BAB I PENDAHULUAN. namun juga membahas keadaan sosial, ekonomi, politik dan yang terjadi di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

DAMPAK KEPARIWISATAANTERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEMBAHE ( )

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB 1 PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Kebudayaan daerah merupakan aset yang cukup penting bagi pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Propinsi Sumatera Utara dengan Ibu Kota Medan merupakan salah satu provinsi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB II LATAR BELAKANG MUNCULNYA OKJEK WISATA PANTAI CERMIN. Cermin masih berada di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang

PENGEMBANGAN KAWASAN GUA SUNYARAGI SEBAGAI TAMAN WISATA BUDAYA DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah tersebut. Menurut Masyhudzulhak dalam Proceeding Book. Simposium Ilmu Administrasi Negara untuk Indonesia (2011) daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dari gangguan luar, seperti bencana alam, serangan binatang buas atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

RELASI MAKNA DALAM BAHASA MELAYU DESA PANTAI LABU BARU, KABUPATEN DELI SERDANG. Skripsi. Dikerjakan Oleh, NAMA : SATRIA SINAGA NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah andalan sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Kekayaan itu menyebar ke seluruh daerah termasuk Sumatera

PERAN RETRIBUSI OBYEK WISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu yang membahas kejadiankejadian yang terjadi pada masa lampau yang berhubungan dengan aktivitas manusia sebagai pelaku dalam sejarah itu sendiri. Sejarah mengikuti perkembangan zaman serta melihat permasalahan yang terjadi dalam lingkungan alam. Pada prinsipnya sejarah itu tidak hanya berpatokan kepada penulisan masa lampau dan masa kini, namun juga membahas keadaan sosial, ekonomi, politik dan yang terjadi di masyarakat. Sejarah akan terus berkembang dan mengakibatkan perubahan sosial, ekonomi, politik dan budaya. 1 Dinamika zaman menumbuhkembangkan sikap kreatif manusia dalam tingkah laku sehari-hari seperti menata keindahan untuk dinikmati orang. Sebuah daerah dengan keindahan alamnya dapat menggugah orang untuk berkreatifitas menata rapi agar pengunjung lebih tertarik untuk datang. Pengunjung bisa menikmati keindahan alam dengan santai dan penuh makna jika lokasi tersebut telah dikelola secara teratur dan aman. Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu daerah tujuan wisata di Propinsi Sumatera Utara. Prioritas utama Pemerintah Kabupaten Deli Serdang adalah menjadikan sektor pariwisata dalam pembangunan kepariwisataan pada objek dan daya tarik wisata serta panggilan objek wisata. Perkembangan dunia pariwisata telah 1 Sutrasno, Sejarah dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Pradnya Paramita, 1975, hal. 34. 1

mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan serta dorongan untuk melakukan perjalanan, cara berpikir maupun sifat perkembangan itu sendiri. 2 Perkembangan kepariwisataan di Indonesia mendapat dukungan dari pemerintah dalam pengembangan kepariwisataannya sejak tahun 1978 yang dituangkan dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yaitu bahwa pariwisata perlu ditingkatkan dan diperluas untuk meningkatkan penerimaan devisa, memperluas lapangan pekerjaan dan memperkenalkan kebudayaan. Pembinaan serta pengembangan pariwisata dilakukan dengan tetap memperhatikan terpeliharanya kebudayaan dan kepribadian nasional. Untuk itu perlu diambil langkah-langkah dan pengaturan-pengaturan yang terarah berdasarkan kebijakan yang terpadu antara lain bidang promosi, penyediaan fasilitas serta mutu dan kelancaran pelayanan. Pariwisata adalah industri gaya baru yang mampu membuka perubahan dalam masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam bidang sosial yaitu adanya interaksi antara wisatawan dengan mayarakat yang dijumpai. Interaksi yang terjadi dapat membuka wawasan ataupun perkembangan zaman terhadap masyarakat daerah lainnya. Sosialisasi yang terjadi membawa pada dampak positif yaitu terbentuk integrasi antara masyarakat yang berbeda etnis. Hal inilah yang terjadi di masa lalu terhadap Pantai Cermin di Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi pantai yang luas, berpasir halus, ditambah dengan keindahan lautnya dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Mereka bekerja keras memperindah 2 Gamal Suwantoro, Dasar-dasar Pariwisata, Yogyakarta: ANDI OFFSET, 1997, hal. 1. 2

