAK ANAK TERHADAP PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN KLATEN

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF. Risa Devita Akademi Kebidanan Aisyiyah Palembang

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TENAGA KESEHATAN WANITA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2010 SKRIPSI

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDARAYA TAHUN 2014 TESIS. Oleh RAHMI MAYA SARI /IKM

Septiani, Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Dengan Status Gizi Bayi 0-11 Bulan Di Puskesmas Bangko Rokan Hilir

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SINDANGLAUT KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI.

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

Faktor Determinan Pemberian Susu Formula pada Bayi Usia 0-6 Bulan (Studi Pada Ibu Bayi Usia 7-12 Bulan di Wilayah Puskesmas Kabupaten Demak)

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

BONA F. P. BANJARNAHOR

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

Catur Saptaning Wilujeng*, Yuseva Sariati**, Ranthy Pratiwi** Abstrak

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI DUSUN IX DESA BANDAR SETIA

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

IRNA SARTIKA / IKM

Gizi Indon 2012, 35(1):73-80 Hubungan antara pendidikan dan pengetahuan Taufiqurrahman, dkk.

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS.

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Ica Fauziah Harahap 1, Albiner Siagian 2,Elmina Tampubolon 3. Abstract

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

[ ARTIKEL PENELITIAN ]

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

PENGARUH SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DINI DI DESA SILIGASON KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPM NURTILA PALEMBANG

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

Susmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu 2013

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERLALU DINI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TELUK KARANG KECAMATAN BAJENIS KOTA TEBINGTINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2015 Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 1 Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU 2 Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ABSTRACT The early complementary feeding is foods or drinks that contain nutrients given to infants under 6 months of age. The early complementary feeding at this time will reduce the coverage of exclusive breastfeeding. The coverage of exclusive breastfeeding in the Puskesmas Teluk Karang was still low about 32,8% (in 2014) while the national target was 80%. It is suspected related to factors of social culture and family support. The purpose of this study was to understand factors influenced the mothers in giving the early complementary feeding in working area of UPTD Puskesmas Teluk Karang, Subdistrict of Bajenis, City of Tebing Tinggi in 2015. Type of this research was analytical observation study with the cross sectional design. The research was done since November 2013 until January 2015. Population in this research were all mothers who had infant aged between 7-12 months in the working area of UPTD Puskesmas Teluk Karang, Subdistrict of Bajenis, City of Tebing Tinggi which was being as samples as 106 mothers. The multiple logistic regression is used to analyze the data. The result of the research showed that the early complementary feeding is high enough i.e 89,6%. From the multivariate analysis, it was proved that the factors influenced the early complementary feeding are the social culture (p=0,008) and the family support (p<0,001). The dominant factor influenced this early complementary feeding was family support (coefficient of B=3,021). It s suggested that breastfeeding mothers are not easily influenced by the social culture in the communities and families are expected to provide support so that mothers still exclusively breastfed, by fulfilling the nutritional needs during lactation so that it produced the qualified breastfeeding in the sufficient quantities. Keywords: Early Complementary Feeding, Social Culture, Family Support PENDAHULUAN Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan transisi dari yang berbentuk cair menjadi makanan semi padat. 1

Pemberian makanan pendamping ASI secara tepat sangat dipengaruhi perilaku ibu yang memiliki bayi. Namun masih banyak ibu yang memberikan makanan pendamping ASI kurang dari 6 bulan yang dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan bayi seperti diare dan dapat menyebabkan kematian pada bayi (Utami, 2012). Secara global pada tahun 2012 angka kematian anak sebagian besar disebabkan karena infeksi berulang dan faktor gizi, terkait faktor gizi diperkirakan sebesar 45%. Sesungguhnya dengan promosi ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI yang tepat dapat mengurangi risiko penyakit kronis, angka morbiditas dan mortalitas pada balita. ASI merupakan sumber gizi terpenting bagi bayi untuk memenuhi kebutuhannya. (WHO, 2014). Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 bahwasanya tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi yakni 20 bayi per 1000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN, maka Indonesia berada pada titik 4,2 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,2 kali lebih tinggi dari Filipina, dan 2,2 kali lebih tinggi dari Thailand (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Angka kematian bayi di Indonesia berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010 terdapat 26 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di daerah Kota Tebing Tinggi sekitar 22% (Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, 2013). Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan di Puskesmas Teluk Karang dari 16 ibu bayi yang diwawancarai, bayi yang mendapat ASI dan MP-ASI kurang dari 6 bulan sebanyak 10 orang (62,5%), ibu yang menggunakan PASI dan MP-PASI kurang dari 6 bulan sebanyak 5 orang (31,25%) dan bayi yang diberi ASI secara eksklusif 1 orang (6,25%). Dengan kata lain di wilayah kerja puskesmas masih banyak terdapat praktek pemberian makanan pendamping terlalu dini sebanyak 15 bayi (93,75%). Hal ini sangat bertolak belakang dengan harapan pemerintah tentang pemberian ASI secara eksklusif yakni pemberian ASI pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa pemberian makanan pendamping ASI sebesar 80%. Dari 15 responden terdapat 2 orang (13,33%) yang berumur < 20 tahun, 12 orang (80,0%) yang berumur 20-35 tahun dan 1 orang (6,67%) yang berumur >35 tahun berdasarkan data diharapkan pada usia reproduktif tingkat kematangan seseorang semakin meningkat sehingga sikap dan tindakan ibu juga diharapkan bersifat mendukung praktek pemberian MP-ASI > 6 bulan namun masih banyak terjadi praktek pemberian makanan tambahan pada bayi umur < 6 bulan. Dari segi pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI terdapat 13 orang (86,67%) ibu berpengetahuan baik dan 2 orang (13,33%) yang berpengetahuan tidak baik namun masih banyak terdapat praktek pemberian MP-ASI yang salah. Dari segi pekerjaan terdapat 10 orang (66,67%) yang bekerja dan 5 orang (33,33%) yang tidak bekerja, hal ini menyebabkan intensitas pertemuan ibu dan bayi berkurang dikarenakan ibu bekerja, dimana pemberian ASI secara eksklusif tidak berhasil sehingga untuk memenuhi kebutuhan bayi pengasuh (nenek) 2