pantai untuk menarik perhatian masyarakat, baik dari dalam dan luar daerah untuk berkunjung dan menjadikan lokasi pantai ini dikenal luas di Sumatera Utara. Para wisatawan dapat menikmati Pantai ini, sehingga pantai ini tidak pernah sepi. Perkembangan awal Pantai Cermin diketahui telah terjadi sejak 1960, 3 dimana pada saat itu atas inisiatif penduduk sekitar dengan kerja-kerja kreatifitasnya, wilayah ini mulai dipromosikan sebagai tujuan wisata. Dalam perputaran waktu, wisata Pantai Cermin semakin berkembang. Hal ini disebabkan oleh adanya perhatian dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, yakni sejak masa pemerintahan Bupati Abdullah Eteng (1958-1963), Abdul Kadir Kendal Keliat (1963-1970) dan H. Baharoeddin Siregar (1970-1978). Di samping itu, terdapat juga kesediaan masyarakat setempat dalam upaya melakukan promosi dan menjaga lingkungan objek wisata Pantai Cermin. Objek wisata Pantai Cermin memiliki delapan lokasi yaitu : Desa Kota Pari terdapat Pantai Pondok Permai, Pantai Lestari, Pantai Mutiara 88, Pantai Gudang Garam. Desa Pantai Cermin Kanan terdapat Pantai Indah atau yang sering disebut juga dengan Pantai Cermin dan Theme Park. Desa Kuala Lama terdapat Pantai Srimersing, dan Pantai Kuala Putri. Desa Lubuk Saban terdapat Pantai Pematang Matik. 4 Itulah bebarapa Objek Wisata Pantai yang terdapat di Kawasan Wisata Pantai Cermin. Namun, pantai yang saya teliti disini adalah Pantai Indah atau yang sering 3 Wawancara dengan Ibu Wayuni (penduduk asli Pantai Cermin), pada tanggal 11 Juni 2013. 4 Arsip atau Dokumentasi Kantor Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Serdang Bedagai pada tanggal 09 Januari 2013. 3

disebut juga dengan Pantai Cermin karena pantai tersebut adalah pantai yang paling lama ada di Kawasan Pantai Cermin, dan pantai tersebut adalah pantai yang pertama dijadikan sebagai Objek Wisata di Kawasan Panti Cermin. Namun adanya pantaipantai lain seperti Pantai Pondok Permai, Pantai Kuala Putri dan pantai-pantai lainnya yang ada di Kabupaten Deli Serdang yaitu pantai tersebut dikelola sejak tahun 2003-2004 yaitu setelah terjadinya pemekaran daerah pada tahun 2003 dari Kabupaten Deli Serdang menjadi Kabupaten Serdang Bedagai. Begitu juga denga wahana permainan air di Themp Park yang dikelolah oleh investor asing dari negara Malaysia, tepatnya berada di sebelah objek wisata Pantai Cermin atau yang disebut juga dengan Pantai Indah, desa Pantai Cermin Kanan kecamatan Pantai Cermin kabupaten Serdang Bedagai. Sehingga dengan adanya pantai-pantai tersebut maka banyak pengunjung yang datang ke Pantai Cermin bisa memilih tempat berekreasi sesuai dengan minat dan kemampuan ekonomi pengunjung. Begitupula tidak terlepas dari inisiatif masyarakat dan dukungan dari pemerinatah untuk mempromosikan tempat tersebut sebagai tempat Objek Wisata. Kawasan Pantai Cermin mencakup 12 desa yakni Desa Kuala Lama, Desa Ujung Rambung, Desa Cerawang, Desa Kota Pari, Desa Pantai Cermin Kanan, Desa Pantai Cermin Kiri, Desa Besar Dua Terjun, Desa Sementara, Desa Ara Payung, Desa Pematang Kasih, Desa Lubuk Saban, dan Desa Naga Kisar. Desa-desa tersebut masih terletak di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Akan tetapi, 4

sebelum 2003 kawasan wisata ini terletak di Kabupaten Deli Serdang. 5 Dengan jarak 50 km dari Medan, Pantai Cermin dapat ditempuh melalui jalur lintas Medan ke Perbaungan, lalu membelok ke arah timur sejauh 10 kilometer. Dengan dukungan infrastruktur yang baik, kawasan wisata ini bisa ditempuh dengan kendaraan umum maupun pribadi. Pantai Cermin adalah merupakan salah satu Objek Wisata yang berperan dalam mengembangkan ekonomi lokal masyarakat setempat. Aktivitas perekonomian daerah meningkat dengan adanya masyarakat yang berdagang, sehingga menciptakan pendapatan bagi penduduk setempat. Hal ini merupakan suatu perkembangan di mana sebelumnya masyarakat sekitar masih memperoleh penghasilannya sebagai nelayan. Berdasarkan latar belakang di atas penulisan ini membahas pengaruh objek wisata terhadap kehidupan masyarakat Pantai Cermin. Jangkauan waktu penulisan dimulai sejak 1960 sebagai awal perkembangan publikasi Pantai Cermin dan diakhiri pada 2005 yaitu pada saat adanya wahana Themp Park yang menjadi tempat yang paling banyak di minati oleh para wisatawan, dimana pada msasa itu telah terjadi pemekaran daerah pada tahun 2003 dari wilayah kabupaten Deli Serdang menjadi wilayah kabupeten serdang Bedagai. Di samping adanya waktu yang memisahkan saat peristiwa terjadi dengan penulis, juga masih kurangnya fakta yang tertulis ataupun tidak tertulis. Untuk mendapatkan penulisan yang lebih mudah dan jelas maka penulis menentukan jangka waktu tertentu tentang perubahan masyarakat dalam tulisannya. Juga membatasi 2013. 5 Sumber www.id.wikipedia.org/wiki/kabupaten Deli Serdang diunggah pada tanggal 9 Juli 5