memberikan MP-ASI kepada bayi < 6 bulan. Dari segi sosial budaya dan dukungan keluarga menyatakan bahwasanya sudah tradisi di masyarakat pemberian makanan tambahan seperti susu formula, air putih, nasi tim pada saat umur bayi < 6 bulan. Dari segi dukungan petugas kesehatan 13 orang (86,67%) menyatakan pernah mendengar tentang ASI eksklusif namun ada juga petugas yang menganjurkan pemberian susu formula dan 2 orang (13,33%) tidak tahu tentang ASI eksklusif, dukungan petugas kesehatan yang pro ASI sangat dibutuhkan karena ibu/masyarakat biasanya mendengarkan nasehat dari petugas kesehatan. Berdasarkan hasil penjelasan pegawai Puskesmas Teluk Karang bagian gizi bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2013 di wilayah kerjanya sekitar 45% (dari 100 bayi usia 0-6 bulan hanya 45 bayi yang mendapat ASI eksklusif) hal ini memang diakui oleh pegawai puskesmas belum mencapai target pemerintah, disebabkan oleh banyak faktor antara lain faktor ibu bekerja, faktor dukungan tenaga kesehatan (tenaga kesehatan yang tidak pro ASI dikarenakan bekerjasama dengan produk susu formula), faktor dukungan keluarga, faktor sosial budaya (bayi menangis berarti lapar sehingga harus diberi makanan tambahan padahal dalam ilmu kesehatan makanan pendamping ASI diberikan pada saat usia bayi telah mencapai lebih dari 6 bulan karena dianggap sistem pencernaan bayi telah siap untuk menerima makanan selain ASI dan bayi telah membutuhkan zat gizi selain ASI). Faktor-faktor di atas adalah salah satu penyebab yang bisa memengaruhi ibu dalam memberikan ASI secara eksklusif. Menurut laporan kesehatan di Puskesmas Teluk Karang Tahun 2013 bahwasanya dari 10 masalah penyakit terbesar di wilayah kerja Puskesmas Teluk Karang penyakit diare terdapat diposisi kedua setelah ISPA. Dan menurut laporan bulanan pada bulan Januari tahun 2014 bahwasanya diare juga berada di posisi kedua dimana pasien diare sekitar 65,5% adalah balita. Hal ini juga sebagai data penunjang bahwasanya penyakit diare merupakan salah satu dampak dari pemberian MP-ASI terlalu dini. Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan menunjukkan bahwasanya masih tingginya angka pemberian MP-ASI secara dini di wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang hal ini juga ditunjang oleh data pemberian MP-ASI terlalu dini di wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang sebesar 67,8% maka dirumuskan masalah yaitu faktor-faktor yang memengaruhi ibu dalam pemberian MP-ASI terlalu dini di wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ibu dalam pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi tahun 2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional yakni penelitian dilakukan dengan observasi atau pengamatan tanpa 3

memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara cross sectional atau potong lintang (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak bayi usia 7-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi, yaitu sebanyak 106 orang pada bulan Januari 2015 dan seluruhnya dijadikan sampel. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan wawancara secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Adapun data ingin diperoleh dari responden adalah: umur ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, sosial budaya yang ada disekitar ibu, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dalam pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi. Analisis data penelitian melalui tahapan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Analisis ini berguna untuk menggambarkan atau mendeskripsikan variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Untuk melihat distribusi pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang dapat dilihat pada Tabel 1: Tabel 1. Pemberian MP-ASI di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 Pemberian MP-ASI n % Terlalu Dini Dilakukan 95 89,6 Tidak Dilakukan 11 10,4 Total 106 100 Ibu yang memberikan MP-ASI terlalu dini (< 6 bulan) pada bayinya sebanyak 95 orang (89,6%) dan ibu yang tidak memberikan MP-ASI terlalu dini pada bayinya sebanyak 11 orang (10,4%). Untuk melihat distribusi frekuensi variabel penelitian di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang dapat dilihat pada Tabel 2: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 Faktor n % Umur 20-30 tahun 89 84,0 > 30 tahun 17 16,0 Pekerjaan Bekerja 55 51,9 Tidak Bekerja 51 48,1 Pengetahuan Buruk 24 22,6 Baik 82 77,4 Sosial Budaya Ada 97 91,5 Tidak Ada 9 8,5 Dukungan Keluarga Mendukung (negatif) 93 87,7 Tidak Mendukung (positif) 12 12,3 Dukungan Petugas Kesehatan Mendukung (negatif) 12 11,3 Tidak Mendukung (positif) 94 88,7 4

Umur responden paling banyak adalah umur 20-30 tahun sebanyak 89 orang (84,0%), pekerjaan responden paling banyak adalah bekerja sebanyak 55 orang (51,9%), pengetahuan responden paling banyak adalah pengetahuan baik sebanyak 82 orang (77,4%) dan paling sedikit adalah pengetahuan buruk sebanyak 24 orang (22,6%), sosial budaya paling banyak adalah ada sosial budaya sebanyak 97 orang (91,5%) dan paling sedikit tidak ada sosial budaya sebanyak 9 orang (8,5%), dukungan keluarga responden paling banyak adalah mendukung sebanyak 93 orang (87,7%) dan paling sedikit adalah tidak mendukung sebanyak 13 orang (12,3%), dukungan petugas kesehatan paling banyak adalah tidak mendukung sebanyak 94 orang (88,7%) dan paling sedikit adalah mendukung sebanyak 12 orang (11,3%). Analisis Bivariat Analisis ini berfungsi untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan (Level of significance) (α) = 0,05. Dalam analisis ini juga dapat dilihat variabel independen mana yang masuk kriteria model analisis multivariat (p<0,25) diuraikan sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat Variabel Umur 19-30 tahun Pemberian MP-ASI Terlalu Dini Total Tidak p-value Dilakukan Dilakukan n % n % n % 79 79 10 9 89 100 1,000 > 30 tahun 16 15 1 1 17 100 Tabel 3. (Lanjutan) Variabel Pemberian MP-ASI Terlalu Dini Total Tidak Dilakukan Dilakukan p-value n % n % n % Pekerjaan Bekerja 48 87 7 12 55 100 0,613 Tidak 47 92 4 7 51 100 Bekerja Pengetahuan Buruk 19 79 5 20 24 100 Baik 76 92 6 7 82 100 Sosial Budaya Ada 91 93 6 6 97 100 <0,001 Tidak Ada 4 44 5 55 9 100 Dukungan Keluarga Mendukung (negatif) 89 95 4 4 93 100 <0,001 Tidak Mendukung (positif) 6 46 7 53 13 100 Dukungan Petugas Kesehatan Mendukung 10 83 2 16 12 100 0,610 (negatif) Mendukung (positif) 85 90 9 10 94 100 Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan umur ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p=1,000). Hasil analisis antara pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini dengan menggunakan uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p=0,613). Hasil analisis antara pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini dengan menggunakan uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p=0,120). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukan ada hubungan antara sosial budaya dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p < 0,001). Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI terlalu dini (p < 0,001). Hasil uji statistik chi-square 5