tempat kejadian, sehingga tidak terlalu luas dan kompleks permasalahannya. Oleh karena itu, pembahasan topik sangat diperlukan agar apa yang akan ditulis tidak menyimpang dari permasalahan sebenarnya yang ingin diungkapkan si penulis. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini berkaitan dengan perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin pada periode 1960-2005, yakni pada masa masih berada di bawah naungan Kabupaten Deli Serdang. Adapun permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Apa latar belakang munculnya Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin? b. Bagaimana perkembangan Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin 1960-2005? c. Bagaimana dampak Kepariwisataan Pantai Cermin terhadap kehidupan masyarakat Pantai Cermin? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Di dalam sebuah penelitian tentunya memiliki suatu tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan tersebut. Sehingga sedikit banyaknya dapat menjawab mengapa penelitian tersebut dilakukan. Dalam prosesnya penelitian bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. 6

Adapaun tujuan penelitian yang dilakukan ini adalah : a. Untuk menjelaskan latar belakang munculnya Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin tahun 1960-2005. b. Untuk mengetahui perkembangan di Kawasan Wisata Pantai Cermin pada 1960-2005. c. Untuk mengetahui dampak kepariwisataan Pantai Cermin terhadap kehidupan masyarakat di sekitar Kawasan Pantai Cermin. Sedangkan manfaat penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut : a. Memberikan informasi kepada peneliti yang akan melakukan penelitian yang sejenis. b. Memberikan pengetahuan dan informasi yang baru dalam penelitian sejarah lokal di Sumatera Utara. c. Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian tentang sejarah lokal di Sumatera Utara. d. Menambah literatur kepustakaan bagi Ilmu Sejarah. 1.4 Tinjauan Pustaka Penelitian merupakan masalah yang harus dipahami sehingga diperlukan beberapa referensi yang dapat dijadikan panduan penulisan nantinya dalam bentuk tinjauan pustaka. Untuk melakukan kegiatan penelitian dan penulisan, maka perlu dilakukan tinjauan pustaka dengan menggunakan buku-buku yang berhubungan 7

dengan judul skripsi ini. Ada beberapa buku yang digunakan sebagai tinjauan pustaka dalam skripsi ini sebagai acuan yang berkaitan dengan Ojek Wisata Kawasan Pantai Cermin. R. Hamdani Harahap dan Subhilhar dalam bukunya Nelayan dan Kemiskinan: Studi Antropologi di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang (1992) menjelaskan bagaimana proses nilai budaya seseorang nelayan khususnya suku bangsa Melayu yang bekerja dari kelompok nelayan kecil kemudian akibat struktural dan klien, yaitu antara pemborong dan nelayan maka nelayan yang menjadi klien jadi miskin. Masyarakat nelayan yang berada di Desa Paluh Sibaji beralih profesi dari nelayan menjadi penjual jasa untuk fasilitas objek wisata Pantai Cermin karena berprofesi sebagai nelayan belum mencukupi kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu buku ini sangat berpengaruh dalam penulisan skripsi ini. R. G. Soekadijo dalam bukunya Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata Sebagai Systemmatic Linkage (1997) menjelaskan tentang bagaimana mengelola suatu lahan untuk dijadikan suatu objek kawasan wisata serta bagaimana melestarikan kawasan wisata tersebut. Dalam buku ini dijelaskan bahwa pariwisata juga sebagai devisa bagi negara. Selain itu, buku ini juga berbicara mengenai bagaimana objek wisata kawasan Pantai Cermin dapat berkembang dan terus meningkat serta perkembangan-perkembangan fasilitasnya dan dampaknya bagi masyarakat sekitar Pantai Cermin. Luchman Hakim dalam bukunya Dasar-dasar Ekowisata (2004). Buku ini mendiskusikan aspek-aspek ekoturisme yang saat ini ramai didiskusikan sebagai 8

bagian dari strategi pencapaian pertumbuhan ekonomi dan kawasan berdasarkan penggunaan sumber daya alam secara berkesinambungan. Di buku ini dibahas tentang bagaimana sumbangan wisata tehadap pertumbuhan ekonomi, seperti apa yang dimaksud dengan ekoturisme, bagaimana ekoturisme dijalankan dan bagaimana pengaruh sumber daya alam terhadap masyarakat sekitar kawasan wisata tersebut. Tengku Luckman Sinar dalam bukunya Sari Sedjarah Serdang berbicara tentang keadaan Serdang pada masa kerajaan serta bagaimana keadaan Serdang sebelum menjadi Kabupaten Deli Serdang. Sehingga kita dapat mengetahui perkembangan Pantai Cermin sebagai objek wisata yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten ini dikenal sebagai kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang besar, sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi yang cukup menjanjikan bagi masyarakat di Pantai Cermin tersebut. Skripsi Zetro Sinaga yang berjudul Pengaruh Kepariwisataan Terhadap Kehidupan Masyarakat Parapat (1970-1980) dan skripsi Lorense Harold Wilson yang berjudul Dampak Kepariwisataan Terhadap Kehidupan Masyarakat Sembahe (1980-1999), sebagai acuan untuk mendukung penelitian tentang Objek Wisata Kawasan Pantai Cermin tahun 1960-2005 dengan cara membandingkan. 1.5 Metode Penelitian Dalam penulisan sejarah terdapat metode penulisan yang penting dalam merekonstruksi peristiwa masa lampau dari objek yang sedang diteliti. Namun sebelum mengolah fakta analisa kritis terhadap sumber-sumber sejarah adalah hal yang paling penting untuk mengetahui kebenaran dari permasalahan yang akan 9

diteliti. 6 Untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam penulisan sejarah, maka dilakukan langkah-langkah atau metode yang lebih dikenal dengan heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. 7 Langkah pertama yang dilakukan adalah heuristik yaitu tahapan mencari datadata atau fakta-fakta-fakta melalui berbagai sumber yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam tahap heuristik sumber data dapat diperoleh melalui dua cara, yakni studi lapangan (field research) dan studi kepustakaan (library research). Data dari hasil studi lapangan dapat diperoleh melalui wawancara dengan berbagai informan, yaitu nelayan, Kepala Desa dan para wisatawan yang datang ke Pantai Cermin yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Sedangkan studi kepustakaan dapat diperoleh dari berbagai buku, seperti di Perpustakaan Daerah Sumatera Utara dan Perpustakaan (USU). Kemudian dokumen-dokumen yang berada di Kabupaten Deli Serdang, arsip-arsip tentang pariwisata Pantai Cermin yang berada di Kecamatan Desa Kuala Lama dan sebagainya. Langkah kedua yang dilakukan adalah kritik sumber. Kritik sumber merupakan upaya untuk mendapatkan otentisifitas dan kredibilitas sumber. Dalam tahapan ini, yang dimaksud dengan krtik sumber adalah kerja intelektual dan rasional yang mengikuti metodologi sejarah guna mendapatkan objektifitas suatu penelitian. Dengan demikian sumber sejarah dapat digunakan dengan aman. Dalam hal ini yang selalu diingat yaitu bahwa sumber itu harus dapat dipercaya (credible), penguatan saksi mata (eyewitness), benar (truth), tidak dipalsukan (unfabricated) dan handal hal.18. 6 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1981, hal. 63. 7 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (terj.) Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI-Press, 1985, 10

(reliable). Di mana dalam tahap ini sumber-sumber yang telah terkumpul dilakukan kritik, baik itu kritik ekstern maupun kritik intern. Kritik ekstern adalah usaha untuk mendapatkan keaslian sumber dengan melakukan penelitian fisik terhadap suatu sumber seperti jenis kertas yang digunakan dan tinta tulisan. Sedangkan kritik intern adalah kritik yang mengacu pada kebenaran sumber, artinya apakah isi atau fakta dokumen itu dapat terpecaya, tidak dimanipulasi dan lain-lain. Tahapan selanjutnya adalah interpretasi. Interpretasi merupakan tahap di mana peneliti berusaha untuk menuangkan berbagai ide pemikirannya yang diperoleh melalui data-data primer ataupun sekunder, sehingga diharapkan data tersebut menjadi data yang objektif. Interpretasi adalah merupakan tahap di mana peneliti berusaha menghubungkan data-data yang didapat di lapangan dengan fakta yang ada. Interpretasi di dalam penelitian ini adalah mengenai objek wisata Pantai Cermin. Tahapan terakhir adalah historiografi, yakni penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya menjadi satu kisah atau kajian yang menarik dan selalu berusaha memperhatikan aspek kronologisnya. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif analitis. Yaitu dengan menganalisis setiap data dan fakta untuk mendapatkan penulisan sejarah yang kritis dan ilmiah. Di tahapan terakhir dalam metode sejarah ini, peneliti menuliskan hasil penelitiannya secara kronologis dan sistematis, mulai dari pengumpulan data, kritik sumber sehingga didapatkan penjelasan mengenai perkembangan objek wisata Pantai Cermin. 11