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dukungan petugas kesehatan dengan pemberian MP- ASI terlalu dini (p=0,610). Analisis Multivariat Analisis multivariat berguna untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen serta mengetahui variabel dominan yang berpengaruh dalam pemberian MP- ASI terlalu dini. Dalam penelitian ini menggunakan analisis multivariat yakni uji regresi logistik ganda dengan metode yang digunakan adalah metode enter. Tabel 4. Hasil Analisis Multivariat 95% CI for Variabel Nilai Nilai Exp Exp (B) Independen B P (B) Lower Upper Sosial Budaya 2,593 0,008 13,367 1,977 90,389 Dukungan Keluarga 3,021 <0,001 20,520 3,977 105,876 Constant -9,119 <0,001 0,000 Dari tabel di atas hasil analisis uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa faktor pemungkin yaitu variabel sosial budaya dengan nilai p=0,008 berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini dan variabel dukungan keluarga dengan nilai p < 0,001 berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini. Pada dasarnya, peran kebudayaan terhadap kesehatan masyarakat adalah dalam membentuk, mengatur dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu suatu kelompok sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan. Memang tidak semua praktek/perilaku masyarakat yang pada awalnya bertujuan untuk menjaga kesehatan dirinya adalah merupakan praktek yang sesuai dengan ketentuan medis/kesehatan (Maas, 2004). Pemberian MP-ASI yang terlalu dini ini biasanya karena anjuran orang tua terutama nenek (mertua atau orang tua si ibu menyusui). Alasan umumnya karena bayi menangis terus meskipun telah disusui dan akhirnya diberi susu formula, teh putih,teh manis,dll. Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi adalah variabel dukungan keluarga dengan nilai koefisien regresi (nilai B) adalah 3,021. Dukungan keluarga berpengaruh dalam pemberian MP-ASI terlalu dini. Ibu dengan dukungan keluarga akan mempunyai kemungkinan 20,520 kali akan memberikan MP- ASI terlalu dini dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingginya peran keluarga dalam mendukung pemberian MP-ASI terlalu dini terutama peran suami, orangtua, mertua dan kerabat terdekat. Peran keluarga dalam melarang pemberian MP-ASI terlalu dini sangat dibutuhkan, terlebih kultur masyarakat Indonesia yang masih bersifat kolektif, yaitu keluarga berperan dalam pola pengurusan anak khususnya dalam pengurusan bayi. Dalam keluarga yang bersifat paternalistik, keluarga yang dimaksud bertanggungjawab dalam pengurusan bayi adalah para perempuan dari anggota keluarga yang memiliki bayi. Untuk itu perlu 6

adanya pemberdayaan perempuan dan pembinaan atau konseling tentang pemberian MP-ASI yang tepat dan benar bukan hanya pada perempuan namun juga pada keluarga dan kerabat ibu. KESIMPULAN DAN SARAN Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagian responden memberikan MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan sebanyak 95 orang (89,6%). 2. Faktor yang tidak berpengaruh dalam pemberian MP-ASI terlalu dini adalah: umur, pekerjaan, pengetahuan, dan petugas kesehatan. 3. Faktor pemungkin responden dalam pemberian MP-ASI terlalu dini adalah sosial budaya dan dukungan keluarga. 4. Sosial budaya berpengaruh dalam pemberian MP-ASI terlalu dini. Ibu dengan sosial budaya yang berkembang akan mempunyai kemungkinan 13,367 kali akan memberikan MP-ASI terlalu dini dibandingkan ibu dengan sosial budaya yang tidak berkembang. 5. Dukungan keluarga berpengaruh dalam pemberian MP-ASI terlalu dini. Ibu dengan dukungan keluarga akan mempunyai kemungkinan 20,520 kali akan memberikan MP-ASI terlalu dini dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga. 6. Faktor dominan yang berpengaruh dalam pemberian MP-ASI terlalu dini adalah dukungan keluarga dengan nilai koefisien B = 3,021. Adapun saran yang dapat diberikan : 1. Ibu menyusui sebaiknya tidak mudah terpengaruh dengan sosial budaya yang ada di masyarakat dan memiliki komitmen untuk tidak memberikan MP-ASI terlalu dini kepada bayinya. 2. Perlunya dukungan dari keluarga agar ibu tidak memberikan MP- ASI terlalu dini dan tetap memberikan ASI eksklusif. 3. Perlu ditingkatkan peranan dan dukungan dari petugas kesehatan melalui penyuluhan. 4. Bagi Dinas Kesehatan diharapkan berkerja sama dengan pihak Puskesmas untuk meningkatkan frekuensi penyuluhan ASI eksklusif. DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2013. Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2012. http://www.google.com/search? q=profil+kesehatan+sumate ra+utara+2013&oq=profil+profi l+kesehatan+sumatera+utara+2 013%aqs=chrome..69i57.18479j 0j8&sourceid=chrome&es_sm= 93&ie=UTF-8. Diakses 02 Mei 2014. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. http://www.depkes.go.id/down loads/profil%kesehatan_2012% 20%284%20Sept%202013%29. pdf. Diakses 10 Desember 2013. Maas. L. 2004. Kesehatan ibu dan anak; persepsi budaya dan dampak kesehatannya. Medan. USU digital library. 7

Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Utami, W. 2012. Asuhan Kesehatan Jurnal Penelitian Akademi Kesehatan Rajekwesi Bojonegoro, 2012. http://journalakes.files.wordpres s.com/2012/07/jurnal-akesrajekwesi-vol-5.pdf. Diakses 07 Desember 2013. WHO. 2014. Fakta-Fakta Penting Tentang Bayi dan Balita. http://www.who.int/ topics/breastfeeding/en/&prev=/ search%3fq%3dexclusive%2bb reastfeding%2b6%2bmonths%2 Bstatistics%26biw%3D1360%2 6bih%3D673. Diakses 10 November 2013. 8